Tidak ada satu pun agama, hukum,
kebudayaan, dan adat istiadat dari negara manapun dan di zaman apa pun
yang memandang pencuri sebagai orang bermoral. Namun terjadi satu
peristiwa yang sangat mengejutkan saya, yaitu Mao Zedong tidak memandang
para bandit, pembajak, perampok besar di dalam sejarah Tiongkok sebagai
pendosa besar, tetapi justru sebagai pelopor revolusi. Hal ini banyak
luput dari perhatian orang Tionghoa sampai seorang intelektual Jepang
menjuluki Mao Zedong sebagai satu dari empat bandit terbesar dalam
sejarah.
Mengapa seseorang tidak boleh mencuri?
Siapa yang melarang dia mencuri? Apakah mencuri hanya sebatas tindakan
seseorang menyelinap ke dalam rumah orang lain dan mengambil harta yang
ada di situ? Bagaimana dengan orang yang meraup keuntungan besar melalui
bisnis yang kotor, bisakah semua ini dikategorikan sebagai mencuri?
Semua ini perlu kita bahas berkenaan dengan topik ini. Ketika definisi
dari satu istilah yang berkaitan dengan moral diselewengkan dari
definisi asli yang sesuai dengan Alkitab, maka suatu perbuatan dosa akan
bisa diterima oleh masyarakat.
Ketika suatu pemerintahan cenderung mau
menerima paham komunisme, para konglomerat segera lari dari negara itu;
sebaliknya ketika pemerintah mau menerima kapitalisme, orang kaya akan
datang dan orang miskin akan bertambah miskin. Di sini kita melihat
campur tangan pemerintah dalam memindahkan harta milik seseorang atau
suatu kelompok ke kelompok lainnya, karena ideologi yang dianut
pemerintah itu akan berkaitan dengan hak milik kelompok masyarakat
tertentu. Tetapi Tuhan tidak mengizinkan kita membela orang miskin
maupun menjilat orang kaya. Kedua ekstrem ini dikatakan dengan jelas
oleh para nabi. Inilah tugas Gerakan Reformed untuk mengajar jemaat agar
memandang segala perkara dari sudut pandang takhta Tuhan sehingga
semuanya proporsional.
Kitab Suci tidak mengizinkan orang
Kristen untuk membela orang miskin atau menjilat orang kaya. Kaya atau
miskin bukanlah substansi watak seseorang, juga bukan merupakan tanda
orang itu pantas dihormati atau tidak. Ada orang yang memang pantas
menjadi miskin karena malas, tidak menjalankan tugas, dan tidak
bertanggung jawab. Ada juga yang menjadi kaya karena cara yang tidak
jujur, tidak beres, merampas kekayaan yang sebenarnya bukan milik dia.
Dengan kata lain, kekayaan yang diperoleh dengan cara yang hina dan
kemiskinan yang datang karena kemalasan, keduanya tidak diperkenan
Tuhan. Itu sebabnya, Alkitab tidak memperbolehkan kita menilai seseorang
hanya dari pakaian, perhiasan, kedudukan rumah, atau harta yang dia
miliki. Memang konsep nilai dunia amat berbeda dengan konsep nilai
Tuhan. Kata Yesus, orang yang dipandang hormat sangat mungkin sebenarnya
keji di mata Tuhan. Maka saya akan menaruh hormat kepada seseorang yang
memiliki sesuatu yang membuatnya pantas dihormati. Kalau ada yang saya
pandang rendah adalah karena perbuatannya memang rendah. Seorang yang
tidak tahu apakah seseorang pantas dihormati atau tidak, tidak mungkin
menjadi anak Tuhan yang baik. Seorang yang tidak menghormati orang
menurut prinsip yang Tuhan berikan di dalam Alkitab, berarti dia belum
mengerti firman Tuhan. Tuhan Yesus yang sebenarnya berada di tempat
tertinggi, rela lahir di kandang, mengapa banyak orang tua yang tidak memberi kesempatan kepada anaknya untuk mengalami sedikit kesusahan? Kesusahan yang dia dapat sebenarnya sangat penting baginya sebagai modal melayani masyarakat kelak.
Seorang pendeta di Chicago mengirim
anaknya untuk ikut pelayanan misi di Filipina selama beberapa bulan.
Mereka menempatkan anak-anak itu di daerah kumuh. Orang tuanya segera
menyusul anaknya ketika mendengar itu. Dia mendatangi kantor pusat badan
misi itu. Ketika mereka menghantar ke tempat anaknya, hujan lebat
sedang turun dan air menggenang sampai empat puluh sentimeter. Dia
menangis ketika melihat keadaan anaknya. Ketika dia bertanya kepada
anaknya, bagaimana perasaannya, anaknya menjawab bahwa mereka senang
karena mereka merasa Tuhan sedang mendidik mereka. Mereka menjadi tahu
bahwa ada orang yang hidup sedemikian susah, tidak senyaman mereka hidup
di Amerika. Dua bulan kemudian anak-anak itu pulang. Ketika ayahnya
bertanya, apa rencana mereka ke depan, mereka menjawab bahwa mereka mau
menjadi pendeta yang khusus melayani orang-orang miskin. Tuhan sudah
mengubah seluruh hidup mereka lewat pengalaman mengikuti pelayanan misi
itu.
Ada orang yang jatuh miskin karena
hidupnya tidak beres. Di dalam Taurat Musa dituliskan “Jangan membela
orang miskin”. Kita perlu meneliti terlebih dahulu mengapa seseorang
menjadi miskin. Apabila seseorang miskin karena ditindas, ditipu oleh
kalangan yang berkuasa, mungkin dia menjadi minder, mungkin bisa bunuh
diri, atau setiap hari susah payah mencari sesuap nasi untuk
mempertahankan hidupnya. Ada orang yang tadinya baik, tetapi karena
tidak mempunyai uang menjadi perampok, dan kemudian dimasukkan ke dalam
penjara. Ketika orang-orang miskin bersatu dan melawan pemerintah,
timbullah revolusi. Ini yang membuat Mao Zedong mengganti istilah
perampok menjadi pahlawan revolusi.
Di dalam sejarah ada seorang budak yang
sangat pandai. Dia berhasil menghasut seratus ribu budak yang seumur
hidup tidak mungkin bisa bebas. Ia adalah Spartacus. Bahkan ketika dia
mau ditangkap, tentara Roma bertanya kepada ribuan budak siapa yang
bernama Spartacus, maka semua orang mengaku bernama Spartacus dan rela
mati. Akhirnya ketahuan juga, Spartacus disalib dengan ratusan
pengikutnya, istrinya yang cantik dirampas oleh serdadu Romawi. Ada
orang-orang miskin yang nasibnya sangat mengenaskan, tetapi jiwa
kepemimpinannya yang besar mengharuskan kita menghormatinya. Sebaliknya,
ada orang sangat kaya yang begitu rakus dan arogan, suka menghina orang
lain, dan menghina orang miskin.
Kemiskinan, Kekayaan, Harta, dan Hukum
Hukum kedelapan berkata “Jangan mencuri”. Mana yang pantas disebut pencuri besar: pencopet jalanan atau orang yang menipu milik orang lain dengan cara licik? Apakah Tuhan memihak pada pejabat yang tidak menjalankan keadilan? Mengapa orang mencuri? Apakah karena penghasilannya begitu kecil hingga tidak cukup untuk hidup atau kebutuhannya lebih besar dari pendapatannya? Pengertian kebutuhan sering kali dicemari dengan ambisi, kerakusan, ketamakan yang tidak kenal batas. Sering kali istilah kebutuhan membuat seseorang tidak pernah merasa puas dengan apa yang dia dapat dan mendorongnya untuk merebut sesuatu yang bukan miliknya. Hal ini bukan hanya terjadi pada pencopet jalanan, tetapi pada semua lapisan masyarakat, termasuk para penguasa, bahkan seorang presiden sekalipun. Seorang presiden yang menyalahgunakan hak dan kekuasaannya untuk mengambil sesuatu yang bukan miliknya adalah seorang pencuri. Ini yang Theologi Refomed katakan, “Pemerintah dapat menjadi perampok yang sah.” Menurut seorang filsuf Jerman, Friedrich Nietzsche, ada dua sumber hukum, yaitu: 1) Orang kuat, yang jumlahnya sedikit, takut orang miskin akan merampas miliknya sehingga mereka menetapkan hukum untuk menekan kaum mayoritas. Dalam hal ini, hukum hanya merupakan alat kaum minoritas yang kaya dan berkuasa besar untuk menekan orang miskin. 2) Orang miskin, yang jumlahnya banyak, menetapkan hukum guna membatasi kekuasaan orang kaya yang minoritas.
Di dunia yang relatif ini tidak ada
kebenaran mutlak. Hukum yang berlaku di suatu negara mungkin ditolak di
negara lain. Hal yang dilarang di suatu negara, mungkin diperbolehkan di
negara lain, karena sistem nilai dan filsafat yang dianut berbeda di
setiap negara. Di abad pertengahan, seorang homoseks yang ketahuan
melakukan hubungan homo akan diumumkan di depan umum dan dijatuhi
hukuman mati, dipukul sampai mati, atau dipenggal kepalanya. Hukuman ini
membuat orang takut mengakui dirinya homo dan tidak berani melakukan
hubungan homoseks. Maka jumlah kaum homoseks kelihatannya sedikit.
Tetapi apakah hukuman yang keras itu dapat mengubah seseorang atau
mengurangi jumlah pelanggar hukum? Jawabnya adalah tidak. Saat ini,
setelah ratusan tahun kemudian, hukuman mati bagi kaum homoseksual
ditiadakan dan homoseks dipandang sebagai salah satu gaya hidup, di mana
orang di sekelilingnya bisa menerima, menoleransi, dan dengan demikian
jumlah kaum homoseks meningkat sangat tajam. Di Amerika Serikat, kota
San Francisco adalah kota yang paling toleran kepada kaum homoseks. Kota
ini adalah kota pendatang sehingga banyak orang dari berbagai bangsa,
budaya, ras hidup bersama. Dari sekitar tiga juta penduduk, lebih dari
350 ribu orang adalah pendatang dari Filipina, Taiwan, Indonesia,
Thailand, Cina, dan lain-lain. Hal ini membuat mereka sangat toleran
terhadap perbedaan. Pada saat minoritas sudah menjadi mayoritas, mereka
mulai berani menekan minoritas. Sekarang ini, seluruh Eropa mengalami
problem yang sama, yang dahulu tidak pernah mereka pikirkan.
Pada tahun 1453, kota Konstantinopel
jatuh ke tangan orang Islam dan orang Kristen tidak dapat berbuat
banyak. Tembok Konstantinopel yang begitu besar dan kokoh serta
tempat-tempat terpenting lainnya berhasil dihancurkan dengan meriam yang
besar. Padahal pembuat meriam adalah orang Kristen. Orang Islam
membelinya dari orang Kristen lalu dipakai untuk menghancurkan kota-kota
Kristen. Jadi, demi uang orang Kristen telah menghancurkan orang
Kristen. Saat itu, orang Islam merajalela, sementara orang Kristen
begitu bobrok, sibuk dengan organisasi, administrasi, uang, kedudukan,
tetapi tidak lagi memikirkan dan mementingkan perjuangan kehidupan
rohani dan iman, serta sama sekali tidak memedulikan kesucian. Maka
Allah membiarkan kekristenan hancur. Orang Islam mulai merajalela dan
menutup satu per satu gereja sehingga seluruh gereja yang tertulis di
dalam Wahyu 2 dan 3, yaitu Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis,
Filadelfia, dan Laodikia dihancurkan satu per satu, tidak pernah ada
lagi hingga saat ini. Oleh karena itu, ketika orang sudah menjadi
mayoritas, mereka cenderung menindas minoritas. Itu sebabnya negara yang
bisa memelihara dan melindungi minoritas adalah negara yang memiliki
pemerintah yang agung sekali. Di sini kita melihat seperti Nietzsche
yaitu hukum dunia adalah hukum yang relatif, yang cenderung tidak beres.
Hak Kepemilikan
Jadi jangan mengira hanya pencuri dompet di pasar saja yang melanggar hukum kedelapan, karena sebenarnya banyak pencuri lain. Ada pencuri di gereja, seperti orang yang tidak memberikan perpuluhan pada Tuhan tetapi dipakai untuk dirinya sendiri. Demikian pula ada pencuri di pemerintah, di mana orang-orang mengandalkan kuasanya yang besar dan merampas milik orang. Bisa jadi para pejabat mengambil uang yang bukan miliknya dan itu pun adalah pencuri. Maka kita perlu mengerti istilah “mencuri” dalam arti luas sehingga tidak salah mengerti apa yang sebenarnya dimaksud oleh Alkitab. Intinya adalah Tuhan tidak mengizinkan kita mengganggu gugat milik orang lain yang sah.
Jadi jangan mengira hanya pencuri dompet di pasar saja yang melanggar hukum kedelapan, karena sebenarnya banyak pencuri lain. Ada pencuri di gereja, seperti orang yang tidak memberikan perpuluhan pada Tuhan tetapi dipakai untuk dirinya sendiri. Demikian pula ada pencuri di pemerintah, di mana orang-orang mengandalkan kuasanya yang besar dan merampas milik orang. Bisa jadi para pejabat mengambil uang yang bukan miliknya dan itu pun adalah pencuri. Maka kita perlu mengerti istilah “mencuri” dalam arti luas sehingga tidak salah mengerti apa yang sebenarnya dimaksud oleh Alkitab. Intinya adalah Tuhan tidak mengizinkan kita mengganggu gugat milik orang lain yang sah.
Setiap orang yang mengambil milik orang
lain dan menjadikannya miliknya telah melanggar hukum kedelapan. Ketika
orang itu belum bertindak dan sudah mengingini milik orang lain maka ia
telah melanggar hukum kesepuluh. Di sini kita melihat kedua hukum ini
saling terkait secara organik, seperti yang dikatakan oleh Yakobus,
“Melanggar satu hukum adalah sama dengan melanggar semua hukum.” Hukum
kedelapan dan kesepuluh adalah dasar untuk melakukan pembelaan hak asasi
seseorang atas miliknya. Saya boleh tidak mau meminjamkan pakaian saya
kepada orang lain atau tidak memberikan uang kepada seseorang. Itu
karena setiap orang memiliki hak dan penilaian sendiri. Hak ini Tuhan
karuniakan kepada manusia agar setiap orang dapat memiliki hak untuk
menggunakan uang yang telah dia dapatkan dengan cara yang sah. Inilah
dasar yang digunakan oleh PBB di dalam deklarasi hak asasi manusia. Hak
asasi manusia mencakup juga hak milik atas harta bendanya sehingga tidak
boleh diganggu gugat oleh orang lain. Barangsiapa mengganggu
kepemilikan orang lain, dia adalah pelanggar hukum. Bahkan pemerintah,
militer, orang yang kuat fisiknya, tidak berhak mengganggu atau merampas
milik mereka yang lemah. Semua ini sudah tertulis 3.500 tahun yang lalu
di dalam Sepuluh Hukum.
Sepuluh Hukum adalah dasar dari hukum
dunia dari zaman ke zaman, yang tidak dibatasi oleh sistem politik atau
teritori negara karena manusia harus menghargai sesamanya, termasuk
menghargai hak milik yang sah.
Paham komunisme yang berawal dari
kebencian memiliki pemikiran yang berbeda, yaitu masyarakat lapisan
bawah berpikir bahwa merampas milik orang kaya adalah tindakan yang sah.
Mao Zedong menghapus label para bandit sejarah dan memberinya julukan
sebagai pahlawan rakyat. Bandit-bandit itu telah menyita harta orang
lain dan Mao Zedong menjuluki mereka sebagai pahlawan revolusi, yang
berjasa menciptakan masyarakat yang sama rata karena semua harta benda
adalah milik bersama untuk membahagiakan semua rakyat. Saya tidak
mengatakan bahwa semua orang kaya mendapatkan kekayaannya dengan cara
yang sah. Tetapi saya tetap tidak setuju dengan kebijakan yang
mengesahkan perbuatan merampas milik orang kaya dengan sesuka hati. Itu
sebabnya komunisme tidak dapat bertahan lama. Selama tujuh puluh tahun
mereka berusaha menerapkan teori dari Karl Marx namun mengakibatkan
Tiongkok mengalami penderitaan yang luar biasa. Akhirnya komunisme
sekarang hanya menjadi slogan sementara seluruh kebijakan sudah lebih
mirip kapitalisme. Teori Karl Marx memang terlihat paling rumit, paling
besar, paling dalam, dan paling agung di sepanjang sejarah, tetapi pada
kenyataannya, begitu dangkal dan tidak mungkin membahagiakan umat
manusia. Semua negara yang mengadopsi ajaran komunisme dari Karl Marx
mengalami kebangkrutan ekonomi. Hal ini terbukti pada tahun 1917-1989,
tidak ada satu negara pun yang terkecuali.
Di tahun 1989, Deng Xiaoping membelot
dari Mao Zedong yang sudah meninggal empat belas tahun sebelumnya. Dia
mengelilingi bagian Selatan Tiongkok dan kembali ke Beijing, ia
menyatakan, “Ternyata kebenaran bukan hanya satu teori, melainkan
eksperimental. Maka satu-satunya kunci untuk menguji kebenaran dari
suatu teori adalah eksperimen.” Pernyataan ini dijunjung tinggi oleh
rakyat Tiongkok. Tetapi bagi saya, kalimat itu tetap dangkal. Eksperimen
(pengujian atau uji coba) bukanlah cara terbaik untuk mengerti
kebenaran karena eksperimen hanyalah interpretasi manusia secara
subjektif, yang memengaruhi pikirannya dan yang dijadikan kunci olehnya
untuk upaya spekulasinya. Ketika itu diterapkan di zaman yang berbeda
maka hasilnya akan berantakan.
Manusia harus sungguh-sungguh menyadari
bahwa kebenaran mutlak berasal dari Tuhan. Tetapi hal ini baru terjadi
jika Roh Kudus membukakan mata rohani orang itu. Karena itu, Tuhan Yesus
mengatakan bahwa tanpa petunjuk dari Bapa tidak seorang pun dapat
mengenal Anak; dan tanpa petunjuk dari Anak, tidak seorang pun dapat
mengenal Bapa. Jadi bersyukurlah kepada Tuhan untuk iman yang Dia beri.
Betapa bahagianya orang-orang yang pengertian imannya diteguhkan lewat
menaati firman Tuhan dengan sungguh. Kebenaran bukan diperoleh melalui
studi atau eksperimen, melainkan melalui ketaatan akan firman Tuhan dan
pimpinan-Nya karena hanya Dialah yang tidak pernah bersalah.
Setelah Mao Zedong menghapus julukan
bandit atas diri para penjahat dalam sejarah, mereka mulai
mengumandangkan slogan “Berani melawan tradisi adalah suatu perkara yang
rasional”. Dengan pernyataan ini, dia membuka jalan bagi dirinya untuk
menumbangkan semua tradisi. Perlu kita akui bahwa Mao Zedong adalah
seorang yang sangat inovatif, kreatif, piawai dalam sastra, syair,
filsafat yang rumit. Salah satu syair yang ia tulis, “Anda ingin melihat
pahlawan di sepanjang sejarah? Lihatlah hari ini.” Maksudnya, kita
tidak perlu memandang ke tokoh-tokoh masa lampau, seperti Guan Gong atau
yang lain yang dianggap hebat, tetapi yang paling hebat adalah yang
sekarang sedang hadir, yaitu Mao Zedong.
Mao pernah mengatakan tiga pernyataan
yang sangat kurang ajar: 1) Bertarunglah dengan bumi, sukacitamu tak
terhingga; 2) Bertarunglah dengan manusia, sukacitamu tak terhingga; 3)
Bertarunglah dengan langit (Tuhan), sukacitamu tak terhingga. Jadi, kita
melihat bahwa dia memang suka bertarung bahkan berani bertarung melawan
alam, manusia, dan Allah. Sepuluh tahun sebelum dia meninggal, dia
berulang kali mengucapkan pernyataan yang terdiri dari empat huruf
mandarin: rén dìng shèng tiān (manusia pasti dapat mengalahkan
langit). Asal kita berani, kita pasti menang. Tetapi jika kita
mempelajari sejarah negara Tiongkok, kita akan sangat heran dan
terkesiap. Setiap kali Mao Zedong mengatakan pernyataan itu, maka tidak
lama kemudian Tiongkok dilanda bencana alam yang sangat hebat sehingga
mereka harus bekerja keras untuk mengatasi bencana alam itu. Benarkah
manusia bisa mengenyahkan bencana alam?
Beberapa waktu yang lalu, saya
menyinggung tentang gempa bumi dahsyat yang terjadi di provinsi Sichuan
(terjadi pada 21 Mei 2008). Provinsi Sichuan memiliki lapisan bumi yang
paling tebal di seluruh dunia. Menurut statistik, ketebalan lapisan bumi
yang tebal dapat mencapai dua puluh delapan sampai tiga puluh
kilometer. Ketebalan ini cukup untuk menopang bangunan beratus tingkat
tingginya. Di Sichuan, ketebalan bisa mencapai enam puluh kilometer.
Tetapi anehnya, justru di tempat seperti ini terjadi gempa bumi yang
begitu dahsyat sampai menggeser seluruh kota Nanjing sejauh satu meter
dan Himalaya naik sepuluh meter. Hal itu menegaskan bahwa dunia bukan
tempat yang kekal. Tempat yang dianggap paling aman oleh komunis
dijadikan basis komando militer dan ditempati oleh tujuh ribu ahli ilmu
pengetahuan untuk mengembangkan bom atom dan nuklir, justru menjadi
salah satu tempat gempa terbesar di dunia. Beijing mengutus tiga belas
ribu penyelamat untuk menyelamatkan mereka karena kalau mereka semua
mati maka Tiongkok secara militer dan teknologi akan menjadi
ketinggalan.
Di sini kita melihat bahwa kalau Tuhan
bergurau dengan manusia, tidak ada seorang pun yang sanggup meloloskan
diri. Akhirnya komunisme beralih ke sistem yang mirip kapitalisme karena
mereka mengakui bahwa sistem komunisme sudah gagal. Saat itu, Deng
Xiaoping mengeluarkan pernyataan, “Tidak peduli kucing hitam atau kucing
putih, yang penting dia bisa menangkap tikus.” Maksudnya, tidak peduli
komunisme atau kapitalisme, yang penting sistem itu dapat memperbaiki
ekonomi Tiongkok. Sebenarnya sejak tahun 1920-an, Dr. Sun Yat-sen sudah
mengutarakan konsep Tiga Kerakyatan, yang mengarahkan Tiongkok kepada
demokrasi yang didasarkan atas konsep kristiani, yaitu menghargai
rakyat. Tetapi dua puluh enam tahun kemudian, Mao Zedong membentuk
Partai Komunis, menyingkirkan revolusi yang dirintis oleh Dr. Sun
Yat-sen, sehingga Tiongkok kembali ke sistem diktator dan otoritarian.
Orang di negara itu berpikir merampas kekayaan orang kaya bukanlah
sebuah kejahatan. Kita menentang komunisme bukan berarti kita menyatakan
bahwa sistem kapitalisme sesuai Alkitab.
Amerika Serikat yang populasi
penduduknya hanya tujuh persen dari penduduk dunia telah mengonsumsi 65%
sumber daya bumi yang Tuhan berikan. Ini merupakan perampokan
terselubung yang telah merampas hak generasi penerus kita.
Demikian juga ketika seseorang melayani
Tuhan kemudian dipuji dan merasa senang, dia tidak mengembalikan
kemuliaan kepada Tuhan maka dia sedang mencuri kemuliaan Tuhan. Mencuri
harus dimengerti secara luas. Di dalam Alkitab ada dua raja yang dihukum
Tuhan, yaitu: 1) Raja Nebukadnezar. Ia dihukum sepuluh masa, hidup
bagai sapi yang makan rumput. Dia dihukum seperti itu karena dia
menyombongkan diri di atas istananya yang tinggi, megah, dan besar di
Babel. Dia berkata, “Bukankah aku yang menjadikan kota ini begitu
mulia?” Dia lupa bahwa ada Allah di atasnya. Dia lupa pernah mengangkat
Daniel yang Allahnya ada di atas takhta manusia. Inilah mandat budaya
orang Kristen. Setiap orang Kristen yang diletakkan di dalam
pemerintahan harus ingat bahwa tugasnya adalah mengingatkan pemerintah
bahwa di atas mereka ada Allah yang kuasa-Nya jauh lebih tinggi dari
mereka. Makna mandat budaya adalah meletakkan takhta Tuhan di atas
takhta manusia. Itu sebabnya, musik orang Kristen harus memimpin arah
dari musik dunia, politik yang orang Kristen mengerti harus memengaruhi
politik dunia. Maka, Nebukadnezar yang berani bersumbar seperti itu
telah mencuri kemuliaan Allah. Tuhan langsung menghukum dia. Ada
orang-orang yang mencuri waktu dengan tidak setia melakukan tugasnya.
Ada yang mencuri hormat yang seharusnya bukan miliknya. John Sung sangat
suka menyanyikan lagu Mulia bagi Tuhan karena dia merasa
dirinya terlalu banyak dipuji oleh manusia. Dia juga tahu bahwa Tuhan
tidak berkenan manusia dikultuskan. Maka dia senantiasa mengembalikan
kemuliaan kepada Tuhan. Ada banyak versi di mana manusia mencuri
kemuliaan Tuhan, menyombongkan diri secara tidak wajar, yang telah
menjadi kebencian bagi Tuhan. Akibatnya, Allah menurunkan Nebukadnezar
dari takhtanya. Barulah setelah selesai masanya, dia dikembalikan
menjadi raja. 2) Raja Herodes (bukan Herodes Agung). Ia dipuji bahwa dia
berkata-kata seperti Allah dan dia senang menerima pujian itu. Malam
itu juga Allah mengutus seekor ulat untuk menggigit dia dan dia pun
mati. Oleh karena itu, jangan lupa mengembalikan kemuliaan kepada Tuhan
dan memberikan hormat kepada orang yang pantas menerimanya. Orang yang
tidak memiliki kesadaran seperti itu dan terus membiasakan diri mencuri,
entah mencuri kebijaksanaan atau hak orang atas kebijaksanaannya,
mencuri otoritas seseorang, tidak akan diperkenan oleh Tuhan.
Tiga puluh tahun yang lalu, ada
seseorang yang sekarang sudah menyandang gelar Doktor Theologi
mendatangi saya. Dia mengejutkan saya dengan perkataan, “Pak Tong,
ampuni saya yang sudah berbuat salah kepadamu.” Saya tidak merasa dia
pernah berbuat salah kepada saya. Dia mengatakan bahwa dia sudah
mencuri. Ternyata dia mencuri bahan khotbah saya dan dimasukkan ke dalam skripsinya.
Akibatnya dia tidak sejahtera karena kalimat-kalimatnya yang rumit
tetapi ringkas dan lengkap sekali dipuji oleh profesor pembimbingnya.
Saya katakan, “Lebih baik bukan hanya mengaku dosa kepada saya, tetapi
engkau juga menulis surat minta nilaimu diturunkan.” Inilah bedanya
orang Asia dan orang Barat. Orang Barat menghormati orang yang patut
dihormati dan mengakuinya dengan jujur. Tetapi orang Timur tidak. Banyak
pendeta Karismatik yang melarang anggotanya kebaktian di GRII, tetapi
dia sendiri secara diam-diam membeli kaset dan rekaman khotbah saya,
lalu mencurinya dan memakainya di dalam khotbahnya, seolah-olah itu
adalah hasil pikirannya. Ketika saya mengatakan hal ini, ada seorang
pemimpin gereja Karismatik yang kemudian mengaku, “Itulah saya.” Kalau
mau mengutip khotbah orang lain, engkau harus mengatakan dan memberitahu
jemaat dari mana asal kalimat itu, seperti yang saya lakukan di dalam
khotbah saya. Kalau saya mengutip Immanuel Kant, Hume, Agustinus, John
Calvin, dan lain-lain. Dengan demikian kita tidak mencuri.
Di dunia ada banyak tokoh besar seperti
Aristoteles, Plato, Confusius, dan lain-lain. Confusius mengaku dengan
jujur, “Aku mengajarkan kalimat-kalimat penting dari orang kuno, tetapi
aku sendiri tidak menulis buku.” Tetapi ia tidak memberitahukan siapa
orang-orang yang kalimatnya ia kutip dan pakai itu. Ini sikap yang
kurang bagus. Tidak demikian dengan Plato. Ketika ia berusia dua puluh
tahun, ia berguru kepada Socrates, seorang guru yang begitu agung, yang
saat itu berusia enam puluh tahun. Delapan tahun kemudian, pemerintah
menuduh Socrates bersalah dalam dua hal: 1) menghasut para pemuda dan 2)
dia atheis. Maka ia diperintahkan untuk meminum racun Hemlock,
salah satu racun paling keras di Gerika saat itu, yang membuat
seseorang mati rasa dari kaki, terus naik sampai ke jantung, dan membuat
orang meninggal dalam waktu kira-kira dua jam. Malam sebelum dia
dieksekusi, seorang penjaga penjara menghampiri dia dengan cucuran air
mata dan berkata, “Mana boleh orang sebaik engkau mati? Aku memiliki
kunci dan pergilah, biar saya yang mati menggantikan engkau besok karena
dunia membutuhkanmu.” Socrates menjawab, “Tidak. Karena bagiku kematian
hanyalah sebuah pintu yang membawaku ke dunia lain (dia percaya
reinkarnasi). Lagipula, jika aku melarikan diri, mana mungkin aku yang
takut mati ini bisa mengajar murid-muridku lagi?”
Sebelum dia mati, dia mengatakan banyak
hal kepada murid-muridnya, tetapi tidak mengatakan apa-apa kepada Plato
karena Plato adalah muridnya yang paling muda. Plato mau terus berguru
kepada Socrates karena dia merasa masih ada banyak pengajaran gurunya
yang belum dia dapat. Dia belajar delapan tahun sampai Socrates mati,
baru ia pergi dengan sangat sedih. Dia pergi tiga belas tahun,
mengelilingi Mesir, Turki, Arab, India, Israel, baru kemudian kembali ke
Athena dan mendirikan sekolah yang diberi nama Academie.
Inilah cikal bakal adanya akademi di seluruh dunia. Di sekolah itu dia
menerima seorang murid yang sangat pandai, sampai dia berkata,
“Sekolahku terdiri dari tubuh semua muridku dengan hanya satu kepala,
yaitu Aristoteles.” Ketika ia menulis buku, Plato selalu memberitahu
jika ia mengutip kata-kata Socrates. Inilah bedanya Plato dari
Confusius. Confusius ketika menulis tidak menyebutkan sumbernya,
sehingga ketika murid-muridnya mengutip, mereka mengatakan, “Confusius
berkata…” Inilah tradisi Timur. Di Barat, di dalam salah satu buku Plato
yang penting, The Great Dialogue of Plato, ia banyak mengutip
Socrates dengan menulis, “Socrates berkata…,” sehingga sekalipun
Socrates tidak menulis buku, ajarannya tidak dicuri oleh Plato. Jadi
kita melihat ada orang-orang kafir yang lebih etis dari pendeta. Kita
harus belajar untuk tidak mencuri khotbah orang lain. Kalau kita
mengutip maka kita harus memberi tahu sumbernya. Kita harus menghargai
pemikiran orisinal seseorang yang telah menggumulinya dengan susah
payah. Jangan mencuri. Inilah perintah Tuhan di dalam Sepuluh Hukum.
Seiko adalah pabrik arloji yang pertama memproduksi arloji quartz
dan berhasil membuat seluruh dunia kagum. Ketepatannya luar biasa,
tidak sampai satu detik per tahun. Ini memecahkan rekor sejarah. Ketika
arloji itu dijual pada tahun 1970, orang-orang Swiss terkejut. Mereka
yang sudah bertahun-tahun meneliti quartz, tiba-tiba bisa
didahului oleh Jepang yang memproduksinya. Mereka sangat curiga bahwa
Jepang berhasil mencuri hasil riset mereka karena riset itu dikerjakan
sangat panjang.
Alkitab mengatakan “Jangan mencuri”
karena mencuri adalah hal yang tidak etis. Jangan mencuri perpuluhan
karena itu milik Tuhan, jangan mencuri uang yang seharusnya engkau
berikan kepada orang lain yang pantas menerimanya. Kalau engkau sanggup
membayar uang sekolah, jangan minta keringanan karena itu pun suatu
bentuk pencurian. Guru yang mengajar dan yayasan yang mengelola juga
membutuhkan dana. Ada seorang berkata kepada dokter, “Aku miskin, tidak
sanggup bayar biaya dokter.” Dokter itu berkata, “Bayar lima puluh ribu
rupiah.” Pasien itu mengatakan bahwa dia sangat miskin dan tidak punya
uang, hanya punya sepuluh ribu rupiah. Dokter itu berkata, “Ketika tadi
di-rontgen, saya melihat di kantongmu ada paling sedikit dua ratus ribu
rupiah.” Pasien itu berpikir bahwa dia bisa menipu dokter tersebut.
Ingatlah bahwa Tuhan melihat sampai ke hati sanubari seseorang. Amin.
Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : http://www.nusahati.com/2012/08/sepuluh-hukum-hukum-kedelapan-bagian-1/
Ringkasan Khotbah Terkait Sebelumnya :Hukum pertama hingga keempat berbicara tentang hukum vertikal, menyatakan relasi antara Pencipta dan ciptaan.
Hukum 1 : Akulah Allah satu-satunya, jangan ada ilah lain di hadapan-Ku
Hukum 2 : Jangan Menyembah Berhala
Hukum 3 : Jangan Menyebut Nama Tuhan Dengan Sembarangan
Hukum 4 : Kuduskan Hari Sabat
Hukum kelima mulai membahas relasi antara manusia dengan manusia yang Ia cipta.
Hukum 5 : Hormati Orang Tuamu
Hukum 6 : Jangan Membunuh
Hukum 7 : Jangan Berzinah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar