Dengan
apakah kita mengetahui bahwa Tuhan beserta dengan Gereja-Nya? Allah telah
menurunkan Roh Kudus untuk menjadi tanda bahwa kita bukan anak piatu di alam
semesta. Tuhan berkata bahwa Roh Kudus akan turun dan diam dalam diri kita dan
menyertai kita sampai selama-lamanya. Roh Kudus bukan untuk menjadi tamu yang
disepelekan, tetapi Roh Kudus akan menjadi Tuan yang menguasai seluruh hidup
kita. Apakah sebenarnya makna istilah “kepenuhan Roh Kudus” itu? Kepenuhan Roh
Kudus sebenarnya adalah suatu kondisi di mana Oknum Roh Kudus mengambil peranan
berdaulat untuk menguasai seluruh hidup manusia. Roh Kudus bukan cairan. Roh
Kudus bukan liquid. Kepenuhan Roh Kudus jangan dimengerti seperti mengisi air
ke dalam gelas, makin lama makin penuh. Roh Kudus adalah Oknum ketiga dalam
Allah Tritunggal. Ia adalah Pemberi Hidup, yang melepaskan kita dari kuasa
kematian dan kuasa dosa (Rm. 8:2). Roh Kudus adalah pemberi hidup, sumber
hidup. Kalau Allah Bapa mempersiapkan hidup kekal; Tuhan Yesus Kristus
menjanjikan serta memberikan hidup kekal melalui kematian-Nya; maka Roh Kudus
memperanakkan orang dan memberikan hidup yang kekal secara konkrit kepada orang
yang diperanakkan.
Dengan
demikian kita melihat bahwa peranan Roh Kudus dalam diri manusia adalah untuk
memenuhi kita. Dengan apakah kita dapat mengerti bahwa kita dipenuhi Roh Kudus?
Pada waktu
kita dipenuhi sukacita, kita tidak menganggap sukacita itu seperti cairan.
Ketika kita katakan bahwa kita dipenuhi dengan semangat perjuangan, kita tidak
menganggap bahwa semangat perjuangan itu seperti air. Begitu juga ketika kita
mengatakan bahwa kita dipenuhi oleh Roh Kudus, maka itu berarti Allah berkuasa
dalam seluruh hidup kita. Ia bertakhta dan berdaulat atas segala aspek hidup
kita. Itulah artinya kepenuhan. Pada waktu seseorang jatuh cinta maka
kekasihnya akan selalu terbayang. Seluruh hidup, apa yang dipikir, dirasa,
diinginkan tidak terlepas dari pribadi yang dicintai itu bagi dirinya. Demikian
juga kalau kita benar-benar mencintai Tuhan dan bergabung dalam Kristus maka
Roh Kudus memenuhi kita dengan kedaulatan-Nya yang penuh dan Ia berkuasa atas
seluruh aspek kehidupan kita.
Abraham Kuyper, seorang theolog yang pernah menjadi Perdana Menteri
di Belanda, mengatakan bahwa dalam hidupnya tidak ada satu inci pun yang tidak
dikuasai oleh Tuhan Yesus. Segala sesuatu dalam hidup kita adalah wilayah di
mana Tuhan Yesus berkuasa secara sepenuhnya. Kristus menguasai kita dengan
Roh-Nya yang kudus. Menguasai kita dengan inti Firman Tuhan. Roh Kudus menguasai
seluruh hidup kita dengan kuasa dan keadilan-Nya. Siapakah orang yang dipenuhi
Roh Kudus? Kita akan melihat prinsip Alkitab yang penting sekali.
1. Orang yang Selalu Ingin Mengerti Kebenaran Firman
Tuhan Secara Menyeluruh
Roh Kudus diturunkan untuk memuliakan Kristus. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan dipenuhi oleh cinta kasih dan rindu untuk mengerti kebenaran. Ini bukan berarti bahwa semua orang yang dipenuhi Roh Kudus mengerti seluruh kebenaran. Kita masih perlu terus belajar. Tetapi keinginan untuk mau mengerti kebenaran Tuhan yang penuh itu menunjukkan bahwa kita dipenuhi oleh Roh Kudus. Roh Kudus mengisi dan memberi pengertian selimpah mungkin untuk membawa kita kepada seluruh kelimpahan kebenaran.
Keinginan
untuk mau masuk dalam kebenaran Tuhan adalah pekerjaan Roh Kudus. Roh Allah
adalah Roh Kebenaran dan karenanya sewaktu Roh Kudus bekerja maka Ia menarik
orang untuk mampu mengerti Firman Tuhan. Roh Kudus memimpin kita masuk ke dalam
Firman Tuhan. Roh Kudus sudah mewahyukan Alkitab, dan karena itu tidak mungkin
Roh Kudus membawa kita melawan Alkitab. Sebaliknya justru Roh Kudus akan
membawa kita mengenal Alkitab dengan pengertian sepenuhnya.
2. Orang yang Mempunyai Keinginan Untuk Hidup Suci
Inilah tanda yang kedua dari orang yang dipenuhi Roh Kudus. Tanda ini sama sekali tidak mungkin dipalsukan oleh setan. Yang bukan dari Allah pasti tidak sejati. Roh Kudus menyebabkan hidup kudus; yang tidak kudus pasti bukan dari Roh Kudus. Roh Allah adalah Roh yang suci, dan roh yang tidak suci bukan dari Allah. Kalau orang Kristen mempunyai pegangan prinsip yang ketat maka tidak akan mudah digoncangkan oleh apapun. Jikalau kita mempunyai prinsip Alkitab yang teguh, maka kita tidak akan mudah digoncangkan bahkan kita akan menggoncangkan dunia yang tidak beres. Begitu banyak orang berteriak-teriak tentang Roh Kudus atau memberikan teori yang muluk-muluk tentang Roh Kudus, tetapi apakah itu menunjukkan dipenuhi Roh Kudus? Kalau orang dipenuhi Roh Kudus tetapi makin lama makin najis, maka menunjukkan bahwa ia tidak dipenuhi Roh Kudus. Roh Kudus mengerjakan penyucian. Roh yang kudus menjadikan kita selain mempunyai status kudus juga mempunyai kondisi kudus.
Di dalam
theologi kita mengenal dua hal yaitu status yang kudus dan kondisi yang kudus.
Kalau kita membaca dalam 1 Korintus kita melihat bahwa Paulus amat keras
berbicara kepada orang Korintus yang kacau, yang tidak memperhatikan orang
miskin, yang suka berselisih, yang ribut, tamak, egois, dan kacau balau meskipun
mereka mempunyai karunia lidah. Bahkan ada orang yang berzinah dengan ibu
tirinya sendiri! Paulus sangat marah kepada Gereja Korintus yang memiliki
banyak karunia tetapi hidupnya tidak beres. Namun Paulus tetap memanggil mereka
dengan sebutan “Kepada orang-orang kudus di Korintus.” Mengapa mereka disebut
orang kudus? Karena statusnya sudah suci, tetapi kondisinya belum suci.
Dalam hal
ini kita melihat ketika Roh Kudus turun kepada seseorang maka bukan berarti
bahwa pada saat itu langsung ia tidak lagi memiliki kenajisan apa-apa. Pada
saat Roh Kudus masuk dalam diri seseorang, secara langsung orang itu memiliki
status kudus. Dalam kedudukan baru orang itu sudah disebut sebagai orang kudus.
Tetapi hidup sehari-harinya perlu disucikan terus menerus melalui Firman Tuhan.
Setiap hari kita memerlukan penyucian terus-menerus.
Kalimat
“Bertobatlah kamu!” bukan saja ditujukan kepada orang yang bukan Kristen.
Tetapi kalimat itu juga ditujukan kepada orang Kristen, kepada Gereja. Dalam
kitab Wahyu dari 7 Gereja yang menerima surat, ada 4 Gereja yang diperintahkan
untuk bertobat. Pertobatan untuk menerima Kristus hanya satu kali seumur hidup,
namun pertobatan untuk kesucian hidup setiap hari dilakukan seumur hidup. Orang
yang dipenuhi Roh Kudus mempunyai keinginan untuk mau hidup suci sesuai Firman
Tuhan karena Roh Kudus memenuhi orang untuk membersihkan orang itu.
3. Orang yang Mengeluarkan Buah Roh Kudus
Karunia lidah bisa dipalsukan, tanda ajaib bisa dipalsukan. Tetapi buah Roh Kudus tidak bisa dipalsukan! Tuhan Yesus berkata, pada akhirnya nanti ada orang yang berteriak mengatakan mereka pernah mengusir setan demi nama-Nya. Tetapi Tuhan Yesus berkata bahwa Ia tak pernah mengenal mereka. Orang yang mengusir setan justru dikatakan tidak dikenal oleh Tuhan Yesus. Tetapi Alkitab berkata dari buahnya kita mengenal pohonnya. Kalau seorang berkata bahwa ia dipenuhi Roh Kudus tetapi tidak ada buah Roh yang nampak dari hidupnya, jangan percaya kepadanya. Orang yang dipenuhi Roh Kudus mempunyai kasih yang suci, mempunyai damai yang suci, mempunyai penguasaan diri yang suci, mempunyai kesabaran yang suci, tahan diri, setia, dan bagaimana hidup dengan damai, hidup dengan bisa dipercaya. Ini adalah buah Roh Kudus.
4.
Orang yang Berani Mengabarkan Injil
Roh Kudus dikirim ke dalam dunia untuk memuliakan Kristus. Itulah sebabnya bukti seseorang yang dipenuhi Roh Kudus terlihat ketika ia memuliakan Kristus. Bukan menonjolkan diri, bukan mempermuliakan diri atau membual, tetapi betul-betul meninggikan Kristus; memuliakan Sang Anak yang pernah dipaku di atas salib. Dengan satu tindakan yang benar-benar memuliakan Kristus maka orang itu menunjukkan bahwa ia dipenuhi Roh Kudus.
Tuhan Yesus
berkata, “Aku akan pergi, dan Aku akan mengutus Roh Kudus kepadamu. Kalau Ia
datang maka Ia akan mempermuliakan Aku.” Roh Kudus diberikan untuk memuliakan
Kristus. Mengapa demikian? Karena Anak Allah pernah dipermalukan; diejek,
ditantang, dijual, dipaku di atas salib secara tidak wajar, pernah dihina,
pernah ditolak manusia. Itu sebabnya Roh Kudus tidak memperkenankan Kristus
dipermainkan manusia. Inilah pekerjaan Roh Kudus. Di mana kita melihat orang
yang mengabarkan Injil dengan benar dan ia meninggikan Kristus, itulah buktinya
bahwa ia dipenuhi oleh Roh Kudus.
Pada waktu
hari Pentakosta Roh turun ke dalam dunia dan memenuhi para rasul. Rasul-rasul
yang telah dipenuhi Roh Kudus itu bukan membanggakan diri, mengatakan diri
mereka saja yang dipenuhi Roh Kudus, orang lain tidak ada. Mereka bukan
membanggakan karunia dan menjadi sombong. Sama sekali tidak ada gejala itu!
Alkitab mencatat setelah menerima Roh Kudus mereka malah berani bersaksi, dan
mereka tidak akan hidup bagi diri, tetapi hidup bagi Kristus. Tadinya, sebelum
Roh Kudus memenuhi mereka, mereka gentar, mereka takut, mereka lebih suka
memelihara keamanan pribadi daripada memikirkan rencana Allah. Mereka lebih
memikirkan apakah untungnya untuk diri sendiri daripada apa yang dituntut oleh
Tuhan Pencipta. Tetapi waktu Roh Kudus turun, terjadi perubahan besar sekali.
Petrus yang semula menyangkal Kristus, sekarang menjadi berdiri dan berkata,
“Silakan putuskan sendiri, taat kepada manusia, atau taat kepada Kristus.” Maka
imam besar dengan kekuasaan agama yang diperoleh dengan cara menyuap, sekarang
terheran-heran. Mengapa orang Galilea yang tidak terlalu tinggi pendidikannya
itu sekarang begitu berani bersaksi? Pasti mereka adalah pengikut Yesus.
Tanda
seorang Kristen adalah berani bersaksi dan berani mengabarkan Injil. Gereja begitu suam, dingin, dan tidak maju karena kita tidak
membuka mulut untuk Tuhan. Kita lebih banyak bicara bagi untung rugi
sendiri. Dalam perdagangan kita bisa berbicara berjam-jam, tetapi untuk
berbicara tentang Kristus kita takut, takut menyinggung perasaan orang. Bicara
tentang kerajaan Tuhan seolah kita tanpa emosi, tetapi berbicara tentang untung
rugi diri sendiri kita jadi seperti gunung meletus. Tidak adanya kepenuhan Roh
Kudus mengakibatkan kita tidak berani memberitakan Injil Yesus Kristus. Tetapi
orang yang dipenuhi Roh Kudus maka orang ini pasti mati-matian dan tidak takut
akan segala ancaman, kerugian, penderitaan yang mungkin dialami olehnya, justru
ia mau memberitakan Kristus bagi orang lain. Inilah yang terjadi dalam Alkitab.
Setelah Roh Kudus turun Gereja menjadi berani.
Para
pemimpin Gereja yang mengatakan, jangan menginjili orang lain, karena semua
sudah memiliki agama sendiri, mereka tidak mempunyai prinsip seperti prinsip
Alkitab. Orang yang tidak memberitakan Kristus sebagai Juruselamat, tetapi
hanya memberitakan Kristus yang membagi-bagikan berkat, maka ia juga tidak
memberitakan Kristus dengan benar. Memang seolah-olah Kristus dikabarkan,
tetapi Kristus yang mana?
Apakah yang
disebut dengan mengabarkan Kristus yang lain? Salah satu contoh adalah orang
yang memberitakan bahwa Kristus membagi-bagikan berkat, berdosa pun bukan
persoalan. Mereka lebih menekankan cinta Tuhan, anugerah Tuhan, berkat Tuhan
tetapi mereka tidak memberitakan keadilan Tuhan, kesucian Tuhan, dan
penghakiman Tuhan. Mereka itu belum mengenal Kristus dengan seimbang. Ada juga
orang yang memberitakan Kristus sebagai pengharapan bagi dunia, tetapi tanpa
melewati salib, tanpa melewati kesengsaraan, tanpa darah Kristus yang
mengampuni dosa. Theologi Liberal, theologi sosial, mereka tidak berani
memberitakan tentang darah Kristus yang mengampuni dosa manusia, salib Kristus
sebagai satu-satunya jalan menuju kepada keselamatan kekal. Kebangkitan Kristus
satu-satunya kuasa yang memberikan kehidupan baru. Jika bukan berita itu yang
diberitakan, maka itu bukan berita Injil. Dalam satu pihak theolog Liberal
memberitakan Yesus sebagai orang paling teladan, Yesus sebagai manusia yang
sempurna, manusia yang paling bisa membawa manusia lain kembali berkenalan pada
Tuhan. Di pihak lain orang yang hanya menekankan kemakmuran, kelimpahan dan
kesuksesan dunia seolah-olah mengabarkan Kristus. Tetapi sesungguhnya Ketuhanan
dan penebusan Kristus sudah tidak ada lagi. Pemberitaan semacam itu tidak
dipenuhi Roh Kudus. Waktu Roh Kudus turun maka para murid dengan berani
memberitakan tentang Kristus yang tersalib. Memberitakan Injil adalah tanda
keempat.
5. Menjadikan Kristus Sebagai Pusat Hidupnya Mereka
begitu berani meninggikan dan memuliakan Kristus, bukan meninggikan diri sendiri. Berani mengabarkan Injil, maka menunjukkan bahwa Kristus adalah pusat. Seseorang yang sudah mengenal Kristus memusatkan seluruh pikirannya takluk kepada Kristus sebagai pusat. Kalau dalam hidup kita Kristus adalah pusat, maka kita akan dipakai oleh Tuhan dengan begitu lancar, dalam pelayanan kita memuliakan Tuhan meskipun harus menghadapi kesulitan. Waktu roda dengan as yang tepat melewati jalan yang sulit, maka kesulitan terletak pada jalanan yang dilewati, bukan pada roda itu sendiri. Pada diri roda itu kalau as’nya tidak beres, maka ketika ia jalan belum melewati jalan yang sulit, kesulitan sudah timbul di dalam roda itu sendiri. Demikian juga dengan pelayanan dan hidup kita sebagai orang Kristen. Kerohanian kita perlu berpusat kepada Kristus. Kristus adalah Firman, Kristus adalah Logos, Kristus adalah Anak Allah yang kekal, yang menguasai semua aspek hidup kita dan akan mengaturnya dengan baik.
Paulus
menetapkan untuk tidak tahu apa-apa, kecuali Kristus yang tersalib. Ini bukan
berarti bahwa Paulus mulai saat itu tidak mengerti hal-hal yang lain selain
Kristus dan salib. Paulus adalah orang yang sangat terpelajar dan
pengetahuannya sangat luas, tetapi Paulus memutuskan bahwa dalam seluruh
pelayanan ia hanya mau memusatkan kepada satu hal, yaitu Kristus yang tersalib.
Kristus yang tersalib harus menjadi pusat bagi Gereja dan orang Kristen.
6. Orang yang Memiliki Roh Kemuliaan Di Dalam Siksaan
dan Aniaya
Waktu orang Kristen mengalami penderitaan karena dianiaya yang besar dari kerajaan Roma, maka di dalam siksaan, dalam penderitaan, mereka bukan saja tidak mencela Allah, tetapi mereka malah merasa bersyukur kepada Tuhan sebab mereka boleh menjadi saksi Tuhan. Ini merupakan satu hal yang berlawanan dengan budaya Romawi. Orang Romawi mempunyai empat kriteria kesuksesan yaitu kebijaksanaan, keberanian yang terkontrol oleh kebijaksanaan, penguasaan diri, dan keadilan. Ukuran seperti ini yang disebut sebagai kesuksesan seseorang. Kalau kita melihat Alkitab, kita melihat bahwa kalau seseorang dipenuhi Roh Kudus, ia bukan berani menyerang tetapi berani menahan serangan.
Dari sejak
orang Kristen abad mula-mula telah membuktikan bahwa mereka dipenuhi Roh Kudus
dan mereka berani dibakar, berani dihancurkan, berani menerima aniaya. Ini
adalah konsep yang berbeda sekali dengan konsep Romawi. Kalau orang Romawi bisa
menang perang, itu artinya sukses, tetapi orang Kristen mengatakan bahwa mereka
tidak mau menyerang, tidak mau menghancurkan orang lain, tetapi justru mereka
rela menanggung kehinaan, mereka merasa mulia justru ketika dipermalukan.
Waktu
dianiaya seharusnya orang merasa malu, tapi fakta Alkitab menunjuk hal yang
kontras. Ketika para rasul dianiaya, mereka keluar dengan senyuman dan merasa
berbahagia sebab mereka merasa mendapatkan hak untuk menderita bagi Tuhan. Saya
tidak tahu di antara kita siapakah yang diperkenankan Tuhan seumur hidup
mengalami kelancaran. Tetapi mungkin di antara kita ada juga yang diperkenankan
Tuhan untuk mengalami siksaan dan aniaya demi nama Kristus. Tetapi jangan
anggap orang yang dianiaya adalah orang yang terkutuk, tetapi justru mereka
yang dipilih oleh Tuhan untuk mengalami aniaya seperti itu adalah orang yang
terpilih karena Tuhan tahu kerohanian mereka. Selama ini Gereja sudah dirusak
oleh ajaran yang mengatakan, kalau mendapat penyakit, itu kutukan; kalau mati
karena kecelakaan berarti dibuang oleh Tuhan. Ajaran seperti ini tidak ada
dalam Alkitab. Alkitab mengatakan ketika orang-orang dipenuhi oleh Roh Kudus,
maka mereka mempunyai kemuliaan. Artinya adalah orang Kristen yang menderita
karena iman kepercayaan yang sejati, pada waktu menderita, dianiaya, diejek,
difitnah, dibuang, mereka dapat bersukacita, karena Roh Kemuliaan ada pada
mereka.
Kalau kita sungguh-sungguh dipenuhi
oleh Roh Kudus, maka kita berani mengabarkan Injil, berpusatkan hidup pada
Kristus dan ketika dianiaya tetap memuliakan Allah. Orang yang dipenuhi Roh
Kudus adalah orang yang mempunyai hati dan pikiran seperti Kristus dan ia
sehati dengan rencana dan pikiran Allah. Kalau Roh Kudus ada di dalam diri kita
maka kita mengerti isi hati Tuhan. Sebelum dipenuhi Roh Kudus, kita mencintai
apa yang dicintai orang berdosa. Setelah dipenuhi Roh Kudus kita mencintai apa
yang dicintai Tuhan. Sebelum dipenuhi Roh Kudus kita membenci apa yang dicintai
Tuhan, sesudah dipenuhi Roh Kudus kita membenci apa yang dicintai orang
berdosa. Orang yang dikuasai oleh roh setan merasa dirinya merdeka, bebas
berbuat sesuka hatinya sendiri, tetapi mereka tidak sadar bahwa sesungguhnya
mereka sedang dikuasai oleh roh jahat. Tetapi orang yang dikuasai Roh Kudus
sangat berbeda maka ia sekarang berpikiran seperti Kristus, berperasaan seperti
perasaan Kristus. Orang seperti itu berarti dikuasai Roh Kudus, dan Roh
memimpin dia menjadi serupa Kristus.
2 Kor.
3:17-18 mengatakan, di mana ada Roh Allah di situ ada kemerdekaan. Ayat 17
menjadi dasar ayat 18. Banyak orang mengatakan kalau ada Roh Kudus maka ada
kebebasan, maka banyak orang menganggap kebebasan itu adalah kebebasan bertepuk
tangan sambil menyanyi, kebebasan menyanyi semaunya sendiri. Tafsiran itu
kurang tepat, sebab konteks dari pasal ini lebih agung dan lebih besar daripada
itu. Kemerdekaan yang sejati adalah kemerdekaan dari kuasa dosa dan kemerdekaan
bertumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga ikatan-ikatan yang membelenggu
kita menjadi dilepaskan. Ayat 18 mengatakan, sehingga kita biasa masuk dari
kemuliaan menuju kepada kemuliaan. Ini adalah perkataan yang sangat indah,
artinya kita bebas bertumbuh seperti kemuliaan Kristus.
Oleh : Pdt.
Dr. Stephen Tong (Pandangan berdasarkan Alkitab tentang hidup yang dipenuhi Roh
Kudus)
Sumber :
Majalah MOMENTUM No. 16 – Agustus 1992
Sumber : http://www.nusahati.com/2012/01/dipenuhi-roh-kudus/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar