Natal merupakan hari yang menyenangkan.
Setiap Natal dirayakan di tempat yang begitu meriah, begitu indah,
makan-makanan yang begitu mewah dan mahal. Namun jikalau kita memikirkan
kembali Natal yang pertama, biarlah hati kita sekali lagi tertarik oleh
cinta kasih Tuhan, karena Natal pertama merupakan hari yang sangat
hina. “Christianity starts from the very humble beginning“. Inilah sebuah kalimat yangmenjadi introduksi dalam film Jesus dari LPMI, Campus Crusade. Benar! Christianity starts from the very humble beginning.
Kekristenan tidak tiba dengan sesuatu
yang meriah, mewah, dan hormat; tetapi kekristenan dimulai dari tempat
yang hina. Selama lebih 40 tahun saya melayani Tuhan, tidak pernah
sekalipun Natal dirayakan dengan main-main; tetapi selalu saya rayakan
dengan hati yang berat, karena ini merupakan satu titik permulaan Firman
Tuhan yang paling klimaks yang mau dibicarakan kepada umat manusia.
Di dalam beribu-ribu tahun Allah mempersiapkan nabi-nabi, bernubuat dan bernubuat. Istilah nabi
dalam bahasa Ibrani berarti: yang mewakili Tuhan untuk berbicara.
Mereka dipakai menjadi suara Tuhan. Mereka dipakai untuk mencetuskan apa
yang menjadi isi hati Tuhan, supaya perkataan-perkataan Tuhan boleh
terdengar di dalam dunia yang sudah berdosa, yang sudah jauh dari Tuhan,
yang sudah menyeleweng dari kebenaran. Tuhan ingin berkata-kata kepada
manusia, tetapi manusia begitu tidak ingin mendengarkan
perkataan-perkataan Tuhan. Tuhan ingin mencetuskan hati-Nya kepada
manusia, seperti seorang tua yang tidak mau melihat anaknya menuju
kepada jalan binasa. Nasihat, peringatan, ajaran, didikan dan
kalimat-kalimat yang penuh dengan segala hal yang penting, begitu
diabaikan oleh mereka yang tidak memerlukannya.Mereka bukan tidak
memerlukannya, hanya merasa belum memerlukannya. Mengapakah
kita harus menunggu sampai harus betul-betul hancur, bangkrut, sudah
dibuang, baru mulai membuka telinga kepada Tuhan?
Setiap kali Natal, saya
tidak mengecualikan, memakai kebaktian ini sebagai kebaktian
penginjilan, karena Injil mulai sejak hari Natal. Injil mulai sejak
kelahiran Kristus. Istilah Injil di dalam Bahasa Gerika adalah Euangelion. Euangelion berarti kabar kesukaan -kabar kesukaan yang hanya singular, satu saja – the only good news. Dalam dunia engkau melihat begitu banyak orang berani memakai kata: kabar kesukaan, kabar kesukaan – good news! Honda ready stock! Itu bukan goodnews. Itu adalah good news-good news dalam so many news goodnews,
hanya ada satu kabar baik, yaitu: orang berdosa boleh kembali berdamai
dengan Tuhan Allah. Dan kabar baik ini di mulai darimana? Dari Yesus
yang lahir ke dalam dunia.
Yesus hadir di dalam sejarah. Yesus lahir kedalam
dunia. Di dalam Kitab Suci dinyatakan sebagai Allah yang menyatakan diri
di dalam daging. God manifested Himself in flesh – Allah menyatakan diri di dalam daging. Inilah yang disebut sebagai firman menjadi tubuh, yang disebut logos menjadi flesh,
menjadi bertubuh seperti manusia. Mungkinkah ini? Ini tidak terdapat
dalam agama manapun. Di dalam agama-agama diseluruh dunia tidak pernah
diajarkan bahwa Allah sendiri menjadi manusia, pernah sungguh-sungguh
dilahirkan, pernah sungguh-sungguh berdaging, berdarah. Tidak! Tidak ada
agama yang mengajar ini kecuali Kitab Suci, Firman Tuhan yang
berkata-kata kepada kita. Alangkah besarnya hal ini. Ini merupakan
keajaiban besar rahasia ibadah, yaitu Allah menyatakan diri dalam
daging.
Ibrani 2:14 mengatakan, “Sebagaimana saudara-saudara
berdaging berdarah, maka Anak Allah yang tunggal, Yesus Kristus, datang
ke dunia juga bersalutkan dengan daging dan darah, seperti engkau dan
saya.” Siapakah yang mengerti sifat manusia kecuali manusia itu sendiri?
Siapakah yang mengerti kesulitan-kesulitan, penderitaan, sengsara dan
segala kepahitan yang boleh dialami oleh manusia, kecuali manusia itu
sendiri? Dalam 1Kor. 2 dikatakan, selain roh manusia, siapakah yang
mengerti manusia?Tetapi tidak berhenti di situ, ayat ini meloncat pada
tingkatan yang lebih tinggi,’ tanpa roh Allah juga tidak ada orang
mengerti Allah.’ Dalam psikologi, yang menjadi keindahan adalah
pengertian antara manusia yang lebih berpengalaman menganalisa dan
memberikan petunjuk kepada mereka yang kurang berpengalaman dan berada
di dalam kesulitan. Itulah sifat konstruktif dari psikologi. Tetapiji
kalau tidak berdasarkan kebenaran, tidak berdasarkan cinta kasih yang
sesungguhnya, sebenarnya psikologi tidak bisa berbuat baik, tidak bisa
berbuat banyak.
Kecuali roh manusia, siapa yang mengerti manusia?
Waktu membaca dan merenungkan, saya langsung memusatkan konsentrasi
kepada Tuhan yang rela menjadi manusia. Hal ini tidak berarti jikalau
Yesus tidak pernah datang ke dalam dunia, maka Allah tidak mungkin
mengerti kesengsaraan hidup manusia. Bukan! Allah bisa mengerti karena
Dia Mahatahu. Diatidak perlu harus mempunyai pengalaman ‘menjadi’
sebagai titik awal untuk pengertian. Tetapi Allah menyatakan diri hadir
ke dalam dunia, menjelma menjadi manusia dan bersalut dengan daging dan
darah, justru untuk memberitahu engkau dan saya bahwa Dia adalah Allah yang care, Dia adalah Allah yang peduli, Dia adalah Allah yang memelihara!
Ibrani 2:14 menyatakan, ‘Ia berdaging dan berdarah agar khusus melalui
kematian, berperang bagi kita untukmengalahkan si penguasa dari
kematian, yaitu Iblis.’ Dari sini terbitlah sesuatu pikiran di dalam
hati saya: ‘Mengapa Yesus lahir?’ Yesus dilahirkan untuk menderita.
Di Indonesia ada lebih dari 50 juta orang mengalami
hidup yang lebih pahit dari sebelumnya, setelah krisis moneter. Dan kali
ini suara dan ajakan Tuhan bukan hanya ditujukan kepada orang miskin,
tetapi kepada semua lapisan, termasuk orang kaya. Biarlah manusia
mendengar!Bukalah telingamu kepada Tuhan! Mazmur 49 berkata, ‘Orang
atasan, orang bawahan, orang kaya, orang miskin, biarlah semua yang
bertelinga mendengar Firman Tuhan.’ Pemazmur mengatakan, ‘Aku akan
mengatakan kalimat-kalimat yang berbijaksana melalui kecapi yang aku
mainkan. Biarlah orang di aliran atas ataudi aliran bawah, semua
mendengarkan dengan baik karena ini Firman Tuhan. ‘Kadang-kadang Tuhan
memberikan pengajaran kepada satu lapisan, kadang-kadang kepada seluruh
lapisan dunia ini. Biarlah kita mengerti suara Tuhan melalui Kristus
yang lebih menderita dari siapapun yang ada di tengah-tengah kita.
Tidak pernah ada satu
orang yang hidup lebih miskin, lebih susah dari Yesus. Lahir di tempat
binatang, meminjam palung anyang bau dan hina. Mati meminjam
kuburan orang kaya yang belum pernah dipakai untuk menguburkan orang
lain. Yesus meminjam kuburan tersebut selama beberapa hari, lalu Ia
bangkit. Di tengah-tengah kelahiran dan kebangkitan ada:kesengsaraan,
pencobaan, pergumulan, tersendiri dan ditolak, diejek, dan akhirnya
dipaku di atas kayu salib. Tidak ada orang yang lebih susah dari pada
Kristus, tidak ada orang yang lebih miskin dari Kristus, tidak ada orang
yangl ebih menanggung berat daripada Yesus, tidak ada orang yang lebih
tersendiri dibanding Yesus.
Mengapa? Mengapa Anak Allah yang memempunyai
kemuliaan dan kehormatan demikian besar di surga, harus turun untuk
mencicipi, merasakan, mengalami, melewati semacam kehidupan yang begitu
menderita? Begitu banyak sengsara? Jawabannya adalah karena kasih yang
mendorong Dia turun dari surga ke dalam dunia. There is no greater
love than the greatest love of Jesus Christ, come down from heaven to
bear your sin, and hung on the cross to replace you and me. Waktu Yesus lahir ke dalam dunia, mari kita membayangkan apa yang menjadi persiapan hati Dia untuk turun ke dalam dunia.
Pertama, Yesus
dilahirkan dengan persiapan hati untuk dibatasi. Kalimat ini begitu
mudah dimengerti, begitu mudah dibatasi, tetapi orang yang dari
ketidakterbatasan masuk ke dalam keterbatasan, baru mengetahui apa
artinya ‘dibatasi’. Saya mengambil contoh, jikalau engkau setiap bulan
boleh memakai 50 juta untuk kehidupanmu, tapi mulai bulan depan engkau
hanya boleh memakai 50 ribu, engkau akan mengerti apa maksud kata
‘dibatasi’ di atas. Bagi orang yang tadinya miskin lalu bebas boleh
memakai uang sewenang-wenang, itu merupakan hal yang menyenangkan. Bagi
orang yang dulunya terbatas, sekarang kebebasan menjadi begitu besar,
itu menyenangkan. Tetapi Tuhan Yesus tidak demikian.
Orang miskin menjadi kaya, itu enak.
Tetapi tidak ada orang yang bisa mengerti bagaimana susahnya Yesus
Kristus, dari surga yang tidak terbatas menjadi seorang bayi di dalam
palungan. Dari Allah yang mencipta menjadi seseorang di dalam dunia
ciptaan yang hanya berpuluh kilo berat tubuh-Nya, hanya sekian liter
darah di dalam tubuh-Nya dan berjalan di Galilea. Terbatas, terbatas,
terbatas oleh apa? Terbatas oleh natural law, terbatas oleh physical law, terbatas oleh material law.
Yesus dibatasi dalam hukum alam, hukum fisika, hukum tubuh, hukum
materi. Yesus berada di dalam dunia dan hidup dalam keterbatasan. Dia
berbeda dengan engkau. Memang engkau manusia dan saya manusia, tetapi
Dia adalah Allah, Allah yang turun ke dalam dunia, Allah yang rela
dibatasi. Inilah poin yang pertama dari ‘lahir untuk menderita.’
Kedua, waktu Yesus
turun ke dalam dunia, Dia siap untuk diikat dan dilimitasi oleh segala
hukum Taurat. Kita suka kebebasan. Kalau mengemudi mobil, kita
mengharapkan setiap kali sampai di pesimpangan jalan, lampu berwarna
hijau dan bukan merah. Setiap kali kalau sudah begitu cepat sampai di
persimpangan jalan, dan lampunya merah saya sedikit jengkel. Lalu saya
mengharapkan cepat-cepat kuning, cepat-cepat hijau dan langsung saya
boleh berjalan lagi. Yesus bukan saja dibatasi secara materi, dibatasi
hukum alam, dibatasi hukum fisika, tetapi sekarang dibatasi dalam segala
hukum Taurat.
Yesus harus berada di bawah pengasuhan
hukum Taurat 100%. Alkitab mengatakan, ‘Mengapa Yesus dibaptiskan oleh
seorang manusia yang namanya Yohanes Pembaptis?’ Karena Dia harus
menjalankan segala syariat Taurat. Alkitab mengatakan, ‘Yesus harus
menunggu sampai umur 30 tahun, baru keluar menjadi Mesias.’ Mengapa
demikian? Karena menurut Taurat, imam tidak boleh dilantik sebelum umur
30 tahun. Mengapa umur 12 tahun harus berjalan kaki berhari hari dari
Nazaret menuju Yerusalem? Karena Taurat menuntut anak berumur 12 untuk
pergi ke Bait Allah dan ditahbiskan menjadi Bar-Mitzvah. Mengapakah
Yesus Kristus harus dipaku di atas kayu salib? Karena Dia menanggung
dosa engkau dan saya. Menurut Taurat, yang berdosa harus mati. Inilah
poin kedua.
Yesus dilahirkan melalui seorang wanita,
dilahirkan di bawah penguasaan Taurat. Dalam Matius 5 Yesus mengatakan,
‘Jangan kira Anak manusia datang untuk meniadakan Hukum Taurat, bukan
demikian. Aku datang justru untuk menggenapkan Taurat’ Dan Dia harus
taat – setiap titik, setiap nada, setiap huruf, setiap garis dari apa
yang dicatat di dalam Taurat. Orang-orang Farisi telah memperkembangkan
pengertian Taurat dalam teologi orang PL, di mana makin lama makin
rumit, makin lama makin complicated. Akhirnya menjadi ribuan topik,
ribuan syariat Taurat dan Yesus tidak melanggar satu pun di antara
segala perintah-perintah itu. Di dalam sejarah, dalam seluruh dunia, ada
satu orang yang pernah menggenapi seluruh Taurat. Bukan orang Yahudi,
bukan rabi, bukan orang Farisi, bukan Musa, justru hanya satu orang,
yaitu Yesus Kristus. Berapa banyak pemimpin-pemimpin agama yang munafik?
Berapa banyak dosa yang disimpan di belakang jubah agama? Berapa banyak
pemuka agama yang berbicara suci, tetapi hidupnya najis?
Dalam dunia ada begitu banyak orang mengetahui hukum Taurat, agama, tetapi justru negara yang paling beragama adalah negara yang paling korupsi.
Berapa banyak dosa disimpan di belakang jubah agama? Berapa banyak
agama dipakai menjadi suatu kedok atau topeng yang menutup segala dosa?
Ketika Yesus Kristus berada di dalam dunia, maka kalimat-kalimat yang
paling sengit, perkataan-perkataan yang paling tajam, kritik-kritik yang
paling ganas, paling kuat dari Dia dituduhkan kepada pemimpin-pemimpin
agama; Celakahlah engkau, hai ahli Taurat! Celakalah engkau, hari orang
Farisi! Kau pura-pura! Yang kau katakan dan kau jalankan itu berlainan.
Tuhan Allah melihat ke dalam sedalam-dalamnya hati sanubari manusia. Dia
mengetahui bagaimana hidup kita. Apakah kita setiap minggu datang ke
gereja dengan pakaian yang begitu bagus, dengan perkataan yang begitu
indah, dengan nyanyian yang begitu merdu, tetapi jiwa kita lebih jahat
dari ateis, komunisme dan mereka yang melawan Tuhan? BERTOBATLAH! Supaya
kita mendapatkan satu kali lagi perdamaian dengan Tuhan Allah.
Di seluruh Ibrani kalimat yang penting
antara lain adalah kesejatian. Sungguh sejati, sungguh benar, menjadi
tuntutan tertinggi dari orang-orang Yahudi. Tetapi justru kalimat itulah
yang paling banyak dikritik oleh Yesus Kristus: engkau bukan sunat,
engkau pura-pura, engkau munafik, engkau palsu adanya. Yesus datang ke
dalam dunia, menjalankan hukum Taurat, dan satu titik, satu nada pun
tidak dilanggar. Kadang-kadang saya tidak bisa membayangkan jikalau
Yesus di dalam dunia selama 33½ tahun, pernah 1 menit atau 1 detik
berdosa. Bagaimana jika itu terjadi? Ini menyangkut isu teologis yang
penting. Mungkinkah Yesus berbuat dosa di dunia? Selama di dunia 33½
tahun, Dia mungkin berbuat dosa atau tidak? Jawabannya adalah Yes &
No!
Jikalau kita mengatakan bahwa Yesus
tidak mungkin berbuat dosa, Dia bermain sandiwara, bukan? Dia datang
hanya berpura-pura menjadi manusia, padahal Dia tidak mungkin berbuat
dosa. Berarti pasti Dia menang, bukan? Kalau demikian, semua
pencobaan-pencobaan yang datang kepada Yesus Kristus tidak mempunyai
arti apapun. Maka saya berkata, Yesus pasti punya kemungkinan berbuat
dosa. Kalau tidak demikian, segala pencobaan yang diizinkan kepada Dia
merupakan semacam permainan saja, sandiwara dari Tuhan Allah saja.
Tetapi kalau ini dimutlakkan, menjadi bahaya besar. Alkitab mengatakan
Yesus tidak berbuat dosa. Alkitab tidak mengatakan Yesus tidak mungkin
tidak berbuat dosa. Alkitab hanya mengatakan Yesus tidak berbuat dosa,
maka jawaban Yes & No harus dimengerti sebagai berikut:
Onthologically: No!, Logically: Yes! Secara logika, Yesus mungkin
berbuat dosa. Secara Ontologikal (secara being), Yesus tidak pernah
berbuat dosa. Maka itu hanya menjadi suatu perbincangan teologis yang
tidak pernah ada tunjangan dari fakta sejarah. Yesus tidak berdosa,
kenapa? Karena Dia sudah menggenapi segala tuntutan Taurat. 100%
tuntutan Taurat dijalankan oleh Dia, inilah poin kedua.
Ketiga, Yesus Kristus bersiap turun ke dalam dunia,
bersiap untuk dipermalukan dan dihina di dalam dunia. Dalam Lukas
dikatakan, ‘Tidak ada waktu bagi-Nya untuk makan.’ Kadang-kadang begitu
sibuk sampai tidak ada waktu untuk makan, tidak ada tempat untuk
berhenti. Pada waktu melayani, sekian banyak orang sakit datang kepada
Dia, dan Dia terus melayani. Bukan saja demikian, setelah melayani apa
yang menjadi imbalannya? Imbalan-Nya adalah penghinaan, ejekan, olokan,
umpatan, fitnahan dari orang yang melawan Dia.
Memang menjadi manusia tidak mudah.
Engkau menjadi orang jahat ada banyak pendukungnya, menjadi orang baik
banyak musuhnya. Enak yang mana? Menjadi orang baik banyak musuh, tapi
menjadi orang jahat ada pendukung. Kalau begini, baik atau jahat sama
saja, pokoknya nasib. Kalau engkau berbuat jahat masih banyak pendukung,
jahatnya pasti sukses. Kalau engkau begitu baik tapi masih banyak
musuh, baikmu itu tetap gagal. Maka di dalam dunia ini sudah banyak
orang yang hidup beyond good % evil. Tidak lagi mempunyai
pikiran ‘harus berbuat baik atau jahat.’ Karena hal itu menjadi tidak
praktis, tidak harus dipertahankan. Manusia hanya mencari untung dan
rugi, tidak mementingkan mencari kebenaran atau tidak. Pemuda pemudi
dalam mencari kawan adan sahabat, temuilah mereka dan hargai mereka yang
mementingkan baik-jahat lebih daripada mementingkan untung-rugi. Mereka
akan menjadi kawan yang sangat berguna. Jikalau engkau hanya berkawan
dengan mereka yang mempunyai profit minded only, hanya memperhatikan keuntungan, di dalam keadaan rugi, mereka akan membuang engkau.
Yesus datang ke dalam dunia justru pada
waktu paling susah, paling sengsara. Waktu ada keuntungan ada kerugian
Dia maju ke depan. Orang seperti ini terlalu sedikit, bukan? Dari mana
kita melihat ini? Alkitab mengatakan pada waktu sudah mengenyangkan
5.000 orang dengan roti, mereka mengatakan, ‘Kalau demikian, kita tidak
usah lagi memilih raja yang mana, kita tidak perlu lagi memilih presiden
yang mana. Ini saja, karena Dia bisa mengenyangkan kita, kalau Dia
menjadi presiden, selesai. Sandang, pangan tidak menjadi persoalan
lagi.’ Kalau Yesus menjadi presiden, semua kemiskinan akan dibasmi.
Waktu Yesus mempunyai kesempatan politik menjadi tempat nomor satu,
tempat yang paling tinggi, Alkitab mengatakan, ‘Dia
mengundurkan diri, naik ke bukit dan sepanjang malam berdoa kepada
Allah.’ Adakah politikus seperti ini? Adakah pemimpin masyarakat seperti
ini? Terlalu sedikit.
Yesus telah memberikan pelajaran kepada
kita dan menjadi contoh bagi kita. Waktu ada keuntungan, Ia tidak
merebut, waktu ada kesulitan, Dia tampil ke depan. Satu kalimat yang
sangat menggerakkan hati saya, yaitu pada waktu di Getsemani Yudas
datang dengan musuh-musuh karena uang. Yudas menjual Gurunya. Para
musuh, karena iri dan benci, ingin membunuh Yesus Kristus. Pada waktu
menangkap Yesus Kristus di Getsemani, Dia mengatakan satu kalimat: ‘Jika
engkau menangkap Aku, biarlah orang-orang-Ku ini pergi.’ Berarti Dia
tidak mau bawahan-Nya dirugikan karena Dia. Orang seperti ini sangat
sulit ditemukan. Biasanya seorang yang mempunyai bawahan, bawahan itu
boleh mati untuk saya, tetapi saya tidak akan mati untuknya.
Alkitab mengajarkan kepada kita,
barangsiapa menjadi pemimpin yang mengorbankan rakyat untuk keuntungan
diri, pastilah didongkel habis. Barangsiapa rela berjuang sampai mati
untuk rakyat, pasti dijadikan pahlawan. Hanya ada dua macam pemimpin.
Yesus pemimpin seperti apa? Yesus pemimpin yang pada waktu hendak
ditangkap, diadili, dan dipaku di atas kayu salib, mengatakan: ‘Kalau
engkau mau menangkap Saya, biarkanlah bawahan Saya pergi, lepaskanlah
mereka.’ Pemimpin seperti ini menggerakan hati manusia selama 2.000
tahun. Tidak ada orang lain yang mempunyai pengikut lebih banyak seperti
Yesus Kristus, yang rela mati bagi kita. Yesus Kristus adalah pemimpin
yang menyerahkan diri bagi orang lain, bukan pemimpin yang menyuruh
orang lain mati bagi Dia. Inilah butir ketiga.
Keempat, ketika Yesus Kristus turun ke dalam dunia, Ia bersiap untuk menjadi budak yang taat – the Obedient Slave.
Dia datang ke dalam dunia menjadi budak. Mengapa? Karena Dia datang
untuk melayani dan bukan untuk dilayani. Yesus Kristus berkata,
‘Bukankah engkau memanggil Aku Rabbi? Bukankah engkau memanggil Aku
Tuhan? Tetapi di tengahtengah engkau, Aku seperti budak, Aku melayani.’
Dia betul-betul menyatakan hidup, fakta realita yang tidak bisa
disangkal oleh siapapun. Sehari sebelum Yesus naik ke atas kayu salib,
Dia masih menjongkokkan tubuh, masih membasahkan tangan, dan mencuci
kaki murid-murid-Nya. Filipi 2 mengatakan, ‘ Dia taat sampai mati – obey to death.
Dia taat sampai mati – lahir untuk taat – taat untuk mati. Inilah Yesus
Kristus, inilah inkarnasi. Inilah hari Natal. Inilah yang disebut
inkarnasi.
Pada waktu Yesus Kristus dilahirkan
dalam dunia, malaikat berkata: ‘Namai Dia Immanuel.’ Imanu-el. El adalah
Elohim, El adalah Allah, El adalah Tuhan Allah, dan Imanu berarti
beserta – Tuhan beserta dengan kita. Kehadiran Kristus adalah kehadiran
Allah. Kehadiran Kristus adalah kehadiran surga. Kehadiran Kristus
adalah kehadiran semangat inkarnasi. Kehadiran Kristus adalah kehadiran
pengorbanan. Kehadiran Kristus adalah kehadiran teladan, contoh, rela
menyerahkan diri. Tuhan di surga akan melihat siapa yang seperti Anak
Sulung-Nya. Anak-anak Allah, belajarlah dari Kakakmu yang sulung.
Siapakah Anak Sulung? Siapakah Anak Sulung yang lebih daripada kita
sebagai anak-anak
Allah? Dia adalah Yesus Kristus. Sebagaimana anak sulung taat mutlak
100%, Tuhan mengatakan, ‘Alangkah bersukacitanya jikalau menemukan di
dalam gereja ada orang Kristen yang taat kepada Tuhan.’
Jangan kira Tuhan memerlukan uang kita,
persembahan kita, sepertinya Dia pengemis yang paling besar. Segala
sesuatu yang kau berikan kepada Tuhan adalah dari Tuhan Allah dan apa
yang kau persembahkan tidak pernah satu sen pun dikirim ke surga. Itu
hanya dipakai untuk sesamamu di dunia, di dalam berbakti, di dalam
menginjili, di dalam diakonia, di dalam kesulitan dan di dalam segala
pekerjaan yang membawa manusia kembali kepada kebenaran. Tuhan tidak
memerlukan uang persembahanmu dan persembahanku untuk menyambung
hidup-Nya. Tidak! Lalu mengapa Tuhan memberikan kepada kita kesempatan
untuk mempesembahkan sesuatu? Itu untuk menguji sejauh mana ketaatanmu
kepada-Nya. Itu adalah kesempatan, di mana kita boleh belajar seperti
Yesus Kristus, menjadi anak Allah yang taat.
Dalam kitab Samuel dikatakan, ketaatan lebih indah dari persembahan.
Kau mempersembahkan segala sesuatu lalu memberontak, lalu melawan
Tuhan, Tuhan akan menanyakan kepadamu, ‘Apakah engkau mengira Aku
memerlukan uangmu? Yang Aku tuntut daripadamu adalah hidup taat.
Jalankan kehendak-Ku, sesudah itu baru memberikan pesembahan kepada-Ku.’
Puji Tuhan, Yesus menjadi contoh ketaatan!
Itu sebabnya Ibrani 5:7-8 mengatakan,
‘Meskipun Dia adalah anak, Dia telah mempelajari ketaatan melalui
penderitaan supaya menjadi sempurna dan akhirnya boleh menjadi sumber
keselamatan bagi segala bangsa yang taat kepada Dia.’ Our obedience in Jesus Christ is our obedience to the Lord, through Jesus’ obedience to His Father-Ketaatan kita
kepada Yesus Kristus adalah ketaatan kita kepada Allah Bapa melalui
ketaatan Kristus yang menjadi contoh. Dia adalah sumber dan dasar
ketaatan. Dia adalah pangkalan dan fondasi ketaatan. Dia adalah segala
ketaatan kita terhadap Dia. Ketaatan kita hanya diakui dan diterima oleh
Allah Bapa, melalui ketaatan Anak-Nya yang tunggal. Yesus Kristus
sebagai Anak Sulung yang membawa kita untuk menerima hak menjadi anak
karena ketaatan kepada Dia. Inilah butir yang keempat.
Butir kelima, Yesus dilahirkan dengan mempersiapkan
diri untuk dibuang, untuk diejek, ditolak, untuk tidak diterima dengan
baik, untuk dilupakan dan untuk dilawan oleh orang. Sedikit bukan, orang
melahirkan anak dan membiarkan anaknya boleh diejek, ditolak, difitnah,
diumpat, dikritik dan dilawan oleh banyak orang seperti Yesus Kristus?
Pada waktu Yesus masih kecil, kira-kira berumur 11 tahun, terjadi satu
hal di kota asal-Nya, yaitu Nazaret. Kota Nazaret, karena melawan Kaisar
Roma, mengakibatkan lebih dari 100 orang digantung di kayu salib. Di
pinggir jalan sepanjang Nazaret, orang-orang itu ditancapkan seperti
tiang lampu, satu orang demi satu disalibkan. Bayangkan bagaimana
Yesus berumur 11 tahun, masih kecil, berjalan-jalan dengan
kawan-kawan-Nya. Di tengah-tengah jalan Dia melihat banyak kayu salib
yang dipancangkan di situ. Dia menemukan arti itulah orang yang dipaku
di atas kayu salib. Untuk pertama kalinya suatu fakta yang begitu riil,
begitu kejam, begitu mengerikan, masuk ke dalam impression Yesus Kristus
sebagai kanak-kanak. Dan Dia berkata, ‘Memang Aku datang untuk
menjalankan kehendak Tuhan Allah.’
Di SAAT (Seminari Alkitab Asia
Tenggara), ada sebuah ukiran yang melukiskan Yesus sebelum disalib, dua
perampok sudah berada di atas, dan Yesus belum dipaku. Dia sedang
berdiri, salib sudah ditaruh di tempat tersebut dan orangyang membawa
palu sudah berada di dekat situ. Detik terakhir Yesus menengadah ke atas
langit dan ada cahaya yang
datang dari langit kepada Dia. Dia membuka mulut-Nya seolah-olah
berkata, ‘Ya Bapa, Aku datang untuk menjalankan kehendak-Mu.’ Lukisan
itu sangat mempengaruhi pelayanan saya.
Mudahkah menjalankan kehendak Tuhan?
Tidak mudah! Jikalau engkau mau menjalankan kehendak setan, itu mudah.
Jika engkau mau mentaati Tuhan, tidak mudah. Engkau harus bersiap.
Bersiap untuk apa? Untuk diejek orang, dibuang orang, dihina orang,
difitnah, diumpat orang. Pada waktu seseorang dalam kongres
internasional mengatakan, ‘Do you know who is the most criticized Christian in the world?
Siapakah yang paling banyak dikritik di seluruh dunia?’ Saya katakan:
‘I don’t know.’ Jawabnya adalah Billy Graham. Dia yang melayani Tuhan
begitu besar, tapi dikritik, dimaki, dihina, diejek sana-sini. Saya
bayangkan: mungkin kalau ada orang mempunyai banyak kawan, sekaligus
mempunyai banyak lawan. Tetapi pernahkah Billy Graham diejek seperti
Yesus Kristus? Tidak!
Yesus dipukul, dihina, dipasang mahkota
duri! Waktu masih muda, Dia diejek, ‘Ini anak haram. Mama-Nya tidak
malu, tidak malu, tidak menikah tapi sudah bersetubuh sampai
melahirkan-Nya.’ Kalimat-kalimat yang menusuk hati-Nya sejak kecil, Dia
tahu semuanya. Padahal itu adalah mujizat terbesar dalam dunia genetika,
yaitu Maria, anak dara yang tidak menikah, dinaungi oleh Roh Kudus
melahirkan Firman ke dalam dunia. Semua tusukan perkataan, hinaan,
fitnahan, ejekan diterima-Nya. Yesus, seumur hidup, selama 33½ tahun dan
detik-detik di kayu salib masih mendengar mereka berkata, ‘Turun! Turun
dari salib! Jikalau Allah adalah Bapa-Mu, Dia akan menyelamatkan
Engkau. Hai Tabib, Engkau bisa menyembuhkan orang lain, tapi tidak bisa
menyembuhkan diri-Mu sendiri? Turun! Jika Kau turun, aku percaya
kepada-Mu!’ Yesus turun atau tidak? Tidak! Mengapa? Karena Dia tahu,
kalau Dia turun, hari ini engkau dan saya hanya menunggu masuk neraka.
Dia tidak boleh turun, Dia harus menjalankan kepahitan itu sampai
tuntas. Dia harus menghabisi setiap tetes kepahitan dari kemarahan Tuhan
yang dijatuhkan kepada orang berdosa. Padahal Dia yang tidak berdosa
telah dijadikan dosa. Karena engkau dan saya, Dia tidak turun. Yesus
menerimanya dan karena ini Dia dilahirkan untuk menderita. Ini adalah
butir yang kelima.
Butir keenam, Yesus
dilahirkan untuk diadili secara tidak adil. Waktu Yesus berada di dalam
dunia, Dia berada dalam posisi orang berdosa. Padahal Dia tidak berdosa.
Kalau kita masuk ke dalam kamar Intensive Care Unit (ICU), biasanya
kita disuruh memakai pakaian rumah sakit, setelah itu baru masuk. Waktu
saya masuk ruangan ICU, mendoakan orang sakit, dan memakai pakaian rumah
sakit, setelah itu baru masuk. Waktu saya masuk ruangan ICU, mendoakan
orang sakit, dan memakai pakaian itu saya merasa tidak enak sekali. Saya
rasa tidak sakit, dan ini bukan bajuku. Demikian juga kalau kita masuk
ke dalam penjara, disuruh membuka jas dan memakai baju penjara baru
boleh berkhotbah. Waktu saya memakai baju penjara, saya masuk dan semua
orang melihat saya. Stephen Tong masuk penjara. Saya katakan, ‘Saya
tidak masuk penjara yah, ini cuma mau berkhotbah, maka disuruh
memakainya, nanti dicopot lagi.’ Itulah perasaan Yesus Kristus. Waktu
Yesus turun ke dalam dunia bersalut dengan daging. Dia bersalutkan
daging dari orang berdosa. Padahal Dia tidak berdosa. Ini tidak adilnya.
Yang tidak berdosa bersalut dengan daging, berpeta teladan orang
berdosa. Ini dicatat dalam Roma 8:3.
Dalam Filipi 2 ada istilah ‘Peta Teladan
Budak’, juga ada istilah ‘Peta Teladan Allah’, dan di dalam Roma 8:3
‘Peta Teladan Berdosa’. Yesus Kristus adalah peta teladan Allah yang
asli, di mana kita semua dicopy dari Dia, sehingga kita menurut Peta
Teladan Allah. Tetapi yang asli telah datang ke dalam dunia memakai peta
teladan budak dan peta teladan dosa. Sewaktu saya membaca Roma 8:3,
Filipi 2:5-7, saya ingin menangis, karena Dia yang tidak berdosa harus
berpeta teladan seperti itu mengganti engkau dan saya, supaya suatu hari
nanti kita boleh melepaskan peta teladan orang berdosa dan peta teladan
budak, lalu boleh mendapatkan kebebasan, kemerdekaan peta teladan
Allah. Inilah butir keenam. Dia diadili. Selama 24 jam, Dia diadili 6
kali oleh 4 macam manusia. Yang pertama, Herodes, mewakili politik yang tidak beres. Kedua, Pilatus, mewakili korupsi antara hukum dan politik. Ketiga, diadili oleh orang Yahudi yang mewakili massa yang buta. Keempat, Dia diadili oleh imam besar yang mewakili agama yang munafik.
Yesus, di dalam 24 jam itu, sepanjang malam setelah keluar dari tempat
perjamuan suci menuju Getsemani, setelah berdoa 3 kali, Dia meneteskan
keringat seperti darah, ‘O Bapa, singkarkan cawan ini daripada-Ku.’
Sesudah itu Ia mengatakan, ‘Kehendak-Mu yang jadi, bukan kehendak-Ku.’
Lalu Yesus dibawa, sepanjang malam 6 kali diadili dan Dia tidak
mengeluarkan satu kalimat pun membela diri. Satu kalimat pun tidak
keluar dari mulut Yesus untuk membela diri. Dia diam, menyerahkan diri
di hadapan Allah yang Mahaadil. Biar diejek, dipukul, ditolak, dihakimi,
dihina, namun Dia tinggal diam.
Sampai pada kesempatan-Nya, Dia baru
berbicara. ‘Apakah Kau Anak Allah?’ Dia menjawab, ‘Ya.’ ‘Apakah Kau raja
orang Yahudi?’ ‘Ya.’ Yesus tidak boleh tidak mengatakan ‘Ya’ pada
saat-saat itu. Jikalau Yesus menyangkal, berarti seluruh ajaran-Nya
selama 3 tahun itu adalah omong kosong. Yesus, pada saat paling krisis,
harus mempertahankan kebenaran yang tidak tergoncangkan. Memang Saya
Anak Allah. Memang Saya Kristus. Memang Saya dilahirkan sebagai raja.
Dia menjawab pemimpin-pemimpin agama, pemimpin-pemimpin politik, dengan
kalimat yang tegas. Dan hal itulah yang mengakibatkan Dia harus mati,
tapi Dia sudah bersedia karena memang Dia dilahirkan untuk diadili.
Terakhir, Yesus dilahirkan untuk dikorbankan di atas kayu salib.
Dilahirkan untuk dipaku di atas Golgota. Dilahirkan untuk mati. Kita
semua yang pernah menjadi ayah dan ibu, mengetahui bagaimana bersukacita
mendapatkan anak,bukan? Pada waktu anak itu lahir, apa perasaanmu? Oh,
semua orang yang pertama kali menjadi ayah mempunyai perasaan, ‘Saya
menjadi papa, loh!’ Hati menjadi sangat senang. Siapa yang pada saat
memperoleh anak mengatakan, ‘Anak kalau sudah dilahirkan, besok akan
mati.’ Di hari pertama tentunya tidak yang berbicara seperti ini, bukan?
Hanya ada satu yang dilahirkan pasti mati dan matinya bukan karena dosa
sendiri. Mati karena orang lain. Siapakah? Yesus Kristus.
Mari kita merenungkan kembali malam
pertama Natal. Perasaan-perasaan di surga, ada 2 macam. Satu macam
perasaan adalah perasaan Sang Bapa dan Roh Kudus, Oknum Pertama dan
ketiga Allah Tritunggal. Mereka melihat Oknum Kedua turun ke dalam dunia
dan dengan segala keadaan yang serius menunggu bagaimana manusia
menyambut Yesus Kristus. Dia tidak diterima di hotel yang indah, Dia
tidak diterima di dalam istana, tetapi Dia diterima di kandang binatang.
Pada waktu hari Natal, kita melihat kandang binatang di sini, coba
lihat, bagus…bersih…baunya juga enak. Tapi waktu Yesus lahir bukan di
tempat seperti ini! Ini cuma modelnya. Ada orang membuat baju gembala
bagus sekali. Saya kira itu tidak benar. Meski membuat baju gembala
seperti pengemis karena gembala-gembala waktu itu memang miskin.
Sekarang kita memperindah semuanya, pohon Natal indah, semua indah. Ini
semua omong kosong!
Waktu Yesus lahir, betul-betul berada di
tempat binatang, bau, kotor. Kalau pada hari pertama Yesus lahir,
engkau berada di kandang, pasti engkau lari. Apalagi yang suka pakai
parfum. Engkau menjadi orang ‘Kristen parfum’, mau pikul salib? Saya
tidak percaya engkau bisa memikul salib. Engkau omong kosong. Itulah
poin terakhir, Dia dilahirkan untuk mati. Yesus Kristus dilahirkan untuk
menderita.
Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
Buletin MOMENTUM No. 45 – Desember 2000
Sumber : http://www.nusahati.com/2011/12/dilahirkan-untuk-menderita/