Sabtu, 16 April 2011
Makan siang dengan-Nya
Ada seorang anak yang rindu bertemu dengan Tuhannya. Ia menyadari bahwa perjalanan panjang diperlukan ke rumah Tuhan, karena itu dikemaslah tasnya dengan kue Twinkies dan satu pack root beer berisi 6 kaleng lalu memulaikan perjalanannya.
Ketika telah melampaui beberapa blok dari rumahnya, ia bertemu dengan seorang tua. Ia sedang duduk di taman dekat air memperhatikan burung-burung.
Sang anak duduk dekat dengannya lalu membuka tas. Ketika ia mengambil root beer (bir tidak beralkohol) untuk melepaskan dahaganya ia perhatikan bahwa orang tua itu kelihatan lapar sedang memandang padanya. Dengan segera ia menawarkan kue Twinkie kepada orang tua itu.
Dengan gembira orang tua itu menerima dan memberikan senyum padanya. senyum itu luar biasa menarik sehingga anak ini senang untuk menikmatinya lagi. Itu sebabnya anak ini menawarkan lagi kepada orang tua itu sekaleng root beer.
Sekali lagi, orang tua itu tersenyum kepadanya. Anak ini sangat gembira! Sepanjang petang mereka duduk disana, makan dan tersenyum, tanpa mengeluarkan sepatah kata.
Ketika malam turun, anak ini merasa lelah, ia berdiri untuk meninggalkan tempat itu, namun sebelum ia melangkahkan kakinya, ia berbalik dan lari ke orang tua itu dan memberikan sebuah pelukan.
Orang tua itu memberikan senyumnya yang lebar. Ketika anak ini membuka pintu rumahnya beberapa waktu kemudian, ibunya terkejut melihat kegembiraan memancar di wajah anaknya. Ia bertanya: Apa yang terjadi hari ini sehingga membuat kamu begitu senang?
Sang anak menjawab: “Saya berkesempatan makan siang bersama Tuhan”.
Dan sebelum ibu memberikan responsnya, anak ini menambahkan: ” Ibu, Ibu tahu senyumnya, itulah senyum paling indah yang pernah saya lihat”.
Sementara itu, si orang tua di taman tadi, juga penuh dengan kegembiraan, pulang kerumahnya. Anaknya terpesona melihat kedamaian memancar diwajahnya dan bertanya: “Ayah, apa yang terjadi hari ini membuat kamu sangat bergembira?
Ia menjawab: “Saya makan Kue Twinkies di taman bersama Tuhan”.
Dan sebelum anaknya merespon, ia menambahkan: “Kamu tahu, Dia lebih muda dari yang saya duga.”
Terlalu sering kita menganggap remeh kuasa dalam senyum, jamahan, kata-kata yang baik, telinga yang mendengar, pemberian yang tulus atau perhatian-perhatian kecil. Semua itu berpotensi membuat kehidupan seseorang menjadi istimewa atau bahkan merubah kehidupan seseorang.
Label:
Renungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar