Jumat, 13 April 2012

Dipenuhi Roh Kudus ?


Dengan apakah kita mengetahui bahwa Tuhan beserta dengan Gereja-Nya? Allah telah menurunkan Roh Kudus untuk menjadi tanda bahwa kita bukan anak piatu di alam semesta. Tuhan berkata bahwa Roh Kudus akan turun dan diam dalam diri kita dan menyertai kita sampai selama-lamanya. Roh Kudus bukan untuk menjadi tamu yang disepelekan, tetapi Roh Kudus akan menjadi Tuan yang menguasai seluruh hidup kita. Apakah sebenarnya makna istilah “kepenuhan Roh Kudus” itu? Kepenuhan Roh Kudus sebenarnya adalah suatu kondisi di mana Oknum Roh Kudus mengambil peranan berdaulat untuk menguasai seluruh hidup manusia. Roh Kudus bukan cairan. Roh Kudus bukan liquid. Kepenuhan Roh Kudus jangan dimengerti seperti mengisi air ke dalam gelas, makin lama makin penuh. Roh Kudus adalah Oknum ketiga dalam Allah Tritunggal. Ia adalah Pemberi Hidup, yang melepaskan kita dari kuasa kematian dan kuasa dosa (Rm. 8:2). Roh Kudus adalah pemberi hidup, sumber hidup. Kalau Allah Bapa mempersiapkan hidup kekal; Tuhan Yesus Kristus menjanjikan serta memberikan hidup kekal melalui kematian-Nya; maka Roh Kudus memperanakkan orang dan memberikan hidup yang kekal secara konkrit kepada orang yang diperanakkan.

Dengan demikian kita melihat bahwa peranan Roh Kudus dalam diri manusia adalah untuk memenuhi kita. Dengan apakah kita dapat mengerti bahwa kita dipenuhi Roh Kudus?

Pada waktu kita dipenuhi sukacita, kita tidak menganggap sukacita itu seperti cairan. Ketika kita katakan bahwa kita dipenuhi dengan semangat perjuangan, kita tidak menganggap bahwa semangat perjuangan itu seperti air. Begitu juga ketika kita mengatakan bahwa kita dipenuhi oleh Roh Kudus, maka itu berarti Allah berkuasa dalam seluruh hidup kita. Ia bertakhta dan berdaulat atas segala aspek hidup kita. Itulah artinya kepenuhan. Pada waktu seseorang jatuh cinta maka kekasihnya akan selalu terbayang. Seluruh hidup, apa yang dipikir, dirasa, diinginkan tidak terlepas dari pribadi yang dicintai itu bagi dirinya. Demikian juga kalau kita benar-benar mencintai Tuhan dan bergabung dalam Kristus maka Roh Kudus memenuhi kita dengan kedaulatan-Nya yang penuh dan Ia berkuasa atas seluruh aspek kehidupan kita.

Abraham Kuyper, seorang theolog yang pernah menjadi Perdana Menteri di Belanda, mengatakan bahwa dalam hidupnya tidak ada satu inci pun yang tidak dikuasai oleh Tuhan Yesus. Segala sesuatu dalam hidup kita adalah wilayah di mana Tuhan Yesus berkuasa secara sepenuhnya. Kristus menguasai kita dengan Roh-Nya yang kudus. Menguasai kita dengan inti Firman Tuhan. Roh Kudus menguasai seluruh hidup kita dengan kuasa dan keadilan-Nya. Siapakah orang yang dipenuhi Roh Kudus? Kita akan melihat prinsip Alkitab yang penting sekali.

1. Orang yang Selalu Ingin Mengerti Kebenaran Firman Tuhan Secara Menyeluruh

Roh Kudus diturunkan untuk memuliakan Kristus. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan dipenuhi oleh cinta kasih dan rindu untuk mengerti kebenaran. Ini bukan berarti bahwa semua orang yang dipenuhi Roh Kudus mengerti seluruh kebenaran. Kita masih perlu terus belajar. Tetapi keinginan untuk mau mengerti kebenaran Tuhan yang penuh itu menunjukkan bahwa kita dipenuhi oleh Roh Kudus. Roh Kudus mengisi dan memberi pengertian selimpah mungkin untuk membawa kita kepada seluruh kelimpahan kebenaran.

Keinginan untuk mau masuk dalam kebenaran Tuhan adalah pekerjaan Roh Kudus. Roh Allah adalah Roh Kebenaran dan karenanya sewaktu Roh Kudus bekerja maka Ia menarik orang untuk mampu mengerti Firman Tuhan. Roh Kudus memimpin kita masuk ke dalam Firman Tuhan. Roh Kudus sudah mewahyukan Alkitab, dan karena itu tidak mungkin Roh Kudus membawa kita melawan Alkitab. Sebaliknya justru Roh Kudus akan membawa kita mengenal Alkitab dengan pengertian sepenuhnya.

2. Orang yang Mempunyai Keinginan Untuk Hidup Suci

Inilah tanda yang kedua dari orang yang dipenuhi Roh Kudus. Tanda ini sama sekali tidak mungkin dipalsukan oleh setan. Yang bukan dari Allah pasti tidak sejati. Roh Kudus menyebabkan hidup kudus; yang tidak kudus pasti bukan dari Roh Kudus. Roh Allah adalah Roh yang suci, dan roh yang tidak suci bukan dari Allah. Kalau orang Kristen mempunyai pegangan prinsip yang ketat maka tidak akan mudah digoncangkan oleh apapun. Jikalau kita mempunyai prinsip Alkitab yang teguh, maka kita tidak akan mudah digoncangkan bahkan kita akan menggoncangkan dunia yang tidak beres. Begitu banyak orang berteriak-teriak tentang Roh Kudus atau memberikan teori yang muluk-muluk tentang Roh Kudus, tetapi apakah itu menunjukkan dipenuhi Roh Kudus? Kalau orang dipenuhi Roh Kudus tetapi makin lama makin najis, maka menunjukkan bahwa ia tidak dipenuhi Roh Kudus. Roh Kudus mengerjakan penyucian. Roh yang kudus menjadikan kita selain mempunyai status kudus juga mempunyai kondisi kudus.

Di dalam theologi kita mengenal dua hal yaitu status yang kudus dan kondisi yang kudus. Kalau kita membaca dalam 1 Korintus kita melihat bahwa Paulus amat keras berbicara kepada orang Korintus yang kacau, yang tidak memperhatikan orang miskin, yang suka berselisih, yang ribut, tamak, egois, dan kacau balau meskipun mereka mempunyai karunia lidah. Bahkan ada orang yang berzinah dengan ibu tirinya sendiri! Paulus sangat marah kepada Gereja Korintus yang memiliki banyak karunia tetapi hidupnya tidak beres. Namun Paulus tetap memanggil mereka dengan sebutan “Kepada orang-orang kudus di Korintus.” Mengapa mereka disebut orang kudus? Karena statusnya sudah suci, tetapi kondisinya belum suci.

Dalam hal ini kita melihat ketika Roh Kudus turun kepada seseorang maka bukan berarti bahwa pada saat itu langsung ia tidak lagi memiliki kenajisan apa-apa. Pada saat Roh Kudus masuk dalam diri seseorang, secara langsung orang itu memiliki status kudus. Dalam kedudukan baru orang itu sudah disebut sebagai orang kudus. Tetapi hidup sehari-harinya perlu disucikan terus menerus melalui Firman Tuhan. Setiap hari kita memerlukan penyucian terus-menerus.

Kalimat “Bertobatlah kamu!” bukan saja ditujukan kepada orang yang bukan Kristen. Tetapi kalimat itu juga ditujukan kepada orang Kristen, kepada Gereja. Dalam kitab Wahyu dari 7 Gereja yang menerima surat, ada 4 Gereja yang diperintahkan untuk bertobat. Pertobatan untuk menerima Kristus hanya satu kali seumur hidup, namun pertobatan untuk kesucian hidup setiap hari dilakukan seumur hidup. Orang yang dipenuhi Roh Kudus mempunyai keinginan untuk mau hidup suci sesuai Firman Tuhan karena Roh Kudus memenuhi orang untuk membersihkan orang itu.

3. Orang yang Mengeluarkan Buah Roh Kudus

Karunia lidah bisa dipalsukan, tanda ajaib bisa dipalsukan. Tetapi buah Roh Kudus tidak bisa dipalsukan! Tuhan Yesus berkata, pada akhirnya nanti ada orang yang berteriak mengatakan mereka pernah mengusir setan demi nama-Nya. Tetapi Tuhan Yesus berkata bahwa Ia tak pernah mengenal mereka. Orang yang mengusir setan justru dikatakan tidak dikenal oleh Tuhan Yesus. Tetapi Alkitab berkata dari buahnya kita mengenal pohonnya. Kalau seorang berkata bahwa ia dipenuhi Roh Kudus tetapi tidak ada buah Roh yang nampak dari hidupnya, jangan percaya kepadanya. Orang yang dipenuhi Roh Kudus mempunyai kasih yang suci, mempunyai damai yang suci, mempunyai penguasaan diri yang suci, mempunyai kesabaran yang suci, tahan diri, setia, dan bagaimana hidup dengan damai, hidup dengan bisa dipercaya. Ini adalah buah Roh Kudus.

4. Orang yang Berani Mengabarkan Injil

Roh Kudus dikirim ke dalam dunia untuk memuliakan Kristus. Itulah sebabnya bukti seseorang yang dipenuhi Roh Kudus terlihat ketika ia memuliakan Kristus. Bukan menonjolkan diri, bukan mempermuliakan diri atau membual, tetapi betul-betul meninggikan Kristus; memuliakan Sang Anak yang pernah dipaku di atas salib. Dengan satu tindakan yang benar-benar memuliakan Kristus maka orang itu menunjukkan bahwa ia dipenuhi Roh Kudus.

Tuhan Yesus berkata, “Aku akan pergi, dan Aku akan mengutus Roh Kudus kepadamu. Kalau Ia datang maka Ia akan mempermuliakan Aku.” Roh Kudus diberikan untuk memuliakan Kristus. Mengapa demikian? Karena Anak Allah pernah dipermalukan; diejek, ditantang, dijual, dipaku di atas salib secara tidak wajar, pernah dihina, pernah ditolak manusia. Itu sebabnya Roh Kudus tidak memperkenankan Kristus dipermainkan manusia. Inilah pekerjaan Roh Kudus. Di mana kita melihat orang yang mengabarkan Injil dengan benar dan ia meninggikan Kristus, itulah buktinya bahwa ia dipenuhi oleh Roh Kudus.

Pada waktu hari Pentakosta Roh turun ke dalam dunia dan memenuhi para rasul. Rasul-rasul yang telah dipenuhi Roh Kudus itu bukan membanggakan diri, mengatakan diri mereka saja yang dipenuhi Roh Kudus, orang lain tidak ada. Mereka bukan membanggakan karunia dan menjadi sombong. Sama sekali tidak ada gejala itu! Alkitab mencatat setelah menerima Roh Kudus mereka malah berani bersaksi, dan mereka tidak akan hidup bagi diri, tetapi hidup bagi Kristus. Tadinya, sebelum Roh Kudus memenuhi mereka, mereka gentar, mereka takut, mereka lebih suka memelihara keamanan pribadi daripada memikirkan rencana Allah. Mereka lebih memikirkan apakah untungnya untuk diri sendiri daripada apa yang dituntut oleh Tuhan Pencipta. Tetapi waktu Roh Kudus turun, terjadi perubahan besar sekali. Petrus yang semula menyangkal Kristus, sekarang menjadi berdiri dan berkata, “Silakan putuskan sendiri, taat kepada manusia, atau taat kepada Kristus.” Maka imam besar dengan kekuasaan agama yang diperoleh dengan cara menyuap, sekarang terheran-heran. Mengapa orang Galilea yang tidak terlalu tinggi pendidikannya itu sekarang begitu berani bersaksi? Pasti mereka adalah pengikut Yesus.

Tanda seorang Kristen adalah berani bersaksi dan berani mengabarkan Injil. Gereja begitu suam, dingin, dan tidak maju karena kita tidak membuka mulut untuk Tuhan. Kita lebih banyak bicara bagi untung rugi sendiri. Dalam perdagangan kita bisa berbicara berjam-jam, tetapi untuk berbicara tentang Kristus kita takut, takut menyinggung perasaan orang. Bicara tentang kerajaan Tuhan seolah kita tanpa emosi, tetapi berbicara tentang untung rugi diri sendiri kita jadi seperti gunung meletus. Tidak adanya kepenuhan Roh Kudus mengakibatkan kita tidak berani memberitakan Injil Yesus Kristus. Tetapi orang yang dipenuhi Roh Kudus maka orang ini pasti mati-matian dan tidak takut akan segala ancaman, kerugian, penderitaan yang mungkin dialami olehnya, justru ia mau memberitakan Kristus bagi orang lain. Inilah yang terjadi dalam Alkitab. Setelah Roh Kudus turun Gereja menjadi berani.

Para pemimpin Gereja yang mengatakan, jangan menginjili orang lain, karena semua sudah memiliki agama sendiri, mereka tidak mempunyai prinsip seperti prinsip Alkitab. Orang yang tidak memberitakan Kristus sebagai Juruselamat, tetapi hanya memberitakan Kristus yang membagi-bagikan berkat, maka ia juga tidak memberitakan Kristus dengan benar. Memang seolah-olah Kristus dikabarkan, tetapi Kristus yang mana?

Apakah yang disebut dengan mengabarkan Kristus yang lain? Salah satu contoh adalah orang yang memberitakan bahwa Kristus membagi-bagikan berkat, berdosa pun bukan persoalan. Mereka lebih menekankan cinta Tuhan, anugerah Tuhan, berkat Tuhan tetapi mereka tidak memberitakan keadilan Tuhan, kesucian Tuhan, dan penghakiman Tuhan. Mereka itu belum mengenal Kristus dengan seimbang. Ada juga orang yang memberitakan Kristus sebagai pengharapan bagi dunia, tetapi tanpa melewati salib, tanpa melewati kesengsaraan, tanpa darah Kristus yang mengampuni dosa. Theologi Liberal, theologi sosial, mereka tidak berani memberitakan tentang darah Kristus yang mengampuni dosa manusia, salib Kristus sebagai satu-satunya jalan menuju kepada keselamatan kekal. Kebangkitan Kristus satu-satunya kuasa yang memberikan kehidupan baru. Jika bukan berita itu yang diberitakan, maka itu bukan berita Injil. Dalam satu pihak theolog Liberal memberitakan Yesus sebagai orang paling teladan, Yesus sebagai manusia yang sempurna, manusia yang paling bisa membawa manusia lain kembali berkenalan pada Tuhan. Di pihak lain orang yang hanya menekankan kemakmuran, kelimpahan dan kesuksesan dunia seolah-olah mengabarkan Kristus. Tetapi sesungguhnya Ketuhanan dan penebusan Kristus sudah tidak ada lagi. Pemberitaan semacam itu tidak dipenuhi Roh Kudus. Waktu Roh Kudus turun maka para murid dengan berani memberitakan tentang Kristus yang tersalib. Memberitakan Injil adalah tanda keempat.

5. Menjadikan Kristus Sebagai Pusat Hidupnya Mereka

begitu berani meninggikan dan memuliakan Kristus, bukan meninggikan diri sendiri. Berani mengabarkan Injil, maka menunjukkan bahwa Kristus adalah pusat. Seseorang yang sudah mengenal Kristus memusatkan seluruh pikirannya takluk kepada Kristus sebagai pusat. Kalau dalam hidup kita Kristus adalah pusat, maka kita akan dipakai oleh Tuhan dengan begitu lancar, dalam pelayanan kita memuliakan Tuhan meskipun harus menghadapi kesulitan. Waktu roda dengan as yang tepat melewati jalan yang sulit, maka kesulitan terletak pada jalanan yang dilewati, bukan pada roda itu sendiri. Pada diri roda itu kalau as’nya tidak beres, maka ketika ia jalan belum melewati jalan yang sulit, kesulitan sudah timbul di dalam roda itu sendiri. Demikian juga dengan pelayanan dan hidup kita sebagai orang Kristen. Kerohanian kita perlu berpusat kepada Kristus. Kristus adalah Firman, Kristus adalah Logos, Kristus adalah Anak Allah yang kekal, yang menguasai semua aspek hidup kita dan akan mengaturnya dengan baik.

Paulus menetapkan untuk tidak tahu apa-apa, kecuali Kristus yang tersalib. Ini bukan berarti bahwa Paulus mulai saat itu tidak mengerti hal-hal yang lain selain Kristus dan salib. Paulus adalah orang yang sangat terpelajar dan pengetahuannya sangat luas, tetapi Paulus memutuskan bahwa dalam seluruh pelayanan ia hanya mau memusatkan kepada satu hal, yaitu Kristus yang tersalib. Kristus yang tersalib harus menjadi pusat bagi Gereja dan orang Kristen.

6. Orang yang Memiliki Roh Kemuliaan Di Dalam Siksaan dan Aniaya

Waktu orang Kristen mengalami penderitaan karena dianiaya yang besar dari kerajaan Roma, maka di dalam siksaan, dalam penderitaan, mereka bukan saja tidak mencela Allah, tetapi mereka malah merasa bersyukur kepada Tuhan sebab mereka boleh menjadi saksi Tuhan. Ini merupakan satu hal yang berlawanan dengan budaya Romawi. Orang Romawi mempunyai empat kriteria kesuksesan yaitu kebijaksanaan, keberanian yang terkontrol oleh kebijaksanaan, penguasaan diri, dan keadilan. Ukuran seperti ini yang disebut sebagai kesuksesan seseorang. Kalau kita melihat Alkitab, kita melihat bahwa kalau seseorang dipenuhi Roh Kudus, ia bukan berani menyerang tetapi berani menahan serangan.

Dari sejak orang Kristen abad mula-mula telah membuktikan bahwa mereka dipenuhi Roh Kudus dan mereka berani dibakar, berani dihancurkan, berani menerima aniaya. Ini adalah konsep yang berbeda sekali dengan konsep Romawi. Kalau orang Romawi bisa menang perang, itu artinya sukses, tetapi orang Kristen mengatakan bahwa mereka tidak mau menyerang, tidak mau menghancurkan orang lain, tetapi justru mereka rela menanggung kehinaan, mereka merasa mulia justru ketika dipermalukan.

Waktu dianiaya seharusnya orang merasa malu, tapi fakta Alkitab menunjuk hal yang kontras. Ketika para rasul dianiaya, mereka keluar dengan senyuman dan merasa berbahagia sebab mereka merasa mendapatkan hak untuk menderita bagi Tuhan. Saya tidak tahu di antara kita siapakah yang diperkenankan Tuhan seumur hidup mengalami kelancaran. Tetapi mungkin di antara kita ada juga yang diperkenankan Tuhan untuk mengalami siksaan dan aniaya demi nama Kristus. Tetapi jangan anggap orang yang dianiaya adalah orang yang terkutuk, tetapi justru mereka yang dipilih oleh Tuhan untuk mengalami aniaya seperti itu adalah orang yang terpilih karena Tuhan tahu kerohanian mereka. Selama ini Gereja sudah dirusak oleh ajaran yang mengatakan, kalau mendapat penyakit, itu kutukan; kalau mati karena kecelakaan berarti dibuang oleh Tuhan. Ajaran seperti ini tidak ada dalam Alkitab. Alkitab mengatakan ketika orang-orang dipenuhi oleh Roh Kudus, maka mereka mempunyai kemuliaan. Artinya adalah orang Kristen yang menderita karena iman kepercayaan yang sejati, pada waktu menderita, dianiaya, diejek, difitnah, dibuang, mereka dapat bersukacita, karena Roh Kemuliaan ada pada mereka.

Kalau kita sungguh-sungguh dipenuhi oleh Roh Kudus, maka kita berani mengabarkan Injil, berpusatkan hidup pada Kristus dan ketika dianiaya tetap memuliakan Allah. Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang mempunyai hati dan pikiran seperti Kristus dan ia sehati dengan rencana dan pikiran Allah. Kalau Roh Kudus ada di dalam diri kita maka kita mengerti isi hati Tuhan. Sebelum dipenuhi Roh Kudus, kita mencintai apa yang dicintai orang berdosa. Setelah dipenuhi Roh Kudus kita mencintai apa yang dicintai Tuhan. Sebelum dipenuhi Roh Kudus kita membenci apa yang dicintai Tuhan, sesudah dipenuhi Roh Kudus kita membenci apa yang dicintai orang berdosa. Orang yang dikuasai oleh roh setan merasa dirinya merdeka, bebas berbuat sesuka hatinya sendiri, tetapi mereka tidak sadar bahwa sesungguhnya mereka sedang dikuasai oleh roh jahat. Tetapi orang yang dikuasai Roh Kudus sangat berbeda maka ia sekarang berpikiran seperti Kristus, berperasaan seperti perasaan Kristus. Orang seperti itu berarti dikuasai Roh Kudus, dan Roh memimpin dia menjadi serupa Kristus.

2 Kor. 3:17-18 mengatakan, di mana ada Roh Allah di situ ada kemerdekaan. Ayat 17 menjadi dasar ayat 18. Banyak orang mengatakan kalau ada Roh Kudus maka ada kebebasan, maka banyak orang menganggap kebebasan itu adalah kebebasan bertepuk tangan sambil menyanyi, kebebasan menyanyi semaunya sendiri. Tafsiran itu kurang tepat, sebab konteks dari pasal ini lebih agung dan lebih besar daripada itu. Kemerdekaan yang sejati adalah kemerdekaan dari kuasa dosa dan kemerdekaan bertumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga ikatan-ikatan yang membelenggu kita menjadi dilepaskan. Ayat 18 mengatakan, sehingga kita biasa masuk dari kemuliaan menuju kepada kemuliaan. Ini adalah perkataan yang sangat indah, artinya kita bebas bertumbuh seperti kemuliaan Kristus.

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong (Pandangan berdasarkan Alkitab tentang hidup yang dipenuhi Roh Kudus)
Sumber : Majalah MOMENTUM No. 16 – Agustus 1992

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/01/dipenuhi-roh-kudus/

Tidak ada komentar: