Saudara-saudara, inilah ketajaman
pemikiran yang hanya ada di dalam Alkitab, pengertian diri sebagai
sumber dosa jadi lebih memberikan kepada kita keakuratan pengertian
tentang apa itu dosa. Engkau mengatakan saya digoda maka saya berdosa;
karena teman tidak baik, saya tidak baik. Banyak Ibu Bapak mengatakan
kepada saya, anak saya itu lucu, waktu lahir lucu, sekarang jadi jahat
sekali. Kenapa? Karena kawannya tidak baik. Saya jawab dia, anak siapa
yang waktu lahir tidak lucu? Anak semua orang juga lucu, tapi engkau
cuma perhatikan anak sendiri, anak yang lain tidak diperhatikan. Anak
yang lucu kenapa menjadi rusak? Karena orang lain. Kalau engkau
menyalahkan orang lain, engkau tidak mengerti Kitab Suci karena Alkitab
mengatakan setiap dosa diperbuat karena engkau telah mempunyai niat
diri. Diri itu tidak taat pada prinsip Alkitab, diri itu tidak mengerti
kebenaran, diri itu tidak menghadap Allah dengan eksistansi relatif yang
tidak bertanggung jawab akibatnya engkau menerima godaan. Anak saya
yang berada di Connecticut, dalam program PhD, dia berkata kepada saya,
teman sekolah saya cari perempuan, ada kawan-kawan yang tidak beres, dan
mereka anggap saya tidak normal. Mereka anggap saya orang yang tidak
ikuti jaman. Bagaimana tanggapanmu? Saya tidak peduli. Saya orang
Kristen yang harus menjaga kesucian. Jikalau kamu berada di dalam
lingkungan yang ini berzinah, yang itu berzinah, semua perilaku seks
dilakukan di sekitar asrama, kamu bisa menjaga kesucian tidak? Bila
engkau bisa menjaga kesucian, mengapa? Karena engkau mempunyai diri yang
tidak mau mengikuti diri orang lain. Mengerti maksudnya? Engkau
mempunyai diri yang takut akan Tuhan Allah, engkau mempunyai diri yang
tidak mau digoda meskipun godaan sudah di pintu, engkau mempunyai kuasa
menahan diri. Ini adalah suatu hal yang penting sekali. Maka Yakobus
mengatakan diri, nafsu diri itu kalau sudah keluar menjadi dosa. Dosa
sudah bertumbuh menjadi maut. Ini adalah tiga langkah: diri yang
bernafsu, lalu dosa, dosa menuju kepada kematian.
Jikalau kita memang mengatakan manusia
digoda, maka manusia masih dikasihani oleh Tuhan – alasan ini tidak
cukup. Tapi kita mengatakan manusia berdosa karena digoda, dicobai oleh
setan, ini benar karena ini dicatat oleh Alkitab, tetapi itu bukan
alasan kita boleh menerima keselamatan. Allah tetap mengasihani kita,
dan Allah akan menghukum kita di dalam dosa yang tidak mengakui
kebersalahan diri. Jikalau kita mengaku dosa kita sendiri, lihat 1
Yohanes 1:8~9, maka Allah itu setia dan adil, dan dia mengampuni dosa
kita, membersihkan kita dari segala kejahatan.
Mengenai ‘diri’, di dalam agama Kristen
ada satu kalimat penting dari Yesus Kristus yang tidak ada pada agama
orang lain : “Barangsiapa mengikut aku, biarlah dia menyangkal diri dan
memikul salib. Barangsiapa tidak menyangkal diri dan tidak memikul salib
dia tidak layak mengikut aku.” Ini menjadi satu inti yang paling dasar
dari kekristenan yang begitu berbeda secara kualitatif dengan agama yang
lain.
Mengerti tentang diri, ini adalah unsur
dasar dimana dosa diperbuat, dimana kita melawan Tuhan karena ada diri,
diri di luarnya diri Allah. Diri di luarnya Sang Pencipta. Diri di luar
Allah berarti diri di luar kebenaran karena Allah itu kebenaran. Allah
itu kebenaran, barangsiapa berada diri di luar dirinya Allah berarti
diri di luarnya diri Kebenaran. Allah itu kesucian, Allah itu kebajikan,
Allah itu adalah Allah yang adil, Allah yang tidak bersalah.
Barangsiapa di luar diri Allah ada di luar yang tidak bersalah, dia
berada di luar yang adil, dia di luar yang suci, dia di luar yang kasih,
dia di luar yang bajik. Maka diri di luar diri Allah adalah diri yang
berdosa.
Maka kita berdosa terhadap nafsu diri.
Nafsu diri mengakibatkan dosa, dosa mengakibatkan kematian. Ada tiga
langkah: nafsu diri, dosa, kematian. Itu sebab jangan mengatakan karena
dicobai, saya tidak bisa apa-apa, saya berdosa, karena ada pencobaan.
Tidak. Dirimu memiliki kesanggupan, keinginan untuk bertahan dan
berperang dengan dosa. Diri itu penting sekali.
Sama seperti apa yang saya katakan tadi,
seorang yang sudah mendapat Phd dan sudah mengajar di luar negeri, dia
diberikan pil anti hamil karena dia wanita. Dia tolak. Tidak bisa tolak,
ini menurut peraturan dari Kerajaan Belgia. Dia bilang saya tolak
karena saya tidak mungkin hamil. Saya tidak mungkin menyeleweng karena
di dalam hati saya benar-benar ada Tuhan. Apa obatmu? Obat saya adalah
Yesus dan keselamatan.
Saudara-saudara, perempuan seperti itu,
gurunya geleng kepala. Jaman ini masih ada orang sampai program doctoral
belum ada pengalaman seks? Bukan saya tidak bisa, bukan saya tidak mau,
tapi dalam hati saya takut kepada Tuhan sehingga saya bisa menahan
diri. Ini diri yang mempunyai pendirian sesuai dengan pendirian Allah.
Itu namanya menyangkal diri. Waktu saya masih kecil saya tanya kepada
guru saya, menyangkal diri atau terjemahan lain membuang diri, buang
kemana? Apakah Tuhan mau saya menjauhkan diri, membuang diri ke sampah?
Guru Sekolah Minggu saya, mengatakan saya juga tidak mengerti apa itu
penyangkalan diri. Guru Sekolah Minggu sendiri tidak tahu apa artinya
menyangkal diri. Diriku yang dicipta dengan peta teladan Allah yang
begitu berharga masa dibuang, masa disangkal? Akhirnya saya mengerti
yang disebut sangkal diri, yaitu memasukkan diri kita ke diri Allah,
menaklukkan diri kita kepada diri Allah karena kehendak-Nya,
rencana-Nya, segala kedaulatan lebih tinggi dari saya maka saya rela
menaklukkan diriku ke dalam diri Allah. Ini namanya menyangkal diri. Dan
contoh yang terbaik di dalam seluruh sejarah, ada Yesus yang berada di
Getsemani. Waktu Yesus berada di Getsemani, Dia mengatakan, “Bapa, kalau
mungkin singkirkanlah cawan ini dari padaku tetapi bukan menurut
kehendak-Ku tapi menurut kehendak-Mu.” Kalimat itu berarti bukan
pendirian-Ku, Diri-Ku mau sesuai Kehendak-Mu. Kehendak-Ku sekarang
bergabung dengan kehendak-Mu, aku kembali kepada-Mu, bukan kehendak-Ku
tapi kehendak-Mu yang terjadi, Thy will be done. Kadang-kadang
orang bertanya kepada saya, Gereja ini makin lama makin besar, kalau Pak
Tong mati bagaimana? Saya benar-benar tidak tahu. Bukan saya sendiri,
bukan kemauan saya sendiri mendirikan gereja besar, cabang banyak,
tidak. Karena kebutuhan-kebutuhan yang begitu besar, kita perlu
melayani, terus saya genjot, saya kerja mati-matian.
Di dalam 20 bulan ini dalam
kebaktian-kebaktian yang saya pimpin kira-kira sudah ada 1500 orang mau
menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan. Di New York saja 620 orang, di
dalam satu malam terakhir, dengan air mata mereka maju ke depan. Memang
pekerjaan Tuhan sangat perlu pekerja. Tetapi siapa yang seharusnya
mempunyai kemampuan, kemungkinan; baik otak, watak, diri, yang mempunyai
pengertian dan sebagainya, tidak menyerahkan diri. Dan banyak yang
katanya menyerahkan diri, saya kira tidak jelas panggilan dari Tuhan.
Saya tidak tahu harus bagaimana? Saya
cuma mau bukan kehendak diri yang jadi, kehendak-Mu yang jadi Tuhan,
kehendak-Mu yang jadi. Kalau saya mati bagaimana? Saya tidak tahu, saya
cuma tahu Tuhan saya adalah Tuhan yang hidup. Dulu tidak ada Gereja ini,
dulu tidak ada pos-pos kita yang berada di Karawaci. Kalau sampai suatu
hari tidak ada yang meneruskan berarti Tuhan tidak kasihani jaman ini.
Sudah. Bisakah manusia pakai cara manusia mempersiapkan manusia? Tidak
bisa. Yang memanggil Tuhan, yang melatih Tuhan, latihan di dalam sekolah
teologi hanya latihan formal yang hanya mengubah sedikit tapi panggilan
yang betul-betul, pengabdian yang sungguh-sungguh dan penyangkalan diri
berdasarkan orang-orang yang baca Kitab Suci dan betul-betul mau taat
kepada Tuhan – itu tidak bisa digarap oleh guru. Penyangkalan diri hanya
dikerjakan oleh Tuhan kepada mereka yang sungguh–sungguh taat pada
perintah Tuhan. Penyangkalan diri, rela mengorbankan diri, rela
mengabdikan diri, rela mempersembahkan diri di atas mezbah. Itu adalah
satu peristiwa yang terjadi antara engkau yang mempunyai eksistansi
relatif dengan Tuhan Allah. Saya hanya serahkan kepada Tuhan. Kalau
memang memimpin terus kita bersyukur, kalau Tuhan tidak pimpin terus,
berarti kita kembali ke asal. Kalau tidak ada lagi hamba-hamba Tuhan
melayani di semua tempat, tutup, tutup, sisa pusat. Kalau pusat mati,
pusat di tutup, itu kehendak Tuhan, kita ya ikut saja. Tetapi saya
percaya bukan demikian. Dengan cinta kasih di atas salib, Yesus Kristus
akan terus menerus membangkitkan orang melayani Tuhan karena Tuhan mau
lebih banyak orang diselamatkan.
Diri menyangkal diri, masuk ke diri Allah, ini menjadi suatu kunci kerohanian, kunci pertumbuhan, kunci revival,
kunci kebangunan rohani dari jaman ke jaman. Setiap tahun, setiap
jaman, setiap abad, harus ada orang yang rela menyangkal diri lalu masuk
ke diri Allah, ini namanya spritualitas, ini namanya ketaaatan, ini
namanya iman, ini namanya dedikasi, penyerahan, persembahan kepada
Tuhan. Omong kosong jika saya mengatakan ‘aku menyerahkan diri kepada
Tuhan’ tapi masih banyak diri yang melawan kehendak Tuhan. Masih banyak
diri dan kemauan diri melawan kehendak Tuhan Allah. Akibatnya tidak
mungkin mengerjakan pekerjaan Tuhan.
Saudara-saudara sekalian, itulah sebab
manusia berlainan dengan malaikat. Di dalam dirinya, malaikat melawan
Tuhan secara langsung maka Tuhan juga langsung membiarkan, tidak ada
satu malaikat yang bisa diselamatkan. Tetapi manusia keturunan Adam yang
beriman masih bisa diselamatkan, karena apa? Tuhan mengasihani kita
yang sebenarnya dicipta dengan keadaan seperti debu ini. Tubuh kita
hanyalah debu saja, kita hanya seorang manusia yang berada dalam keadaan
kurun daging dan darah yang dibuat dari debu yang sementara. Itu sebab
saya akan masuk ke dalam poin yang penting sekali yaitu signifikansi
tubuh.
Semua filsafat dan semua teologi dari agama lain tidak pernah mempunyai pengertian seperti Kitab Suci. What is the meaningful significance of human body? Human body is a prison daripada hinduism,
tubuh manusia itu seperti sebuah penjara yang mengekang, yang membatas,
yang membelenggu jiwa kita sehingga kita tidak pernah mempunyai freedom.
I don’t have freedom because I’m a prisoner in this physical body.
Physical body needs eat, sex and so many things that cost me to commit
sin. Ini adalah agama-agama lain, maka agama-agama lain yang sampai
ekstrim, mereka menyiksa tubuh, menyiksa supaya tubuh ini menderita,
karena apa? Inilah tubuh yang mengakibatkan saya berdosa, inilah tubuh
yang membuat saya tidak bebas, inilah tubuh yang membelenggu jiwa saya.
Bagaimana perbedaannya dengan Kitab Suci? Kitab Suci adalah satu-satunya
ajaran agama yang mengatakan tubuhmu itu
adalah tempat kediaman Roh kudus, tubuhmu itu adalah tempat kediaman
Tuhan Allah. Tubuhmu itu adalah tempat pembentukan Bait Allah secara
spiritual. Our body is the temple of God, our body is a dwelling place of the Holy Spirit.
Ini adalah istana rohani, ini adalah tempat Tuhan Allah berdiam di
dalamnya maka tidak ada agama yang memandang tubuh manusia setinggi
seperti apa yang diwahyukan di dalam Kitab Suci.
Saudara-saudara sekalian, sekarang saya
mau tanya, engkau mempunyai tubuh, engkau rasa disiksa atau engkau rasa
bangga? Dua-dua bisa dijawab dari dua ekstrim. Bagi yang merasa disiksa,
tubuh ini menyiksa. Orang yang over, keterlaluan menuntut akan
kesucian, kadang-kadang dia jatuh ke dalam benci kepada badannya
sendiri. Justru karena badan ini, bikin saya tidak bisa suci. Akhirnya
dia membenci. Ada juga orang ekstrim lainnya, karena ada badan ini, maka
dia melampiaskan nafsu seenak mungkin, mumpung masih muda, masih bisa
berdansa, masih bisa seks, masih bisa berzinah, masih bisa main
perempuan sebisa mungkin, memperalat tubuhnya untuk main-main, untuk
menyenangkan hawa nafsunya. Orang Kristen tidak demikian. Orang Kristen
harus mempunyai tanggapan, betul-betul wawasan yang benar, dan mempunyai
pengertian yang akurat mengenai apa ini fungsi tubuh, apa signifikansi
tubuh. Tubuh ini sangat penting. Bahkan ketika Yesus Kristus datang ke
dalam dunia, waktu Ia bertubuh, Dia menyatakan sesuatu ucapan syukur.
Istilah ini tidak muncul tapi seluruhnya mengandung ini, bahwa Aku sudah
datang, bahwa Engkau sudah menyiapkan tubuh bagiKu, You have prepared a body for me.
Waktu Yesus di dunia Ia begitu menghargai tubuh, karena Allah Bapa
menjanjikan suatu tubuh meskipun tubuh itu adalah peta teladan orang
yang sudah berdosa, Yesus yang tidak berdosa berada dalam tubuh seperti
orang yang berdosa. Yesus berkata, Bapa Aku telah datang, Engkau telah
mempersiapkan tubuh bagiKu. Untuk apa? Untuk hidup seks, melampiaskan
nafsu? Tidak, Yesus tidak menikah. Yesus datang dari Yesus lahir hingga
mati di kayu salib suci mutlak untuk menjalankan misi penebusan. Lalu
Yesus memiliki tubuh untuk apa? Untuk menjalankan perintah Allah. Inilah
rahasia manusia. If you know the secret of possessing one body in
order to fulfill and accomplish the will of God in yourself, you should
give thank to God. Saya bersyukur kepada Tuhan. Jikalau hari ini
saya datang berkotbah tubuh saya tidak datang, cuma roh saya yang
datang, bagaimana? Kamu pasti lari. Tetapi aku mempunyai tubuh ini
penting. Saya masih bisa berkotbah, masih bisa pergi ke sini dan ke
sana, saya tampil di mana-mana dengan membawakan Firman, orang lain
mendapatkan berkat. Jadi kita harus bersyukur kepada Tuhan masih ada
tubuh ini. Bukan membenci, bukan menyiksa, bukan menderita, tetapi biar
tubuh ini mempunyai kewajaran, mempunyai pengertian sesungguhnya
bagaimana saya menghadapinya. Yesus mengajar kita dengan kalimat ini, Oh
Allah, Aku sudah datang dan Engkau telah menyediakan tubuh bagiKu.
Yesus mempunyai tubuh supaya boleh dipaku di atas kayu salib untuk
menjalankan kehendak Allah menjadi Juruselamat bagi orang lain. Yesus
bertubuh justru memungkinkan Dia menggenapi rencana penebusan Tuhan
Allah bagi umat manusia khususnya anak-anak Abraham.
Saudara-saudara, maka tubuh ini memiliki
signifikansi yang begitu besar. Bedanya kita dengan malaikat: malaikat
tidak mempunyai tubuh, kita mempunyai tubuh. Maka saya tidak menyatakan
kita bisa diselamatkan. Tubuh ini mengakibatkan Tuhan kasihan kepada
kita berada dalam diri tubuh ini, yang sangat terbatas ini.
Saudara-saudara kalimat selanjutnya, dengan adanya tubuh ini maka
penyelesaian dosa harus dilakukan dalam kurun waktu masih ada tubuh.
Saudara mungkin tidak sering dengar poin ini atau baca ini di buku lain
tapi saya minta saudara-saudara untuk memperhatikan. Kita percaya
setelah mati tidak ada kemungkinan diselamatkan, mengapa setelah mati
tidak ada kesempatan? Karena setelah mati tidak ada tubuh. Kalau begitu
pentingkah tubuh? Penting! Tubuh adalah suatu wadah di mana pertobatan
masih berlaku diterima oleh Tuhan pada waktu engkau belum keluar
daripadanya. Setelah manusia keluar dari tubuh, maka tidak ada lagi
kemungkinan dia bertobat minta pengampunan dosa dari Allah. Itulah
saudara-saudara kalimat yang menggabungkan adalah dosa diperbuat di
dalam tubuh, dosa harus diselesaikan di dalam tubuh masih berada.
Saudara-saudara, setelah tubuh tidak ada, tidak mungkin lagi karena
tubuh berada dalam kurun kesementaraan, sedangkan roh berada dalam kurun
kekekalan. Malaikat-malaikat berada dalam kurun kekekalan, berdosa
langsung dosanya itu adalah status kekekalan. Manusia berbuat dosa di
dalam tubuh kurun sementara, maka dosa yang kita perbuat dalam tubuh ini
disebut masih sebagai dosa sementara belum dikonfirmasikan nasibnya. Itu sebab kalau kita berdosa dalam keadaan masih bertubuh mari kita selesaikan selama kita masih bertubuh.
Saudara-saudara, kalau tubuhmu masih
ada, berarti masih ada kemungkinan dosa itu diselesaikan dan jangan
membawa dosa yang masih sementara ini menuju kepada kekekalan karena di
situ sudah tidak ada lagi kesempatan kita bertobat. Saya rasa ini sudah
lebih jelas.
Seorang namanya Dr. Edy datang ke
Nanjing berkotbah kebangunan rohani. Karena dia orang terkenal dari
Amerika maka Dr. Sun Yat Sen, seorang Kristen, mengajak beberapa menteri
yang datang karena sungkan, ke kebangunan rohani tersebut. Setelah
kebaktian selesai, Dr. Eddy mengatakan siapa yang mau menerima Tuhan
Yesus maju ke depan. Dua menteri di kanan dan kirinya Sun Yat Sen
dua-duanya bukan Kristen. Dr. Sun Yat Sen bertanya kepada mereka maukah
anda silahkan maju ke depan, jangan menunda kalau anugerah Tuhan datang
kepadamu? Dua-duanya bilang tidak. Seorang mengatakan saya menerima
Tuhan mungkin beberapa hari kemudian. Hari ini belum siap, malam ini
saya pikir baik-baik. Setelah Kebaktian, malam itu, dia naik kereta api
dari Nanjing ke Shanghai yang tidak begitu jauh kira-kira tahun 1920an.
Saat kereta api berjalan ada bom yang persis meledak di gerbong di mana
menteri itu berada. Menteri itu mati, Tuhan tidak memberikan kesempatan
lagi karena masa bertubuh sudah lewat.
Itu sebab banyak orang menunggu,
menunggu, menerima Tuhan dia tunggu, tunggu, tolak-tolak, tolak sampai
kapan? Sampai hari terakhir masuk kuburan, sebelum tutup mata, meskipun
terlambat paling sedikit masih berada dalam masa dia masih bertubuh.
Jadi tubuh ini tidak boleh kita hina, bukannya tidak penting, ada suatu
signifikansi yang penting yang tidak ada pada dunia Roh. Itu sebab saya
sering berpikir mengapa Tuhan tidak menyelamatkan malaikat dan
menyelamatkan manusia? Kalau menyelamatkan manusia, kapan
menyelamatkannya, dengan cara apa? Menyelamatkan dengan daging dipaku
untuk menebus daging yang berdosa. Yesus Kristus berdaging dan berdarah,
dengan tubuh Dia dipaku untuk menyelamatkan manusia yang berdaging dan
berdarah yang berada dalam masa tubuh, maka setelah itu tidak ada lagi.
Maka semasa kita masih hidup dalam dunia
selama berpuluh-puluh tahun ini biar kita menjadi orang yang
bertanggung jawab, orang yang hidup dalam tubuh. Engkau yang masih
diselamatkan, segeralah menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Engkau
yang telah diselamatkan, segeralah memuliakan Tuhan dengan tubuhmu yang
memancarkan kemuliaan dan keindahan dari Tuhan Allah.
Saudara-saudara, my body is the means for me to manifest the glory and the beauty of my God, my Master and my Savior.
Berdagang baik-baik, studi baik-baik, bermoral baik-baik, karena
hidupmu selama bertubuh adalah hidup untuk bersaksi. Apa yang engkau
tanam, apa yang engkau invest, apa yang engkau kerjakan dengan
baik di dalam Tuhan Allah akan dituai dalam kekekalan, akan dinyatakan
dalam kekekalan dengan puji-pujian dan dengan jubah kemuliaan dari Tuhan
serta pahala surga yang selama-lamanya. Puji Tuhan. Mari kita hidup
baik-baik di dunia ini.
Setelah 2 ayat ini disambung dengan dua
ayat terakhir, ayat 17 dan 18. Ayat 17 berarti Yesus sama seperti kita
maka kita boleh bersandar kepada Dia karena Dia mengerti segala
kelemahan kita. Dia menjadi Imam yang dengan saudara-saudaranya bersama
menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada
Allah. Di sini ada dua istilah yang penting: Yesus adalah seorang Imam
yang penuh kasih, kedua Yesus adalah Imam yang setia.
Di hadapan Tuhan Dia setia menjalankan
tugasnya, kepada manusia; Dia menyatakan belas kasihan kepada umat yang
dipilih oleh Dia. Maka Yesus Kristus adalah Imam yang memberikan belas
kasihan sebab Dia sendiri pernah menjadi tubuh, pernah datang ke dalam
daging dan darah. Dia pernah mengerti sebagai Imam yang berdiri di
tengah-tengah Allah dan manusia yang berdosa, ditengah yang suci dan
jahat, di tengah-tengah hidup dan mati, dia berada di tengah-tengah,
dari surga Dia membawa anugerah kepada kita agar kita tidak menanggung
dosa kelemahan kita, untuk berdoa kepada Tuhan bagi kita masing-masing.
Yesus adalah Imam. Imam seperti ini memiliki dua syarat yang penting. Pertama,
Dia setia, berarti Dia secara akurat dan jujur melaksanakan kehendak
Allah. Dia setia, berarti Dia tidak akan membuang kita yang sudah
dikasihi olehnya; Kedua, Dia memiliki belas kasihan artinya Dia
membawa anugerah Tuhan, menyalurkan kepada kita dan kedua Dia mengerti
akan segala kelemahan yang pernah kita miliki.
Saya tidak bermaksud jikalau Tuhan Yesus
tidak menjadi manusia Dia tidak mungkin mengerti apa yang kita perbuat.
Jikalau ini dikonfirmasikan, ini bahaya sekali. Apakah untuk mau
mengerti kita maka Tuhan harus menjelma menjadi manusia? Tidak! Kalau
demikian bila Tuhan ingin mengerti sapi, Tuhan harus menjadi sapi? Kalau
Tuhan mau mengerti dunia materi, harus menjadi materi? Tidak! Tuhan
bisa mengerti setiap kesulitan kita tanpa Dia sendiri menjadi manusia di
bumi. Tetapi supaya kita tahu Dia mau mengerti maka cara terbaik adalah
Dia sendiri menjadi manusia. Saya pernah bicara pada seseorang
pagi-pagi: Pak Tong, saya minta didoakan karena saya selalu dirongrong
oleh Nyonya, Tuhan Yesus tidak mempunyai istri jadi Dia tidak mengerti.
Karena Yesus tidak pernah nikah, tidak pernah punya Nyonya. Saya bilang
tidak mungkin. Tuhan tetap mengerti karena Tuhan Mahatahu, Mahamengerti,
tetapi Dia menjadi manusia bukan supaya Dia mampu mengerti kita,
melainkan supaya kita tahu Dia mau mengerti kita. Engkau diejek,
difitnah, dirongrong, Dia tahu.
Suatu hari saya naik satu taksi di
Hongkong. Supir taksi kelihatannya baik sekali, saya mulai menginjili
dia. Dia mengatakan, “Saya sudah Kristen.” Dia bercerita tentang
kesusahan-kesusahan yang luar biasa, penindasan ekonomi. “Dulu saya
adalah pedagang yang sangat besar. Akhirnya bangkrut total karena
pinjaman tidak bisa bayar. Saya sekarang terpaksa bawa taksi. Apa boleh
buat, saya masih membutuhkan uang sedikit-sedikit untuk membeli sayur,
beras, makanan untuk hidupkan Nyonya dan anak-anak saya. Kadang-kadang
saya melihat orang bicara keras dengan saya di mobil. Saya sangat tidak
bisa terima tapi saya ingat saya hanya manusia yang sekarang lebih
mengerti kesulitan-kesulitan orang miskin. Dulu saya tidak tahu, tahunya
duit, duit, duit, tahunya saya sendiri kaya. Sekarang saya tahu apa itu
kesusahan.”
Saudara-saudara, sudah hampir tiga kali
saya melihat, satu kali di Singapura, seorang pedagang yang besar
sekarang menyupir taksi karena sudah bangkrut, sudah susah. Kita jangan
sombong, kalau kita lagi kaya kita meremehkan orang lain. Jikalau Tuhan
pakai cara seperti itu, kita semua dibuang di neraka. Tapi Tuhan yang
berada di surga pun Dia turun menjadi manusia berdaging dan darah, untuk
mengerti, memberikan kita pengetahuan bahwa Dia rela dan Dia
benar-benar mengerti kesusahan kita. Dia adalah Imam Besar yang setia
dan penuh belas kasihan.
Ayat terakhir, 18, manusia jatuh ke
dalam pencobaan? Iya. Manusia serba sulit karena dicobai? Iya. Yesus
bisa menolong kita? Bisa. Yesus mengerti kita? Iya. Mengapa? Karena Dia
sendiri juga dicobai maka Dia bisa menolong kita yang dicobai. Puji
Tuhan. Inilah cinta kasih Tuhan yang luar biasa bagi kita yang berada
dalam tubuh yang sangat memerlukan pertolongan, keselamatan dan juga
pimpinan Tuhan. (RH)
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : http://www.nusahati.com/2012/06/keselamatan-diberikan-hanya-kepada-manusia-part-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar