Nats : Matius 4:9-11
Minggu lalu saya mengatakan, saya berharap anak-anak saya tidak mendapatkan warisan harta saya, tapi warisan iman, perjuangan, hidup yang memuliakan Tuhan dari saya. Salah seorang rekan di luar negeri memberitahu saya kisah yang sangat indah: Bill Gates (orang terkaya di dunia) berkata, dia tidak akan mewariskan uang untuk anak-anaknya. Jadi, untuk apa kekayaannya yang begitu banyak? Dia selalu membawa anak-anaknya ke tempat-tempat, dimana dia menanam modal untuk menolong orang: menghidupi orang miskin, memperbaiki taraf kehidupan orang di negara-negara miskin. Banyak orang kaya menurunkan kekayaannya pada anak-anaknya, akhirnya anak-anaknya malah saling membunuh dan berseteru. Itulah pengajaran yang kita dapat dari fakta sejarah.
Kekayaan terbentuk dari uang yang jumlahnya besar. Uang itu netral: bisa menjadi sarana yang baik untuk menolong orang, juga bisa merusak orang dan merusak diri sendiri. Itu sebabnya Paulus berkata, akar dari segala kejahatan adalah tamak uang. Kita perlu harta, harta adalah sesuatu yang penting dalam hidup kita, jadi, punya harta memang tidak salah, tapi kalau seorang mencintai harta dengan cinta yang tidak beres, itu adalah salah. Seperti yang Paulus ajarkan di Alkitab, segala sesuatu bersih adanya, tapi kalau hatimu tidak bersih, segalanya berubah menjadi najis. Jadi, punya kekayaan tidak salah, tapi kalau kau tidak bisa menanganinya dengan baik atau kau memperolehnya dengan cara-cara yang tidak beres, akhirnya justru akan menjadi kutukan, mendatangkan malatepaka bagi rumah tanggamu.
Minggu lalu, kita sudah membahas tentang sumber kekayaan yang beres, hari ini, kita akan membahas tentang bagaimana kita menyikapi tawaran kekayaan yang haram? Jangan asal bisa menjadi kaya, lalu kita anggap itu adalah berkat Tuhan. Alkitab mencatat dengan jelas, Yesus pernah mempunyai satu kesempatan untuk memiliki kekayaan besar: setan membawaNya ke atas gunung yang tinggi, memperlihatkan kerajaan dunia beserta kekayaan dan kemuliaan. Katanya, semua ini akan ku berikan padaMu, asal Kau mau tunduk padaku satu kali saja. Tidak ada catatan yang lebih jelas dan lebih singkat dari catatan Alkitab, hanya dengan beberapa kalimat saja sudah menyajikan makna yang begitu dalam tentang sikap manusia terhadap kekayaan yang tidak beres. Di dalam kalimat setan yang begitu berani "kuberikan kepadaMu" terdapat teologi yang tidak beres, kalau kau tidak memperhatikannya, tentu akan menerimanya mentah-mentah. Mengapa setiap minggu anda dididik dengan khotbah yang begitu ketat? Supaya anda mempunyai telinga yang bisa menyaring, sikap yang kritis, standar untuk menilai: mana yang benar dan mana yang tidak benar. Jika anda tidak mengujinya, mungkin setan akan menipu kita: "kekayaan dan kemuliaan dunia ini akan kuberikan kepadamu, caranya gampang sekali: tunduk kepadaku satu kali saja."
Kalau saja Yesus tidak berhati-hati, Dia mau tunduk, Dia akan segera menjadi kaya, seluruh dunia menjadi milikNya, kitapun tak perlu bersusah-payah memberitakan Injil, karena semua orang di dunia adalah orang Kristen. Saat setan melontarkan kalimat yang begitu menggiurkan, bagai-mana sikap Yesus pada decisive moment itu? KataNya, enyahlah kau! be gone! Orang zaman ini begitu sering mengumbar kata-kata: setan, Roh Kudus, kehendak Allah. Tapi Alkitab, tidak memakai istilah dengan sembarangan, di seluruh P.L., hanya 4 kali muncul istilah setan (bahasa lbrani berarti penentang, perintang, penghambat, penghalang). You, satan, karena kau telah merintangi, memboikot, menentang kehendak Tuhan, enyahlah kau dari padaKu. Kepekaan seperti itu perlu dimiliki oleh pendeta-pendeta, orang-orang Kristen. Saya berulang kali mengatakan: saya berharap, saat kau harus make decision at the decisive moment, di hatimu ada satu kompas, yang menunjukkan padamu mana yang benar dan mana yang tidak benar, ada perasaan yang tajam dan tanggap. Karena sering kali kegagalan kita bukan disebabkan tidak memiliki gelar akademis, tidak berpengalaman, tidak punya kawan baik, rekan yang hebat, melainkan karena kita making a wrong decision. Perhatikan: CAIROS. CAIROS menentukan cronos-cronos. Yang dimaksud dengan cairos adalah moment, adapun yang dimaksud dengan cronos adalah waktu mekanis, yang rutin, yang selalu sama, yang terus berjalan. Namun cairos bukanlah cronos, cairos adalah saat tertentu, di mana kita harus mengambil keputusan, untuk itu dibutuhkan kepekaan, karena cairos sering kali tidak terulang. Bila kita salah mengambil keputusan, salah melihat, sama dengan kita menjual cronos-cronos kita berikutnya kepada setan. Jangan lupa, moment sangat menentukan dimana kau akan sukses atau gagal.
Saat Yesus Kristus menghadapi decisive moment, Dia selalu peka dan selalu menang, inilah rahasia hidup yang perlu kita pelajari. Semua saudara-saudara saya pernah studi di luar negeri, hanya saya yang tidak studi di luar negeri. Waktu saya masih muda, saya sempat merasa minder, tapi saya tidak merasa Tuhan memimpin saya studi di luar, Dia justru membuat pelayanan saya lebih diberkati. Saya tidak menentang orang studi di luar negeri, tapi kalau bukan kehendak Tuhan, jangan coba-coba. Apakah dasarmu melakukan sesuatu: ingin menjadi lebih terkenal, lebih kaya, lebih terhormat? Stephen Tong tidak menginginkan semua ini, yang dia inginkan hanyalah menyenangkan Tuhan, kehendak Tuhan jadi, akhirnya, saya yang tidak studi teologi di luar negeri justru membuka sekoloh teologi di Amerika, setiap tahun ada lebih dari 15 orang yang sudah bergelar Ph.D studi di sana. Decisive moment memberi pengaruh pada langkah-langkah kita selanjutnya, tapi biasanya kita tidak menyadari, kita lebih condong ikut-ikutan arus: Kalau orang studi di luar negeri, saya juga. Mari kita menjadi orang yang bertanggungjawab. Kierkegaard, filsuf Denmark mengajar kita tentang pentingnya existential moment: mengapa Hegel yang tidak keluar negeri, Immanuel Kant yang tidak pernah keluar dari Konigsberg menjadi orang terkenal di dunia? Karena mereka punya kepekaan dalam menemukan kebenaran secara inovatif dan bertanggung-jawab. Banyak orang Asia belum belajar akan hal itu.
Di dalam dunia dagang: siapa yang lebih pintar dialah yang menang, siapa yang lebih mengerti dialah yang akan menguasai mereka yang kurang mengerti. Dari kata "enyahlah kau!" yang Yesus ucapkan mengindikasikan: Dia tahu semua tipu musihat iblis: apa, kekayaan dan kemegahan dunia akan kau berikan padaKu? Mungkin kau sudah gila, karena dunia dan segala isinya bukan milikmu. Itulah pengertian yang sejati: siapa sih pemilik sejati dari kekayaan, kehormatan dunia? BapaKu, dan kau sungguh keterlaluan, sudah mencuri milik BapaKu, masih berani menawarkan padaKu sebagai hadiah, bahkan menyuruhKu berterima kasih padamu. Enyahlah kau! Pada waktu saya berkesempatan memperoleh ini dan itu, saya tolak, karena saya tahu, semuanya adalah milik Tuhan, kalau Dia mau memberiku, tentu aku akan memilikinya. GRII tidak pernah minta bantuan barang satu dollarpun dari Amerika atau Belanda. Pemimpin gerakan ini; Pendetamu bukan orang yang tidak bertulang, saya berharap, GRll juga bertulang, tidak mengharapkan bantuan orang luar dalam pembangunan gereja kita, amin? Mengapa kita harus menanggung biaya pembangunan gereja yang begitu besar? Karena di gereja ini ada banyak orang Kristen yang sejak lama menipu Tuhan, mengambil perpuluhan yang seharusnya diberikan pada Tuhan untuk diri sendiri, inilah kesempatanmu bertobat, mengembalikannya pada Tuhan. Jangan tunggu Tuhan mengambil semuanya darimu, kau menjadi orang yang terlantar barulah kau menyesal. Milik Tuhan harus dikembalikan pada Tuhan.
Milik saya, akan Tuhan berikan. Terus terang, pernah tiga kali orang mau memberikan mobil pada saya, tapi saya tolak. Mengapa? bukan karena Stephen Tong tidak mampu atau tidak berhak membeli mobil, juga bukan karena GRII tidak bisa membelikan mobil untuk saya pakai, tapi saya tidak mau. Saya katakan, setelah gedung gereja jadi, kalau ada kesempatan, saya akan naik mobil yang lebih bagus. Apakah Yesus tertarik akan kekayaan dan kemuliaan yang besar? Tidak. Karena Dia tahu, semua itu milik Tuhan bukan milik setan. Francis Schaeffer menuliskan dalam bukunya: seluruh keindahan dunia adalah left over beauty. Kalau anda ke Manhattan di malam hari, kau akan menyaksikan lampu-lampu di Empire State building, RCA, Rockefeller Center, kalau kau ke Times Square, ke Las Vegas, L.A. atau Budong, kau pasti mengakui: this world is very beautiful, tapi bagi orang rohani, keindahan itu hanya sisa-sisa dari keindahan sorga. Jadi, apa artinya kekayaan dan kemuliaan dunia? Hanya sementara. Sebab itu, jangan memegahkan diri, apalagi kalau kekayaanmu kau peroleh dengan cara yang tidak beres. Apa yang dimaksud dengan kekayaan yang diperoleh dengan cara yang tidak beres? Kekayaan yang diperoleh lewat:
- Menipu. Yaitu melakukan penipuan lewat memalsukan merk, mutu.... menjual barang palsu dengan harga barang yang asli. Di Hotel Indonesia, pernah ada seorang didatangi seseorang, katanya "saya mau pulang ke Arab, tapi dompet saya dicuri orang, yang ada pada saya hanyalah sebuah arloji Rolex emas," "mau dijual berapa?" "2.500 dollar" Waktu itu harga Rolex emas kira-kira 11.000-12.000 dollar. Setelah dibeli, dia membawanya ke toko arloji Rolex , barulah dia tahu arloji itu terbuat dari emas, tapi Rolex palsu. Jadi, adakah Rolex palsu yang terbuat dari emas? Ada. Adakah Rolex palsu yang dihiasi berlian? Ada. Menurut perkiraan saya ada lebih dari 100 buah pabrik Rolex palsu. Karena merk Rolex begitu gampang dipakai untuk menipu. Uang yang diperoleh dari menjual barang palsu, adalah uang haram, gampang didapat, tapi iblislah pemberinya. Apakah di dunia perdagangan harus ada unsur penipuan? Jawabnya tidak. Mungkinkah orang yang jujur tidak bisa menjadi kaya? Peribahasa Tionghoa mengatakan: wei fu bu ren, wei ren bu fu; orang yang baik susah kaya, orang yang kaya susah baik. Jadi, mungkinkah ada orang yang baik, yang jujur juga kaya? Mungkin, asal imanmu betul-betul dibangun di atas firman. Meski kekayaanmu mungkin datangnya agak lambat, namun tidak mungkin tidak Tuhan sisakan untukmu.
- Menindas dan Merampas dari Pemilik yang Sah Tapi Lemah. Alkitab mencatat dengan jelas, Ahab, seorang raja, menginginkan sebidang tanah, dia merampasnya dengan membunuh pemiliknya yang tidak punya kekuatan apa-apa. Waktu Raja Ahab sedang menikmati tanah itu, membayangkan disain dari istana baru yang akan dia bangun di sana, tiba-tiba dia melihat seorang laki-laki, serunya: siapakah kau? "Elia," "Elia yang mana?" "nabi" waktu Elia muncul, Ahab menunjukkan kemenangannya secara psikologis "kamukah orang yang mendatangkan malapetaka bagi seluruh Israel?", Elia menjawab dengan psikologi "yang membawa malapetaka bagi seluruh bangsa Israel bukanlah aku, tapi kau." Hamba Tuhan, orang yang benar, jangan merasa gentar di hadapan orang jahat: meskipun kau lemah, miskin, tak punya pengawal, jangan lupa, Tuhan menyertaimu, amin? Banyak orang yang mempunyai kuasa militer, kuasa politik melakukan penindasan, perampasan atas harta milik orang, itu adalah perbuatan haram. Pada waktu Yohanes pembaptis ditanya oleh seorang serdadu Romawi "apakah yang harus kami perbuat?" Yohanes pembaptis memberinya dua prinsip:
a. Puaskanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.
b. Jangan memakai senjatamu untuk memeras; memperkaya diri.
Saya bersyukur pada Tuhan, Yohanes pembaptis yang dipenuhi Roh Kudus menjawab dengan tepat. Dia tidak menentang perang, juga tidak menentang adanya militer, senjata, tapi dia mengangkat kedua prinsip itu. Karena kekayaan yang didapat dengan cara merampas akan membuat pedang dan pisau tidak meninggalkan keluarga mereka.
Kita tahu, income yang kita dapat dengan cara yang tidak beres adalah akar kejahatan, yang akan terus menerus membuahkan kejahatan. ltu sebabnya, mari kita berani mengatakan no pada setan, pada semua harta yang tidak beres. Orang Kristen yang tahu menolak akan harta yang tidak beres adalah orang Kristen yang beres, orang Kristen yang mau menerimanya mengindikasikan imannya tidak beres. Saya berharap, kita menjadi orang yang bertanggung-jawab, berprinsip, berstandar, punya keberanian untuk berkata pada Tuhan, berilah hal yang Kau ingin berikan padaku lewat cara yang benar, berikut kekuatan untuk menolak harta yang tidak beres, yang bukan dariMu tapi dari setan. Kiranya Tuhan memberkati kita masing-masing.
Ringkasan Khotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong, tanggal 21 Maret 24
Sumber : http://www.mriila.org/pustaka/artikel-dan-publikasi/orang-kristen-dan-harta-3/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar