Charlie Chaplin adalah seorang aktor komedi
inggris multi-talent yang sangat terkenal dalam sejarah Hollywood di era film
hitam putih.
Selain berakting Chaplin juga memiliki kemampuan
menyutradara, menulis naskah, sekaligus mengisi ilustrasi musik di film-film
produksinya sendiri. Masa kecilnya yang dekat dengan kemiskinan dan kemelaratan
tidak lantas menjadikannya patah semangat.
Chaplin kecil pernah tinggal di rumah penampungan
orang miskin, bekerja untuk imbalan makan dan tempat berteduh di kawasan
Lambeth, London. Bersama saudara perempuannya Sydney Chaplin, Chaplin berjuang
bahu-membahu agar bisa bertahan hidup.
Di usianya yang sangat dini Chaplin sudah mulai
berakting dari panggung ke panggung dalam pertunjukan komedi Music Hall.
Sampai kemudian Chaplin bergabung dengan kelompok
komedi slapstik Fun Factory di bawah asuhan Fred Karno, yang membawanya
mengenal seorang produser film bernama Mack Sennett yang terkesan dengan akting
Chaplin.
Sennett lalu mengontrak Chaplin untuk bermain
dalam film-film yang diproduksi studio Keystone Film. Boleh dikatakan inilah
awal karir Chaplin di dunia perfilman sekaligus mengenal teknik pembuatan film.
Surat Kepada Anaknya Geraldine Chaplin
Geraldine putriku, aku jauh darimu, namun
sekejap pun wajahmu tidak pernah jauh dari benakku. Tapi kau dimana? Di Paris di atas panggung
teater megah? Aku tahu ini bahwa dalam kehengingan malam, aku mendengar
langkahmu. Aku mendengar peranmu di teater itu, kau tampil sebagai putri
penguasa yang ditawan oleh bangsa Tartar.
Geraldine, jadilah kau pemeran bintang namun jika kau mendengar pujian
para pemirsa dan kau mencium harum memabukkan bunga-bunga yang dikirim untukmu,
waspadailah. Duduklah dan bacalah surat ini… aku adalah ayahmu. Kini adalah
giliranmu untuk tampil dan menggapai puncak kebanggan. Kini adalah giliranmu
untuk melayang ke angkasa bersama riuh suara tepuk tangan para pemirsa. Terbanglah
ke angkasa namun sekali-kali pijakkan kakimu di bumi dan saksikanlah kehidupan
masyarakat. Kehidupan yang mereka tampilkan dengan perut kosong kelaparan di
saat kedua kaki mereka bergemetar karena kemiskinan. Dulu aku juga salah satu
dari mereka.
Geraldine putriku, kau tidak mengenalku dengan baik. Pada malam-malam
saat jauh darimu aku menceritakan banyak kisah kepadamu namun aku tidak pernah
mengungkapkan penderitaan dan kesedihanku. Ini juga kisah yang menarik. Cerita
tentang seorang badut lapar yang menyanyi dan menerima sedekah di tempat
terburuk di London. Ini adalah ceritaku. Aku telah merasakan kelaparan. Aku
merasakan pedihnya kemiskinan. Yang lebih parah lagi, aku telah merasakan
penderitaan dan kehinaan badut gelandangan itu yang menyimpan gelombang lautan
kebanggaan dalam hatinya. Aku juga merasakan bahwa uang recehan sedekah pejalan
kaki itu sama sekali tidak meruntuhkan harga dirinya. Meski demikian aku tetap
hidup.
Geraldine putriku, dunia yang kau hidup di dalamnya adalah dunia seni
dan musik. Tengah malam saat kau keluar dari gedung teater itu, lupakanlah para
pemuja kaya itu. Tapi kepada sopir taksi yang mengantarmu pulang ke rumah,
tanyakanlah keadaan istrinya. Jika dia tidak punya uang untuk membeli pakaian
untuk anaknya, sisipkanlah uang di sakunya secara sembunyi-sembunyi.
Geraldine putriku, aku telah memerintahkan kepada wakilku di Paris untuk
memberikan sejumlah uang untuk keperluanmu tanpa menanyakan kebutuhanmu. Namun
bila engkau punya pengeluaran untuk orang lain, maka engkau harus mengirimkan
bukti pembayarannya.
Geraldine putriku, sesekali naiklah bus dan kereta bawah tanah.
Perhatikanlah masyarakat. Kenalilah para janda dan anak-anak yatim dan paling
tidak untuk satu hari saja katakan: “Aku juga bagian dari mereka”. Pada
hakikatnya kau benar-benar seperti mereka. Seni sebelum memberikan dua sayap
kepada manusia untuk bisa terbang, ia akan mematahkan kedua kakinya terlebih
dahulu. Ketika kau merasa sudah berada di atas angin, saat itu juga
tinggalkanlah teater dan pergilah ke pinggiran Paris dengan taksimu. Aku
mengenal dengan baik wilayah itu. Di situ kau akan menyaksikan para seniman
sepertimu. Mereka berakting lebih indah dan lebih menghayati daripada kamu.
Bedanya di situ tidak akan kau temukan gemerlap lampu seperti di teatermu.
Ketahuliah bahwa selalu ada orang yang berakting lebih baik darimu. Engkau juga
perlu tahu bahwa tidak pernah ada salah satu anggota keluarga Chaplin yang
begitu sombong mencerca seorang pengemis atau seorang senniman di sekitar
Paris.
Geraldine putriku, aku mengirimkan cek ini untukmu, belanjakanlah sesuka
hatimu. Namun ketika kau ingin membelanjakan dua franc, berpikirlah bahwa franc
ketiga bukan milikmu. Itu adalah milik seorang miskin yang memerlukannya. Jika
kau menghendakinya, kau dapat menemukan orang miskin itu dengan sangat mudah.
Jika aku banyak berbicara kepadamu tentang uang, itu karena aku mengetahui
kekuatan ‘anak setan’ ini dalam menipu…..
Aku tinggal lama di tempat sirkus, dan aku merasa khawatir setiap kali
melihat para pemain akrobat yang bergantungan pada tali yang tipis dan
bergetar. Namun putriku, aku harus mengucapkan sebuah realita padamu bahwa
rakyat kokoh berdiri di atas bumi yang luas, tapi lebih banyak yang terjatuh
ketimbang para pemain akrobat yang bergantungan di tali itu.
Geraldine, ini ayahmu tengah berbicara denganmu. Mungkin suatu malam
gemerlap ada sebuah berlian paling mahal di dunia yang menipumu. Pada malam
itu, berlian tersebut menjadi tali yang tidak kokoh di bawah kakimu dan
kejatuhanmu sudah pasti terjadi… Suatu hari ketika seorang bangsawan tampan
secara licik menipumu, agar engkau bermain dengan tali sirkus, maka perlu kau
ketahui bahwa para pemain amatir tali sirkus bakal terjatuh.
Jangan tambatkan hatimu pada emas dan perhiasan
lainnya. Berlian paling besar di dunia ini adalah matahari yang bersinar
menyinari seluruh alam. Namun bila suatu hari engkau menambatkan hatimu kepada
seorang pria yang punya hati bak mentari, satukan hatimu dengannya, cintailah
ia dengan sunguh-sungguh dan apa yang engkau lakukan itu sebagai kewajiban. Dia
lebih layak mendefinisikan cinta yang berarti satu hati, ketimbang aku…
Putriku, seorang wanita tidak layak
menelanjangi dirinya karena seseorang dan sesuatu apa pun itu… Ketelanjangan
adalah penyakit zaman kita. Menurut pendapatku, tubuhmu hanya menjadi milik
seseorang yang ruhnya telanjang untukmu.
Geraldine putriku, masih ada banyak hal yang
akan aku ceritakan kepadamu, namun aku akan menceritakannya di kesempatan lain.
Dan aku akhiri suratku ini dengan;
“Jadilah manusia, suci dan satu hati; karena lapar, menerima sedekah, dan mati dalam kemiskinan, seribukali lebih mudah dari pada kehinaan dan tidak memiliki perasaan”.
Surat wasiat seorang Ayah kepada putrinya ini
sungguh berharga, tidak berupa harta benda tetapi sebuah pesan penuh makna yang
lebih berharga dari harta manapun di dunia ini.
Sebuah pesan terakhir dari sang Ayah yang
mengingatkan putrinya untuk senantiasa berbagi dan rendah hati, karena tidak
semua orang memiliki nasib seberuntung anaknya.
Sumber : http://www.nusahati.com/2012/01/charlie-chaplin-surat-untuk-seorang-anak/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar