Jumat, 31 Agustus 2012

Abraham Lincoln – Sebuah Surat

Dunia, bimbinglah anaku, ia mulai sekolah hari ini !. Semuanya akan menjadi asing dan baru baginya untuk sementara, dan saya berharap Anda memperlakukannya dengan lembut. Sampai sekarang, engkau lihat, ia adalah Raja yang berkuasa. Ia telah menjadi atasan di rumah. Saya selalu berada didekatnya untuk menyembuhkan luka-lukanya, dan saya selalu menolong untuk menenangkan perasaan-perasaannya.

Tetapi sekarang semuanya akan berubah. Pagi ini ia akan melangkah ke muka, melambaikan tangan, dan memulai petualangan besar yang mungkin akan berupa perang dan tragedi bahkan penderitaan.

Untuk hidup di dunia ini diperlukan kepercayaan dan cinta serta keberanian. Maka, dunia, saya berharap Anda akan menggandeng tangan kecilnya dan mengajarkan hal-hal yang harus ia ketahui. Ajarilah ia, tetapi dengan lembut, jika bisa.

Saya tahu, ia harus belajar bahwa tidak semua orang bersikap adil, bahwa tidak semua pria dan wanita bersikap baik. Ajarilah ia, bahwa pada semua orang jahat ada seorang pahlawan, bahwa pada semua musuh ada seorang teman. Biarkan ia belajar sejak dini bahwa orang yang suka menggertak adalah orang yang paling mudah menjilat.

Ajarilah ia keajaiban dari buku-buku. Berikan ia waktu yang tepat untuk merenungi misteri yang abadi dari burung-burung di langit, lebah di siang hari, dan bunga-bunga di bukit hijau. Ajarilah ia bahwa gagal adalah jauh lebih terhormat dari pada menipu. Ajarilah ia untuk memiliki keyakinan pada gagasan-gagasannya sendiri, meskipun setiap orang mengatakan gagasan-gagasannya salah.

Cobalah memberikan kekuatan pada anak saya untuk tidak mengikuti pergaulan, ketika semua orang mengikuti arus. Ajarilah ia untuk mendengarkan orang lain, tetapi menyaring semua hal yang ia dengar dengan saringan kebenaran dan hanya menyerap hal-hal baik.

Ajarilah ia untuk tidak pernah memandang orang lain dari harta yang mereka miliki, dalam hati dan jiwanya. Ajarilah ia menutup telinganya terhadap teriakan banyak orang, tetapi berpendirian dan berjuang jika ia yakin bahwa ia benar. Ajarilah dengan lembut, Dunia, tetapi jangan memanjakannya, karena hanya pengujian dengan apilah yang menghasilkan baja berkualitas.

Ini adalah permintaan besar Dunia, tetapi marilah kita lihat apa yang dapat engkau lakukan.

Ia adalah anak yang manis.

Tertanda Abraham Lincoln

Disadur dari ‘Pulpit Helps’ Februari 1991, dikutif dalam ‘apple seeds’ Jilid 10, No 1, 1994. Surat Abraham Lincoln ini di kutip dari buku YOU CAN WIN karya Shiv Khera hal 123

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/abraham-lincoln-sebuah-surat/

Murid Murid Yang Bisa Dididik

Faktor [kedua] adalah “murid”. Mengapa murid penting sekali? Karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang bisa mengerti kebenaran, bisa mengkaitkan diri dengan kebenaran dan dibentuk dengan kebenaran itu sendiri. Oleh karena itu, jika kita mendapatkan murid yang memiliki daya tangkap hebat dan penerimaan yang baik, itu merupakan satu bahagia yang paling besar bagi seorang guru dan satu kemuliaan bagi sistem pendidikan itu.

Mencius, seorang guru besar dalam sejarah Cina, orang kedua langsung setelah Konfusius, mengatakan: “Orang Bijak (gentleman) berpikiran, kalau saya menengadah ke langit saya tidak merasa bersalah kepadanya, pada saat saya melihat pada manusia saya tidak pernah merugikan dia, itulah sukacita pertama. (Bandingkan apa yang dipikirkan Paulus, ketika ia berkata bahwa ia tidak pernah merugikan Tuhan atau siapapun). Kedua, kalau ayah dan ibu masih ada, seluruh saudara belum ada yang meninggal, itulah sukacita kedua. Ketiga, ketika saya bisa mendapatkan orang-orang yang pandai di bawah kolong langit ini dan saya boleh mendidik mereka dengan baik, itulah sukacita yang ketiga.

Sebagai seorang guru, saya bisa merasakan keindahan butir ketiga dari pikiran Mencius ini (yang pertama dan kedua tidak dibahas, karena tidak ada hubungan dengan tema kita). Jika kita mendapatkan orang-orang yang bodoh, malas, nakal, maka kita akan sangat susah. Tetapi jika kita bisa mendapatkan anak-anak yang pandai, yang rajin, yang hebat, tetapi yang rendah hati, kemudian kita dengan waktu yang relatif pendek dapat memberikan hasil yang sangat besar. Ini menjadi suatu hal yang memberikan sukacita yang luar biasa. Ada suatu ketidakadilan di dalam pendidikan ketika orang pandai dididik oleh guru yang bodoh, dan guru-guru yang pandai mendapatkan murid-murid yang sangat bodoh. Ini dua hal yang sangat tidak seimbang. Jika seorang murid yang sangat pandai, cerdas dan berpikiran tajam, tetapi mendapatkan guru-guru yang bodoh, maka ia memerlukan kesabaran yang luar biasa untuk ia dapat hidup baik-baik di dunia ini. Ketika murid-murid itu berpikiran tajam, gurunya bodoh, ini merupakan siksaan jiwa dari seorang “arsitek jiwa” yang tidak memiliki “ijin arsitek.” Murid yang baik perlu mendapatkan guru yang bisa merangsang, membentuk dan menjadikan dia murid yang sukses. Tetapi bagaimana mengirim murid itu kepada guru yang memadai merupakan hal yang tidak mudah. Demikian juga bagaimana guru yang baik bisa menemukan murid yang betul-betul bisa dididik dengan baik, juga merupakan hal yang sangat penting. Di dalam sistem pendidikan, guru yang baik seharusnya mendapatkan murid-murid yang baik, dan murid-murid yang baik itu bisa memakai waktu yang sedikit untuk mendapatkan penyaluran kebenaran yang banyak dari gurunya. Dalam hal ini Konfusius pernah mendapatkan murid yang sangat baik di dalam hidupnya, sayang sekali murid ini tidak berumur panjang, meninggal pada usia yang sangat muda. Peristiwa ini membuat Konfusius sangat sedih. Pada saat ia mengingat hal itu, ia mengatakan: “Murid saya yang satu ini tidak pernah mengulangi kesalahannya yang kedua kalinya.” (Never repeat the same fault). Kalau satu kali diingatkan kesalahannya, ia langsung sadar dan tidak pernah mengulangi lagi. Gurunya menjadi sangat senang, karena hanya satu kalimat pendek, cukup untuk menyadarkan dan langsung ia bertobat, langsung ia belajar berbuat yang baik. Alangkah besar dorongan bagi guru yang mendapatkan murid seperti itu.

Tetapi tidak semua murid seperti dia. Jika Saudara tidak mendapatkan murid yang seperti itu, jangan marah kepada Tuhan, atau memarahi anak orang. Kalau Saudara mau marah-marah kepada Tuhan, ingatlah mungkin dulu Saudara menjadi murid yang lebih buruk dari dia. Begitu banyak guru yang pada waktu ia sendiri menjadi murid, hidupnya kurang beres. Tetapi kini ketika ia sudah menjadi guru, ia langsung memakai ideal tertinggi untuk menuntut muridnya. Padahal itu semua ide-ide yang ia sendiri dulu tidak dapat jalankan. Guru yang tidak adil hanya memakai ide kesempurnaan untuk menuntut muridnya, padahal ia sendiri belum pernah bisa mencapainya.

Sokrates mempunyai murid-murid yang banyak, tetapi seorang muridnya yang agak muda, tidak disadarinya bahwa kelak murid itu akan meneruskan pikiran ortodox Filsafat Yunani Klasiknya, yaitu Plato. Pada saat Sokrates mati, Plato baru berusia 28 tahun, sehingga di dalam penyaluran pikirannya sebelum ia meninggal, ia mementingkan yang lain. Dan empat aliran murid-murid Sokrates setelah ia meninggal mendirikan empat aliran filsafat yang disebut sebagai “The Four Minor Socratic Philosophy” (Empat Filsafat Minor Sokrates), tetapi sebenarnya tidak ada satupun yang mendekati kecerdasan dan taraf pikir Sokrates. Yang memadai betul-betul hanya satu, yaitu Plato (yang nama aslinya adalah: Aristocles).

Pada saat Plato sudah menjadi besar, ia memiliki ratusan murid dan mendirikan sekolah yang disebut “Academie”. (Istilah ini sekarang dipakai di seluruh dunia, yang merupakan tiruan sekolah Plato yang asli). Di antara ratusan murid, ada satu orang yang paling berani berdebat dengan dia, yaitu: Aristoteles. Pada saat berdebat secara luar biasa, Plato telah menjadi contoh guru yang baik, yaitu ia tidak pernah takut ditanya dan didebat oleh muridnya sendiri. Ia melayani semua pertanyaan dan ia mengagumi pertanyaan- pertanyaan yang baik. Ia juga menghargai perbedaan pendapat murid- muridnya yang berbeda dengan dia. Inilah pengujian guru.

Jika Saudara suka menerima murid-murid yang baik, yang diam, yang tidak suka berdebat, pasti Saudara seorang pemimpin orang- orang bodoh. Jika saudara senang sekali mendapat murid-murid yang tidak pernah mendebat, melawan Saudara, dan hanya menurut apa saja, hanya memberikan kelonggaran kepada Saudara sebagai guru, sehingga Saudara dapat menyelesaikan pelajaran Saudara tanpa terganggu, bisa merencanakan segala sesuatu tanpa rintangan apa-apa, maka saudara tidak akan pernah mendapatkan orang yang akan merubah jaman.

Saya pertama kali menjadi guru pada usia 15 tahun, sekarang sudah 52 tahun lebih, sehingga saya sudah menjadi guru selama 37 tahun lebih. Saya sangat senang kalau mendapatkan murid yang pandai sekali, berani melawan saya dengan menanyakan sesuatu yang sulit- sulit. Tetapi harus dengan satu syarat, yaitu motivasinya ingin mencari kebenaran. Kalau cuma mau mencari kemenangan, itu sama dengan aliran Sofist (salah satu aliran Filsafat Yunani kuno). Orang Sofist lebih suka debat untuk mencari kemenangan dari kebenaran yang diperdebatkan itu sendiri. Di sini kita melihat dua macam guru, dua macam murid. Guru atau murid yang lebih suka mencari muka daripada kebenaran, adalah guru atau murid yang kurang baik. Mereka berdebat hanya supaya tidak malu, yang diutamakan adalah kemenangan atau kehebatan saya, mencari kemuliaan dan keuntungan pribadi. Tetapi jika guru dan murid itu berdebat untuk mencari kebenaran lalu takluk kepada kebenaran, sehingga jika ia salah ia berani mengaku salah, maka ia adalah guru atau murid yang baik. Untuk memiliki murid yang baik, kita harus menjadi guru yang baik, yang berani mengaku salah kalau memang kita salah. Plato memberikan satu kesimpulan untuk menjelaskan sekolah “Academie” miliknya dengan mengatakan: “Hanya dua hal yang membentuk struktur “Academie”ku, yaitu (a) otaknya Aristoteles dan (b) seluruh tubuh murid yang lain.” Maksud perkataannya ialah bahwa seluruh muridnya yang lain memiliki tubuh tetapi tidak memiliki otak, sedangkan Aristoteles adalah satu-satunya yang memiliki otak. Ia begitu mengagumi kalau mendapatkan murid yang baik. Saudara jangan merasa terganggu, jika ditengah muridmu ada yang lebih pandai dari murid- murid yang lain, dan berani mengatakan sesuatu yang berbeda dengan pendapatmu atau pendapat umum. Saudara harus waspada, lalu dengan berhati-hati mengarahkan dan menaklukkan diri Saudara dan diri murid Saudara ke bawah kebenaran, dan sangat berhati-hati menangani dia. Meskipun seolah-olah ia mengganggu ketentraman, keamanan Saudara, dan membuat kacau jiwa Saudara, tetapi orang-orang ini nanti akan meneruskan tugas jaman yang berat. Saudara harus menghargai dia.

Saya kadang-kadang memperhatikan bagaimana keadaan guru-guru anak-anak saya. Satu kali anak saya membaca bahasa Inggris, dan salah membaca, tetapi waktu saya tanya, ia menegaskan bahwa itu adalah ajaran gurunya. Ketika saya ralat, ia tidak mau karena merasa sudah diajar sedemikian oleh gurunya. (Pada buku yang pertama, telah dibahas bagaimana anak yang sudah di atas 6 tahun mulai lepas dari kendali orang tua dan mulai berpindah ke gurunya di sekolah. “Arsitek Jiwa”, hal. 44). Ketika kemudian ia menanyakan kepada gurunya, gurunya menjawab bahwa keduanya benar, bisa dibaca menurut kedua cara itu. Inilah kondisi sekolah kita. Jika kita sebagai guru, kita menemui murid yang berbeda pendapat dengan kita, kita harus langsung menyadari bahwa kita sendiri hanyalah murid kebenaran, dan memberikan kebenaran kepada murid kebenaran yang lebih muda. Dan jika kita mendapatkan seorang anak yang kita didik, yang seolah-olah memberikan kesulitan kepada kita, jangan bingung, karena mungkin tugas mereka untuk jaman mereka adalah berat sekali, sehingga kita harus bisa menangani dengan penuh perhatian.

Suatu kali saya berkotbah di penjara remaja. Ada sekitar 800 anak berusia 13-18 tahun. Penjara ini sedemikian indah, semua kamarnya ada layar untuk video pendidikan, ada komputer di kelas, dan memiliki taman-taman yang indah sekali. Ketika saya mau berkotbah, saya melihat ratusan kepala yang gundul-gundul begitu banyak. Di sekeliling mereka penuh dengan Polisi Militer yang berjaga begitu ketat dengan bayonet terhunus, karena anak-anak ini sangat nakal. Baru sebulan sebelumnya, mereka memberontak dan menghancurkan satu piano konser. Lalu saya minta semua Polisi ke pinggir semua ketika saya mulai berkotbah. Muka mereka memang lain. Pepatah Tinghoa kuno mengatakan bahwa daging orang yang baik seratnya vertikal, tetapi daging orang yang jahat seratnya semua melintang. Kalimat pertama saya mengatakan: “Saya tahu bahwa kalian semua anak-anak yang pandai, kalian mempunyai pikiran yang berlainan. Kalian mungkin sangat benci karena ayah dan ibumu bercerai, engkau dilahirkan dalam satu keluarga yang tidak berbahagia seperti keluarga yang lain. Dan kesulitan-kesulitanmu tidak dimengerti oleh orang lain, sehingga akhirnya engkau berontak. Saya sangat mengerti dan memahami kesulitan di dalam jiwamu.” Di dalam dua menit, wajah mereka berubah, dan mereka telah menjadi kawan saya, bersedia mendengarkan kotbah saya. Setelah berkotbah, lebih dari 270 anak bertobat, menangis dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat mereka. Saya datang bukan menjadi guru yang galak, atau menjadi pendidik yang mau menguasai, tetapi saya datang sebagai kawan.

Murid adalah faktor ketiga. Bagaimana menjadikan murid orang- orang yang bisa bekerja sama dengan Saudara di dalam sistem pendidikan untuk bersama-sama mengejar kebenaran, merupakan hal yang sangat penting. Sebagai guru yang baik, adalah guru yang dapat mencairkan diri dengan murid, dan mendapat murid yang baik adalah jika mereka dapat secara maksimal menerima apa yang Saudara berikan. Dengan demikian sistem pendidikan itu sukses.

Bahan di atas diambil dan diedit dari:
Judul Buku: Arsitek Jikwa II
Penulis : Stephen Tong
Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia (Jakarta), 1993
Halaman : 14-19

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/murid-murid-yang-bisa-dididik/

Mengerti Perasaan Wanita

Suatu malam, ketika sedang berjalan sepanjang pantai California, seorang pria menemukan lampu tua yang diletakkan di atas batu. Ketika ia mengambil dan menggosoknya, seorang Jin mendadak muncul.

“Baik, cukup sudah!” bentak Jin itu. “Ini keempat kalinya dalam bulan ini orang menggangguku! Aku begitu marah sampai aku hanya akan memberimu satu permintaan bukannya tiga! Jadi ayolah, ayo! Katakan apa yang kau inginkan, dan jangan membuang waktuku seharian!”

Orang itu berpikir cepat, kemudian berkata, “Yah, aku selalu bermimpi pergi ke Hawaii, tetapi aku takut terbang dan aku cenderung mabuk laut di atas kapal. Bagaimana kalau kau buatkan aku jembatan ke Hawaii? Dengan begitu, aku bisa naik mobil ke sana.”

Jin itu tertawa. “Jembatan ke Hawaii?! Kau pasti bercanda? Bagaimana aku bisa mendapat penyangga yang sampai ke dasar samudera? Itu membutuhkan terlalu banyak baja, dan sangat terlalu banyak beton! Itu sama sekali tidak bisa dilakukan! Pikirkan permintaan lain!”

Kecewa, Pria itu berusaha keras untuk memikirkan permintaan lain.
Akhirnya ia berkata, “Baiklah, aku punya keinginan lain. Semua wanita dalam hidupku berkata aku tidak peka. Aku berusaha dan berusaha untuk menyenangkan mereka, tetapi tidak ada yang berhasil. Aku tidak tahu di mana kesalahanku.”

“Satu permintaanku adalah untuk mengerti wanita… tahu bagaimana sebenarnya perasaan mereka ketika mereka membisu padaku… tahu mengapa mereka menangis…tahu apa yang mereka inginkan ketika mereka tidak memberitahu aku apa yang sebenarnya mereka inginkan…aku ingin tahu apa yang membuat mereka benar bahagia.”

Sunyi sejenak, kemudian Jin itu berkata, “Kau mau jembatan ke Hawai itu berjalur dua atau empat?”


Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/mengerti-perasaan-wanita/

Pelanggaran Dan Dosa

Firman : Efesus 2:1-5
Di Ef. 2, Paulus membawa kita kembali menelusuri hidup kita yang lama, untuk mengingatkan kita akan keadaan kita yang lampau. Orang yang berada di dalam dosa, tidak menyadari akan bahaya dan keadaan dirinya yang sesungguhnya. Ketika seorang yang berhasil melewati bahaya menoleh ke belakang, barulah dia tahu bahwa kuasa dosa telah membelenggu dirinya sebegitu rupa, sehingga dia tidak mempunyai kebebasan yang sejati. Sebab itu, Paulus mengajak semua orang Kristen untuk melihat kembali akan keberadaan kita yang dulu, karena itulah gambaran dari keadaan seluruh umat manusia. Calvin berkata, jangan mengira bahwa orang berdosa adalah hanya sekelompok orang saja yang hidup di dalam dunia ini, tetapi kita perlu mengerti bahwa dosa telah melanda seluruh dunia, semua keturunan Adam. Tidak satupun dari mereka yang lolos. Seperti yang dituliskan oleh Paulus di Rm. 3:23, sekaliannya telah berbuat dosa.

Yesus berkata, Aku datang bukan untuk mencari orang benar, melainkan orang berdosa. Sepertinya ada pertentangan antara Kristus dengan Paulus. Perkataan Paulus menggolongkan semua umat manusia sebagai orang berdosa: hanya ada satu macam manusia di dunia. Sedangkan proklamasi Kristus menggolongkan manusia menjadi dua macam: yang benar dan yang berdosa. Adakah pertentangan antara ajaran Paulus dengan Yesus? TIDAK. Waktu Yesus mengatakan, Aku datang bukan untuk mencari orang yang benar, melainkan untuk mencari orang berdosa dan memanggil mereka untuk bertobat, adalah menggunakan sindiran untuk mengisyaratkan adanya sebagian orang berdosa yang tidak menyadari dirinya adalah orang berdosa, sebaliknya malah menganggap diri sebagai orang benar, orang yang seperti itu tidak layak menjadi murid-Ku. Pada waktu Yesus mengatakan kalimat itu, Dia menyinggung orang-orang yang sudah mengetahui atau melakukan sebagian dari Taurat, lalu merasa dirinya lebih baik dari orang lain.

Paulus berkata, sebelum kau diselamatkan, sebelum darah Kristus menyucikan dirimu, sebelum kau memperoleh hidup baru, kau berada di dalam status yang bagaimana? Kalimat pertama yang dia tuliskan adalah kalimat yang begitu berani, singkat dan tepat: dulu, kamu telah mati di dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Istilah mati muncul pertama kali di dalam Kejadian 2 di dalam perintah Allah kepada Adam: Aku telah menyediakan semua pohon dengan buah-buah yang baik untuk dipandang dan untuk dimakan, hanya saja, buah dari pohon yang terletak di tengah-tengah taman tidak boleh kau makan. Allah sudah memperingatkan Adam, pada hari kau memakannya, kau akan mati. Istilah mati muncul di dalam perintah pertama yang Allah berikan kepada manusia, maka wahyu Allah dari permulaan adalah bersangkut paut dengan mati hidupnya manusia.

Yesus Kristus dikirim bukan untuk menjadi teladan yang baik saja, atau menjadi pengajar moral yang terhebat, atau menjadi guru etika yang tertinggi di dalam sejarah, melainkan supaya barangsiapa percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Terlihat di sini, kekristenan dari mula sampai akhir selalu memandang mati dan hidup, lebih mendasar, lebih prinsipil, lebih penting dibandingkan dengan baik dan jahat.

Sejak di Taman Eden, Tuhan sudah memberikan tantangan, hai Adam, mana yang kau pilih hidup atau mati? Kalau kau memilih hidup, taatlah kepada Allah, kalau kau mati adalah karena kau melawan Tuhan Allah. Musa tidak mengakhiri Taurat dengan mengatakan, berbuatlah baik jangan berbuat jahat. Dia mengakhiri Taurat dengan berkata, Aku sudah menunjukkan jalan hidup dan jalan mati kepadamu. Mati hidup adalah cara untuk membedakan keadaan spiritual kita dan juga merupakan cara memperingatkan kita bahwa kita hanya bisa memilih salah satu.

Ayat 1, dulu kamu sudah mati di dalam pelanggaran-pelanggaran dosamu, tapi ayat 2, kamu hidup di dalamnya. Bukan kah ini sesuatu yang paradoks? Siapakah kita? Kita mati. Mati di mana? Mati di dalam dosa. Dosa apa? Hidup di dalam pelanggaran. Dengan demikian orang yang mati adalah orang yang hidup di dalam dosa. Orang yang hidup di dalam dosa adalah orang yang statusnya mati di mata Allah. Orang yang mati di dalam pelanggaran tidak tahu kalau dirinya sedang melawan Tuhan. Orang yang mati di dalam pelanggaran tidak menyadari dirinya sedang jatuh dari Tuhan, bahkan tidak mungkin bereaksi terhadap suara Tuhan.

Istilah mati di dalam Kitab Suci mempunyai tiga arti:
  1. Mati adalah perceraian; perpisahan dari sumber hidup.
    Inilah yang disebut sebagai kematian status, kematian hidup rohani.
  2. Mati adalah kerusakan dari semua fungsi tubuh jasmaniah kita.
    Mati berarti tubuh kita sudah menjadi mortal, rusak, sehingga kita tidak lagi bisa melihat, mendengar, mencium, berbicara, bersensasi, atau bergerak.
  3. Mati adalah dibuang dari hadapan Tuhan Allah, dibuang ke neraka untuk selama-lamanya.
    Itulah yang disebut dengan mati untuk kedua kalinya. Mati yang kekal, dipisahkan dari Tuhan yang mulia untuk selama-lamanya, tidak mungkin kembali lagi.
Waktu manusia terpisah dari Tuhan Allah, dia secara jasmani tetap utuh, matanya tajam, hidungnya mancung, wajahnya cantik, postur tubuhnya begitu indah, tetapi semua itu tidak ada hubugan dengan penguasanya. Jika dia sudah terpisah dari sumber hidup, maka dia disebut sebagai orang yang sudah mati secara status, bukan secara kondisi. Mati kondisi adalah mati secara fenomena, secara supervisial. Sebelum kita mati secara jasmani, kita sudah mati secara rohani, karena sudah terpisah dari Tuhan. Itulah ayng dimaksudkan di sini, dulu kamu mati di dalam pelanggaran, mati di dalam segala dosa-dosamu.

Paulus mengangkat dua istilah: pelanggaran dan dosa. Di Rm. 5-8 istilah hamartia yang Paulus pakai dalam bagian itu adalah berbentuk singular. Sedangkan di Rm. 1-4, dia menggunakan istilah dosa dalam bentuk plural. Apakah bedanya? Dosa dibagi menjadi status dosa dan kuasa dosa. Yang satu berkenaan dengan status dan yang lain berkenaan dengan pelanggaran-pelanggaran, kepingan-kepingan perbuatan salah yang disebut sebagai perbuatan dosa. Dosa tidak seharusnya hanya dimengerti sebagai perbuatan salah saja, melainkan harus dimengerti sebagai suatu status yang melawan Tuhan Allah, di mana kita berada di dalam cengkeraman setan dan di bawah murka Tuhan. Orang mati adalah orang yang berada di dalam status dosa, sudah terputus dari pada sumber hidup.

Tapi di ayat 2, Paulus mengatakan, kamu hidup di dalamnya. Orang yang mati rohaninya, hidup di dalam dosa. Dengan cara hidup yang bagaimana? Mengikuti jalan dunia ini. Di setiap zaman, setiap tempat ada cara hidup yang melawan kehendak Allah. Kita harus bersyukur bahwa kebudayaan diperbolehkan oleh Tuhan untuk berada di dunia ini, tetapi sebagai orang Kristen, janganlah kita lupa bahwa di dalam kebudayaan terdapat unsur-unsur setani, yaitu benih yang setan letakkan di dalam kebudayaan. Sebagai contoh kebudayaan yang mengajarkan hal menghormati orang tua, ini adalah hal yang benar. Tetapi kalau berkembang sampai menjadikan orang tua sebagai Allah, bersembah sujud, berbakti kepada mereka, dan merasa tidak lagi perlu berbakti kepada Tuhan Allah, itulah yang dimaksud dengan mengandung unsur setan di dalamnya.

Jika kita mengikuti kebudayaan tanpa menyaringnya dengan perspektif wawasan Kristen, kita akan menjadi orang yang secara tidak sadar tetap hidup di dalam kematian. Semua budaya adalah hasil dari sifat budaya yang Tuhan tanamkan di dalam diri manusia pada waktu Tuhan menciptakan manusia. Kita harus menghargai agama, karena beragama adalah hasil dari sifat agama yang sudah Tuhan tanamkan di dalam diri manusia, sebagai umat yang disebut sebagai peta dan teladan Allah. Maka sifat agama dan sifat budaya adalah dua dasar dari sistem nilai ke luar dan ke dalam yang paling penting, sehingga manusia bisa disebut sebagai manusia.

Namun demikian, kita harus mengetahui bahwa tidak ada keselamatan di dalam agama manapun yang kita hargai, kecuali kita mengenal Yesus Kristus.

Paulus berkata, kamu hidup di dalamnya karena kamu mengikuti jalan dunia ini. “Mengikuti jalan dunia ini” adalah terjemahan Bahasa Indonesia yang sangat sederhana, di dalamnya terkandung dua arti:
  1. The spirit of the ages in this world.
  2. Adat istiadat yang telah membelenggu dunia.
Di sini terdapat dua unsur: unsur sejarah dan unsur pikiran. Kalau keduanya digabungkan akan menjadi semangat yang dominan, yang menguasai manusia secara individu. Kalau kau bermukim di Indonesia, cara hidup di sini mempengaruhimu. Itu adalah hal yang pasti. Artinya manusia sulit mempunyai pendirian yang tegas untuk melewati arus. Arus selalu menghanyutkan kita, secara tidak sadar, kita juga terbawa oleh arus, akhirnya kita tidak lagi bisa berdiri di atas kaki sendiri. Orang Kristen seharusnya tidak mengikuti arus, tidak terjerumus di dalam arus, sebaliknya justru membuat arus sendiri. Kita perlu mempunyai pemikiran kita sendiri, mempunyai cara kebudayaan kita sendiri, mempunyai gaya hidup sendiri. Dulu kamu mati di dalam dosa, mati di dalam pelanggaran, mengikuti akan zaman dunia ini.

Setiap zaman mempunyai roh zaman yang mempengaruhi segala bidang. Tetapi kita mempunyai Roh yang kekal, Roh Kudus yang melampaui zaman. Kecuali kau mempunyai hidup dari Roh Tuhan, kau tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus yang besar seperti itu. Kita hidup di dalam dosa, hidup melawan Tuhan, hidup terputus dari sumber hidup. Bukan saja demikian, kita berada di tengah-tengah mereka, kita mengikuti adat dunia, mengikuti semua arus dunia ini, dan bahkan kita taat kepada roh yang berada di angkasa, yaitu roh jahat yang sedang bekerja di dalam hati manusia. Sampai di sini, barulah kita melihat satu cosmic drama, di mana terdapat dalang yang berada di belakang layar.

Manusia tidak bebas. Manusia bebas di dalam ikatan-ikatan konsep, ikatan-ikatan pengaruh, manusia bebas di dalam kuasa setan yang membelenggu, sehingga manusia tidak bebas lagi. Menurut Martin Luther, sebuah kelereng berada di satu dataran, dia bergerak ke kanan, kiri, depan, belakang, kelihatannya bebas, tapi bila kelereng itu terjatuh di tempat yang rendah, dia tetap bisa bergerak ke kanan, kiri, depan, belakang. Cara geraknya sama, bedanya apa? Tetap bebas, tapi bebas di bawah, tidak lagi bisa ke atas. Untuk ke bawah tidak memerlukan kekuatan, bisa jatuh sendiri, tapi untuk ke atas diperlukan kekuatan dari luar, bukan dari kelereng itu sendiri. Inilah yang Paulus maksudkan dengan kamu sedang taat kepada seorang penguasa yang ada di angkasa. Rohnya sedang bekerja di dalam hati setiap orang.

Jangan mengira orang yang membunuh adalah orang yang membunuh dengan bebas. Memang waktu dia membunuh, dia sedang menggunakan kebebasannya, tapi di balik kebebasannya terdapat dalang, yang mengakibatkan dia harus menggunakan kebebasan dengan salah. Ketika dalang itu mempengaruhi dia, mau tidak mau, dia harus menjalankan kejahatan, karena dia telah menggunakan kebebasan, memberi diri untuk dikuasai oleh dalang.

Maka di dunia ini tidak ada hal yang netral. Seluruh dunia sudah berada di dalam kuasa dosa, seluruh dunia berada di dalam tangan setan, seluruh dunia bertendensi menuju kepada kejahatan. Kau berada di dalam status dan keadaan seperti ini, dan Paulus melanjutkannya dengan kami juga. Kami dulu juga begini, kamu dulu juga adalah anak-anak durhaka, yang patut dimurkai, yang menuruti nafsu.

Secara status, tidak ada orang yang lebih baik dari orang lain. Secara dosa, memang ada orang yang melakukan dosa besar dan dosa kecil, tapi secara status, tidak ada seorangpun yang cukup baik yang tidak perlu diselamatkan. Tidak ada seorangpun yang tidak berdosa, tidak membutuhkan Yesus mati baginya. Tidak ada seorang pun yang tanpa berbuat dosa, sehingga tidak perlu diperanakkan pula oleh Roh Kudus.
(Ringkasan kotbah ini belum dikoreksi oleh Pengkotbah, W.H.)

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/pelanggaran-dan-dosa/

Minggu, 26 Agustus 2012

Pendiri Hotel Sahid

Siapakah raja properti sektor perhotelan di Indonesia? Secara spontan niscaya orang akan menjawab: Sukamdani Sahid Gitosardjono. Ya, meskipun Sukamdani baru saja melepaskan jabatan sebagai direktur utama PT Hotel Sahid Jaya Internasional (HSJI) dan mempercayakan jabatan itu kini kepada mantan Dirut PT Telkom Setyanto P. Santosa, namun tak pantas disangkal Sukamdani tetap pantas dijuluki raja hotel di negeri ini. Lelaki berperawakan tegap dan murah senyum ini kini mempunyai 2.350 kamar hotel.

Jaringan hotelnya berjejer mulai dari Lampung sampai Sorong di Irian Jaya. Dan, setelah dua hotelnya yang baru di Senggigi Lombok dan Ujung Pandang selesai, lengkap sudah 2.750 kamar jaringan bisnis hotel Sukamdani. Jumlahnya menjadi 14 hotel, mulai dari bintang tiga sampai bintang lima berlian.

Tak hanya itu. Masih banyak ambisi pengusaha nasional itu di bidang properti. Berdekatan dengan markas besar bisnisnya di Hotel Sahid Jaya & Tower sekarang, segera pula dibangun Grand Sahid Plaza. Hotel bertaraf internasional dengan jumlah lantai 50 itu akan menjadi hotel tertinggi di Indonesia. Belum lagi dua menara Apartemen Istana Sahid, 26 lantai, yang tampak makin mentereng. Hotel dan apartemen itu adalah tiang dari suatu proyek raksasa yang lebih besar: Superblok Sahid. Tak hanya di Jakarta di Ujung Pandang pun Sukamdani tengah menyiapkan superblok pertama di luar Jawa. Di kota ini ia bekerja sama dengan konglomerat Yusuf Kalla.

Begitu proyek-proyek besar Grup Sahid terselesaikan semuanya, akan mengukuhkan Sukamdani sebagai salah seorang raja properti negeri ini. Apalagi, khusus di bidang manajemen hotel, Sukamdani berambisi merambah pasar manajamen hotel di luar negeri. Adalah Sukamdani juga yang gusar, hotel-hotel di Indonesia dikelola oleh manajemen asing, padahal hotel itu dibangun dengan dana dari dalam negeri. Lebih dari 30 hotel ditangani oleh manajemen asing. Kita ini sebagai bangsa bagaimana? Ungkap Sukamdani dengan nada tinggi.

Kita mempunyai modal. Pertama, semangat sebagai bangsa. Kedua, kita sudah punya aset milik sendiri 14 hotel (dari hotel bintang 3 sampai 5 berlian). Ketiga, kita sudah punya organisasi dan pengalaman dalam me-manage hotel. Keempat, kita punya kepercayaan dari masyarakat. Kelima, kita punya akses pasar baik di dalam maupun luar negeri. Kita sudah 30 tahun me-mange- hotel. Dengan pengalaman itu kan kita sudah punya akses pasar.

Untuk itu, kita juga punya orang-orang yang mampu me-manage hotel. Dari 12 hotel yang sekarang ada, yang menyewa tenaga asing hanya Sahid Jaya Hotel. Hotel kita yang lainnya adalah orang Indonesia. Mereka memulai karier, bahkan ada yang dari doorman, office boy dan room boy, kini banyak yang sudah jadi general manager.

Sukamdani lahir di Solo, 14 Maret 1928. Masa kecilnya dijalani di Sukohardjo, Solo, Ketika Sukamdanii kecil, kehidupan orangtuanya prihatin. Bapaknya R. Sahid Djogosentono membuka usaha jahitan. Sedang ibunya membuka warung kecil-kecilan yang menjual makanan kecil. Dalam usia 8 tahun, Sukamdani sudah membantu kedua orang tuanya mencari nafkah. Selain membantu bapaknya, ia juga membantu ibunya berjualan. “Untuk menyiapkan keperluan barang dagangan, saya ke pasar berbelanja membeli sabun, teh, rokok, pisang dan kelapa,” cerita Sukamdani. Tiap kali dagangan laku, ibunya memberi persenan. Uang itu ditabung. Kalau sudah banyak Sukamdani membeli ayam. “Kalau ayam sudah banyak, saya jual lalu dibelikan kambing. Setelah kambing saya banyak, saya jual untuk beli kerbau,” kenangnya. Di saat liburan Sekolah Sukamdani membantu menuai padi di sawah.

Tahun 1952, Sukamdani muda merantau ke Jakarta untuk memperbaiki nasib, Waktu turun dari kereta api di Stasiun Gambir, modalnya hanyalah sebuah kopor dan sebuah sepeda. Ia sempat bekerja di Depdagri. Tapi dengan pertimbangan penghasilan, lalu keluar dan bekerja di percetakan NV Harapan Masa. Dengan penghasilan yang pas-pasan, Sukamdani berani menikah dengan Juliah, kekasihnya waktu di Solo. Pasangan itu menyewa rumah berdinding gedeg. Kamarnya hanya satu berukuran 3 x 3.

Karena keuletannya, apalagi setelah membuka usaha percetakan sendiri, Sukamdani berhasil membeli tanah di tempat ia menyewa rumah itu. Dan, tanah itu, tak lain adalah tempat berdirinya Hotel Sahid Jaya sekarang di Jalan Sudirman. “Dulu rumah saya di sini,” kenang Sukamdani. Kerja keras dan keuletan akhirnya mengantarkannya sebagai raja properti perhotelan. Selain bisnis, Sukamdani aktif di berbagai organisasi. Ia juga penerima 15 tanda jasa dan bintang kehormatan, dari pemerintah RI maupun dari negara sahabat.

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/06/pendiri-hotel-sahid/

Sepuluh Hukum – Hukum Kedelapan (Bagian 1)




Tidak ada satu pun agama, hukum, kebudayaan, dan adat istiadat dari negara manapun dan di zaman apa pun yang memandang pencuri sebagai orang bermoral. Namun terjadi satu peristiwa yang sangat mengejutkan saya, yaitu Mao Zedong tidak memandang para bandit, pembajak, perampok besar di dalam sejarah Tiongkok sebagai pendosa besar, tetapi justru sebagai pelopor revolusi. Hal ini banyak luput dari perhatian orang Tionghoa sampai seorang intelektual Jepang menjuluki Mao Zedong sebagai satu dari empat bandit terbesar dalam sejarah.

Mengapa seseorang tidak boleh mencuri? Siapa yang melarang dia mencuri? Apakah mencuri hanya sebatas tindakan seseorang menyelinap ke dalam rumah orang lain dan mengambil harta yang ada di situ? Bagaimana dengan orang yang meraup keuntungan besar melalui bisnis yang kotor, bisakah semua ini dikategorikan sebagai mencuri? Semua ini perlu kita bahas berkenaan dengan topik ini. Ketika definisi dari satu istilah yang berkaitan dengan moral diselewengkan dari definisi asli yang sesuai dengan Alkitab, maka suatu perbuatan dosa akan bisa diterima oleh masyarakat.


 Ketika suatu pemerintahan cenderung mau menerima paham komunisme, para konglomerat segera lari dari negara itu; sebaliknya ketika pemerintah mau menerima kapitalisme, orang kaya akan datang dan orang miskin akan bertambah miskin. Di sini kita melihat campur tangan pemerintah dalam memindahkan harta milik seseorang atau suatu kelompok ke kelompok lainnya, karena ideologi yang dianut pemerintah itu akan berkaitan dengan hak milik kelompok masyarakat tertentu. Tetapi Tuhan tidak mengizinkan kita membela orang miskin maupun menjilat orang kaya. Kedua ekstrem ini dikatakan dengan jelas oleh para nabi. Inilah tugas Gerakan Reformed untuk mengajar jemaat agar memandang segala perkara dari sudut pandang takhta Tuhan sehingga semuanya proporsional.

Kitab Suci tidak mengizinkan orang Kristen untuk membela orang miskin atau menjilat orang kaya. Kaya atau miskin bukanlah substansi watak seseorang, juga bukan merupakan tanda orang itu pantas dihormati atau tidak. Ada orang yang memang pantas menjadi miskin karena malas, tidak menjalankan tugas, dan tidak bertanggung jawab. Ada juga yang menjadi kaya karena cara yang tidak jujur, tidak beres, merampas kekayaan yang sebenarnya bukan milik dia. Dengan kata lain, kekayaan yang diperoleh dengan cara yang hina dan kemiskinan yang datang karena kemalasan, keduanya tidak diperkenan Tuhan. Itu sebabnya, Alkitab tidak memperbolehkan kita menilai seseorang hanya dari pakaian, perhiasan, kedudukan rumah, atau harta yang dia miliki. Memang konsep nilai dunia amat berbeda dengan konsep nilai Tuhan. Kata Yesus, orang yang dipandang hormat sangat mungkin sebenarnya keji di mata Tuhan. Maka saya akan menaruh hormat kepada seseorang yang memiliki sesuatu yang membuatnya pantas dihormati. Kalau ada yang saya pandang rendah adalah karena perbuatannya memang rendah. Seorang yang tidak tahu apakah seseorang pantas dihormati atau tidak, tidak mungkin menjadi anak Tuhan yang baik. Seorang yang tidak menghormati orang menurut prinsip yang Tuhan berikan di dalam Alkitab, berarti dia belum mengerti firman Tuhan. Tuhan Yesus yang sebenarnya berada di tempat tertinggi, rela lahir di kandang, mengapa banyak orang tua yang tidak memberi kesempatan kepada anaknya untuk mengalami sedikit kesusahan? Kesusahan yang dia dapat sebenarnya sangat penting baginya sebagai modal melayani masyarakat kelak.

Seorang pendeta di Chicago mengirim anaknya untuk ikut pelayanan misi di Filipina selama beberapa bulan. Mereka menempatkan anak-anak itu di daerah kumuh. Orang tuanya segera menyusul anaknya ketika mendengar itu. Dia mendatangi kantor pusat badan misi itu. Ketika mereka menghantar ke tempat anaknya, hujan lebat sedang turun dan air menggenang sampai empat puluh sentimeter. Dia menangis ketika melihat keadaan anaknya. Ketika dia bertanya kepada anaknya, bagaimana perasaannya, anaknya menjawab bahwa mereka senang karena mereka merasa Tuhan sedang mendidik mereka. Mereka menjadi tahu bahwa ada orang yang hidup sedemikian susah, tidak senyaman mereka hidup di Amerika. Dua bulan kemudian anak-anak itu pulang. Ketika ayahnya bertanya, apa rencana mereka ke depan, mereka menjawab bahwa mereka mau menjadi pendeta yang khusus melayani orang-orang miskin. Tuhan sudah mengubah seluruh hidup mereka lewat pengalaman mengikuti pelayanan misi itu.

Ada orang yang jatuh miskin karena hidupnya tidak beres. Di dalam Taurat Musa dituliskan “Jangan membela orang miskin”. Kita perlu meneliti terlebih dahulu mengapa seseorang menjadi miskin. Apabila seseorang miskin karena ditindas, ditipu oleh kalangan yang berkuasa, mungkin dia menjadi minder, mungkin bisa bunuh diri, atau setiap hari susah payah mencari sesuap nasi untuk mempertahankan hidupnya. Ada orang yang tadinya baik, tetapi karena tidak mempunyai uang menjadi perampok, dan kemudian dimasukkan ke dalam penjara. Ketika orang-orang miskin bersatu dan melawan pemerintah, timbullah revolusi. Ini yang membuat Mao Zedong mengganti istilah perampok menjadi pahlawan revolusi.

Di dalam sejarah ada seorang budak yang sangat pandai. Dia berhasil menghasut seratus ribu budak yang seumur hidup tidak mungkin bisa bebas. Ia adalah Spartacus. Bahkan ketika dia mau ditangkap, tentara Roma bertanya kepada ribuan budak siapa yang bernama Spartacus, maka semua orang mengaku bernama Spartacus dan rela mati. Akhirnya ketahuan juga, Spartacus disalib dengan ratusan pengikutnya, istrinya yang cantik dirampas oleh serdadu Romawi. Ada orang-orang miskin yang nasibnya sangat mengenaskan, tetapi jiwa kepemimpinannya yang besar mengharuskan kita menghormatinya. Sebaliknya, ada orang sangat kaya yang begitu rakus dan arogan, suka menghina orang lain, dan menghina orang miskin.

Kemiskinan, Kekayaan, Harta, dan Hukum

Hukum kedelapan berkata “Jangan mencuri”. Mana yang pantas disebut pencuri besar: pencopet jalanan atau orang yang menipu milik orang lain dengan cara licik? Apakah Tuhan memihak pada pejabat yang tidak menjalankan keadilan? Mengapa orang mencuri? Apakah karena penghasilannya begitu kecil hingga tidak cukup untuk hidup atau kebutuhannya lebih besar dari pendapatannya? Pengertian kebutuhan sering kali dicemari dengan ambisi, kerakusan, ketamakan yang tidak kenal batas. Sering kali istilah kebutuhan membuat seseorang tidak pernah merasa puas dengan apa yang dia dapat dan mendorongnya untuk merebut sesuatu yang bukan miliknya. Hal ini bukan hanya terjadi pada pencopet jalanan, tetapi pada semua lapisan masyarakat, termasuk para penguasa, bahkan seorang presiden sekalipun. Seorang presiden yang menyalahgunakan hak dan kekuasaannya untuk mengambil sesuatu yang bukan miliknya adalah seorang pencuri. Ini yang Theologi Refomed katakan, “Pemerintah dapat menjadi perampok yang sah.” Menurut seorang filsuf Jerman, Friedrich Nietzsche, ada dua sumber hukum, yaitu: 1) Orang kuat, yang jumlahnya sedikit, takut orang miskin akan merampas miliknya sehingga mereka menetapkan hukum untuk menekan kaum mayoritas. Dalam hal ini, hukum hanya merupakan alat kaum minoritas yang kaya dan berkuasa besar untuk menekan orang miskin. 2) Orang miskin, yang jumlahnya banyak, menetapkan hukum guna membatasi kekuasaan orang kaya yang minoritas.

Di dunia yang relatif ini tidak ada kebenaran mutlak. Hukum yang berlaku di suatu negara mungkin ditolak di negara lain. Hal yang dilarang di suatu negara, mungkin diperbolehkan di negara lain, karena sistem nilai dan filsafat yang dianut berbeda di setiap negara. Di abad pertengahan, seorang homoseks yang ketahuan melakukan hubungan homo akan diumumkan di depan umum dan dijatuhi hukuman mati, dipukul sampai mati, atau dipenggal kepalanya. Hukuman ini membuat orang takut mengakui dirinya homo dan tidak berani melakukan hubungan homoseks. Maka jumlah kaum homoseks kelihatannya sedikit. Tetapi apakah hukuman yang keras itu dapat mengubah seseorang atau mengurangi jumlah pelanggar hukum? Jawabnya adalah tidak. Saat ini, setelah ratusan tahun kemudian, hukuman mati bagi kaum homoseksual ditiadakan dan homoseks dipandang sebagai salah satu gaya hidup, di mana orang di sekelilingnya bisa menerima, menoleransi, dan dengan demikian jumlah kaum homoseks meningkat sangat tajam. Di Amerika Serikat, kota San Francisco adalah kota yang paling toleran kepada kaum homoseks. Kota ini adalah kota pendatang sehingga banyak orang dari berbagai bangsa, budaya, ras hidup bersama. Dari sekitar tiga juta penduduk, lebih dari 350 ribu orang adalah pendatang dari Filipina, Taiwan, Indonesia, Thailand, Cina, dan lain-lain. Hal ini membuat mereka sangat toleran terhadap perbedaan. Pada saat minoritas sudah menjadi mayoritas, mereka mulai berani menekan minoritas. Sekarang ini, seluruh Eropa mengalami problem yang sama, yang dahulu tidak pernah mereka pikirkan.

Pada tahun 1453, kota Konstantinopel jatuh ke tangan orang Islam dan orang Kristen tidak dapat berbuat banyak. Tembok Konstantinopel yang begitu besar dan kokoh serta tempat-tempat terpenting lainnya berhasil dihancurkan dengan meriam yang besar. Padahal pembuat meriam adalah orang Kristen. Orang Islam membelinya dari orang Kristen lalu dipakai untuk menghancurkan kota-kota Kristen. Jadi, demi uang orang Kristen telah menghancurkan orang Kristen. Saat itu, orang Islam merajalela, sementara orang Kristen begitu bobrok, sibuk dengan organisasi, administrasi, uang, kedudukan, tetapi tidak lagi memikirkan dan mementingkan perjuangan kehidupan rohani dan iman, serta sama sekali tidak memedulikan kesucian. Maka Allah membiarkan kekristenan hancur. Orang Islam mulai merajalela dan menutup satu per satu gereja sehingga seluruh gereja yang tertulis di dalam Wahyu 2 dan 3, yaitu Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia dihancurkan satu per satu, tidak pernah ada lagi hingga saat ini. Oleh karena itu, ketika orang sudah menjadi mayoritas, mereka cenderung menindas minoritas. Itu sebabnya negara yang bisa memelihara dan melindungi minoritas adalah negara yang memiliki pemerintah yang agung sekali. Di sini kita melihat seperti Nietzsche yaitu hukum dunia adalah hukum yang relatif, yang cenderung tidak beres.

Hak Kepemilikan
Jadi jangan mengira hanya pencuri dompet di pasar saja yang melanggar hukum kedelapan, karena sebenarnya banyak pencuri lain. Ada pencuri di gereja, seperti orang yang tidak memberikan perpuluhan pada Tuhan tetapi dipakai untuk dirinya sendiri. Demikian pula ada pencuri di pemerintah, di mana orang-orang mengandalkan kuasanya yang besar dan merampas milik orang. Bisa jadi para pejabat mengambil uang yang bukan miliknya dan itu pun adalah pencuri. Maka kita perlu mengerti istilah “mencuri” dalam arti luas sehingga tidak salah mengerti apa yang sebenarnya dimaksud oleh Alkitab. Intinya adalah Tuhan tidak mengizinkan kita mengganggu gugat milik orang lain yang sah.

Setiap orang yang mengambil milik orang lain dan menjadikannya miliknya telah melanggar hukum kedelapan. Ketika orang itu belum bertindak dan sudah mengingini milik orang lain maka ia telah melanggar hukum kesepuluh. Di sini kita melihat kedua hukum ini saling terkait secara organik, seperti yang dikatakan oleh Yakobus, “Melanggar satu hukum adalah sama dengan melanggar semua hukum.” Hukum kedelapan dan kesepuluh adalah dasar untuk melakukan pembelaan hak asasi seseorang atas miliknya. Saya boleh tidak mau meminjamkan pakaian saya kepada orang lain atau tidak memberikan uang kepada seseorang. Itu karena setiap orang memiliki hak dan penilaian sendiri. Hak ini Tuhan karuniakan kepada manusia agar setiap orang dapat memiliki hak untuk menggunakan uang yang telah dia dapatkan dengan cara yang sah. Inilah dasar yang digunakan oleh PBB di dalam deklarasi hak asasi manusia. Hak asasi manusia mencakup juga hak milik atas harta bendanya sehingga tidak boleh diganggu gugat oleh orang lain. Barangsiapa mengganggu kepemilikan orang lain, dia adalah pelanggar hukum. Bahkan pemerintah, militer, orang yang kuat fisiknya, tidak berhak mengganggu atau merampas milik mereka yang lemah. Semua ini sudah tertulis 3.500 tahun yang lalu di dalam Sepuluh Hukum.

Sepuluh Hukum adalah dasar dari hukum dunia dari zaman ke zaman, yang tidak dibatasi oleh sistem politik atau teritori negara karena manusia harus menghargai sesamanya, termasuk menghargai hak milik yang sah.

Paham komunisme yang berawal dari kebencian memiliki pemikiran yang berbeda, yaitu masyarakat lapisan bawah berpikir bahwa merampas milik orang kaya adalah tindakan yang sah. Mao Zedong menghapus label para bandit sejarah dan memberinya julukan sebagai pahlawan rakyat. Bandit-bandit itu telah menyita harta orang lain dan Mao Zedong menjuluki mereka sebagai pahlawan revolusi, yang berjasa menciptakan masyarakat yang sama rata karena semua harta benda adalah milik bersama untuk membahagiakan semua rakyat. Saya tidak mengatakan bahwa semua orang kaya mendapatkan kekayaannya dengan cara yang sah. Tetapi saya tetap tidak setuju dengan kebijakan yang mengesahkan perbuatan merampas milik orang kaya dengan sesuka hati. Itu sebabnya komunisme tidak dapat bertahan lama. Selama tujuh puluh tahun mereka berusaha menerapkan teori dari Karl Marx namun mengakibatkan Tiongkok mengalami penderitaan yang luar biasa. Akhirnya komunisme sekarang hanya menjadi slogan sementara seluruh kebijakan sudah lebih mirip kapitalisme. Teori Karl Marx memang terlihat paling rumit, paling besar, paling dalam, dan paling agung di sepanjang sejarah, tetapi pada kenyataannya, begitu dangkal dan tidak mungkin membahagiakan umat manusia. Semua negara yang mengadopsi ajaran komunisme dari Karl Marx mengalami kebangkrutan ekonomi. Hal ini terbukti pada tahun 1917-1989, tidak ada satu negara pun yang terkecuali.

Di tahun 1989, Deng Xiaoping membelot dari Mao Zedong yang sudah meninggal empat belas tahun sebelumnya. Dia mengelilingi bagian Selatan Tiongkok dan kembali ke Beijing, ia menyatakan, “Ternyata kebenaran bukan hanya satu teori, melainkan eksperimental. Maka satu-satunya kunci untuk menguji kebenaran dari suatu teori adalah eksperimen.” Pernyataan ini dijunjung tinggi oleh rakyat Tiongkok. Tetapi bagi saya, kalimat itu tetap dangkal. Eksperimen (pengujian atau uji coba) bukanlah cara terbaik untuk mengerti kebenaran karena eksperimen hanyalah interpretasi manusia secara subjektif, yang memengaruhi pikirannya dan yang dijadikan kunci olehnya untuk upaya spekulasinya. Ketika itu diterapkan di zaman yang berbeda maka hasilnya akan berantakan.

Manusia harus sungguh-sungguh menyadari bahwa kebenaran mutlak berasal dari Tuhan. Tetapi hal ini baru terjadi jika Roh Kudus membukakan mata rohani orang itu. Karena itu, Tuhan Yesus mengatakan bahwa tanpa petunjuk dari Bapa tidak seorang pun dapat mengenal Anak; dan tanpa petunjuk dari Anak, tidak seorang pun dapat mengenal Bapa. Jadi bersyukurlah kepada Tuhan untuk iman yang Dia beri. Betapa bahagianya orang-orang yang pengertian imannya diteguhkan lewat menaati firman Tuhan dengan sungguh. Kebenaran bukan diperoleh melalui studi atau eksperimen, melainkan melalui ketaatan akan firman Tuhan dan pimpinan-Nya karena hanya Dialah yang tidak pernah bersalah.

Setelah Mao Zedong menghapus julukan bandit atas diri para penjahat dalam sejarah, mereka mulai mengumandangkan slogan “Berani melawan tradisi adalah suatu perkara yang rasional”. Dengan pernyataan ini, dia membuka jalan bagi dirinya untuk menumbangkan semua tradisi. Perlu kita akui bahwa Mao Zedong adalah seorang yang sangat inovatif, kreatif, piawai dalam sastra, syair, filsafat yang rumit. Salah satu syair yang ia tulis, “Anda ingin melihat pahlawan di sepanjang sejarah? Lihatlah hari ini.” Maksudnya, kita tidak perlu memandang ke tokoh-tokoh masa lampau, seperti Guan Gong atau yang lain yang dianggap hebat, tetapi yang paling hebat adalah yang sekarang sedang hadir, yaitu Mao Zedong.

Mao pernah mengatakan tiga pernyataan yang sangat kurang ajar: 1) Bertarunglah dengan bumi, sukacitamu tak terhingga; 2) Bertarunglah dengan manusia, sukacitamu tak terhingga; 3) Bertarunglah dengan langit (Tuhan), sukacitamu tak terhingga. Jadi, kita melihat bahwa dia memang suka bertarung bahkan berani bertarung melawan alam, manusia, dan Allah. Sepuluh tahun sebelum dia meninggal, dia berulang kali mengucapkan pernyataan yang terdiri dari empat huruf mandarin: rén dìng shèng tiān (manusia pasti dapat mengalahkan langit). Asal kita berani, kita pasti menang. Tetapi jika kita mempelajari sejarah negara Tiongkok, kita akan sangat heran dan terkesiap. Setiap kali Mao Zedong mengatakan pernyataan itu, maka tidak lama kemudian Tiongkok dilanda bencana alam yang sangat hebat sehingga mereka harus bekerja keras untuk mengatasi bencana alam itu. Benarkah manusia bisa mengenyahkan bencana alam?

Beberapa waktu yang lalu, saya menyinggung tentang gempa bumi dahsyat yang terjadi di provinsi Sichuan (terjadi pada 21 Mei 2008). Provinsi Sichuan memiliki lapisan bumi yang paling tebal di seluruh dunia. Menurut statistik, ketebalan lapisan bumi yang tebal dapat mencapai dua puluh delapan sampai tiga puluh kilometer. Ketebalan ini cukup untuk menopang bangunan beratus tingkat tingginya. Di Sichuan, ketebalan bisa mencapai enam puluh kilometer. Tetapi anehnya, justru di tempat seperti ini terjadi gempa bumi yang begitu dahsyat sampai menggeser seluruh kota Nanjing sejauh satu meter dan Himalaya naik sepuluh meter. Hal itu menegaskan bahwa dunia bukan tempat yang kekal. Tempat yang dianggap paling aman oleh komunis dijadikan basis komando militer dan ditempati oleh tujuh ribu ahli ilmu pengetahuan untuk mengembangkan bom atom dan nuklir, justru menjadi salah satu tempat gempa terbesar di dunia. Beijing mengutus tiga belas ribu penyelamat untuk menyelamatkan mereka karena kalau mereka semua mati maka Tiongkok secara militer dan teknologi akan menjadi ketinggalan.

Di sini kita melihat bahwa kalau Tuhan bergurau dengan manusia, tidak ada seorang pun yang sanggup meloloskan diri. Akhirnya komunisme beralih ke sistem yang mirip kapitalisme karena mereka mengakui bahwa sistem komunisme sudah gagal. Saat itu, Deng Xiaoping mengeluarkan pernyataan, “Tidak peduli kucing hitam atau kucing putih, yang penting dia bisa menangkap tikus.” Maksudnya, tidak peduli komunisme atau kapitalisme, yang penting sistem itu dapat memperbaiki ekonomi Tiongkok. Sebenarnya sejak tahun 1920-an, Dr. Sun Yat-sen sudah mengutarakan konsep Tiga Kerakyatan, yang mengarahkan Tiongkok kepada demokrasi yang didasarkan atas konsep kristiani, yaitu menghargai rakyat. Tetapi dua puluh enam tahun kemudian, Mao Zedong membentuk Partai Komunis, menyingkirkan revolusi yang dirintis oleh Dr. Sun Yat-sen, sehingga Tiongkok kembali ke sistem diktator dan otoritarian. Orang di negara itu berpikir merampas kekayaan orang kaya bukanlah sebuah kejahatan. Kita menentang komunisme bukan berarti kita menyatakan bahwa sistem kapitalisme sesuai Alkitab.

Amerika Serikat yang populasi penduduknya hanya tujuh persen dari penduduk dunia telah mengonsumsi 65% sumber daya bumi yang Tuhan berikan. Ini merupakan perampokan terselubung yang telah merampas hak generasi penerus kita.

Demikian juga ketika seseorang melayani Tuhan kemudian dipuji dan merasa senang, dia tidak mengembalikan kemuliaan kepada Tuhan maka dia sedang mencuri kemuliaan Tuhan. Mencuri harus dimengerti secara luas. Di dalam Alkitab ada dua raja yang dihukum Tuhan, yaitu: 1) Raja Nebukadnezar. Ia dihukum sepuluh masa, hidup bagai sapi yang makan rumput. Dia dihukum seperti itu karena dia menyombongkan diri di atas istananya yang tinggi, megah, dan besar di Babel. Dia berkata, “Bukankah aku yang menjadikan kota ini begitu mulia?” Dia lupa bahwa ada Allah di atasnya. Dia lupa pernah mengangkat Daniel yang Allahnya ada di atas takhta manusia. Inilah mandat budaya orang Kristen. Setiap orang Kristen yang diletakkan di dalam pemerintahan harus ingat bahwa tugasnya adalah mengingatkan pemerintah bahwa di atas mereka ada Allah yang kuasa-Nya jauh lebih tinggi dari mereka. Makna mandat budaya adalah meletakkan takhta Tuhan di atas takhta manusia. Itu sebabnya, musik orang Kristen harus memimpin arah dari musik dunia, politik yang orang Kristen mengerti harus memengaruhi politik dunia. Maka, Nebukadnezar yang berani bersumbar seperti itu telah mencuri kemuliaan Allah. Tuhan langsung menghukum dia. Ada orang-orang yang mencuri waktu dengan tidak setia melakukan tugasnya. Ada yang mencuri hormat yang seharusnya bukan miliknya. John Sung sangat suka menyanyikan lagu Mulia bagi Tuhan karena dia merasa dirinya terlalu banyak dipuji oleh manusia. Dia juga tahu bahwa Tuhan tidak berkenan manusia dikultuskan. Maka dia senantiasa mengembalikan kemuliaan kepada Tuhan. Ada banyak versi di mana manusia mencuri kemuliaan Tuhan, menyombongkan diri secara tidak wajar, yang telah menjadi kebencian bagi Tuhan. Akibatnya, Allah menurunkan Nebukadnezar dari takhtanya. Barulah setelah selesai masanya, dia dikembalikan menjadi raja. 2) Raja Herodes (bukan Herodes Agung). Ia dipuji bahwa dia berkata-kata seperti Allah dan dia senang menerima pujian itu. Malam itu juga Allah mengutus seekor ulat untuk menggigit dia dan dia pun mati. Oleh karena itu, jangan lupa mengembalikan kemuliaan kepada Tuhan dan memberikan hormat kepada orang yang pantas menerimanya. Orang yang tidak memiliki kesadaran seperti itu dan terus membiasakan diri mencuri, entah mencuri kebijaksanaan atau hak orang atas kebijaksanaannya, mencuri otoritas seseorang, tidak akan diperkenan oleh Tuhan.

Tiga puluh tahun yang lalu, ada seseorang yang sekarang sudah menyandang gelar Doktor Theologi mendatangi saya. Dia mengejutkan saya dengan perkataan, “Pak Tong, ampuni saya yang sudah berbuat salah kepadamu.” Saya tidak merasa dia pernah berbuat salah kepada saya. Dia mengatakan bahwa dia sudah mencuri. Ternyata dia mencuri bahan khotbah saya dan dimasukkan ke dalam skripsinya. Akibatnya dia tidak sejahtera karena kalimat-kalimatnya yang rumit tetapi ringkas dan lengkap sekali dipuji oleh profesor pembimbingnya. Saya katakan, “Lebih baik bukan hanya mengaku dosa kepada saya, tetapi engkau juga menulis surat minta nilaimu diturunkan.” Inilah bedanya orang Asia dan orang Barat. Orang Barat menghormati orang yang patut dihormati dan mengakuinya dengan jujur. Tetapi orang Timur tidak. Banyak pendeta Karismatik yang melarang anggotanya kebaktian di GRII, tetapi dia sendiri secara diam-diam membeli kaset dan rekaman khotbah saya, lalu mencurinya dan memakainya di dalam khotbahnya, seolah-olah itu adalah hasil pikirannya. Ketika saya mengatakan hal ini, ada seorang pemimpin gereja Karismatik yang kemudian mengaku, “Itulah saya.” Kalau mau mengutip khotbah orang lain, engkau harus mengatakan dan memberitahu jemaat dari mana asal kalimat itu, seperti yang saya lakukan di dalam khotbah saya. Kalau saya mengutip Immanuel Kant, Hume, Agustinus, John Calvin, dan lain-lain. Dengan demikian kita tidak mencuri.

Di dunia ada banyak tokoh besar seperti Aristoteles, Plato, Confusius, dan lain-lain. Confusius mengaku dengan jujur, “Aku mengajarkan kalimat-kalimat penting dari orang kuno, tetapi aku sendiri tidak menulis buku.” Tetapi ia tidak memberitahukan siapa orang-orang yang kalimatnya ia kutip dan pakai itu. Ini sikap yang kurang bagus. Tidak demikian dengan Plato. Ketika ia berusia dua puluh tahun, ia berguru kepada Socrates, seorang guru yang begitu agung, yang saat itu berusia enam puluh tahun. Delapan tahun kemudian, pemerintah menuduh Socrates bersalah dalam dua hal: 1) menghasut para pemuda dan 2) dia atheis. Maka ia diperintahkan untuk meminum racun Hemlock, salah satu racun paling keras di Gerika saat itu, yang membuat seseorang mati rasa dari kaki, terus naik sampai ke jantung, dan membuat orang meninggal dalam waktu kira-kira dua jam. Malam sebelum dia dieksekusi, seorang penjaga penjara menghampiri dia dengan cucuran air mata dan berkata, “Mana boleh orang sebaik engkau mati? Aku memiliki kunci dan pergilah, biar saya yang mati menggantikan engkau besok karena dunia membutuhkanmu.” Socrates menjawab, “Tidak. Karena bagiku kematian hanyalah sebuah pintu yang membawaku ke dunia lain (dia percaya reinkarnasi). Lagipula, jika aku melarikan diri, mana mungkin aku yang takut mati ini bisa mengajar murid-muridku lagi?”

Sebelum dia mati, dia mengatakan banyak hal kepada murid-muridnya, tetapi tidak mengatakan apa-apa kepada Plato karena Plato adalah muridnya yang paling muda. Plato mau terus berguru kepada Socrates karena dia merasa masih ada banyak pengajaran gurunya yang belum dia dapat. Dia belajar delapan tahun sampai Socrates mati, baru ia pergi dengan sangat sedih. Dia pergi tiga belas tahun, mengelilingi Mesir, Turki, Arab, India, Israel, baru kemudian kembali ke Athena dan mendirikan sekolah yang diberi nama Academie. Inilah cikal bakal adanya akademi di seluruh dunia. Di sekolah itu dia menerima seorang murid yang sangat pandai, sampai dia berkata, “Sekolahku terdiri dari tubuh semua muridku dengan hanya satu kepala, yaitu Aristoteles.” Ketika ia menulis buku, Plato selalu memberitahu jika ia mengutip kata-kata Socrates. Inilah bedanya Plato dari Confusius. Confusius ketika menulis tidak menyebutkan sumbernya, sehingga ketika murid-muridnya mengutip, mereka mengatakan, “Confusius berkata…” Inilah tradisi Timur. Di Barat, di dalam salah satu buku Plato yang penting, The Great Dialogue of Plato, ia banyak mengutip Socrates dengan menulis, “Socrates berkata…,” sehingga sekalipun Socrates tidak menulis buku, ajarannya tidak dicuri oleh Plato. Jadi kita melihat ada orang-orang kafir yang lebih etis dari pendeta. Kita harus belajar untuk tidak mencuri khotbah orang lain. Kalau kita mengutip maka kita harus memberi tahu sumbernya. Kita harus menghargai pemikiran orisinal seseorang yang telah menggumulinya dengan susah payah. Jangan mencuri. Inilah perintah Tuhan di dalam Sepuluh Hukum.

Seiko adalah pabrik arloji yang pertama memproduksi arloji quartz dan berhasil membuat seluruh dunia kagum. Ketepatannya luar biasa, tidak sampai satu detik per tahun. Ini memecahkan rekor sejarah. Ketika arloji itu dijual pada tahun 1970, orang-orang Swiss terkejut. Mereka yang sudah bertahun-tahun meneliti quartz, tiba-tiba bisa didahului oleh Jepang yang memproduksinya. Mereka sangat curiga bahwa Jepang berhasil mencuri hasil riset mereka karena riset itu dikerjakan sangat panjang.

Alkitab mengatakan “Jangan mencuri” karena mencuri adalah hal yang tidak etis. Jangan mencuri perpuluhan karena itu milik Tuhan, jangan mencuri uang yang seharusnya engkau berikan kepada orang lain yang pantas menerimanya. Kalau engkau sanggup membayar uang sekolah, jangan minta keringanan karena itu pun suatu bentuk pencurian. Guru yang mengajar dan yayasan yang mengelola juga membutuhkan dana. Ada seorang berkata kepada dokter, “Aku miskin, tidak sanggup bayar biaya dokter.” Dokter itu berkata, “Bayar lima puluh ribu rupiah.” Pasien itu mengatakan bahwa dia sangat miskin dan tidak punya uang, hanya punya sepuluh ribu rupiah. Dokter itu berkata, “Ketika tadi di-rontgen, saya melihat di kantongmu ada paling sedikit dua ratus ribu rupiah.” Pasien itu berpikir bahwa dia bisa menipu dokter tersebut. Ingatlah bahwa Tuhan melihat sampai ke hati sanubari seseorang. Amin.

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong


Sumber : http://www.nusahati.com/2012/08/sepuluh-hukum-hukum-kedelapan-bagian-1/
Ringkasan Khotbah Terkait Sebelumnya :
Hukum pertama hingga keempat berbicara tentang hukum vertikal, menyatakan relasi antara Pencipta dan ciptaan.
Hukum 1 : Akulah Allah satu-satunya jangan ada ilah lain di hadapan-Ku
Hukum 2 : Jangan Menyembah Berhala
Hukum 3 : Jangan Menyebut Nama Tuhan Dengan Sembarangan
Hukum 4 : Kuduskan Hari Sabat
Hukum kelima mulai membahas relasi antara manusia dengan manusia yang Ia cipta.
Hukum 5 : Hormati Orang Tuamu
Hukum 6 : Jangan Membunuh
Hukum 7 : Jangan Berzinah

Sudut Pandang

Dua orang malaikat berkunjung ke sebuah rumah keluarga kaya. Keluarga itu sangat kasar dan tidak mengijinkan kedua malaikat itu tidur didalam ruang tamunya. Malaikat itu ditempatkan di kamar kecil yang ada di basement. Ketika malaikat hendak tidur, malaikat tua melihat bahwa ada dinding basement yg retak, lalu mereka memperbaikinya.

Malam berikutnya, kedua malaikat itu beristirahat di rumah keluarga petani miskin tapi sangat ramah. Dan petani itu mempersilahkan kedua malaikat itu untuk tidur dikamarnya. Keesokan harinya malaikat menemukan petani itu dan istrinya menangis sedih karena sapinya terbaring mati. Malaikat yg lebih muda geram dan bertanya pada malaikat yang lebih tua, “mengapa kau membiarkan hal ini terjadi? Keluarga yang kaya itu memiliki segalanya dan engkau membantu menambalkan dindingnya, sedangkan keluarga petani yang miskin ini mengapa kau biarkan sapinya mati?”.

Malaikat yang tua berkata, “Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya. Ketika kita bermalam di sana aku melihat emas tersimpan di lubang dinding itu, karena orang kaya tersebut tamak maka aku menutup lubang dindingnya agar ia tidak menemukan emas itu. Tadi malam ketika kita tidur di kamar petani miskin itu, malaikat maut datang mau mengambil nyawa istrinya maka aku memberikan nyawa sapinya sehingga istrinya tdk meninggal. Sesuatu tdk selalu kelihatan sebagaimana adanya”.

Kadang2 itulah yg kita rasakan ketika kita berpikir bhw sesuatu tdk seharusnya terjadi. Semua hal yg terjadi adalah demi kebaikan kita. Kita mungkin tdk menyadari hal itu sampai waktunya tiba ??

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/06/sudut-pandang/

Keselamatan Diberikan Hanya Kepada Manusia (Part-2)


Saudara-saudara, inilah ketajaman pemikiran yang hanya ada di dalam Alkitab, pengertian diri sebagai sumber dosa jadi lebih memberikan kepada kita keakuratan pengertian tentang apa itu dosa. Engkau mengatakan saya digoda maka saya berdosa; karena teman tidak baik, saya tidak baik. Banyak Ibu Bapak mengatakan kepada saya, anak saya itu lucu, waktu lahir lucu, sekarang jadi jahat sekali. Kenapa? Karena kawannya tidak baik. Saya jawab dia, anak siapa yang waktu lahir tidak lucu? Anak semua orang juga lucu, tapi engkau cuma perhatikan anak sendiri, anak yang lain tidak diperhatikan. Anak yang lucu kenapa menjadi rusak? Karena orang lain. Kalau engkau menyalahkan orang lain, engkau tidak mengerti Kitab Suci karena Alkitab mengatakan setiap dosa diperbuat karena engkau telah mempunyai niat diri. Diri itu tidak taat pada prinsip Alkitab, diri itu tidak mengerti kebenaran, diri itu tidak menghadap Allah dengan eksistansi relatif yang tidak bertanggung jawab akibatnya engkau menerima godaan. Anak saya yang berada di Connecticut, dalam program PhD, dia berkata kepada saya, teman sekolah saya cari perempuan, ada kawan-kawan yang tidak beres, dan mereka anggap saya tidak normal. Mereka anggap saya orang yang tidak ikuti jaman. Bagaimana tanggapanmu? Saya tidak peduli. Saya orang Kristen yang harus menjaga kesucian. Jikalau kamu berada di dalam lingkungan yang ini berzinah, yang itu berzinah, semua perilaku seks dilakukan di sekitar asrama, kamu bisa menjaga kesucian tidak? Bila engkau bisa menjaga kesucian, mengapa? Karena engkau mempunyai diri yang tidak mau mengikuti diri orang lain. Mengerti maksudnya? Engkau mempunyai diri yang takut akan Tuhan Allah, engkau mempunyai diri yang tidak mau digoda meskipun godaan sudah di pintu, engkau mempunyai kuasa menahan diri. Ini adalah suatu hal yang penting sekali. Maka Yakobus mengatakan diri, nafsu diri itu kalau sudah keluar menjadi dosa. Dosa sudah bertumbuh menjadi maut. Ini adalah tiga langkah: diri yang bernafsu, lalu dosa, dosa menuju kepada kematian.

Jikalau kita memang mengatakan manusia digoda, maka manusia masih dikasihani oleh Tuhan – alasan ini tidak cukup. Tapi kita mengatakan manusia berdosa karena digoda, dicobai oleh setan, ini benar karena ini dicatat oleh Alkitab, tetapi itu bukan alasan kita boleh menerima keselamatan. Allah tetap mengasihani kita, dan Allah akan menghukum kita di dalam dosa yang tidak mengakui kebersalahan diri. Jikalau kita mengaku dosa kita sendiri, lihat 1 Yohanes 1:8~9, maka Allah itu setia dan adil, dan dia mengampuni dosa kita, membersihkan kita dari segala kejahatan.

Mengenai ‘diri’, di dalam agama Kristen ada satu kalimat penting dari Yesus Kristus yang tidak ada pada agama orang lain : “Barangsiapa mengikut aku, biarlah dia menyangkal diri dan memikul salib. Barangsiapa tidak menyangkal diri dan tidak memikul salib dia tidak layak mengikut aku.” Ini menjadi satu inti yang paling dasar dari kekristenan yang begitu berbeda secara kualitatif dengan agama yang lain.

Mengerti tentang diri, ini adalah unsur dasar dimana dosa diperbuat, dimana kita melawan Tuhan karena ada diri, diri di luarnya diri Allah. Diri di luarnya Sang Pencipta. Diri di luar Allah berarti diri di luar kebenaran karena Allah itu kebenaran. Allah itu kebenaran, barangsiapa berada diri di luar dirinya Allah berarti diri di luarnya diri Kebenaran. Allah itu kesucian, Allah itu kebajikan, Allah itu adalah Allah yang adil, Allah yang tidak bersalah. Barangsiapa di luar diri Allah ada di luar yang tidak bersalah, dia berada di luar yang adil, dia di luar yang suci, dia di luar yang kasih, dia di luar yang bajik. Maka diri di luar diri Allah adalah diri yang berdosa.

Maka kita berdosa terhadap nafsu diri. Nafsu diri mengakibatkan dosa, dosa mengakibatkan kematian. Ada tiga langkah: nafsu diri, dosa, kematian. Itu sebab jangan mengatakan karena dicobai, saya tidak bisa apa-apa, saya berdosa, karena ada pencobaan. Tidak. Dirimu memiliki kesanggupan, keinginan untuk bertahan dan berperang dengan dosa. Diri itu penting sekali.

Sama seperti apa yang saya katakan tadi, seorang yang sudah mendapat Phd dan sudah mengajar di luar negeri, dia diberikan pil anti hamil karena dia wanita. Dia tolak. Tidak bisa tolak, ini menurut peraturan dari Kerajaan Belgia. Dia bilang saya tolak karena saya tidak mungkin hamil. Saya tidak mungkin menyeleweng karena di dalam hati saya benar-benar ada Tuhan. Apa obatmu? Obat saya adalah Yesus dan keselamatan.

Saudara-saudara, perempuan seperti itu, gurunya geleng kepala. Jaman ini masih ada orang sampai program doctoral belum ada pengalaman seks? Bukan saya tidak bisa, bukan saya tidak mau, tapi dalam hati saya takut kepada Tuhan sehingga saya bisa menahan diri. Ini diri yang mempunyai pendirian sesuai dengan pendirian Allah. Itu namanya menyangkal diri. Waktu saya masih kecil saya tanya kepada guru saya, menyangkal diri atau terjemahan lain membuang diri, buang kemana? Apakah Tuhan mau saya menjauhkan diri, membuang diri ke sampah? Guru Sekolah Minggu saya, mengatakan saya juga tidak mengerti apa itu penyangkalan diri. Guru Sekolah Minggu sendiri tidak tahu apa artinya menyangkal diri. Diriku yang dicipta dengan peta teladan Allah yang begitu berharga masa dibuang, masa disangkal? Akhirnya saya mengerti yang disebut sangkal diri, yaitu memasukkan diri kita ke diri Allah, menaklukkan diri kita kepada diri Allah karena kehendak-Nya, rencana-Nya, segala kedaulatan lebih tinggi dari saya maka saya rela menaklukkan diriku ke dalam diri Allah. Ini namanya menyangkal diri. Dan contoh yang terbaik di dalam seluruh sejarah, ada Yesus yang berada di Getsemani. Waktu Yesus berada di Getsemani, Dia mengatakan, “Bapa, kalau mungkin singkirkanlah cawan ini dari padaku tetapi bukan menurut kehendak-Ku tapi menurut kehendak-Mu.” Kalimat itu berarti bukan pendirian-Ku, Diri-Ku mau sesuai Kehendak-Mu. Kehendak-Ku sekarang bergabung dengan kehendak-Mu, aku kembali kepada-Mu, bukan kehendak-Ku tapi kehendak-Mu yang terjadi, Thy will be done. Kadang-kadang orang bertanya kepada saya, Gereja ini makin lama makin besar, kalau Pak Tong mati bagaimana? Saya benar-benar tidak tahu. Bukan saya sendiri, bukan kemauan saya sendiri mendirikan gereja besar, cabang banyak, tidak. Karena kebutuhan-kebutuhan yang begitu besar, kita perlu melayani, terus saya genjot, saya kerja mati-matian.

Di dalam 20 bulan ini dalam kebaktian-kebaktian yang saya pimpin kira-kira sudah ada 1500 orang mau menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan. Di New York saja 620 orang, di dalam satu malam terakhir, dengan air mata mereka maju ke depan. Memang pekerjaan Tuhan sangat perlu pekerja. Tetapi siapa yang seharusnya mempunyai kemampuan, kemungkinan; baik otak, watak, diri, yang mempunyai pengertian dan sebagainya, tidak menyerahkan diri. Dan banyak yang katanya menyerahkan diri, saya kira tidak jelas panggilan dari Tuhan.

Saya tidak tahu harus bagaimana? Saya cuma mau bukan kehendak diri yang jadi, kehendak-Mu yang jadi Tuhan, kehendak-Mu yang jadi. Kalau saya mati bagaimana? Saya tidak tahu, saya cuma tahu Tuhan saya adalah Tuhan yang hidup. Dulu tidak ada Gereja ini, dulu tidak ada pos-pos kita yang berada di Karawaci. Kalau sampai suatu hari tidak ada yang meneruskan berarti Tuhan tidak kasihani jaman ini. Sudah. Bisakah manusia pakai cara manusia mempersiapkan manusia? Tidak bisa. Yang memanggil Tuhan, yang melatih Tuhan, latihan di dalam sekolah teologi hanya latihan formal yang hanya mengubah sedikit tapi panggilan yang betul-betul, pengabdian yang sungguh-sungguh dan penyangkalan diri berdasarkan orang-orang yang baca Kitab Suci dan betul-betul mau taat kepada Tuhan – itu tidak bisa digarap oleh guru. Penyangkalan diri hanya dikerjakan oleh Tuhan kepada mereka yang sungguh–sungguh taat pada perintah Tuhan. Penyangkalan diri, rela mengorbankan diri, rela mengabdikan diri, rela mempersembahkan diri di atas mezbah. Itu adalah satu peristiwa yang terjadi antara engkau yang mempunyai eksistansi relatif dengan Tuhan Allah. Saya hanya serahkan kepada Tuhan. Kalau memang memimpin terus kita bersyukur, kalau Tuhan tidak pimpin terus, berarti kita kembali ke asal. Kalau tidak ada lagi hamba-hamba Tuhan melayani di semua tempat, tutup, tutup, sisa pusat. Kalau pusat mati, pusat di tutup, itu kehendak Tuhan, kita ya ikut saja. Tetapi saya percaya bukan demikian. Dengan cinta kasih di atas salib, Yesus Kristus akan terus menerus membangkitkan orang melayani Tuhan karena Tuhan mau lebih banyak orang diselamatkan.

Diri menyangkal diri, masuk ke diri Allah, ini menjadi suatu kunci kerohanian, kunci pertumbuhan, kunci revival, kunci kebangunan rohani dari jaman ke jaman. Setiap tahun, setiap jaman, setiap abad, harus ada orang yang rela menyangkal diri lalu masuk ke diri Allah, ini namanya spritualitas, ini namanya ketaaatan, ini namanya iman, ini namanya dedikasi, penyerahan, persembahan kepada Tuhan. Omong kosong jika saya mengatakan ‘aku menyerahkan diri kepada Tuhan’ tapi masih banyak diri yang melawan kehendak Tuhan. Masih banyak diri dan kemauan diri melawan kehendak Tuhan Allah. Akibatnya tidak mungkin mengerjakan pekerjaan Tuhan.

Saudara-saudara sekalian, itulah sebab manusia berlainan dengan malaikat. Di dalam dirinya, malaikat melawan Tuhan secara langsung maka Tuhan juga langsung membiarkan, tidak ada satu malaikat yang bisa diselamatkan. Tetapi manusia keturunan Adam yang beriman masih bisa diselamatkan, karena apa? Tuhan mengasihani kita yang sebenarnya dicipta dengan keadaan seperti debu ini. Tubuh kita hanyalah debu saja, kita hanya seorang manusia yang berada dalam keadaan kurun daging dan darah yang dibuat dari debu yang sementara. Itu sebab saya akan masuk ke dalam poin yang penting sekali yaitu signifikansi tubuh.

Semua filsafat dan semua teologi dari agama lain tidak pernah mempunyai pengertian seperti Kitab Suci. What is the meaningful significance of human body? Human body is a prison daripada hinduism, tubuh manusia itu seperti sebuah penjara yang mengekang, yang membatas, yang membelenggu jiwa kita sehingga kita tidak pernah mempunyai freedom. I don’t have freedom because I’m a prisoner in this physical body. Physical body needs eat, sex and so many things that cost me to commit sin. Ini adalah agama-agama lain, maka agama-agama lain yang sampai ekstrim, mereka menyiksa tubuh, menyiksa supaya tubuh ini menderita, karena apa? Inilah tubuh yang mengakibatkan saya berdosa, inilah tubuh yang membuat saya tidak bebas, inilah tubuh yang membelenggu jiwa saya. Bagaimana perbedaannya dengan Kitab Suci? Kitab Suci adalah satu-satunya ajaran agama yang mengatakan tubuhmu itu adalah tempat kediaman Roh kudus, tubuhmu itu adalah tempat kediaman Tuhan Allah. Tubuhmu itu adalah tempat pembentukan Bait Allah secara spiritual. Our body is the temple of God, our body is a dwelling place of the Holy Spirit. Ini adalah istana rohani, ini adalah tempat Tuhan Allah berdiam di dalamnya maka tidak ada agama yang memandang tubuh manusia setinggi seperti apa yang diwahyukan di dalam Kitab Suci.

Saudara-saudara sekalian, sekarang saya mau tanya, engkau mempunyai tubuh, engkau rasa disiksa atau engkau rasa bangga? Dua-dua bisa dijawab dari dua ekstrim. Bagi yang merasa disiksa, tubuh ini menyiksa. Orang yang over, keterlaluan menuntut akan kesucian, kadang-kadang dia jatuh ke dalam benci kepada badannya sendiri. Justru karena badan ini, bikin saya tidak bisa suci. Akhirnya dia membenci. Ada juga orang ekstrim lainnya, karena ada badan ini, maka dia melampiaskan nafsu seenak mungkin, mumpung masih muda, masih bisa berdansa, masih bisa seks, masih bisa berzinah, masih bisa main perempuan sebisa mungkin, memperalat tubuhnya untuk main-main, untuk menyenangkan hawa nafsunya. Orang Kristen tidak demikian. Orang Kristen harus mempunyai tanggapan, betul-betul wawasan yang benar, dan mempunyai pengertian yang akurat mengenai apa ini fungsi tubuh, apa signifikansi tubuh. Tubuh ini sangat penting. Bahkan ketika Yesus Kristus datang ke dalam dunia, waktu Ia bertubuh, Dia menyatakan sesuatu ucapan syukur. Istilah ini tidak muncul tapi seluruhnya mengandung ini, bahwa Aku sudah datang, bahwa Engkau sudah menyiapkan tubuh bagiKu, You have prepared a body for me. Waktu Yesus di dunia Ia begitu menghargai tubuh, karena Allah Bapa menjanjikan suatu tubuh meskipun tubuh itu adalah peta teladan orang yang sudah berdosa, Yesus yang tidak berdosa berada dalam tubuh seperti orang yang berdosa. Yesus berkata, Bapa Aku telah datang, Engkau telah mempersiapkan tubuh bagiKu. Untuk apa? Untuk hidup seks, melampiaskan nafsu? Tidak, Yesus tidak menikah. Yesus datang dari Yesus lahir hingga mati di kayu salib suci mutlak untuk menjalankan misi penebusan. Lalu Yesus memiliki tubuh untuk apa? Untuk menjalankan perintah Allah. Inilah rahasia manusia. If you know the secret of possessing one body in order to fulfill and accomplish the will of God in yourself, you should give thank to God. Saya bersyukur kepada Tuhan. Jikalau hari ini saya datang berkotbah tubuh saya tidak datang, cuma roh saya yang datang, bagaimana? Kamu pasti lari. Tetapi aku mempunyai tubuh ini penting. Saya masih bisa berkotbah, masih bisa pergi ke sini dan ke sana, saya tampil di mana-mana dengan membawakan Firman, orang lain mendapatkan berkat. Jadi kita harus bersyukur kepada Tuhan masih ada tubuh ini. Bukan membenci, bukan menyiksa, bukan menderita, tetapi biar tubuh ini mempunyai kewajaran, mempunyai pengertian sesungguhnya bagaimana saya menghadapinya. Yesus mengajar kita dengan kalimat ini, Oh Allah, Aku sudah datang dan Engkau telah menyediakan tubuh bagiKu. Yesus mempunyai tubuh supaya boleh dipaku di atas kayu salib untuk menjalankan kehendak Allah menjadi Juruselamat bagi orang lain. Yesus bertubuh justru memungkinkan Dia menggenapi rencana penebusan Tuhan Allah bagi umat manusia khususnya anak-anak Abraham.

Saudara-saudara, maka tubuh ini memiliki signifikansi yang begitu besar. Bedanya kita dengan malaikat: malaikat tidak mempunyai tubuh, kita mempunyai tubuh. Maka saya tidak menyatakan kita bisa diselamatkan. Tubuh ini mengakibatkan Tuhan kasihan kepada kita berada dalam diri tubuh ini, yang sangat terbatas ini. Saudara-saudara kalimat selanjutnya, dengan adanya tubuh ini maka penyelesaian dosa harus dilakukan dalam kurun waktu masih ada tubuh. Saudara mungkin tidak sering dengar poin ini atau baca ini di buku lain tapi saya minta saudara-saudara untuk memperhatikan. Kita percaya setelah mati tidak ada kemungkinan diselamatkan, mengapa setelah mati tidak ada kesempatan? Karena setelah mati tidak ada tubuh. Kalau begitu pentingkah tubuh? Penting! Tubuh adalah suatu wadah di mana pertobatan masih berlaku diterima oleh Tuhan pada waktu engkau belum keluar daripadanya. Setelah manusia keluar dari tubuh, maka tidak ada lagi kemungkinan dia bertobat minta pengampunan dosa dari Allah. Itulah saudara-saudara kalimat yang menggabungkan adalah dosa diperbuat di dalam tubuh, dosa harus diselesaikan di dalam tubuh masih berada. Saudara-saudara, setelah tubuh tidak ada, tidak mungkin lagi karena tubuh berada dalam kurun kesementaraan, sedangkan roh berada dalam kurun kekekalan. Malaikat-malaikat berada dalam kurun kekekalan, berdosa langsung dosanya itu adalah status kekekalan. Manusia berbuat dosa di dalam tubuh kurun sementara, maka dosa yang kita perbuat dalam tubuh ini disebut masih sebagai dosa sementara belum dikonfirmasikan nasibnya. Itu sebab kalau kita berdosa dalam keadaan masih bertubuh mari kita selesaikan selama kita masih bertubuh.

Saudara-saudara, kalau tubuhmu masih ada, berarti masih ada kemungkinan dosa itu diselesaikan dan jangan membawa dosa yang masih sementara ini menuju kepada kekekalan karena di situ sudah tidak ada lagi kesempatan kita bertobat. Saya rasa ini sudah lebih jelas.

Seorang namanya Dr. Edy datang ke Nanjing berkotbah kebangunan rohani. Karena dia orang terkenal dari Amerika maka Dr. Sun Yat Sen, seorang Kristen, mengajak beberapa menteri yang datang karena sungkan, ke kebangunan rohani tersebut. Setelah kebaktian selesai, Dr. Eddy mengatakan siapa yang mau menerima Tuhan Yesus maju ke depan. Dua menteri di kanan dan kirinya Sun Yat Sen dua-duanya bukan Kristen. Dr. Sun Yat Sen bertanya kepada mereka maukah anda silahkan maju ke depan, jangan menunda kalau anugerah Tuhan datang kepadamu? Dua-duanya bilang tidak. Seorang mengatakan saya menerima Tuhan mungkin beberapa hari kemudian. Hari ini belum siap, malam ini saya pikir baik-baik. Setelah Kebaktian, malam itu, dia naik kereta api dari Nanjing ke Shanghai yang tidak begitu jauh kira-kira tahun 1920an. Saat kereta api berjalan ada bom yang persis meledak di gerbong di mana menteri itu berada. Menteri itu mati, Tuhan tidak memberikan kesempatan lagi karena masa bertubuh sudah lewat.

Itu sebab banyak orang menunggu, menunggu, menerima Tuhan dia tunggu, tunggu, tolak-tolak, tolak sampai kapan? Sampai hari terakhir masuk kuburan, sebelum tutup mata, meskipun terlambat paling sedikit masih berada dalam masa dia masih bertubuh. Jadi tubuh ini tidak boleh kita hina, bukannya tidak penting, ada suatu signifikansi yang penting yang tidak ada pada dunia Roh. Itu sebab saya sering berpikir mengapa Tuhan tidak menyelamatkan malaikat dan menyelamatkan manusia? Kalau menyelamatkan manusia, kapan menyelamatkannya, dengan cara apa? Menyelamatkan dengan daging dipaku untuk menebus daging yang berdosa. Yesus Kristus berdaging dan berdarah, dengan tubuh Dia dipaku untuk menyelamatkan manusia yang berdaging dan berdarah yang berada dalam masa tubuh, maka setelah itu tidak ada lagi.

Maka semasa kita masih hidup dalam dunia selama berpuluh-puluh tahun ini biar kita menjadi orang yang bertanggung jawab, orang yang hidup dalam tubuh. Engkau yang masih diselamatkan, segeralah menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Engkau yang telah diselamatkan, segeralah memuliakan Tuhan dengan tubuhmu yang memancarkan kemuliaan dan keindahan dari Tuhan Allah.

Saudara-saudara, my body is the means for me to manifest the glory and the beauty of my God, my Master and my Savior. Berdagang baik-baik, studi baik-baik, bermoral baik-baik, karena hidupmu selama bertubuh adalah hidup untuk bersaksi. Apa yang engkau tanam, apa yang engkau invest, apa yang engkau kerjakan dengan baik di dalam Tuhan Allah akan dituai dalam kekekalan, akan dinyatakan dalam kekekalan dengan puji-pujian dan dengan jubah kemuliaan dari Tuhan serta pahala surga yang selama-lamanya. Puji Tuhan. Mari kita hidup baik-baik di dunia ini.

Setelah 2 ayat ini disambung dengan dua ayat terakhir, ayat 17 dan 18. Ayat 17 berarti Yesus sama seperti kita maka kita boleh bersandar kepada Dia karena Dia mengerti segala kelemahan kita. Dia menjadi Imam yang dengan saudara-saudaranya bersama menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah. Di sini ada dua istilah yang penting: Yesus adalah seorang Imam yang penuh kasih, kedua Yesus adalah Imam yang setia.

Di hadapan Tuhan Dia setia menjalankan tugasnya, kepada manusia; Dia menyatakan belas kasihan kepada umat yang dipilih oleh Dia. Maka Yesus Kristus adalah Imam yang memberikan belas kasihan sebab Dia sendiri pernah menjadi tubuh, pernah datang ke dalam daging dan darah. Dia pernah mengerti sebagai Imam yang berdiri di tengah-tengah Allah dan manusia yang berdosa, ditengah yang suci dan jahat, di tengah-tengah hidup dan mati, dia berada di tengah-tengah, dari surga Dia membawa anugerah kepada kita agar kita tidak menanggung dosa kelemahan kita, untuk berdoa kepada Tuhan bagi kita masing-masing.

Yesus adalah Imam. Imam seperti ini memiliki dua syarat yang penting. Pertama, Dia setia, berarti Dia secara akurat dan jujur melaksanakan kehendak Allah. Dia setia, berarti Dia tidak akan membuang kita yang sudah dikasihi olehnya; Kedua, Dia memiliki belas kasihan artinya Dia membawa anugerah Tuhan, menyalurkan kepada kita dan kedua Dia mengerti akan segala kelemahan yang pernah kita miliki.

Saya tidak bermaksud jikalau Tuhan Yesus tidak menjadi manusia Dia tidak mungkin mengerti apa yang kita perbuat. Jikalau ini dikonfirmasikan, ini bahaya sekali. Apakah untuk mau mengerti kita maka Tuhan harus menjelma menjadi manusia? Tidak! Kalau demikian bila Tuhan ingin mengerti sapi, Tuhan harus menjadi sapi? Kalau Tuhan mau mengerti dunia materi, harus menjadi materi? Tidak! Tuhan bisa mengerti setiap kesulitan kita tanpa Dia sendiri menjadi manusia di bumi. Tetapi supaya kita tahu Dia mau mengerti maka cara terbaik adalah Dia sendiri menjadi manusia. Saya pernah bicara pada seseorang pagi-pagi: Pak Tong, saya minta didoakan karena saya selalu dirongrong oleh Nyonya, Tuhan Yesus tidak mempunyai istri jadi Dia tidak mengerti. Karena Yesus tidak pernah nikah, tidak pernah punya Nyonya. Saya bilang tidak mungkin. Tuhan tetap mengerti karena Tuhan Mahatahu, Mahamengerti, tetapi Dia menjadi manusia bukan supaya Dia mampu mengerti kita, melainkan supaya kita tahu Dia mau mengerti kita. Engkau diejek, difitnah, dirongrong, Dia tahu.

Suatu hari saya naik satu taksi di Hongkong. Supir taksi kelihatannya baik sekali, saya mulai menginjili dia. Dia mengatakan, “Saya sudah Kristen.” Dia bercerita tentang kesusahan-kesusahan yang luar biasa, penindasan ekonomi. “Dulu saya adalah pedagang yang sangat besar. Akhirnya bangkrut total karena pinjaman tidak bisa bayar. Saya sekarang terpaksa bawa taksi. Apa boleh buat, saya masih membutuhkan uang sedikit-sedikit untuk membeli sayur, beras, makanan untuk hidupkan Nyonya dan anak-anak saya. Kadang-kadang saya melihat orang bicara keras dengan saya di mobil. Saya sangat tidak bisa terima tapi saya ingat saya hanya manusia yang sekarang lebih mengerti kesulitan-kesulitan orang miskin. Dulu saya tidak tahu, tahunya duit, duit, duit, tahunya saya sendiri kaya. Sekarang saya tahu apa itu kesusahan.”

Saudara-saudara, sudah hampir tiga kali saya melihat, satu kali di Singapura, seorang pedagang yang besar sekarang menyupir taksi karena sudah bangkrut, sudah susah. Kita jangan sombong, kalau kita lagi kaya kita meremehkan orang lain. Jikalau Tuhan pakai cara seperti itu, kita semua dibuang di neraka. Tapi Tuhan yang berada di surga pun Dia turun menjadi manusia berdaging dan darah, untuk mengerti, memberikan kita pengetahuan bahwa Dia rela dan Dia benar-benar mengerti kesusahan kita. Dia adalah Imam Besar yang setia dan penuh belas kasihan.

Ayat terakhir, 18, manusia jatuh ke dalam pencobaan? Iya. Manusia serba sulit karena dicobai? Iya. Yesus bisa menolong kita? Bisa. Yesus mengerti kita? Iya. Mengapa? Karena Dia sendiri juga dicobai maka Dia bisa menolong kita yang dicobai. Puji Tuhan. Inilah cinta kasih Tuhan yang luar biasa bagi kita yang berada dalam tubuh yang sangat memerlukan pertolongan, keselamatan dan juga pimpinan Tuhan. (RH)

Pengkhotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong


Sumber : http://www.nusahati.com/2012/06/keselamatan-diberikan-hanya-kepada-manusia-part-2/