Kita telah membahas hukum ketujuh
dari beberapa aspek. Di dalamnya kita melihat bahwa kesucian seks akan
menjamin kelestarian umat manusia sampai akhir zaman. Ketidaksucian seks
merupakan ancaman bagi kesehatan pribadi dan kesejahteraan seluruh umat
manusia. Prinsip dari perintah yang penting ini bukan hanya ada di
dalam Alkitab, tetapi juga ditanam Tuhan di dalam hati nurani manusia.
Tidak ada satu bangsa pun yang menyetujui bahwa manusia boleh
melampiaskan nafsu seks semaunya. Berhubungan seks adalah sesuatu yang
sangat nikmat karena berdasarkan anugerah Tuhan manusia bisa menikmati
kenikmatan seks sedemikian tinggi yang melampaui semua makhluk lainnya.
Namun untuk itu, manusia juga dituntut untuk menjaga kesucian seksnya.
Jika dilanggar, Tuhan akan menghukum orang itu. Lagi pula manusia tidak
mungkin mencintai dua orang di saat yang sama dengan kadar cinta yang
sama, tetapi dia mampu mencintai dua, empat, enam, sepuluh, bahkan
belasan anaknya dengan kadar cinta yang sama. Fenomena ajaib yang tidak
dapat dijelaskan, hanya dapat diakui oleh para psikolog dari dahulu
hingga sekarang. Kasih sejati antara suami istri tidak dapat dipisahkan
dari kejujuran, kesehatian, dan kekekalan. Itulah hikmat Allah saat
menciptakan manusia. Kalau ciptaan Allah ini tahu hidup sesuai
kehendak-Nya, pasti ia akan menikmati kebahagiaan sempurna, kepuasan
yang tidak akan disesali selamanya. Oleh karena itu, bangsa yang
menghormati pernikahan akan diberkati Tuhan.
Rasio dan Kesucian
Di Taiwan ada gereja yang sebelumnya Reformed kemudian berubah menjadi Liberal dan merestui pernikahan homoseks dan lesbian. Di Malaysia ada pendeta dengan gelar Doktor dari Amerika Serikat menulis makalah bahwa homoseks tidak bertentangan dengan Alkitab. Ini semua membuktikan kebenaran perkataan Martin Luther: “Rasio manusia bagaikan pelacur”. Rasio sering kali tidak setia kepada kebenaran, bagai perempuan yang mau melakukan hubungan seks dengan siapapun yang memberinya uang. Rasio adalah organ yang membedakan manusia dari makhluk yang lain. Rasio bisa memikirkan makna, mencari jawaban, menganalisis sebab-akibat, dan menyimpulkan dalil yang ada di alam. Tetapi rasio juga bisa menyetujui hal yang tidak beres, namun dianggap cukup beralasan meskipun alasannya sangat miring, licik, dan tidak jujur. Itu adalah tindakan orang yang kurang pandai atau yang mendewakan rasio, tetapi tidak berani setia kepada kebenaran. Martin Luther sangat peka akan hal ini dan dia menyebut “Rasio bagai pelacur”.
Di Taiwan ada gereja yang sebelumnya Reformed kemudian berubah menjadi Liberal dan merestui pernikahan homoseks dan lesbian. Di Malaysia ada pendeta dengan gelar Doktor dari Amerika Serikat menulis makalah bahwa homoseks tidak bertentangan dengan Alkitab. Ini semua membuktikan kebenaran perkataan Martin Luther: “Rasio manusia bagaikan pelacur”. Rasio sering kali tidak setia kepada kebenaran, bagai perempuan yang mau melakukan hubungan seks dengan siapapun yang memberinya uang. Rasio adalah organ yang membedakan manusia dari makhluk yang lain. Rasio bisa memikirkan makna, mencari jawaban, menganalisis sebab-akibat, dan menyimpulkan dalil yang ada di alam. Tetapi rasio juga bisa menyetujui hal yang tidak beres, namun dianggap cukup beralasan meskipun alasannya sangat miring, licik, dan tidak jujur. Itu adalah tindakan orang yang kurang pandai atau yang mendewakan rasio, tetapi tidak berani setia kepada kebenaran. Martin Luther sangat peka akan hal ini dan dia menyebut “Rasio bagai pelacur”.
Pertanggungjawaban Kesetiaan
Kepada siapa kita harus setia? Kepada Allah karena Dia adalah Sumber Kasih yang mengasihi kita terlebih dahulu dan menuntut kita mengasihi Dia dengan sepenuh hati, bagai seorang gadis yang menikah dan mencintai suaminya. Hubungan Kristus dengan jemaat-Nya digambarkan sebagai hubungan kasih suami dan istri. Kristus terlebih dahulu mengasihi kita, maka kita harus setia, memelihara kesucian diri, dan tidak keluar dari jalur yang Dia tetapkan. Begitu pula rasio kita harus mengasihi Kristus, Sumber Kebenaran, Inisiator Wahyu, Penunjuk Jalan Kekekalan dengan sepenuhnya. Merenungkan dan menaati prinsip-prinsip yang tercantum dalam firman Tuhan adalah kembalinya sang anak hilang untuk setia kepada kebenaran yang sejati. Inilah iman. Iman tidak membunuh rasio, melainkan membawanya kembali setia kepada kebenaran yang asli. Dengan demikian orang Kristen membawa rasionya taat sepenuhnya kepada Sumber Kebenaran, kepada Tuhan Pencipta rasio. Orang Kristen yang menggunakan rasio untuk memuaskan perasaan bukanlah orang Kristen yang sejati, karena orang Kristen yang sejati justru mengajak umat manusia untuk mempelajari, menaati, dan menjalankan kehendak Tuhan yang telah Dia wahyukan kepada kita dengan sepenuh hati.
Kepada siapa kita harus setia? Kepada Allah karena Dia adalah Sumber Kasih yang mengasihi kita terlebih dahulu dan menuntut kita mengasihi Dia dengan sepenuh hati, bagai seorang gadis yang menikah dan mencintai suaminya. Hubungan Kristus dengan jemaat-Nya digambarkan sebagai hubungan kasih suami dan istri. Kristus terlebih dahulu mengasihi kita, maka kita harus setia, memelihara kesucian diri, dan tidak keluar dari jalur yang Dia tetapkan. Begitu pula rasio kita harus mengasihi Kristus, Sumber Kebenaran, Inisiator Wahyu, Penunjuk Jalan Kekekalan dengan sepenuhnya. Merenungkan dan menaati prinsip-prinsip yang tercantum dalam firman Tuhan adalah kembalinya sang anak hilang untuk setia kepada kebenaran yang sejati. Inilah iman. Iman tidak membunuh rasio, melainkan membawanya kembali setia kepada kebenaran yang asli. Dengan demikian orang Kristen membawa rasionya taat sepenuhnya kepada Sumber Kebenaran, kepada Tuhan Pencipta rasio. Orang Kristen yang menggunakan rasio untuk memuaskan perasaan bukanlah orang Kristen yang sejati, karena orang Kristen yang sejati justru mengajak umat manusia untuk mempelajari, menaati, dan menjalankan kehendak Tuhan yang telah Dia wahyukan kepada kita dengan sepenuh hati.
Demikian pula tubuh kita hanya setia
kepada suami atau istri yang Tuhan berikan saat kita membentuk rumah
tangga. Kesucian seks akan menjamin kebahagiaan seluruh umat manusia dan
menjadi berkat bagi keturunannya. Jika mereka tidak peduli akan hal
ini, jangan harap mereka bisa mendidik anak-anak mereka dengan baik.
Saya sudah beberapa kali mendengar ada anak-anak yang menemukan
gambar-gambar porno di komputer dan kamera papanya. Setelah itu, mereka
mulai menonton dan malah mengajak teman-teman mereka. Ketika seorang
remaja putri yang melakukan hubungan seks di hotel ditanya, dia
mengatakan bahwa dia mencontoh papa mamanya. Pendidikan yang baik bukan
berdasarkan pengetahuan melainkan teladan. Saat skandal perzinahanmu
terbongkar, seberapa engkau kaya ataupun pandai, reputasimu akan merosot
tajam. Gosip skandal seks jauh lebih cepat daripada pemberitaan Injil.
Menghormati Perkawinan
Tuhan sangat membenci orang yang tidak setia dalam pernikahan. Di dalam kitab Ibrani 13, Tuhan menuntut orang menghormati perkawinan. Itu berarti: 1) menghormati hubungan yang paling intim antara pria dan wanita; 2) mengakui institusi yang Tuhan tetapkan; 3) memperhatikan kesehatan seluruh umat manusia; dan 4) mendidik anak-anak buah pernikahan kita dengan baik. Jangan main-main, hidup suci ditandai dengan kesungguhanmu menghargai pernikahanmu, setia kepada pasangan hidupmu. Itulah yang membuat hidupmu diperkenan Tuhan, menjadi teladan dunia, dan menjadi fondasi pendidikan bagi keturunanmu, sehingga mereka akan hidup takut akan Tuhan dan menghormati orang tua. Tuhan membenci perzinahan, karena perzinahan adalah salah satu investasi setan di dalam gereja.
Tuhan sangat membenci orang yang tidak setia dalam pernikahan. Di dalam kitab Ibrani 13, Tuhan menuntut orang menghormati perkawinan. Itu berarti: 1) menghormati hubungan yang paling intim antara pria dan wanita; 2) mengakui institusi yang Tuhan tetapkan; 3) memperhatikan kesehatan seluruh umat manusia; dan 4) mendidik anak-anak buah pernikahan kita dengan baik. Jangan main-main, hidup suci ditandai dengan kesungguhanmu menghargai pernikahanmu, setia kepada pasangan hidupmu. Itulah yang membuat hidupmu diperkenan Tuhan, menjadi teladan dunia, dan menjadi fondasi pendidikan bagi keturunanmu, sehingga mereka akan hidup takut akan Tuhan dan menghormati orang tua. Tuhan membenci perzinahan, karena perzinahan adalah salah satu investasi setan di dalam gereja.
Langkah pertama seseorang masuk ke dalam
Kerajaan Allah adalah pertobatan yang dihasilkan oleh iman. Karena iman
datang dari mendengar firman, dan firman disampaikan oleh orang yang
sungguh-sungguh memberitakan Injil, maka orang yang memberitakan Injil
haruslah orang yang sungguh-sungguh sudah bertobat terlebih dahulu. Ayat
“Serukan nama Tuhan, dan ia pun diselamatkan” (Rm. 10:9, 13) sering
kali disalahmengerti dan diselewengkan. Paulus mengatakan hal ini kepada
jemaat Roma yang saat itu berada di dalam ancaman dipenggal kepala jika
menyeru nama Tuhan. Siapapun saat itu yang menyebut Yesus Tuhan akan
dihukum mati. Maka, pengakuan ini bukan pengakuan biasa. Dan memang
tidak setiap orang bisa mengeluarkan seruan itu. Jadi pernyataan ini
jangan dikontraskan dengan pernyataan Tuhan Yesus di dalam kitab Matius
7:22. Hanya orang yang digerakkan oleh Roh Kudus yang berani dan beriman
untuk menyerukan nama Yesus sebagai Tuhan. Saat ini justru banyak
gereja yang katanya mengabarkan Injil, tetapi sebenarnya sedang
memberitakan jalan yang lebar, yaitu orang akan mendapat banyak harta,
akan sukses secara ekonomi, hidupnya lancar, dan akan sehat selalu.
Inilah Theologi Kemakmuran. Mereka tidak mengajak orang untuk bertobat
dari dosa dan hidup suci mengikuti kehendak Tuhan. Theologi Kemakmuran
bukanlah penginjilan. Sudah terlalu jarang kebaktian-kebaktian besar
yang meneriakkan pertobatan dari dosa, memberitakan Injil salib Kristus
yang menebus manusia berdosa. Orang yang tidak percaya pada Injil tidak
mungkin mengabarkan Injil. Gereja yang tidak lagi memberitakan Injil
sejati mungkin untuk sementara terlihat besar, tetapi itu justru
mengingatkan kita akan peringatan Tuhan Yesus, “Bukan setiap orang yang
berseru kepada-Ku, Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”
Saat itu banyak orang yang berseru kepada-Ku, “Bukankah aku pernah
bernubuat demi nama-Mu; dan mengusir setan demi nama-Mu; dan mengadakan
mujizat demi nama-Mu?” Maka Yesus akan berkata kepada mereka, “Enyahlah
dari hadapan-Ku pembuat kejahatan. Aku tidak pernah mengenal engkau”
(Mat. 7:21-23). Banyak khotbah hari ini yang hanya ingin menyenangkan
telinga. Khotbah yang begitu lunak, begitu banyak meneriakkan
pengampunan. Kalau berzinah itu bukan engkau yang berzinah, tetapi
karena ada roh zinah di dalam hatimu. Maka kita harus mengusir keluar
roh zinah itu, dan engkau sendiri diselamatkan. Jadi siapa yang berzinah
kalau begini? Jelas yang berzinah adalah manusianya, bukan setan atau
roh zinah. Kini gereja tidak lagi berani menuding kehidupan yang
berdosa, karena takut nanti jemaat pergi dan perongkosan gereja akan
defisit.
Contoh Bileam
Tuhan membenci dosa, khususnya dosa perzinahan, sehingga siapapun juga yang berdosa harus bertobat. Di Alkitab ditulis ada orang yang membenci orang Israel karena merasa dirinya terancam. Maka utusan Balak menemui Nabi Bileam untuk mengutuk Israel, dan memberikan uang yang banyak. Bileam tergiur, tetapi ketika dia mau mengutuk orang Israel, yang keluar dari mulutnya selalu berkat. Utusan itu melapor kepada raja. Maka kali ini utusan itu membawa lebih banyak hadiah emas dan perak untuk Bileam. Sering kali pendeta-pendeta, khususnya yang berasal dari keluarga miskin atau yang hidup sangat miskin karena honornya terlalu kecil, tergoda dengan tawaran kekayaan yang besar. Bileam mencoba untuk mengutuk lagi. Bileam adalah nabi yang tidak setia kepada Tuhan karena dia lebih menyukai kemakmuran dan kesuksesan duniawi ketimbang mengatakan kata-kata yang benar sesuai dengan kehendak Tuhan. Maka Tuhan membalikkan lidahnya. Akhirnya, ketika dia mau pergi untuk mengutuk Israel, dia dihadapkan dengan malaikat Tuhan dengan pedang terhunus. Bileam tidak melihat, tetapi keledainya mogok. Dia mencambuk keledainya, tetapi keledainya tetap bergeming. Di sini kita belajar, ketika manusia tidak melihat visi, binatang yang kemudian diizinkan Tuhan untuk melihat visi. Celaka sekali. Keledai tidak berani maju karena melihat malaikat menghadang jalan mereka. Bileam mencambuk lagi dengan keras dan Tuhan menyuruh keledai itu berbicara, “Mengapa engkau memukulku?” Bileam mengatakan bahwa keledainya tidak mau taat. Tetapi bukankah sejak dahulu keledai itu tidak pernah tidak patuh? Saat terjadi fenomena yang berlawanan dengan keinginanmu, engkau perlu introspeksi, memeriksa diri, dan bukan marah-marah. Saat itu Bileam baru melihat bahwa ada malaikat yang menghadang. Dia ketakutan dan berpaling. Dia tidak jadi mengutuki Israel karena Tuhan tidak mengizinkan hamba-Nya mengatakan sesuatu di luar kehendak-Nya. Tetapi karena dia sudah menerima banyak uang, dia mulai memikirkan cara lain. Allah paling benci perzinahan, sehingga jika ia berhasil membuat orang Israel berzinah, maka ia tidak perlu mengutuk mereka karena Allah sendiri yang akan menghukum mereka. Betapa lebih besar dosa orang yang menjerumuskan orang lain ke dalam dosa, ketimbang diri sendiri berbuat dosa. Dengan cara demikian dia bisa cuci tangan dan membiarkan orang lain berdosa, mirip seperti tindakan Pilatus cuci tangan. Bagaimana pandainya engkau, tidak mungkin lebih pandai dari setan, si penggoda. Maka, peliharalah hatimu, pupuklah rasa takut pada Tuhan seumur hidupmu.
Tuhan membenci dosa, khususnya dosa perzinahan, sehingga siapapun juga yang berdosa harus bertobat. Di Alkitab ditulis ada orang yang membenci orang Israel karena merasa dirinya terancam. Maka utusan Balak menemui Nabi Bileam untuk mengutuk Israel, dan memberikan uang yang banyak. Bileam tergiur, tetapi ketika dia mau mengutuk orang Israel, yang keluar dari mulutnya selalu berkat. Utusan itu melapor kepada raja. Maka kali ini utusan itu membawa lebih banyak hadiah emas dan perak untuk Bileam. Sering kali pendeta-pendeta, khususnya yang berasal dari keluarga miskin atau yang hidup sangat miskin karena honornya terlalu kecil, tergoda dengan tawaran kekayaan yang besar. Bileam mencoba untuk mengutuk lagi. Bileam adalah nabi yang tidak setia kepada Tuhan karena dia lebih menyukai kemakmuran dan kesuksesan duniawi ketimbang mengatakan kata-kata yang benar sesuai dengan kehendak Tuhan. Maka Tuhan membalikkan lidahnya. Akhirnya, ketika dia mau pergi untuk mengutuk Israel, dia dihadapkan dengan malaikat Tuhan dengan pedang terhunus. Bileam tidak melihat, tetapi keledainya mogok. Dia mencambuk keledainya, tetapi keledainya tetap bergeming. Di sini kita belajar, ketika manusia tidak melihat visi, binatang yang kemudian diizinkan Tuhan untuk melihat visi. Celaka sekali. Keledai tidak berani maju karena melihat malaikat menghadang jalan mereka. Bileam mencambuk lagi dengan keras dan Tuhan menyuruh keledai itu berbicara, “Mengapa engkau memukulku?” Bileam mengatakan bahwa keledainya tidak mau taat. Tetapi bukankah sejak dahulu keledai itu tidak pernah tidak patuh? Saat terjadi fenomena yang berlawanan dengan keinginanmu, engkau perlu introspeksi, memeriksa diri, dan bukan marah-marah. Saat itu Bileam baru melihat bahwa ada malaikat yang menghadang. Dia ketakutan dan berpaling. Dia tidak jadi mengutuki Israel karena Tuhan tidak mengizinkan hamba-Nya mengatakan sesuatu di luar kehendak-Nya. Tetapi karena dia sudah menerima banyak uang, dia mulai memikirkan cara lain. Allah paling benci perzinahan, sehingga jika ia berhasil membuat orang Israel berzinah, maka ia tidak perlu mengutuk mereka karena Allah sendiri yang akan menghukum mereka. Betapa lebih besar dosa orang yang menjerumuskan orang lain ke dalam dosa, ketimbang diri sendiri berbuat dosa. Dengan cara demikian dia bisa cuci tangan dan membiarkan orang lain berdosa, mirip seperti tindakan Pilatus cuci tangan. Bagaimana pandainya engkau, tidak mungkin lebih pandai dari setan, si penggoda. Maka, peliharalah hatimu, pupuklah rasa takut pada Tuhan seumur hidupmu.
Jika orang Kristen tidak hidup suci,
siapakah saksi Tuhan yang suci di dunia ini? Hanya orang yang telah
ditebus dengan darah Kristus yang mungkin untuk sungguh-sungguh hidup
suci sesuai kehendak-Nya. Bileam mengira bahwa dirinya mampu
mempermainkan Israel, uang, kuasa, bahkan mempermainkan Tuhan. Bileam
memiliki theologi yang benar. Dia tahu bahwa Allah itu suci, adil, dan
membenci dosa. Allah membenci dan menghukum orang yang berzinah. Apa
gunanya belajar kedokteran, jika hanya untuk menolong orang kaya dan
membiarkan orang miskin mati? Apa gunanya belajar hukum, jika bertujuan
mencari celah hukum agar bisa melanggar hukum tanpa bisa dihukum? Apa
gunanya belajar theologi, tahu doktrin yang benar, tetapi hatinya tidak
beres, demi uang berani menjual kebenaran, membenci orang pilihan Tuhan?
Bileam mencari perempuan-perempuan Filistin yang cantik dan menyuruh
mereka untuk menggoda orang Israel. Dia mengerti theologi untuk
mempermainkan theologi. Ada orang belajar theologi Reformed untuk memperkaya diri.
Bileam adalah seorang nabi, tetapi dia menyodorkan siasat Iblis,
menyelundupkan perempuan kafir yang cantik untuk menghancurkan Kerajaan
Tuhan. Pria-pria Israel tergiur dengan perempuan-perempuan cantik itu,
lalu satu per satu tidur dengan mereka. Allah benci sekali pada
perbuatan mereka dan menghukum dengan penyakit sampar. Banyak orang
Israel mati. Bileam merasa sukses dan Balak memberinya banyak uang. Demi
uang, Bileam mengorbankan anak-anak Tuhan. Hal itu tidak diketahui
orang lain, tetapi Tuhan tahu. Tuhan mencatat peristiwa ini di dalam
Alkitab. Bileam telah menyebabkan orang Israel berzinah. Nabi yang
seharusnya mengajar umat Tuhan hidup suci, malah membuat siasat untuk
menghancurkan mereka. Saat itu ada seorang pemuda yang menyaksikan
banyak orang Israel mati kena sampar, dia bangkit membela kebenaran
Tuhan. Ketika ia menyaksikan pria Israel membawa pelacur dan mau
berzinah dengannya, dia menikam perut mereka dengan tombak dan matilah
pria dan pelacur itu. Lalu berhentilah kutukan murka Tuhan ini.
Tuhan begitu membenci perzinahan, maka
setelah Daud berzinah, Nabi Natan menegur dia. Tidak peduli bahwa Daud
adalah raja yang berkuasa untuk membunuhnya, dia taat kepada Tuhan dan
menegur dia. Dia menuding Daud dan menyatakan bahwa Daud sudah berdosa.
Meskipun Daud adalah seorang raja, tetapi dia takut akan Tuhan, maka dia
bertobat. Natan mewakili Tuhan berkata, “Tuhan mengampuni dosamu,
tetapi hukuman dosa tidak ditarik kembali. Banyak keturunanmu akan mati
oleh pedang.” Allah akan mengampuni dosanya dan Allah tidak menarik
hukuman atas dosa, adalah dua hal berbeda. Paku memang sudah dicabut, tetapi lubang bekas paku tetap membekas di sana.
Sebab itu jangan bermain-main. Ketika seseorang berzinah lalu bertobat
maka Tuhan akan mengampuni dosamu, tetapi mungkin anakmu dan istrimu
akan menderita, dan keturunanmu akan dizinahi orang lain. Engkau bermain
dengan istri orang, mungkin istrimu akan dipermainkan banyak pria, dan
anak perempuanmu mendapat suami yang tidak setia. Dosa bisa diampuni,
tetapi sering kali hukuman atas dosa itu tetap berlaku. Oleh karena itu,
hendaklah kamu kudus, sama seperti Tuhan Allahmu kudus.
Sifat Kesucian Allah
Sifat kesucian Allah merupakan satu tonggak iman Kristen yang sangat penting. Paulus menegaskan, “Bersihkan dirimu dari segala kenajisan tubuh dan kenajisan jiwamu.” Najis tubuh berarti makanan dan minuman yang tidak seharusnya kita makan dan minum, bisa juga dimengerti dengan tidak mandi dan tidak memelihara kebersihan, tetapi terlebih lagi adalah kenajisan dengan berzinah. Inilah kenajisan tubuh yang paling keji, yang paling Tuhan benci.
Sifat kesucian Allah merupakan satu tonggak iman Kristen yang sangat penting. Paulus menegaskan, “Bersihkan dirimu dari segala kenajisan tubuh dan kenajisan jiwamu.” Najis tubuh berarti makanan dan minuman yang tidak seharusnya kita makan dan minum, bisa juga dimengerti dengan tidak mandi dan tidak memelihara kebersihan, tetapi terlebih lagi adalah kenajisan dengan berzinah. Inilah kenajisan tubuh yang paling keji, yang paling Tuhan benci.
Tuhan berkata, “Akulah Tuhan yang suci,
yang membawamu menjalani jalan sempit, yang menuntut hanya setia kepada
satu Allah saja.” Itu sebabnya, orang yang mencintai Tuhan, mencintai
sesama, mencintai pasangan hidupnya, harus mendasari cintanya di atas
cinta yang suci. Hanya cinta yang suci yang sanggup memelihara kita
untuk tidak bercabang hati dan tidak meluapkan emosi sesuka hati. Cinta
yang tidak suci akan mendatangkan murka Allah atas kita. Ada orang yang
suka membicarakan tentang Roh Kudus, berkhotbah hal-hal yang terdengar
begitu luar biasa, bahkan sampai ke hal supernatural, menyembuhkan
dengan mujizat, bernubuat, mengusir setan demi nama Tuhan, hingga
menarik banyak orang, tetapi hidupnya tidak kudus. Akibatnya muncul
perdebatan, apakah nama Tuhan yang mereka sebut tetap sah, ketika mereka
tidak suci. Di abad ke-4, banyak hamba Tuhan yang murtad karena takut
dianiaya oleh orang Romawi. Namun, setelah agama Kristen disahkan,
mereka kembali menjadi hamba Tuhan dan membaptis orang. Banyak orang
mempertanyakan apakah baptisan yang mereka lakukan adalah sah. Salah
seorang Bapa Gereja yang agung, yaitu Agustinus, seorang theolog besar
pada zaman itu, berkata, “Kalau mereka kembali berkhotbah, firman yang
mereka sampaikan tetap adalah firman Tuhan, nama Yesus yang mereka pakai
tetap nama Tuhan. Jadi baptisan yang mereka lakukan dalam nama Allah
Tritunggal tetap sah. Yang perlu diingat adalah jangan ikuti teladan
hidup mereka yang tidak beres.” Di sini
Agustinus memisahkan antara hidup pribadi dengan firman Tuhan. Hidup
pribadi bisa saja tidak beres, tetapi firman Tuhan tetap beres, nama
Tuhan tetap berkuasa, tidak boleh dicemooh hanya karena hidup orang yang
menyebutnya kurang beres.
Kehormatan dan Kesucian
Apa jadinya orang yang hidupnya tidak suci tetapi memperalat nama Tuhan untuk menarik massa? Saya heran mengapa banyak pengkhotbah televisi terkenal di Amerika Serikat tidak beres di dalam urusan uang dan seks. Dengan kata lain, mereka hidup tidak beres, tetapi ketika mereka berseru-seru akan nama Tuhan, banyak orang mau mengikuti mereka. Maka, banyak orang menyimpulkan bahwa yang penting adalah memiliki daya tarik, tidak terlalu penting untuk hidup suci. Pengkhotbah Jimmy Swaggart mencari pelacur, dan perbuatan bejatnya direkam oleh pegawainya yang dia pecat. Hasil rekamannya dikirim ke sinode gerejanya di Colorado. Dia terpaksa mengakui perbuatannya karena rekaman itu. Dia tidak boleh naik mimbar selama dua tahun. Tetapi ribuan pendengarnya tetap mencari dia. Satu tahun kemudian dia mengumumkan keluar dari gerejanya dan mendirikan gereja sendiri. Sampai sekarang dia masih berkhotbah, tetapi pendengarnya tinggal seratus atau dua ratus orang saja. Saya tidak mengatakan orang yang berzinah tidak bisa dipakai Tuhan. Daud berzinah, tetapi masih dipakai Tuhan. Dia menulis Mazmur yang menggetarkan dan menjadi berkat bagi banyak orang. Itu karena dia sungguh-sungguh bertobat dan memilih hidup setia kepada Tuhan ketimbang meninggikan diri. Sangat berbeda dari Saul yang membela diri. Dia mengatakan bahwa binatang-binatang yang ia biarkan hidup akan dipersembahkan untuk Tuhan. Ketaatan lebih penting ketimbang persembahan. Jangan kita pikir memberikan persembahan menyebabkan kita boleh tidak taat kepada Tuhan. Tuhan bukan pengemis. Dia tidak butuh persembahanmu. Karena Saul tidak taat dan tidak menghormati Tuhan, maka Tuhan mencabut kedudukannya sebagai raja. Anehnya, Saul masih minta dijunjung tinggi agar orang Israel tidak menghina dia. Ketika mengajar theologi, saya berulang kali mengingatkan mahasiswa saya, “Hormat dari orang tidak bisa dipaksakan, tetapi dihasilkan.” Kalau kita pantas dihormati, maka orang dengan sendirinya akan menghormati. Ketika orang menemukan engkau tidak pantas dihormati, mereka tidak akan menghormatimu. Oleh karena itu, engkau harus berjuang mendapatkan kehormatan dari cara hidupmu. Engkau tidak bisa membonceng kehormatan orang lain untuk dirimu. Setiap orang harus taat kepada Tuhan dan mendapatkan kehormatannya sendiri. Persembahan tidak sepenting ketaatan. Memang mungkin orang yang hidupnya tidak beres memakai nama Tuhan untuk melakukan berbagai mujizat, karena Tuhan setia kepada diri-Nya. Sama seperti seorang yang memalsukan tanda tangan pada cek tetap bisa dibayar jika tidak ketahuan oleh pegawai bank. Tetapi perbuatan itu akan menyeret engkau ke pengadilan. Itu yang Tuhan Yesus katakan di dalam Matius 7:21-23. Tuhan mengatakan, “Aku tidak mengenal engkau. Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu pembuat kejahatan!” Betapa mengerikannya. Orang yang menyangka dirinya dekat Tuhan, banyak melayani, bahkan kelihatan seperti pelayanannya diberkati, tetapi dirinya dibuang oleh Tuhan. Kitab Suci bukan hanya untuk dibaca, melainkan untuk dihayati dan ditaati.
Apa jadinya orang yang hidupnya tidak suci tetapi memperalat nama Tuhan untuk menarik massa? Saya heran mengapa banyak pengkhotbah televisi terkenal di Amerika Serikat tidak beres di dalam urusan uang dan seks. Dengan kata lain, mereka hidup tidak beres, tetapi ketika mereka berseru-seru akan nama Tuhan, banyak orang mau mengikuti mereka. Maka, banyak orang menyimpulkan bahwa yang penting adalah memiliki daya tarik, tidak terlalu penting untuk hidup suci. Pengkhotbah Jimmy Swaggart mencari pelacur, dan perbuatan bejatnya direkam oleh pegawainya yang dia pecat. Hasil rekamannya dikirim ke sinode gerejanya di Colorado. Dia terpaksa mengakui perbuatannya karena rekaman itu. Dia tidak boleh naik mimbar selama dua tahun. Tetapi ribuan pendengarnya tetap mencari dia. Satu tahun kemudian dia mengumumkan keluar dari gerejanya dan mendirikan gereja sendiri. Sampai sekarang dia masih berkhotbah, tetapi pendengarnya tinggal seratus atau dua ratus orang saja. Saya tidak mengatakan orang yang berzinah tidak bisa dipakai Tuhan. Daud berzinah, tetapi masih dipakai Tuhan. Dia menulis Mazmur yang menggetarkan dan menjadi berkat bagi banyak orang. Itu karena dia sungguh-sungguh bertobat dan memilih hidup setia kepada Tuhan ketimbang meninggikan diri. Sangat berbeda dari Saul yang membela diri. Dia mengatakan bahwa binatang-binatang yang ia biarkan hidup akan dipersembahkan untuk Tuhan. Ketaatan lebih penting ketimbang persembahan. Jangan kita pikir memberikan persembahan menyebabkan kita boleh tidak taat kepada Tuhan. Tuhan bukan pengemis. Dia tidak butuh persembahanmu. Karena Saul tidak taat dan tidak menghormati Tuhan, maka Tuhan mencabut kedudukannya sebagai raja. Anehnya, Saul masih minta dijunjung tinggi agar orang Israel tidak menghina dia. Ketika mengajar theologi, saya berulang kali mengingatkan mahasiswa saya, “Hormat dari orang tidak bisa dipaksakan, tetapi dihasilkan.” Kalau kita pantas dihormati, maka orang dengan sendirinya akan menghormati. Ketika orang menemukan engkau tidak pantas dihormati, mereka tidak akan menghormatimu. Oleh karena itu, engkau harus berjuang mendapatkan kehormatan dari cara hidupmu. Engkau tidak bisa membonceng kehormatan orang lain untuk dirimu. Setiap orang harus taat kepada Tuhan dan mendapatkan kehormatannya sendiri. Persembahan tidak sepenting ketaatan. Memang mungkin orang yang hidupnya tidak beres memakai nama Tuhan untuk melakukan berbagai mujizat, karena Tuhan setia kepada diri-Nya. Sama seperti seorang yang memalsukan tanda tangan pada cek tetap bisa dibayar jika tidak ketahuan oleh pegawai bank. Tetapi perbuatan itu akan menyeret engkau ke pengadilan. Itu yang Tuhan Yesus katakan di dalam Matius 7:21-23. Tuhan mengatakan, “Aku tidak mengenal engkau. Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu pembuat kejahatan!” Betapa mengerikannya. Orang yang menyangka dirinya dekat Tuhan, banyak melayani, bahkan kelihatan seperti pelayanannya diberkati, tetapi dirinya dibuang oleh Tuhan. Kitab Suci bukan hanya untuk dibaca, melainkan untuk dihayati dan ditaati.
Di Amerika Selatan, seorang Karismatik
melatih anaknya yang berusia 4 tahun untuk menghafal puluhan cerita
Alkitab, dan berhasil membuat kagum banyak orang. Lalu dia memutar video
khotbah pengkhotbah-pengkhotbah besar, menyuruh anak itu memperhatikan
gaya, gerak-gerik, intonasinya, lalu minta pada gereja-gereja untuk
memberikan anaknya kesempatan berkhotbah. Banyak orang kagum luar biasa,
mengira Tuhan membangkitkan generasi muda menjadi hamba Tuhan yang
besar. Sekarang, anak itu sudah berumur tiga puluh tahun lebih dan
mengakui, “Sebenarnya aku tidak percaya Tuhan. Tetapi saat itu aku
disuruh meniru dan ternyata khotbahku membuat banyak orang menangis dan
percaya Tuhan. Aku hanya senang, setelah khotbah aku menghitung uang
yang kudapat.” Sekarang dia tidak berkhotbah lagi. Betapa mudahnya
manusia ditipu oleh nabi palsu. Tuhan berkata, “Aku adalah Tuhan yang
suci, hendaklah kau suci dalam segala hal yang kau perbuat.” Mari kita
menjadi orang Kristen yang bertanggung jawab dan mau sungguh-sungguh
setia pada Tuhan. Di Mazmur tertulis, “Kematian orang suci sangat
berharga di mata Tuhan.” Allah sangat menghargai orang yang hidupnya
suci, meneladani Yesus, Tuhannya.
Perintah Tuhan yang ada kaitan dengan
kesucian tubuh hanya satu: Jangan berzinah. Sesungguhnya, tidak ada
filsafat, kebudayaan, atau agama manapun yang menilai tubuh manusia
lebih tinggi dari Alkitab, yaitu: “Tubuhmu adalah Bait Allah”. Menurut
kebudayaan Tionghoa, tubuh kita hanyalah kantong kulit yang berbau
busuk. Memang Konfusius mengajarkan, “Manusia tidak boleh merusak tubuh,
bunuh diri, karena kulit bahkan bulu-bulu di tubuh kita peroleh dari
orang tua.” Di dalam filsafat Gerika, sebelum zaman Sokrates, ada aliran
Sofisme yang mengajarkan teori soma-sema (tubuh adalah penjara
jiwa). Ajaran ini mirip dengan ajaran orang Tionghoa yang mengatakan:
“Kekuatanku tidak sepadan dengan kemauanku.” Tetapi Alkitab tidak
menyebut tubuh kita sebagai kantong kulit yang berbau busuk atau penjara
jiwa kita, atau seperti ajaran agama Hindu dan Buddha bahwa tubuh
manusia bagaikan rumah keong. Ketika mati, jiwanya akan keluar dan masuk
ke dalam tubuh yang lain di dalam reinkarnasi. Alkitab juga tidak
menyebut tubuh adalah tenda, tempat tinggal sementara seperti konsep
orang Timur Tengah. Memang konsep ini mirip seperti kalimat Paulus dan
Petrus, bahwa tenda kita yang sementara di dunia ini bersifat fana, dan
kita akan pindah ke tempat yang kekal. Tetapi Paulus mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Allah, istana sang Pencipta, tempat Roh Kudus tinggal.
Oleh karena itu, 1) Tubuh kita adalah bait Allah. Kita harus menjaga
kekudusannya agar layak menjadi tempat tinggal Allah yang suci. 2) Tubuh
kita sudah dibeli dengan lunas atau dengan harga yang sangat tinggi.
Allah ingin tinggal di dalam kita, itu sebabnya Dia mengutus Anak-Nya
untuk menjadi Penebus kita, mencurahkan darah dan menyerahkan nyawa-Nya
di kayu salib. Itulah harga termahal yang Ia berikan untuk menebus kita
menjadi milik-Nya. Allah tinggal di dalam kita sebagai Tuhan bukan
sebagai pembantu. Maka kita berseru, “Tuhanku, Allahku, masuklah dalam
hatiku dan perintahlah hidupku.” Maka Paulus berkata, “Muliakanlah Tuhan
dengan tubuhmu karena Dia telah membelimu dengan harga yang mahal.”
Jika kita memperhatikan tubuh kita bahwa ini adalah Bait Allah, layakkah
kita memakai tubuh ini untuk berbuat dosa? Kita harus menguduskannya
untuk Tuhan. Demikian pula alat kelamin kita, nafsu seks kita, harus
dikuduskan karena semua itu milik Tuhan. Kita tidak boleh berdosa.
Pimpinan sinode berkata, “Saudara-saudara, Tuhan memercayakan
domba-domba-Nya kepadamu. Kalau sepotong daging di tubuhmu saja tidak
mampu engkau kendalikan, mana mungkin kau mengatur pekerjaan Tuhan?”
Roma 6 mengatakan tentang bagaimana kita
harus mempersembahkan anggota tubuh kita, karena anggota tubuh kita
harus menjadi alat keadilan, kebenaran, dan kebajikan. Di dalam kitab
Roma 12, Paulus kembali mengajak kita untuk mempersembahkan seluruh
tubuh sebagai korban yang hidup. Istilah ini hanya muncul satu kali di
dalam Alkitab. Paulus tidak merujuk kepada korban yang disembelih,
tetapi korban yang hidup. Di sini Paulus melihat bahwa korban yang
disembelih sudah berakhir dengan korban Kristus. Pada tahun 70, Jenderal
Titus, representasi dari Kerajaan Romawi menyerbu Yerusalem. Ini adalah
daerah yang paling keras kepala, sehingga di situ paling banyak
ditempatkan prajurit Romawi. Saat itu, di dalam kisah benteng Masada,
ada 970 orang prajurit Israel yang bertahan dan tidak mau menyerah
kepada tentara Romawi. Masada adalah dataran yang tinggi sekali sehingga
sulit untuk dijangkau oleh tentara Romawi. Mereka yang mencoba mendaki
mudah sekali untuk dibunuh. Akhirnya, orang Romawi membangun sebuah
menara perang dan berhasil naik dan masuk. Tetapi ternyata mereka tidak
bisa merayakan kemenangan gemilang dengan berperang dan mengalahkan
orang Israel, karena mereka semua sudah bunuh diri terlebih dahulu.
Sejak saat itu, orang Israel tidak memiliki imam lagi. Bait Allah sudah
dihancurkan dan semua orang Israel dibunuh atau sudah melarikan diri.
Inilah sikap perjuangan orang Israel yang tidak pernah mau menyerah,
sehingga tentaranya menduduki peringkat ketiga terkuat di dunia. Jumlah
mereka tidak banyak, tetapi mereka mempunyai tekad yang bulat, berani
mati, dan tidak kenal menyerah. Di zaman Tuhan Yesus, wilayah Yudea
dijaga oleh sekitar 180.000 tentara karena orang Israel adalah orang
yang begitu keras dan berani mati. Sikap ini beda sekali dengan orang
Kristen zaman ini yang begitu pengecut dan penakut. Ketika diserang oleh
ajaran sesat, tidak ada yang berani untuk berdiri tegak melawan semua
ajaran sesat itu. Akibatnya gereja lumpuh, tidak mempunyai kuasa,
keberanian di dalam memperjuangkan kebenaran, dan pendirian iman yang
sejati. Bait Allah sudah tidak ada, imam tidak ada, maka Paulus berkata,
“Persembahkan tubuhmu sebagai korban yang hidup.” Kuduskanlah seluruh
tubuhmu, termasuk alat kelaminmu untuk Tuhan. Jangan berzinah.
Apa itu Perzinahan?
Ada beberapa kategori perzinahan: 1) Perzinahan yang merusak seluruh masyarakat, merusak rumah tangga, yang dibenci oleh Tuhan. 2) Perzinahan yang merusak hukum alam, tidak taat kepada sifat ciptaan Tuhan. 3) Perzinahan yang dilakukan karena melakukan sebelum tiba waktunya, yaitu melakukan hubungan seks sebelum menikah, suatu hal yang tidak diperkenan Tuhan. Itu sebab, kekristenan tidak menyetujui hubungan seks pranikah. Orang harus menunggu hingga malam pengantin barulah boleh menikmati hubungan seksual karena pernikahan itu sah, diberkati Tuhan lewat hamba-Nya yang disaksikan oleh orang-orang kudus.
Ada beberapa kategori perzinahan: 1) Perzinahan yang merusak seluruh masyarakat, merusak rumah tangga, yang dibenci oleh Tuhan. 2) Perzinahan yang merusak hukum alam, tidak taat kepada sifat ciptaan Tuhan. 3) Perzinahan yang dilakukan karena melakukan sebelum tiba waktunya, yaitu melakukan hubungan seks sebelum menikah, suatu hal yang tidak diperkenan Tuhan. Itu sebab, kekristenan tidak menyetujui hubungan seks pranikah. Orang harus menunggu hingga malam pengantin barulah boleh menikmati hubungan seksual karena pernikahan itu sah, diberkati Tuhan lewat hamba-Nya yang disaksikan oleh orang-orang kudus.
Saya menghimbau para pemuda-pemudi agar :
1) Jangan menodai tempat tidur sebelum menikah. Peliharalah kesucian tubuhmu. Tuhan akan memberikanmu sukacita yang paling sempurna di malam pengantin.
2) Setelah menikah secara resmi, jangan bercabang hati, melirik ke sana sini. Belajar untuk setia, mencintai pasangan hidupmu dengan tekun, laksanakan janji nikahmu di hadapan Tuhan. Pernikahan orang Kristen dan non-Kristen berbeda. Cinta orang non-Kristen berasal dari dua sumber, yaitu “aku” dan “engkau”, sehingga ada dua dasar berbeda yang tidak mungkin tidak akan mengandung unsur egois dan berpusat pada diri. Sementara cinta orang Kristen diawali doa, “Tuhan, berilah aku cinta yang dari sorga.” Maka, “aku” dan “engkau” sama-sama saling mencintai berdasarkan cinta Tuhan, sebagai landasan tunggal. Akankah pernikahan menemui godaan? Pasti, karena setan tidak akan tinggal diam sehingga dia akan terus berusaha membuat orang Kristen jatuh, khususnya di dalam urusan seks, uang, reputasi, dan kekuasaan. Maka fokuskan pandanganmu kepada Tuhan. Laluilah seumur hidupmu dengan menang atas cobaan, godaan, dan hidup suci hingga engkau bertemu Tuhan. Di dalam kitab Ibrani 13 tertulis, “Hendaklah setiap orang menghormati pernikahan, tidak mencemarkan tempat tidurnya, karena barangsiapa berbuat cabul, akan dituntut Tuhan.”
1) Jangan menodai tempat tidur sebelum menikah. Peliharalah kesucian tubuhmu. Tuhan akan memberikanmu sukacita yang paling sempurna di malam pengantin.
2) Setelah menikah secara resmi, jangan bercabang hati, melirik ke sana sini. Belajar untuk setia, mencintai pasangan hidupmu dengan tekun, laksanakan janji nikahmu di hadapan Tuhan. Pernikahan orang Kristen dan non-Kristen berbeda. Cinta orang non-Kristen berasal dari dua sumber, yaitu “aku” dan “engkau”, sehingga ada dua dasar berbeda yang tidak mungkin tidak akan mengandung unsur egois dan berpusat pada diri. Sementara cinta orang Kristen diawali doa, “Tuhan, berilah aku cinta yang dari sorga.” Maka, “aku” dan “engkau” sama-sama saling mencintai berdasarkan cinta Tuhan, sebagai landasan tunggal. Akankah pernikahan menemui godaan? Pasti, karena setan tidak akan tinggal diam sehingga dia akan terus berusaha membuat orang Kristen jatuh, khususnya di dalam urusan seks, uang, reputasi, dan kekuasaan. Maka fokuskan pandanganmu kepada Tuhan. Laluilah seumur hidupmu dengan menang atas cobaan, godaan, dan hidup suci hingga engkau bertemu Tuhan. Di dalam kitab Ibrani 13 tertulis, “Hendaklah setiap orang menghormati pernikahan, tidak mencemarkan tempat tidurnya, karena barangsiapa berbuat cabul, akan dituntut Tuhan.”
3) Tidak menyetujui cinta yang melawan kodrat Allah, seperti homoseks dan lesbian. Meskipun dunia semakin terjerumus dengan menyetujui konstitusi pasangan homo dan lesbian, orang Kristen harus mengerti bahwa pria berahi dengan pria, wanita dengan wanita, bukanlah kehendak Tuhan dan harus kita jauhi, kita tolak. Semua perilaku ini akan mendatangkan murka Tuhan yang sangat besar, seperti yang terjadi pada Sodom dan Gomora. Di akhir zaman, salah satu sebab dunia dihakimi adalah karena melanggar hukum seks yang Tuhan tetapkan. Kaum homo dan lesbian tidak mungkin menurunkan keturunan. Demikian juga, jangan mencari pelacur karena mungkin mereka menularkan penyakit yang membahayakan keluarga. Terlebih lagi, melayani nafsu seks di luar pernikahan yang sah tidak diperkenan Tuhan dan Alkitab. Biarlah kita menjaga kesucian diri di dalam hidup rohani dan jasmani kita. Jangan berzinah! Amin.
Pengkhotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar