Minggu, 30 September 2012

Jangan Menunggu

Jangan menunggu bahagia, baru tersenyum.
Tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia
Jangan menunggu kaya, baru mau beramal.
Tapi beramal lah, maka kamu semakin kaya
Jangan menunggu termotivasi, baru bergerak.
Tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi
Jangan menunggu dipedulikan orang baru anda peduli,
Tapi pedulilah dengan orang lain! maka anda pasti akan dipedulikan…
Jangan menunggu orang memahami kamu, baru kita memahami dia.
Tapi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu
Jangan menunggu terinspirasi, baru menulis.
Tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu
Jangan menunggu proyek, baru bekerja.
Tapi berkerjalah, maka proyek akan menunggumu
Jangan menunggu dicintai, baru mencintai.
Tapi belajarlah mencintai, maka anda akan dicintai
Jangan menunggu banyak uang, baru hidup tenang.
Tapi hiduplah dengan tenang, maka bukan hanya sekadar uang yang datang, tapi damai sejahtera.
Jangan menunggu contoh, baru bergerak mengikuti.
Tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti
Jangan menunggu sukses, baru bersyukur.
Tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/jangan-menunggu/

Doktrin Roh Kudus (Bagian 2)

Turunnya Roh Kudus ke dalam dunia merupakan pemberian Allah yang terbesar bagi Gereja. Janji Allah yang terbesar adalah hidup kekal, dan hidup kekal diberikan melalui Roh Kudus yang membawa kita untuk taat kepada Kristus. Namun, hanya empat pasal di dalam Kisah Para Rasul (pasal 2, 8, 10, dan 19) yang mencatat bahwa Roh Kudus turun. Pertama, Roh Kudus turun di hari Pentakosta. Ini adalah penggenapan janji dalam Perjanjian Lama. Hanya tujuh kali Alkitab mencatat tentang baptisan Roh Kudus. Baptisan Roh Kudus berarti Tuhan Yesus membersihkan kita melalui Roh Kudus. Roh Kudus bukanlah Inisiator. Alkitab dengan jelas mencatat bahwa Yesus membaptiskan kita dengan Roh Kudus, Pribadi Ketiga Allah Tritunggal yang tidak kelihatan. Sehingga Yesus menjadi Pembaptis dan Roh Kudus dipakai oleh Yesus untuk membersihkan orang yang dipilih, yang sekaligus mengubah status orang itu dari orang berdosa menjadi orang suci. Ketika Yesus sudah naik ke surga, Dia juga melakukan baptisan itu sebagai Pribadi Kedua yang sekarang tidak lagi kelihatan, menggunakan Pribadi Ketiga yang juga tidak kelihatan. Jadi, yang tidak kelihatan memakai yang tidak kelihatan untuk membersihkan yang kelihatan. Kita semua perlu Yesus untuk membersihkan kita dengan Pribadi Ketiga dari Allah Tritunggal, yaitu Roh Kudus.

Mengapa selain di dalam Kisah Para Rasul tidak ada bagian lain yang mencatat tentang turunnya Roh Kudus? Dalam sejarah Gereja, kita juga tidak melihat adanya bapa-bapa Gereja yang mencatat Roh Kudus turun kepada mereka. Tidak ada satu pun dari para tokoh Reformator yang mengatakan Roh Kudus turun kepada mereka dan sampai abad ke-20, Roh Kudus juga tidak turun kepada manusia lagi. Roh Kudus turun sebanyak empat kali: di Yerusalem, di Samaria, di rumah Kornelius di Yope, dan terakhir di Efesus. Dari Yerusalem sampai ke Efesus berarti dari kota paling dekat sampai kota paling jauh, dari tempat orang Yahudi sampai tempat orang kafir, dari tempat paling tepi lalu menyeberang ke benua Eropa. Artinya, Kerajaan Surga dimulai dari inti (pusat) yaitu Yerusalem, bertumbuh, berkembang, mengalir, dan meluas sampai ke tempat paling ujung. Roh Kudus turun sebanyak empat kali mewakili empat titik awal dan empat lapisan wilayah penginjilan yang baru. Mulai dari Yerusalem lalu bergeser terus sampai ujung bumi. Hal ini berkait dengan janji Yesus Kristus, yaitu: ”Kalau Roh Kudus turun kepada kamu, maka kamu akan mendapatkan kuasa untuk bersaksi bagi Aku dari Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi.” (Kis. 1:8). Semua pengajaran Kitab Suci adalah menyatu. Untuk mempunyai pengertian yang menyatu diperlukan satu kepekaan yang luar biasa dan diperlukan satu penyelidikan yang tuntas. Roh Kudus turun di Yerusalem, Samaria, rumah Kornelius (Yudea), dan Efesus (ujung bumi). Melalui keempat lingkaran ini, seluruh muka bumi sudah diwakili oleh keempat kota ini. Maka, genaplah seluruh penyataan bahwa Injil dikabarkan ke seluruh dunia. Maka, kita mengerti mengapa Roh Kudus tidak turun lagi di tempat lain.

Yerusalem, tempat pertama, menjadi tempat yang paling penting karena bersifat kolektif, universal, dan bersifat mewakili seluruhnya. Di dalam Kitab Suci ada satu prinsip bahwa yang pertama itu bersifat wakil. Adam disebut orang pertama yang mewakili semua orang yang berdosa dan Yesus mewakili semua orang yang diselamatkan. Di dalam Adam, kehendak manusia melawan kehendak Allah; di dalam Yesus, kehendak manusia Yesus ditaklukkan ke dalam kehendak Allah. Di dalam Adam, dia berdosa; di dalam Yesus Kristus, Dia kudus. Di dalam Adam, ada dosa yang mengakibatkan maut; di dalam Kristus, ada kesucian yang memberikan hidup. Di dalam Adam, semua mati; di dalam Kristus, semua akan bangkit. Di dalam Adam, manusia binasa; di dalam Kristus, manusia memperoleh hidup yang kekal. Kedua orang ini menjadi titik permulaan/starting point yang mewakili dua aliran hidup yang berbeda.

Kota Yerusalem menerima Roh Kudus sebanyak satu kali dan bersifat perwakilan. Sebanyak 120 orang menerima dan sesudah itu mereka mengabarkan Injil dengan karunia dari Roh Kudus ke berbagai bahasa yang mengakibatkan orang-orang dari 15 tempat yang berbeda mengerti firman Tuhan. Injil bukan dimonopoli oleh orang Yahudi. Ketika manusia meninggikan nama Kristus, di situ bahasa dipersatukan lagi. Turunnya Roh Kudus adalah bersifat kolektif (satu kali untuk selama-lamanya) dan universal (tidak perlu Roh Kudus turun lagi). Tetapi untuk sampai ke ujung bumi, tahapnya ada empat. Setiap tempat akan mengalami hal yang sama dan keempat tempat ini mewakili setiap orang dari setiap zaman. Waktu engkau menerima Roh Kudus, apakah Roh Kudus turun lagi dari surga? Tidak perlu! Sejak pertama kali Roh Kudus turun di Yerusalem, itu menjadi suatu jaminan bahwa Roh akan diberikan kepada setiap orang yang sungguh-sungguh percaya. Jadi, baptisan Roh Kudus di dalam pasal kedua adalah baptisan Roh Kudus yang bersifat representatif. Oleh sebab itu, Gereja yang kudus dan am terjadi pada waktu rasul-rasul menerima Roh Kudus di pasal kedua. Ketika rasul-rasul menerima Roh Kudus, apakah mereka sudah percaya kepada Yesus? Apakah mereka sudah diutus oleh Yesus untuk mengabarkan Injil? Sudah. Apakah mereka sudah dibaptiskan? Pernahkah Petrus dibaptis dalam nama Yesus? Siapakah yang membaptiskan Petrus, Yohanes, Yakobus, dan para rasul yang lain? Apakah mereka saling membaptis dan menumpangkan tangan? Alkitab tidak pernah mencatat mereka menerima baptisan dalam nama Yesus. Mereka dipilih langsung oleh Yesus, mengikut Yesus selama tiga setengah tahun dan dikuduskan oleh Yesus dengan Roh Kudus. Mereka menerima Roh Kudus secara langsung melalui hembusan itu. Sekarang Benny Hinn ikut-ikutan, padahal di Alkitab dikatakan bahwa yang menghembuskan Roh Kudus adalah Yesus. Kalau seorang hamba Tuhan tidak mau mengerti Alkitab dan menyamakan diri dengan Yesus, pasti menjadi bidat. Bagaimana pintar dan hebatnya otakmu, jangan sembarangan membuat inovasi sendiri sehingga akhirnya memperkirakan dirimu sebagai Allah. Sekarang banyak orang Pantekosta suka tumpang tangan karena memakai ayat-ayat ini. Padahal Paulus, Petrus, dan lain-lain tidak pernah menghembuskan Roh Kudus. Lalu banyak orang heran, kalau bukan dari Tuhan, mengapa bisa “jatuh”? Justru jatuh itu adalah kuasa supernatural. Supranatural kalau sudah terjadi, kita terkejut dan kagum, tetapi apakah semua hal supra-alam itu pasti dari Tuhan Allah? Waktu Musa membuang tongkatnya, tongkat itu menjadi ular, ahli sihir langsung melakukan yang sama. Musa sebagai hamba Tuhan yang sadar, mereka hamba Tuhan yang belum sadar mau ikut-ikutan. Pada waktu tongkat Musa menjadi ular, ular Musa menelan ular dari ahli sihir itu. Lalu ular Musa menjadi tongkat lagi dan ular dari ahli sihir itu hilang. Jangan melihat sebagian dan jangan melihat permulaan dan gejala, tetapi lihatlah bagaimana kuasa Tuhan bekerja. Hanya orang bodoh yang mengatakan bahwa semua adalah sama. Apakah semua universitas sama? Apakah semua perempuan sama sehingga ketika engkau mau menikah, engkau tidak perlu memilih karena semua perempuan sama? Orang yang tidak mengerti tidak menuntut karena semuanya dianggap sama. Untuk mengerti perbedaan diperlukan pikiran, observasi, pengujian, dan pengertian tingkat value. Mengapa saat Benny Hinn menghembus, orang bisa jatuh? Apakah itu kuasa Roh Kudus? Bukan! Dari mana tahu bukan dari Roh Tuhan? Karena Roh Tuhan adalah Roh kebenaran. Roh yang mewahyukan kebenaran dan memberikan kita Kitab Suci, dan di dalam Kitab Suci tidak ada orang meniup kemudian orang jatuh. Roh Kudus adalah Roh yang membangunkan bukan menjatuhkan. Maka seharusnya ketika orang mendapatkan Roh Kudus, ia menjadi bangun. Tetapi mengapa justru banyak yang jatuh? Apakah karena di hadapan Tuhan lalu rendah hati dan jatuh? Adakah orang yang di hadapan Tuhan jatuh? Banyak, tapi jatuhnya ke mana? Tidak semua jatuh itu sama. Apakah Alkitab mencatat ada orang jatuh lalu tutup mata dan menjadi tidak sadar karena Roh Kudus? Tidak ada! Tidak semua gejala supra alam sama dengan yang ada di dalam Alkitab. Itu roh lain. Mungkin dari setan atau mungkin dari kuasa manusia yang tidak taat kepada Tuhan. Tuhan mengizinkan seseorang memamerkan suatu kuasa supernatural yang berada dalam potensi manusia tetapi diarahkan pada hal yang lain. Kalau itu sesuai dengan Roh Kudus, pasti di dalam Alkitab ada hal yang sama.

Pernah seorang hamba Tuhan bertanya kepada saya setelah ada pengkhotbah yang berbicara di gerejanya dan akhirnya ketika ia memanggil orang ke depan, banyak yang jatuh. Saya memberikan pertanyaan padanya, apakah mereka jatuh sesudah atau sebelum tumpang tangan? Ia menjawab sesudah tumpang tangan. Lalu saya bertanya lagi, adakah di dalam Alkitab orang yang ditumpang tangan akhirnya jatuh? Tidak ada bukan? Pernahkah Yesus tumpang tangan lalu semua jatuh satu per satu? Tidak ada! Apakah berarti ia lebih hebat dari Yesus? Jangan sembarangan memberi konklusi! Karena di dalam Kitab Suci yang diwahyukan Roh Kudus, tidak pernah terjadi hal ini. Kedua, ke mana arah jatuh mereka? Apakah ke kanan, kiri, depan, atau belakang? Semuanya jatuh ke belakang. Jatuh ke belakang sangat berbahaya karena kalau terbentur dan kena saraf yang penting, maka bisa mengakibatkan kematian. Mungkinkah ketika Roh Kudus memenuhi seseorang, Roh Kudus menyebabkan seseorang terjatuh ke belakang secara tidak sadar? Mereka yang jatuh harus ditahan oleh orang lain supaya tidak terkena benturan karena mereka sendiri tidak mempunyai kekuatan untuk memelihara dirinya sendiri. Jadi, percayakah engkau bahwa ini adalah pekerjaan Roh Kudus? Pertama, tidak ada tercatat di dalam Alkitab. Kedua, mengapa tidak jatuh ke kanan, kiri, atau depan, tapi hanya jatuh ke belakang? Ketiga, mengapa perlu seseorang untuk menahan supaya tidak terbentur? Karena dia tidak bisa membela dan melindungi diri. Semua pengawasan terhadap diri dan kekuatan untuk sadar akan bahaya sudah tidak ada. Lalu saya tanya, “Do you think, do you believe, do you confirm that is the work of the Holy Spirit?” Roh datang untuk membangunkan, Roh datang untuk mencelikkan, Roh datang untuk membuka mata, Roh datang untuk menyadarkan, tetapi Roh bukan datang untuk mengacaukan, Roh bukan datang untuk menjadikan orang menjadi tidak sadar, Roh bukan datang untuk menidurkan, dan Roh bukan datang untuk menjatuhkan.

Baptisan Roh Kudus adalah pembersihan. Istilah baptisan, pembersihan, harus dikaitkan dengan hidup suci, kebenaran, dan hidup lebih dekat dengan Tuhan. Baptisan bukan untuk mendapat karunia lidah karena karunia lidah pun harus diuji terlebih dahulu. Kalau kaum intelektual tidak bisa membedakan hal rohani dan tidak bisa mengonfirmasikan itu sesuai dengan Kitab Suci atau tidak, sehingga menerima semua itu, maka engkau akan menjadi alat Iblis untuk menghancurkan Kekristenan. Saya tidak peduli apakah engkau senang atau tidak mendengar hal-hal seperti ini, tetapi gereja ini tidak main-main. Waktu Roh Kudus turun pertama kali di Yerusalem, rasul-rasul tidak dibaptiskan dalam nama Yesus Kristus atau dalam nama kudus Allah Tritunggal karena mereka menerima panggilan untuk diutus dan membaptiskan sehingga mereka tidak perlu dibaptiskan. Semua gelar doktor diterima dari seorang guru yang memberikan gelar doktor. Tetapi gelar doktor pertama pasti diberikan oleh guru yang tidak ada gelar doktornya. Sebab dialah yang pertama. Jadi, semua rasul tidak perlu dibaptiskan karena mereka langsung menerima panggilan, langsung diutus, langsung diperintahkan oleh Yesus untuk pergi membaptiskan orang lain. Maka, tidak ada rasul yang perlu dibaptiskan.

Pasal ke-8 mencatat bahwa mereka sudah dibaptiskan dalam nama Yesus tetapi tidak ada Roh Kudus. Mengapa menerima Yesus saja masih tidak cukup? Mengapa sesudah dibaptiskan dalam nama Yesus masih perlu menerima Roh Kudus? Petrus mengatakan, ”Hanya dibaptis dalam nama Yesus tidak cukup, perlu Roh Kudus.” Mengapa perlu Roh Kudus? Karena Gereja adalah orang yang beriman dan iman adalah reaksi manusia kepada kebenaran dan kebenaran hanya diwahyukan oleh Roh Kudus. Sedangkan dibaptiskan dalam nama Yesus adalah satu wadah, satu upacara memakai air namun air tidak pernah membersihkan kita. Itu sebabnya di dalam Gereja Reformed Injili Indonesia, setiap kali saya membaptiskan, saya memakai air membaptiskan engkau untuk melambangkan Roh Kudus turun kepada kamu. Hanya lambang! Saya hanya hamba Tuhan, saya bukan Allah, maka saya tidak bisa menyucikan orang. Saya hanya melakukan ini sebagai lambang menyatakan hadirnya iman dan pengalaman sejati Anda di dalam rohmu. Engkau tetap membutuhkan Roh Kudus untuk membersihkan engkau, bukan saya. Maka Petrus mengatakan tidak cukup. Baptisan dalam nama Yesus tidak cukup karena harus menerima Roh Kudus. Karena itu, Petrus menumpangkan tangan ke atas mereka dan Roh turun. Mengapa harus Petrus yang menumpangkan tangan? Mengapa setelah Filipus mengabarkan Injil lalu membaptiskan mereka yang menerima Tuhan menjadi orang Kristen tidaklah cukup? Karena Gereja harus dibangun di atas rasul dan nabi, bukan nabi dan rasul. Hal ini muncul secara jelas di dalam Perjanjian Baru sebanyak tiga kali dan urutannya tidak pernah terbalik (1Kor. 12:28 dan Ef. 4:11, Ef. 2:20). Kitab Suci begitu ketat. Jangan memperalat Kitab Suci lalu bersaksi ke sana-sini membawa cerita diri. Berapa banyak pendeta yang menceritakan mimpi mereka lalu mengatakan, “Tuhan berkata kepadaku…”? Semua perkataan Tuhan sudah dicatat di dalam Kitab Suci dan tidak perlu ditambah lagi; apalagi dengan mimpi-mimpi yang tidak sesuai dengan firman yang tercatat di dalam Alkitab. Ketika Petrus mengatakan, “Engkau harus mendapat Roh Kudus,” dia tumpang tangan. Dia tumpang tangan justru kepada orang yang sudah menerima baptisan tentang Yesus. Mengapa mereka sudah menerima baptisan di dalam Yesus, sedangkan Petrus ataupun Yohanes sendiri belum pernah menerima baptisan dalam nama Yesus? Ini karena Petrus dan Yohanes adalah rasul.

Perjanjian Lama ditulis oleh nabi. Perjanjian Lama dahulu baru Perjanjian Baru, bukan? Dengan demikian, mereka semua tahu bahwa nabi mendahului rasul. Rasul mendahului nabi karena Perjanjian Baru adalah penggenapan Perjanjian Lama dan kunci untuk mengerti Perjanjian Lama. Perjanjian Baru terkandung di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Lama baru digenapi oleh Perjanjian Baru. Dengan demikian, kita tidak boleh melihat dari Perjanjian Lama karena akan kabur, tetapi dari Perjanjian Baru melihat Perjanjian Lama akan jelas karena sudah genap. Perjanjian Baru adalah satu penggenapan, satu bangunan yang sudah betul-betul selesai. Lalu dari Perjanjian Baru melihat Perjanjian Lama. Misalnya di Perjanjian Lama ditulis, “Kami seperti domba tersesat, semua dosa ditanggungkan pada Dia.” Di Perjanjian Baru melihat Yesus di kayu salib baru kita mengerti ketika Dia mengatakan, “Bapa, ampunilah mereka.” Yesus layak memohon doa pengampunan ini karena Ia adalah Wakil yang menggantikan. Kita baru mengerti apa yang dikatakan di dalam Yesaya 53 dan gabungan Kisah Para Rasul 8 dan 10 yang terjadi di dalam Perjanjian Baru. Yohanes Pembaptis hanya melayani selama satu tahun lalu dibunuh. Yesus mengatakan bahwa tidak ada nabi yang dibangkitkan lebih besar dari Yohanes Pembaptis karena dialah yang menggenapinya. Nabi lain hanya melihat dari jauh sedangkan Yohanes Pembaptis benar-benar melihat dari dekat bahwa Yesus adalah Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Ia juga melihat bagaimana Yesus adalah sungguh-sungguh Manusia Allah dimana Roh Kudus dicurahkan ke atas-Nya. Rasul-rasul yang tidak pernah dibaptiskan dalam nama Yesus mengatakan bahwa dibaptiskan dalam nama Yesus saja tidak cukup, kamu harus menerima Roh Kudus lalu mereka menumpangkan tangan ke atas jemaat.

Kalau di Samaria perlu tumpang tangan oleh rasul, apakah berarti di kota-kota saat ini juga perlu ada rasul yang datang? Tidak. Mengapa waktu itu perlu rasul, sekarang tidak? Mengapa sida-sida yang pulang ke Ethiopia dan gereja di Ethiopia tidak perlu rasul? Keempat kali Roh Kudus turun mewakili keempat tempat di mana Injil akan dipelopori ke seluruh dunia. Pada pasal kedua, mereka tidak sadar bahwa Roh Kudus belum mewahyukan seluruh Kitab Suci sampai sempurna sehingga tidak ada satu pun gereja yang boleh menganggap diri sudah sah. Kecuali di Yerusalem yang menjadi kolektif, representatif, universal sekali untuk selama-lamanya. Roh Kudus turun langsung atas rasul, itulah gereja yang sah, gereja induk, gereja permulaan, gereja menjadi dasar gereja seluruh dunia, maka semua gereja yang lain tidak sah. Mengapa? Karena di Efesus 2:20, Gereja didirikan atas dasar rasul dan nabi. Di Samaria, Injil sudah diberitakan, banyak yang sudah menerima Tuhan dan sudah dibaptiskan. Gereja yang benar harus memiliki dasar “Yesus mati bagi aku, Yesus bangkit kembali.” Inilah Injil. Tetapi siapa memberitakan Injil ini? Saya hanya percaya Yesus yang dikabarkan oleh Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Seluruh Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berbicara tentang Yesus. Perjanjian Lama ditulis oleh nabi, Perjanjian Baru ditulis oleh rasul. Jadi, Gereja ini berdiri di atas Kristus, dan bukan saja demikan, nabi dan rasul memberikan dasar kepada kita dan keduanya bersaksi tentang Kristus. Tetapi bagi jemaat Samaria, saat itu mereka hanya memiliki Perjanjian Lama. Perjanjian Baru belum dicatat sehingga gereja itu belum memiliki dasar rasul dan nabi. Mereka percaya nabi hanya karena dulu masih belum Kristen, sebagai orang Yahudi pernah mendengar. Tetapi sekarang mereka tidak ada dasar, Yesus itu disaksikan oleh siapa? Disaksikan oleh rasul sedangkan Filipus bukan rasul. Di dalam Alkitab ada dua Filipus: Filipus yang adalah rasul dari kedua belas rasul yang dipanggil oleh Tuhan Yesus sendiri, dan seorang Kristen di Yerusalem yang akhirnya dipilih menjadi majelis (diaken). Jadi, rasul dipilih oleh Tuhan sendiri. Majelis dipilih dari jemaat sehingga majelis yang suka mengabarkan Injil sangat baik, tetapi dia tidak bisa mewakili rasul. Tempat di mana rasul tidak bisa pergi maka majelis yang pergi. Ketika Filipus yang adalah majelis memberitakan Injil di Samaria, banyak orang percaya namun ini belum cukup, walaupun sudah didirikan gereja di sana. Mengapa? Karena hanya ada Perjanjian Lama dan belum ada Perjanjian Baru, maka Petrus dan Yohanes diutus untuk mengonfirmasikan gereja karena mereka adalah rasul. Amin.

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/doktrin-roh-kudus-bagian-2/

Lee Myung Bak – Kisah Seorang Presiden

Jika kita sering mendengarkan filosofi “Success is My Right”, yakni sukses adalah hak milik siapa saja, barangkali kisah yang dialami presiden terpilih Korea Selatan ini mampu menjadi contoh nyata. Lee Myung-bak yang baru saja memenangkan pemilu di Korea ternyata punya masa lalu yang sangat penuh derita. Namun, dengan keyakinan dan perjuangannya, ia membuktikan, bahwa siapa pun memang berhak untuk sukses. Dan bahkan, menjadi orang nomor satu di sebuah negara maju layaknya Korea Selatan.

Coba bayangkan fakta yang dialami oleh Lee pada masa kecilnya ini. Jika sarapan, ia hanya makan ampas gandum. Makan siangnya, karena tak punya uang, ia mengganjal perutnya dengan minum air. Saat makan malam, ia kembali harus memakan ampas gandum. Dan, untuk ampas itu pun, ia tak membelinya. Keluarganya mendapatkan ampas itu dari hasil penyulingan minuman keras. Ibaratnya, masa kecil Lee ia harus memakan sampah.

Terlahir di Osaka, Jepang, pada 1941, saat orangtuanya menjadi buruh tani di Jepang, ia kemudian besar di sebuah kota kecil, Pohang, Korea. Kemudian, saat remaja, Lee menjadi pengasong makanan murahan dan es krim untuk membantu keluarga. “Tak terpikir bisa bawa makan siang untuk di sekolah,”sebut Lee dalam otobiografinya yang berjudul “There is No Myth,” yang diterbitkan kali pertama pada 1995.

Namun, meski sangat miskin, Lee punya tekad kuat untuk menempuh pendidikan tinggi. Karena itu, ia belajar keras demi memperoleh beasiswa agar bisa meneruskan sekolah SMA. Kemudian, pada akhir 1959, keluarganya pindah ke ibukota, Seoul, untuk mencari penghidupan lebih baik. Namun, nasib orangtuanya tetap terpuruk, menjadi penjual sayur di jalanan. Saat itu, Lee mulai lepas dari orangtua, dan bekerja menjadi buruh bangunan. “Mimpi saya saat itu adalah menjadi pegawai,” kisahnya dalam otobiografinya.

Lepas SMA, karena prestasinya bagus, Lee berhasil diterima di perguruan tinggi terkenal, Korea University. Untuk biayanya, ia bekerja sebagai tukang sapu jalan. Saat kuliah inilah, bisa dikatakan sebagai awal mula titik balik kehidupannya. Ia mulai berkenalan dengan politik. Lee terpilih menjadi anggota dewan mahasiswa, dan telibat dalam aksi demo antipemerintah. Karena ulahnya ini ia kena hukuman penjara percobaan pada 1964.

Vonis hukuman ini nyaris membuatnya tak bisa diterima sebagai pegawai Hyundai Group. Sebab, pihak Hyundai kuatir, pemerintah akan marah jika Lee diterima di perusahaan itu. Namun, karena tekadnya, Lee lantas putar otak. Ia kemudian membuat surat ke kantor kepresidenan. Isi surat bernada sangat memelas, yang intinya berharap pemerintah jangan menghancurkan masa depannya. Isi surat itu menyentuh hati sekretaris presiden, sehingga ia memerintahkan Hyundai untuk menerima Lee sebagai pegawai.

Di perusahaan inilah, ia mampu menunjukkan bakatnya. Ia bahkan kemudian mendapat julukan “buldozer”, karena dianggap selalu bisa membereskan semua masalah, sesulit apapun. Salah satunya karyanya yang fenomonal adalah mempreteli habis sebuah buldozer, untuk mempelajari cara kerja mesin itu. Di kemudian hari, Hyundai memang berhasil memproduksi buldozer.

Kemampuan Lee mengundang kagum pendiri Hyundai, Chung Ju-yung. Berkat rekomendasi pimpinannya itu, prestasi Lee terus melesat. Ia langsung bisa menduduki posisi tertinggi di divisi konstruksi, meski baru bekerja selama 10 tahun. Dan, di divisi inilah, pada periode 1970-1980 menjadi mesin uang Hyundai karena Korea Selatan tengah mengalami booming ekonomi sehingga pembangunan fisik sangat marak.

Setelah 30 tahun di Hyundai, Lee mulai masuk ke ranah politik dengan masuk jadi anggota dewan pada tahun 1992. Kemudian, pada tahun 2002, ia terpilih menjadi Wali Kota Seoul. Dan kini, tahun 2007, Lee yang masa kecilnya sangat miskin itu, telah jadi orang nomor satu di Korea Selatan. Sebuah pembuktian, bahwa dengan perjuangan dan keyakinan, setiap orang memang berhak untuk sukses.

Keberhasilan hidup Lee, mulai dari kemelaratan yang luar biasa hingga menjadi orang nomor satu di Korea Selatan, adalah contoh nyata betapa tiap orang bisa merubah nasibnya. Jika orang yang sangat miskin saja bisa sukses, bagaimana dengan kita? Mulailah dengan keyakinan, perjuangan, dan kerja keras, maka jalan sukses akan terbuka bagi siapapun.

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/lee-myung-bak-kisah-seorang-presiden/

Doktrin Roh Kudus (Bagian I)

Turunnya Roh Kudus ke dunia adalah pemberian terbesar Allah bagi Gereja. Hidup kekal adalah janji terbesar Allah. Hidup kekal diberikan melalui Roh Kudus yang membawa kita untuk taat kepada Kristus. Inilah definisi orang Kristen sejati menurut 1 Petrus 1:2, yang mencakup karya Tiga Pribadi Allah Tritunggal: i) dipilih oleh Allah; ii) dikuduskan oleh Roh Kudus; dan iii) taat pada Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Satu ayat yang mengungkapkan doktrin Predestinasi, Tritunggal, Kesela­matan, dan Karya Roh Kudus dengan begitu tepat, singkat, dan sempurna. Orang-orang dari segala bangsa, segala tempat, segala zaman yang dipilih oleh Allah Bapa dan digerakkan oleh Roh Kudus dari pasif menjadi aktif, dari tak mengerti menjadi mengerti, dari membangkang menjadi taat pada Yesus Kristus, menerima percikan darah-Nya, dan dikumpulkan menjadi Gereja yang kudus (sifat gereja) dan Am (universal).

Di segala zaman, selalu ada orang yang sulit untuk mengerti doktrin Allah Tritunggal, Kristologi, Soteriologi, terlebih lagi doktrin Roh Kudus. Juga terdapat banyak orang yang tidak mengerti dengan benar, tetapi berani untuk bersuara lantang dan berbicara seperti orang yang mengerti. Orang-orang yang tak mau mempelajari doktrin dengan sungguh-sungguh, secara sadar atau tidak sadar telah menanamkan benih salah-mengerti di dalam diri jemaat yang mengakibatkan perpecahan gereja yang tak pernah ada habisnya. Sejak 30 tahun silam, pernyataan: “Jangan ke Gereja Protestan, GRII, Katholik… karena di sana tidak ada Roh Kudus” terus menjalar, membuat orang tidak mau mendengar khotbah yang penting dan benar. Di tempat dan pada saat seseorang menyampaikan berita Injil yang murni, menelaah Alkitab secara akurat dan mendalam, membawa orang kembali pada firman Tuhan, ada suara yang mencegah orang Kristen untuk mendengar. Mungkinkah suara itu berasal dari Tuhan? Tentu tidak! Roh Kudus yang sudah mewahyukan kebenaran kepada nabi-nabi di Perjanjian Lama dan kepada rasul-rasul di Perjanjian Baru untuk menulis Alkitab, tentu ingin agar manusia mengerti kebenaran dan beriman. Suara seperti itu bertentangan dengan suara Roh Kudus.

Pekerjaan Roh Kudus terbesar adalah:

1. Roh Kudus Menurunkan Firman Tertulis
Firman harus menjadi dasar agar kita mengerti, beriman, dan beroleh hidup. Firman sebagai dasar karena melalui firman yang Allah wahyukan di Kitab Suci, kita dapat mengenal Allah dengan benar. Jadi, bentuk pertama dari firman yang diturunkan oleh Roh Kudus dari sorga ke dunia adalah Alkitab, dan iman datang dari mendengar firman Tuhan yang sejati. Firman itu tertanam di hati kita sebagai benih yang hidup, yang berakar ke bawah, dan berbuah ke atas. Jadi, iman bukan datang dari diri kita sendiri. Kalau ada seseorang yang sakit dan memerlukan banyak dana lalu mendengar ada orang mengatakan, “Ayo ikut kebaktian, kau akan sembuh,” dia akan pergi. Saat diminta untuk beriman, dia mengatakan, “Tuhan, aku beriman, sembuhkan aku.” Imannya adalah iman ingin sembuh, ini tidak sesuai dengan prinsip Alkitab bahwa iman datang dari mendengar Firman. Tentu bukan maksud saya untuk mengatakan bahwa manusia sendiri tak mungkin punya iman. Karena tertulis di Alkitab, orang datang pada Tuhan karena percaya ada Tuhan dan percaya Dia memberi pahala pada orang yang mencari Dia. Itu berarti bahwa manusia punya iman natural, yang oleh Theologi Reformed disebut anugerah umum. Anugerah umum berasal dari Tuhan namun anugerah umum harus disusul dengan anugerah keselamatan. Jadi, mengapa dikatakan “orang yang datang kepada Tuhan karena ingin sembuh tak sesuai dengan prinsip Alkitab?” Karena menuntut berkat, kaya, lancar, sukses, dan makmur terdapat di semua agama. Itu sebabnya orang pergi ke Gunung Kawi, Sam Po Kong, kelenteng, kuil-kuil, dan lain-lain. Mengapa orang menuntut semua itu? Karena sifat egois manusia. Itu sebabnya orang melakukan korupsi, berbisnis curang, dan menipu untuk memperkaya diri. Maka kata Yesus, “Jika engkau tidak menyangkal diri, engkau tidak layak mengikut Aku.” Jadi, orang yang percaya hanya berdasarkan iman natural tidak bisa menjadi orang Kristen yang baik. Dia perlu mendengar Firman kebenaran. Firman kebenaran akan menerangi dia untuk mengoreksi diri, melepaskannya dari egoisme, belajar mengikuti Tuhan dengan taat, memikul salib, dan menjadi orang yang berkenan pada Tuhan yang di sorga. Jadi, iman yang kau dapat melalui mendengar Firman adalah kekuatan yang akan mengarahkanmu untuk memuliakan Tuhan dan hidupmu menjadi mulia.

Pekerjaan Roh Kudus yang terbesar adalah menurunkan Firman dari sorga dalam bentuk tulisan, satu-satunya kitab yang  diwahyukan oleh Allah. Mengapa Tuhan memberikan kita Alkitab? Karena Dia telah memberikan kita potensi untuk mengerti kebenaran. Jadi, Tuhan menciptakan manusia yang memiliki potensi untuk mengerti kebenaran, Tuhan juga menyatakan kebenaran pada manusia. Ini merupakan pengertian organik dan struktur epistemologi dalam iman Kristen. Jadi, di antara semua mahluk yang diciptakan oleh Tuhan, hanya manusia yang diciptakan seturut peta teladan-Nya, diberi potensi untuk menjalin hubungan dengan-Nya, mengerti kebenaran, dan diberikan kesempatan untuk mengerti kebenaran-Nya. Ada kebenaran yang tersimpan di dalam alam, ada juga kebenaran yang melampaui kebenaran alam – yang berkaitan dengan arti hidup, makna perjuangan, dan ke mana setelah kematian – yang tak mungkin kita dapatkan melalui penelitian ilmiah. Untuk itu Tuhan mewahyukan Kitab Suci untuk mengungkapkan rahasia-rahasia yang secara objektif berlaku di seluruh dunia; menggerakkan orang-orang untuk menerjemahkannya ke banyak bahasa supaya semua bangsa mengerti. Maka, selain memberi firman-Nya yang berbentuk tulisan di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Allah juga mendampingi, memberi pencerahan, memimpin orang yang membacanya, from literal to spiritual understanding, from written word to the truth of God. Jadi, biar kita renungkan dengan tenang, jangan terlalu percaya terhadap penilaian orang, “Ini ada Roh Kudus, itu tidak ada Roh Kudus.” Yang perlu kita ketahui adalah “What does the Bible say” dan biar Roh Kudus memimpin rasio kita untuk mengerti, bukan hanya isi tetapi juga metodenya agar kita tidak menjadi kacau.

2. Roh Kudus Menurunkan Kristus
Roh Kudus menurunkan Firman dari sorga dalam bentuk manusia. Yesus Kristus adalah satu-satunya orang yang menyatakan sifat ilahi dalam tubuh yang berdaging. Yesus Kristus hidup di sejarah. Itulah inkarnasi. Maka kedua hal ini: Firman yang tertulis dan Firman yang hidup dalam sejarah – sebagai Sang Kudus yang tidak berdosa, yang langsung memberitakan Firman dengan otoritas tertinggi – memimpin seluruh umat manusia melewati perjuangan dan tantangan filsafat di segala zaman; menjadi standar untuk memeriksa, mempertumbuhkan, dan melengkapi orang-orang beriman. Kita dapat membaca firman dan mengerti kebenaran yang diwahyukan Allah, juga dapat melihat teladan hidup yang Yesus berikan. Coba bandingkan Kitab Suci dengan semua buku lain, pasti kau akan menemukan wibawa yang tak ada pada buku lain. Di sana terdapat sekitar 7.800 kali pernyataan: “Beginilah Firman Allah….” Hal-hal dalam Alkitab sudah teruji ribuan tahun dan terbukti sebagai satu-satunya kebenaran yang tiada-taranya, yang kekal, dan tak mengenal kompromi. Jadi, pertama, bukan karena aku beragama Kristen maka kekristenan menjadi kebenaran. Kebenaran tak perlu melewati proses menjadi, kebenaran tak akan pernah berubah, dari sebelum dunia diciptakan sampai kesudahannya. Misalnya 2 + 2 = 4, tak perlu menunggu kau menyetujuinya baru menjadi kebenaran karena dari kekal sampai kekal 2 + 2 = 4. Saya percaya kebenaran Firman karena Firman diwahyukan oleh Allah dan tidak pernah berubah kebenarannya. Tidak ada seorang pun yang dapat mengubah kebenaran, justru kebenaranlah yang mengubah kita. Hal kedua, bukan karena sejak kecil aku percaya kepada Yesus maka Yesuslah yang terbaik. Karena aku menemukan tidak ada orang yang hidupnya sesempurna, sesuci, seadil Kristus, maka aku percaya kepada Dia. Pengertian seperti ini bukan didasarkan atas emosi yang meluap-luap atau karena khotbah seseorang yang begitu mahir dalam mempengaruhi emosi massa. Oleh sebab itu, setiap hamba Tuhan harus menguraikan kebenaran dengan penuh tanggung jawab, memohon Tuhan untuk menaklukkan rasio pendengar yang Dia ciptakan untuk kembali kepada kebenaran. Iman adalah rasio yang terhilang, yang mau kembali dan tunduk pada kebenaran yang mencarinya. Karena bukan rasio yang mencari kebenaran, tetapi kebenaranlah yang mencari dan menaklukkan rasio. Inilah titik-tolak Alkitab yang begitu berbeda dari semua agama, “Bukan kau yang mencari Aku, Akulah yang mengirim Anak-Ku ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan orang yang tersesat.” Maka Yesus bukan lahir melalui hukum genetika melainkan melalui mujizat: Roh Kudus menaungi anak dara Maria. Mujizat yang tidak pernah dan tidak akan mungkin diulang: anak dara melahirkan anak laki-laki. Lalu, mengapa Alkitab mengatakan bahwa inkarnasi juga merupakan pekerjaan Roh Kudus? Karena Roh Kudus menaungi Maria yang masih perawan, meminjam kandungannya untuk menurunkan Firman dalam bentuk manusia. Jadi, karena Firman datang dengan bentuk literal yaitu Kitab Suci dan dalam bentuk manusia yaitu Kristus lahir dalam sejarah, maka dunia dapat mengenal kebenaran dari Alkitab dan menerima keselamatan dari Yesus Kristus yang merupakan pengharapan bagi dunia. Maka, salah satu tugas Gereja yang terpenting adalah mempelajari Firman dan mengerti Firman.

Orang mengatakan, “Gereja ini, pendeta ini tidak ada Roh Kudus, karena dia tidak bisa berbahasa roh, tertawa-tawa, melakukan mujizat.” Padahal mengenal Roh Kudus melalui fenomena yang dimutlakkan adalah suatu perkara yang mengerikan. Secara sadar ataupun tidak sadar, banyak orang telah tertipu oleh banyak pemimpin gereja yang tak bertanggungjawab sehingga mengalami kerugian seumur hidupnya.

Doktrin Roh Kudus sangat penting. Kita tidak boleh diselewengkan, ditipu, dan digeser dari kebenaran firman Tuhan tentang doktrin ini. Kita mengenal Allah melalui Kristus, mengenal Kristus melalui Roh Kudus, dan mengenal Roh Kudus melalui Kitab Suci. Jadi, Allah Bapa adalah Bapa yang suci, Allah Anak adalah Anak yang suci, Allah Roh Kudus adalah Roh yang suci, orang Kristen adalah kaum pilihan yang suci, dan Kitab Suci adalah kitab yang suci. Pusatnya adalah Roh Kudus yang mewahyukan Firman dan yang memuliakan Kristus; memperanakan orang Kristen dan membawanya kembali kepada Allah. Maka, salah mengartikan Roh Suci sama dengan salah menggunakan kunci yang akibatnya adalah salah mengartikan Kristus dan Kitab Suci. Itu sebabnya, Iblis senang mengganggu Gereja dengan cara mengacaukan pengertian orang Kristen terhadap doktrin Roh Kudus. Itu sebabnya, mungkin banyak orang tidak mengerti mengapa Stephen Tong terus menerus menyerang ajaran Kharismatik. Sebenarnya, kalau orang-orang Kharismatik mau rendah hati, dia akan menjadi berkat yang besar. Orang yang menerima urapan Roh Kudus, taat pada Firman, diperanakan pula, dan dipimpin oleh-Nya adalah orang yang berkarisma. Jadi, setiap orang Kristen sejati seturut sifatnya bisa disebut orang karismatik (orang-orang yang berkarisma). Sayangnya, orang-orang Kharismatik telah memutlakkan yang tak mutlak dan berubah menjadi ekstrim, menyimpang dari kharismatik yang asal lalu mulai menuding orang, “Kamu tidak punya Roh Kudus.” Tidak banyak gereja benar yang mereka serang, berani berbalik dan mendebat mereka. Maka Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) bangkit menjadi saksi Tuhan di antara kubu Liberal (yang secara sadar atau tidak sadar telah melawan Alkitab) dan kubu Kharismatik (yang begitu berapi-api tetapi salah menginterpretasikan Alkitab) untuk membawa mereka yang menyimpang agar kembali kepada ajaran yang sempurna dan sehat. Anda sendiri dapat membuktikan bahwa selama 20 tahun ini kami membahas Kitab Suci ayat per ayat, tidak satu pun yang dilewatkan, karena kita percaya bahwa kebenaran Alkitab adalah komprehensif dan dapat dimengerti. Juga tak ada satu pernyataan pun yang mengatakan bahwa ada satu ayat di Alkitab yang tak berkuasa. Rick Warren membandingkan puluhan jenis terjemahan Alkitab dan akhirnya memilih untuk memakai terjemahan yang lebih mudah diterima tanpa memedulikan ketetapan dan kesetiaan terjemahan itu pada naskah aslinya. Akhirnya, orang menjadi ambigu, tidak mengetahui yang benar atau salah.

Mengapa Roh Kudus diturunkan? Di Perjanjian Lama Tuhan berjanji dan janji itu digenapkan di Perjanjian Baru. Tuhan mengirim Yohanes Pembaptis untuk mempersiapkan kedatangan Kristus, Raja dari Kerajaan Allah. Dia berseru, “Bertobatlah kamu….” mengisyaratkan bahwa Kristus akan masuk ke dalam hatimu dan mendirikan Kerajaan-Nya yang mulia di bumi. Barangsiapa mau menjadi umat-Nya, ia harus bertobat. Berita ini bukan diserukan di Yerusalem atau di Bait Allah, tetapi di padang gurun. Alkitab mencatat bahwa Yohanes Pembaptis adalah orang yang dipenuhi Roh Kudus sejak di dalam rahim ibunya. Dia menyampaikan berita Allah dengan sangat berkuasa. Berita tersebut menggetarkan tentara Romawi yang ikut mendengarkan sampai-sampai ia bertanya apa yang harus diperbuatnya. Yohanes Pembaptis memintanya untuk menanggalkan senjatanya kemudian memberikan pengertian sistem politik sepanjang zaman, yaitu: i) cukupkan dirimu dengan apa yang kamu miliki; dan ii) jangan merugikan orang dengan senjatamu. Jawaban ini menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis sunguh-sungguh mengerti akan prinsip dan teladan hidup orang Kristen sepanjang zaman.

Meski sebagai manusia, Yohanes Pembaptis pernah ragu “Yesus adalah Mesias atau bukan”. Yesus tidak menegur dia atau menarik kembali tugas yang dipercayakan kepadanya. Yesus hanya mengatakan kepada utusan Yohanes, “Beritahu padanya, orang buta melihat, orang timpang berjalan, orang mati dibangkitkan….” – memintanya untuk mempertimbangkan sendiri. Yohanes Pembaptis adalah tokoh yang besar, tetapi dia tidak pernah melakukan mujizat satu kali pun, tidak pernah berbahasa roh. Jadi, apakah dia mempunyai Roh Kudus atau tidak? Roh Kudus memenuhi dia sejak di rahim ibunya dan sampai mati tak meninggalkan dia. Jika demikian, siapakah yang memberikan hak kepada seseorang untuk memvonis seseorang tidak memiliki Roh Kudus karena tidak bisa berbahasa roh atau melakukan mujizat?

Kapankah terjadinya penyelewengan pemahaman seperti itu? Di tahun 1901, di sebuah rumah di Azusa Street, Los Angeles, seorang yang baru pindah dari Topeca mengatakan, “Gereja sudah tidak beres, tidak bertumbuh.” Pada tahun 1905, orang yang menyetujui konsepnya bertambah menjadi lima orang kemudian membentuk persekutuan dan mulai memisahkan diri dari gereja, karena menemukan apa yang kemudian disebut dan terkenal sebagai Iman Apostolik. Apa itu “Iman Apostolik” atau “Iman Rasuli”? Itu adalah iman yang ditandai dengan berglosolalia (berbahasa lidah), melakukan mujizat, menyembuhkan orang sakit, dan mengusir setan. Ini disebut sebagai “Gejala Generasi ke-4”. Jemaat “disadarkan” bahwa selama 1.900 tahun, tak ada hal-hal itu di tengah-tengah orang Kristen. Maka, mereka berdoa, meminta Tuhan untuk mengembalikan gereja pada Iman Rasuli, tetapi tanpa pengakuan Iman Rasuli. Jadi, gereja terpecah menjadi dua, yaitu orang Liberal yang membuang Pengakuan Iman Rasuli: iman kepercayaan yang penting, yang diturunkan dari para rasul; dan membuang ketuhanan Kristus, hanya menerima moralitas Kristus saja. Maka, semua buku yang ditulis oleh orang Liberal tak ada sebutan “Tuhan Yesus”. Sementara orang Pentakosta dan Kharismatik menemukan Iman Rasuli yang dimengerti dari segi supranatural, terus menyebut “Yesus, Yesus” namun tidak menyebut Yesus sebagai Tuhan. Jika kita memperhatikan kunci di Alkitab, “Barangsiapa tak digerakkan oleh Roh Kudus, dia tak mungkin menyebut Yesus sebagai Tuhan”. Dan faktanya adalah baik Liberal maupun Kharismatik sama-sama tidak menyebut Yesus adalah Tuhan. Jadi, bolehkah Pengakuan Iman Rasuli diwakili dengan berbahasa roh, menyembuhkan, mengusir setan, dan melakukan mujizat? Perhatikan: Adakah Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa orang yang percaya kepada Dia harus bisa bahasa roh? Tidak. Alkitab justru memberikan kita satu peringatan: “Pada hari itu, bukan semua orang yang memanggil Aku ‘Tuhan, Tuhan’ boleh masuk sorga (Mat. 7:21-23). Lalu mengapa ada orang yang mengajarkan, “Sebutlah Yesus Tuhan, kau pasti diselamatkan.” Padahal kata Yesus, “Bukan semua orang yang menyebut-nyebut Aku: “Tuhan, Tuhan” masuk sorga. Hanya mereka yang melakukan kehendak Tuhan dapat masuk ke sorga?” Orang Liberal mengatakan, “Kami tidak percaya Yesus adalah Tuhan, tapi kami meneladani moral Yesus.” Orang yang belajar theologi tapi hatinya tak mau taat pada Tuhan, semakin belajar malah semakin jauh dari Tuhan. Sementara orang Kharismatik bukannya meneladani sifat moral Yesus, melainkan mendemonstrasikan kuasa dan menyatakan Roh Kudus ada di tengah-tengah mereka. Maka, tidak heran banyak pemimpin Kharismatik yang jatuh dalam perzinahan, menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk memperkaya diri, maupun merampas perpuluhan jemaat menjadi milik pribadi. Kebangunan rohani hanya menekankan percaya kepada Tuhan maka segala penyakitmu akan disembuhkan dan menjadi kaya. Ini adalah doktrin “undian” yang mereka ciptakan untuk menarik banyak orang. Dan setelah menjadi banyak lalu mengatakan, “Jumlah kami banyak maka kami adalah Kristen yang benar. Kami mempunyai Roh Kudus.” Tipuan setan ini telah berlangsung selama seratus tahunan ini dan membuat banyak orang semakin kabur dan bingung (blur), maka kita perlu sadar (blink). Rasul Petrus berkata, “Tuhan, aku tak pernah makan daging dari binatang yang haram.” Tuhan berkata, “Makan!” Itulah revolusi. Petrus menolak karena ia mengikuti rutinitas dan tidak mau berubah sehingga hidupnya jadi kabur (blur) dan disusul dengan kekosongan (blank). Itulah yang terjadi dengan gereja kalau membuang sifat ketuhanan Yesus.Hanya mau menerima sifat moral-Nya atau membuang sifat moral-Nya akan membuat gereja menjadi kosong ataupun bertumbuh pesat, tetapi moral pendetanya begitu bejat dan masih berani mengaku bahwa dirinya memiliki Roh Kudus karena bisa berglosolalia. Matius 7:21-23 memberikan gambaran yang jelas bahwa terhadap orang yang banyak bernubuat, mengusir setan, melakukan tanda ajaib dengan nama-Mu (nama Tuhan Yesus), Tuhan Yesus menjawab bahwa Ia tidak pernah mengenal mereka. Hanya mereka yang sungguh-sungguh menjalankan kehendak Allah saja yang berhak masuk ke dalam Kerajaan Allah. Firman Tuhan tidak bisa dimanipulasi.

Roh Kudus memenuhi Yohanes Pembaptis dan katanya, “Aku hanya membaptis kamu dengan air.” Mengapa? Karena dia mengakui bahwa dirinya adalah manusia yang dicipta. Tidak mungkin ia menggunakan air yang dicipta untuk membersihkan dosa sesamanya yang juga dicipta. Jadi, dia membaptis orang hanya untuk menandai pertobatan seseorang. Dan sebenarnya, kau bertobat bukan kepadaku, melainkan kepada Tuhan. Gerakan “Pria Sejati” (serial seminar yang banyak diadakan saat ini) membuat orang yang tadinya malu mengaku dosa kepada sesamanya namun setelah melihat banyak orang, bahkan pendeta, majelis di kelompok itu melakukan hal yang sama, menjadi berani mengaku dosa sambil menganggap bahwa mengaku dosa adalah sesuatu yang mulia. Dan karena semua orang di sana ternyata sama lalu saling menghibur. Lambat-laun hal itu justru menjadi bahan tertawaan dunia, “Ternyata orang Kristen juga sama, selingkuh, hidup moralnya rusak.” Tuhan menginginkan kita menjadi kelompok orang yang suci. Tuhan tidak menginginkan kita untuk selingkuh lalu mengaku dosa tanpa merasakan malu yang mendalam. Tentu bukan maksud saya untuk mengkritik orang yang mau mengaku salah, bertobat, dan berjanji untuk tidak mengulanginya. Karena faktanya, setan akan membuatmu mengalami apa yang dikatakan pepatah Tionghoa “fan zui he qun gan, shou ku gu du gan”; waktu bersalah tak merasa tersendiri karena ada banyak orang yang senasib denganmu, sementara waktu menderita, merasa begitu tersendiri, orang yang paling susah di dunia. Itulah cara yang sejak dahulu dipakai oleh setan untuk merusak Gereja. Kiranya Tuhan memberikan saya kompas di hati, kepekaan yang luar biasa untuk menjadi pemimpin yang berdiri di atas menara pengawal untuk mengingatkan Gereja akan bahaya yang mengancam.

Kata Yohanes Pembaptis, “Aku hanya membaptismu dengan air (baptisan air tak menyelamatkan), tetapi Dia – yang datang sesudahku dan sebenarnya sudah ada sebelum aku – karena Dia adalah Sang Kekal maka Dia akan membaptismu dengan Roh Kudus. Jadi, baptisan Roh Kudus dilakukan oleh Allah yang menjelma menjadi manusia – yang kelihatannya sama seperti orang pada umumnya padahal Dia adalah Allah. Maka sejak tahun 1990, ketika GRII pertama kali membaptis, saya selalu mengatakan, “Aku membaptis engkau dengan air yang melambangkan Roh Kudus turun atasmu, membawamu bergabung ke dalam GRII, ke tubuh Kristus.” Air dicurahkan dari atas kepala sebagai lambang Roh Kudus yang turun dari atas. Maka saya percaya bahwa baptis percik lebih sesuai dengan Alkitab karena Roh Kudus dicurahkan dari atas dan kau harus dilahirkan dari atas. Maka, jangan ikut-ikutan atau ditakuti-takuti oleh orang yang mengkritik atau menyerang, “Jikalau engkau tidak dibaptis selam, engkau tidak diselamatkan.” Prinsip yang Alkitab berikan melampaui tafsiran manusia. Ketika Yohanes membaptis, adakah yang menyaksikannya? Ada banyak. Namun ketika Tuhan Yesus membaptis orang dengan Roh Kudus, adakah yang menyaksikannya? Tidak, karena Dia sudah naik ke sorga. Jadi, apakah bukti seseorang sudah menerima baptisan Roh Kudus? Ia akan menjadi semakin setia kepada Firman, semakin taat dan semakin menjalankan kebenaran firman Tuhan. Kiranya Tuhan memimpin setiap kita untuk hidup semakin dipenuhi oleh Roh Kudus, semakin mengerti Firman, semakin setia di dalam kebenaran Firman, dan hidup seturut kebenaran Firman.

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber :  http://www.nusahati.com/2012/07/doktrin-roh-kudus-bagian-i/

Kisah Perampok Dan Anak Yang Buta

robb

Moore adalah seorang dokter terkenal dan dihormati, melalui tangannya sudah tak terhitung nyawa yang diselamatkan, dia tinggal disebuah kota tua di Prancis. 20 tahun yang lalu dia adalah seorang narapidana, kekasihnya mengkhianati dia lari kepelukan lelaki lain, karena emosinya dia melukai lelaki tersebut, maka dia dari seorang mahasiswa di universitas terkenal menjadi seorang narapidana, dia dipenjara selama 3 tahun.

Setelah dia keluar dari penjara, kekasihnya telah menikah dengan orang lain, karena statusnya sebagai bekas narapidana menyebabkannya ketika melamar pekerjaan menjadi bahan ejekan dan penghinaan. Dalam keadaan sakit hati, Moore memutuskan akan menjadi perampok. Dia telah mengincar di bagian selatan kota ada sebuah rumah yang akan menjadi sasarannya, para orang dewasa dirumah tersebut semuanya pergi bekerja sampai malam baru pulang kerumah, didalam rumah hanya ada seorang anak kecil buta yang tinggal sendirian.

Dia pergi kerumah tersebut mencongkel pintu utama membawa sebuah pisau belati, masuk kedalam rumah, sebuah suara lembut bertanya, “Siapa itu?” Moore sembarangan menjawab, “Saya adalah teman papamu, dia memberikan kunci rumah kepadaku.”

Anak kecil ini sangat gembira, tanpa curiga berkata, “Selamat datang, namaku Kay, tetapi papaku malam baru sampai ke rumah, paman apakah engkau mau bermain sebentar dengan saya?” Dia memandang dengan mata yang besar dan terang tetapi tidak melihat apapun, dengan wajah penuh harapan, di bawah tatapan memohon yang tulus, Moore lupa kepada tujuannya, langsung menyetujui.

Yang membuat dia sangat terheran-heran adalah anak yang berumur 8 tahun dan buta ini dapat bermain piano dengan lancar, lagu-lagu yang dimainkannya sangat indah dan gembira, walaupun bagi seorang anak normal harus melakukan upaya besar sampai ke tingkat seperti anak buta ini, setelah selesai bermain piano anak ini melukis sebuah lukisan yanag dapat dirasakan didalam dunia anak buta ini, seperti matahari, bunga, ayah-ibu, teman-teman, dunia anak buta ini rupanya tidak kosong, walaupun lukisannya kelihatannya sangat canggung, yang bulat dan persegi tidak dapat dibedakan, tetapi dia melukis dengan sangat serius dan tulus.

“Paman, apakah matahari seperti ini?” Moore tiba-tiba merasa sangat terharu, lalu dia melukis di telapak tangan anak ini beberapa bulatan, “Matahari bentuknya bulat dan terang, dan warnanya keemasan.”

“Paman, apa warna keemasan itu?” dia mendongakkan wajahnya yang mungil bertanya, Moore terdiam sejenak, lalu membawanya ketempat terik matahari, “Emas adalah sebuah warna yang sangat vitalitas, bisa membuat orang merasa hangat, sama seperti kita memakan roti yang bisa memberi kita kekuatan.“

Anak buta ini dengan gembira dengan tangannya meraba ke empat penjuru, “Paman, saya sudah merasakan, sangat hangat, dia pasti akan sama dengan warna senyuman paman.“ Moore dengan penuh sabar menjelaskan kepadanya berbagai warna dan bentuk barang, dia sengaja menggambarkan dengan hidup, sehingga anak yang penuh imajinatif ini mudah mengerti. Anak buta ini mendengar ceritanya dengan sangat serius, walaupun dia buta, tetapi rasa sentuh dan pendengaran anak ini lebih tajam dan kuat daripada anak normal, tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat.

Akhirnya, Moore teringat tujuan kedatangannya, tetapi Moore tidak mungkin lagi merampok. Hanya karena kecaman dan ejekan dari masyarakat dia akan melakukan kejahatan lagi, berdiri di hadapan Kay dia merasa sangat malu, lalu dia menulis sebuah catatan untuk orang tua Kay, “Tuan dan nyonya yang terhormat, maafkan saya mencongkel pintu rumah kalian, kalian adalah orang tua yang hebat, dapat mendidik anak yang demikian baik, walaupun matanya buta, tetapi hatinya sangat terang, dia mengajarkan kepada saya banyak hal, dan membuka pintu hati saya.”

Tiga tahun kemudian, Moore menyelesaikan kuliahnya di universitas kedokteran, dan memulai karirnya sebagai seorang dokter.

Enam tahun kemudian, dia dan rekan-rekannya mengoperasi mata Kay, sehingga Kay bisa melihat keindahan dunia ini, kemudian Kay menjadi seorang pianis terkenal, yang mengadakan konser ke seluruh dunia, setiap mengadakan konser, Moore akan berusaha menghadirinya, duduk disebuah sudut yang tidak mencolok, mendengarkan music indah menyirami jiwanya yang dimainkan oleh seorang pianis yang dulunya buta.

Ketika Moore mengalami kekecewaan terhadap dunia dan kehidupannya, semangat dan kehangatan Kay kecil yang buta ini yang memberikan kehangatan dan kepercayaan diri kepadanya, Kay kecil yang tinggal didalam dunia yang gelap, sama sekali tidak pernah putus asa dan menyia-nyiakan hidupnya, dia membuat orang menyadari betapa besar vitalitas dalam hidup ini, vitalitas dan semangat ini menyentuh ke dasar hati Moore.

Cinta dan harapan akan dapat membuat seseorang kehilangan niat melakukan kejahatan, sedikit harapan mungkin bisa menyembuhkan seorang yang putus asa, atau bahkan bisa mengubah nasib kehidupan seseorang atau kehidupan banyak orang, seperti Moore yang telah membantu banyak orang.


Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/kisah-perampok-dan-anak-yang-buta/

Bagaimana Pemerintahan yang Diperkenan Allah

Nats : Ibrani 1:9
Terjemahan lain, karena Kau mencintai kebenaran, keadilan dan membenci segala kejahatan, itu sebabnya Allah, yaitu AllahMu akan mengurapi Engkau dengan minyak sukacita lebih daripada urapan yang diberikan kepada teman-teman di sekitarMu.

Minggu lalu kita sudah membahas tentang Kerajaan Kristus itu kekal dan tongkat KerajaanNya tidak akan lenyap untuk selama-lamanya. Ayat ini dikutip dari Mazmur 45 di dalam sejarah Israel, pada saat raja dilantik, imam besar akan membacakan ayat ini sebagai restu atas dirinya, supaya kuasa pemerintahannya diberkati oleh Tuhan dan tahtanya tidak goncang. Inilah yang membedakan kerajaan Israel dengan kerajaan-kerajaan lain di daerah Palestina, pemerintah-pemerintah dunia tidak menginginkan adanya kuasa yang lebih besar dan lebih tinggi di atas pemerintahannya, tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan kepada Israel, bukanlah demikian dengan kamu, bangsaKu, karena sebenarnya yang memerintah kamu bukanlah raja melainkan Aku, Tuhan yang menciptakanmu. Ada unsur kuasa Teokrasi di dalam pemerintahan Israel. Maka ketika raja-raja Israel dan Yehuda dilantik, upacara pelantikannya dilakukan oleh imam yang mewakili Tuhan Allah. Artinya raja menerima mandat dari Tuhan, itu sebabnya harus menjalankan kehendak Tuhan, harus memelihara umat Tuhan yang dipercayakan kepadanya, tidak boleh memerintah berdasarkan kemauannya yang tidak terkendali atau nafsunya yang tidak diikat oleh kebenaran. Selain itu raja-raja yang pernah muncul di dalam Alkitab hanya merupakan lambang dari Kristus saja. Mengapa? Karena tongkat pemerintahan mereka tidak kekal. Mereka hanya memerintah selama puluhan tahun, lalu mewariskan tahta pemerintahannya kepada anaknya karena meninggal.

Tahun lalu, seorang profesor dari program post doctorate dari Beijing yang ikut studi di Reformed Institut di Washington D.C. pada malam kesaksian beliau berkata, saya merasa ada perbedaan yang sangat besar antara pemerintahan Kristen dengan pemerintahan yang tidak bertuhan. Para raja di Barat yang dipengaruhi oleh kekristenan sadar ada Tuhan yang tertinggi sebagai Penguasa yang tidak nampak, tapi hal seperti itu tidak terdapat di dalam pemerintahan di Timur, khususnya di Tiongkok. Itu sebabnya dari zaman Qin Shi Huang, the first emperor sampai pada Mao Ze Dong, semuanya sama. Setelah mereka naik tahta, mereka membunuh dan berbuat hal-hal yang tidak adil dan sewenang-wenang. Karena mereka menganggap kuasa mereka adalah kuasa yang mutlak. Apakah kuasa manusia kekal adanya? Tidak.

Adakah kerajaan dan kuasa manusia yang kekal? Tidak ada. Satu-satunya Kerajaan yang kekal adalah Kerajaan Yesus Kristus. Alkitab mengatakan, tiap-tiap raja di Israel, sebelum naik tahta harus berjanji, tidak akan melepaskan Firman Tuhan dari kepalanya, dari lengannya, dari jubahnya, artinya baik-baik dia harus berpikir, berjalan, atau melakukan apapun seturut prinsip Firman Tuhan yang tercantum di Taurat. Setelah itu barulah dia berhak memerintah umat yang Tuhan percayakan kepadanya. Itu sebabnya orang yang duduk di atas tahta bukan menggunakan kuasa dengan sewenang-wenang melainkan menuruti prinsip-prinsip yang penting dari Firman Tuhan, barulah dia akan diberkati oleh Tuhan.

Dengan hak apakah Yesus Kristus duduk di atas tahta Allah menjadi Raja yang memerintah gereja dan seluruh alam semesta? Bukan duduk di atas tahta untuk menyembelih orang lain, membasmi musuh-musuhNya, tetapi sebaliknya, Dia pernah difitnah, diperlakukan secara tidak adil, mati menggantikan kau dan saya, bangkit dan duduk di atas tahta. Karena Dialah Domba Allah yang tersembelih, yang membeli orang-orang dari pelbagai sudut, termasuk kau dan saya dengan darahNya dan dibawa kembali kepada Allah. Hati kita mempunyai tahta. Tahta itu bukan untuk diduduki oleh Nebukadnezar, Mao Ze Dong atau siapaun tetapi Yesuslah yang harus duduk di sana. Karena Dia adalah Tuhan dan Juruselamat kita.

Ayat 9, Dia yang duduk di atas tahta, mempunyai satu sifat yang membuatNya diperkenan oleh Allah, yaitu mencintai keadilan dan membenci kefasikan. Siapakah yang duduk di atas tahta? Yesus Kristus. Dengan sifat yang bagaimanakah Dia memerintah? Tiap-tiap hari kita menyaksikan orang-orang yang duduk di atas tahta melakukan ketidakadilan, bermain seturut dengan rencana yang fasik, hanya untuk memperoleh profit dan meluputkan diri dari menderita kerugian.

Tidak demikian dengan Yesus, di ayat ini Allah memberikan kesaksian melalui Roh Kudus yang memberikan inspirasi kepada penulis di Alkitab. Engkaulah Allah, Engkau duduk di atas tahta, Engkau menyukai keadilan dan membenci kefasikan. Mari kita mendoakan mereka yang duduk di atas tahta untuk memiliki sifat seperti ini. Jika pemerintah mencintai keadilan dan membenci kejahatan, dunia akan menjadi beres.

Alkitab berkata, Lord Jesus, the Son of God mencintai keadilan dan kebenaran serta membenci kefasikan. Itu sebabnya Allah, yaitu AllahMu artinya Yesus menjalankan kebenaran, maka Allah Bapa yang mengutus Dia mengurapi Dia dengan sukacita. Dengan perkataan lain, melalui oknum yang ketiga, Allah mengkonfirmasikan kelayakan pelayananNya. Dengan begitu, Allah Tritunggal sekali lagi muncul di ayat ini. Allah Bapa mengurapi Yesus Kristus, AnakNya dengan Roh Kudus, oknum yang ketiga.

Seluruh peraturan yang kompleks dari masyarakat harus kembali meneladani apa yang dikerjakan oleh Tuhan. Kau mencintai keadilan (dalam bahasa Gerikanya adalah dikaiosune, yaitu kebenaran, keadilan), artinya Kau memperlakukan semua orang dengan kebenaran keadilan, sikap itu pula yang akan Tuhan karuniakan melalui Kristus yang mati dan bangkit kepada kita, orang-orang yang dibenarkan.

Kata Paulus di dalam surat Roma, kita dibenarkan oleh iman, arti asli dari kalimat tersebut adalah kita diberi kebenaran, keadilan melalui iman kita kepada Dia. Jadi seharusnya tidak diterjemahkan sebagai oleh melainkan melalui. Kita dibenarkan oleh Tuhan melalui iman. Maka istilah dikaiosune yang terdapat di dalam ayat ini mempunyai arti yang luar biasa dalamnya. Bila seorang pemimpin tidak mempunyai sifat ini, kepemimpinannya akan menjadi goncang.

Begitu juga kalau seorang ayah memperlakukan anaknya dengan tidak adil, keluarganya akan goncang. Karena yang anak-anak tuntut dari orang tuanya bukanlah uang, bukan seorang ayah yang tampan atau ibu yang cantik melainkan perlakuan yang adil. Dikaiosune-lah sifat dan prinsip yang Yesus pakai dalam memerintah KerajaanNya. Dia adalah Raja yang mencintai keadilan dan membenci kefasikan, maka setiap kali dosa, kenajisan, ketidakadilan datang, Kristus pasti akan menolaknya. Itu sebabnya Allah mengurapi Dia dengan minyak sorgawi yang memberikan sukacita. Apa maksudnya? Beban yang berat di dalam pelayanan perlu dibarengi dengan kerelaan dan sukacita yang luar biasa. Itulah rahasia di dalam pelayanan.

Jika seseorang sambil melayani sambil mengomel, itu berarti rohaninya tidak beres. Seorang yang melayani Tuhan seharusnya sambil melayani sambil menikmati urapan sukacita. Apakah capek? Capek. Apakah susah? Susah. Ada banyak pengalaman yang pahit, ada banyak hal yang sangat mengecewakan, tetapi kita tidak putus asa. Mengapa? Ada sesuatu yang mengimbangi. Minyak sukacita yang telah mengurapi kita. Karena ada sukacita, maka semua jerih-payah dan kelelahan akan menjadi ringan dan tidak berarti apa-apa. Jika kau berani menjadi manusia, maka kau harus berani menanggung segala kesulitan. Karena hidup memang penuh dengan kesulitan, kemungkinan disalah mengerti oleh orang lain. Jadi kita mengerjakan apapun, jangan hanya menginginkan bonus tapi tidak mau menjalankan kewajibannya, jangan hanya ingin menuai tapi tidak mau menabur. Itu tidak mungkin.

Ketika Yesus datang ke dunia, Dia tidak berkata, “Tahukah kamu, siapakah Aku? Aku adalah Anak Allah, kamu semua harus tunduk kepadaKu.” Dia datang untuk menjadi contoh. Lahir di palungan, difitnah, disalahmengerti, ditolak, diejek, akhirnya sampai dipaku di atas kayu salib. Apakah sulit? Ya. Adakah memikul salib yang berat? Ya. Adakah mengalirkan darah? Ya. Adakah Dia berkata, mana keadilan, Aku adalah AnakMu mengapa Kau mencampakanKu ke dunia? Tidak! Dia bersukacita.

Satu hal yang sangat menyentuh hati saya adalah pada waktu Yesus mengutus ketujuh puluh orang muridNya mengabarkan Injil. Waktu mereka kembali, mereka melaporkan kesuksesan misi mereka yang luar biasa. Saat itu Yesus menghadapi permasalahan yang amat sulit. Dia memberitakan Injil tidak seorangpun menerimanya, tapi murid-muridNya justru sukses. Mengapa bisa begitu? Karena Yesus memberikan ladang yang gampang kepada murid-muridNya, ladang yang sulit Dia sendiri yang mengerjakannya.

Jika demikian pantaskah murid-muridNya bersombong, merasa diri lebih hebat daripada Guru mereka? Yesus berkata, jangan bersukacita hanya karena kamu bisa menaklukan setan, bersukacitalah jika namamu tercatat di dalam buku Alhayat. Kalimat ini ditujukan kepada siapa? Murid-muridNya yang mungkin menjadi congkak, sekaligus mengingatkan mereka bahwa di antara mereka yang ikut melakukan penginjilan dan menyaksikan keberhasilan itu ada seorang yang namanya tidak tercatat di buku Alhayat.

Setelah itu Yesus menengadah ke langit dan berkata, “Oh Tuhan langit dan bumi, Aku bersyukur kepadaMu, karena kehendakMu memang demikian.” Apa maksudnya? “Tuhan, Kaulah yang mengizinkan Aku melayani dengan susah payah tapi tanpa hasil, maka hatiKu bersukacita.” Itulah kerohanian Yesus yang bisa dijadikan contoh oleh setiap pelayan Tuhan. Saat Dia tidak berhasil, Dia tidak merasa iri, tidak marah, tapi menerimanya sebagai rencana Allah BapaNya.

Ada banyak orang Kristen hanya tahu memuji Tuhan di saat kaya, memperoleh profit, tapi waktu kawanmu mendapat banyak order dan perusahaanmu terus merosot, bisakah kau memuji Tuhan? Kembalilah kepada teladan yang diberikan oleh Yesus Kristus.

Minyak sukacita diberikan menjadi urapan bagi pelayanan, tapi jika pelayananmu tidak disertai sukacita, itu akan menjadi berat sekali. Seorang pendeta di Amerika, baru membeli mobil baru, tiga bulan kemudian mobilnya rusak. Mengapa? Karena dia tidak ada pengalaman. Dia hanya tahu mengisi bensin, tidak pernah mengganti oli. Minyak sorgawi yang memberikan sukacita sama seperti oli di dalam mesin yang membuat jalan, suara, umur mesin menjadi berbeda.

Ada orang yang baru menjadi hamba Tuhan dua tahun sudah merasa kesal dan tidak mau menjadi hamba Tuhan lagi, karena ada begitu banyak kesulitan. Ada orang yang sudah melayani lima puluh, enam puluh tahun, meski diejek, difitnah, diumpat, disalah mengerti, dia tetap melayani dengan sukacita. Rahasianya hanya satu, urapan minyak sukacita. Apa itu urapan minyak sukacita? Kepenuhan Roh Kudus. Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang melayani dengan penuh sukacita, penuh cinta kasih.

Seperti Yesus, saat Dia dipaku dan darahNya mengalir, saat itulah darahNya siap untuk mengampuni dosa manusia. Sangat berbeda dengan orang pada umumnya, kalau diberi telur ayam akan dibalas dengan memberi telur bebek, tapi kalau dipanah, akan dibalas dengan roket, agar hancur. Padahal bila kebencian dilawan dengan kebencian, hanya akan mendatangkan kehancuran, tetapi bila dihadapkan dengan cinta kasih, meskipun tidak membuahkan hasil dengan cepat, lambat laun hati nurani mereka akan menyadarinya.

Tuhan Yesus memerintahkan Petrus, “Sarungkan pedangmu, karena barangsiapa mengeluarkan pedang, dia akan mati oleh pedang.” Cintailah musuhmu, berdoalah bagi mereka yang menganiayamu. Itulah ajaran Kristen.

Kalau minyak sorgawi memenuhi kita, maka keletihan, kesulitan yang sebesar apapun di dalam pelayanan kita akan dikalahkan oleh sukacita dan kerelaan yang ada di dalam diri kita. Kerelaan, kesungguhan, minyak sukacita adalah contoh yang kita pelajari dari Kristus. Mari kita belajar dari Yesus Kristus.

Alkitab hanya satu kali mencatat Yesus bersukacita, tapi justru pada saat yang paling sulit. Baca Matius 11:20, 25ff, Ibrani 1:8-9. Apakah rahasianya agar kita bisa terus bersukacita? Tidak ada lain kecuali mencintai keadilan dan membenci kejahatan. Menjalankan kebenaran tapi ditolak lebih bersukacita daripada melakukan kejahatan tapi diterima. Biar orang melawan saya, asal saya yakin bahwa apa yang saya lakukan itu benar dan berkenan kepada Tuhan, saya akan tetap melakukan.

(Ringkasan khotbah ini belum dikoreksi oleh Pengkhotbah, W.H.)
Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/bagaimana-pemerintahan-yang-diperkenan-allah/