Pada
sebuah acara motivasi dan pengembangan diri, sang motivator meminta
para peserta seminar yang menggunakan jam tangan analog untuk maju ke
depan podium. Lima peserta maju dan diminta untuk meletakkan pergelangan
tangan di belakang tubuh, agar jam tangan mereka tidak terlihat. - See
more at:
http://www.nusahati.com/2013/12/mulai-dari-hal-kecil/#sthash.yH0H5zlJ.dpuf
Pada sebuah acara motivasi dan pengembangan diri, sang motivator meminta para peserta seminar yang menggunakan jam tangan analog untuk maju ke depan podium. Lima peserta maju dan diminta untuk meletakkan pergelangan tangan di belakang tubuh, agar jam tangan mereka tidak terlihat.
Setelah memastikan bahwa jam tangan itu tak terlihat, sang motivator menanyakan pada masing-masing peserta berapa usia dan harga jam tangan mereka. Hampir semua pemilik jam tangan ingat berapa usia dan harga mereka, hampir semua jam tangan yang dimiliki telah berusia lebih dari satu tahun. Sang motivator lalu tersenyum dan menanyakan pertanyaan kedua.
“Kalau Anda semua ingat berapa usia dan harga jam tangan tersebut,
sekarang coba Anda ingat, berapa kali Anda melihat jam tangan itu setiap
hari?”
Semua peserta yang maju mengatakan bahwa
mereka sangat sering melihat waktu pada jam tangan itu. Hampir setiap
satu jam sekali mereka melihat, bahkan bisa beberapa menit sekali jika
mereka sedang menunggu kedatangan seseorang atau bosan. Lalu sang
motivator mengatakan,
“Jika sudah memiliki jam tangan ini
dalam waktu yang lama, sering memakainya bahkan sering melihat waktu
pada jam tangan Anda, ingat juga dengan harganya, sekarang silahkan Anda
ingat, tangan tetap di belakang ya! Apakah penanda waktu pada jam
tangan Anda memakai angka Arab (1, 2, 3, dst) atau angka Romawi (I, II,
III, dst)?”
Para peserta tampak kebingungan dan
berpikir keras untuk mengingat apakah penanda waktu pada jam tangan
mereka memakai angka Arab atau Romawi. Satu persatu dari mereka menjawab
dengan tidak yakin, ada yang memakai angka Arab, ada juga yang memakai
angka romawi. Setelah menjawab, sang motivator meminta para peserta
melihat jam tangan mereka untuk memastikan apakah tebakan mereka benar
atau salah.
Ternyata… hampir semua peserta salah
menebak penanda waktu pada jam tangan mereka, hanya satu yang benar.
Bahkan ada peserta yang menjawab bahwa penanda jam tangannya memakai
angka Romawi, padahal jam tangan miliknya hanya memakai penanda strip ( –
). Sang motivator lalu tertawa renyah dan berbicara dengan nada ramah,
“Loh, bagaimana ini, ingat harga jam
tangan tapi kok hampir semua nggak ada yang ingat angka penanda waktu
jam tangan sendiri. Padahal jika dalam sehari Anda semua melihat jam
tangan itu sepuluh kali saja, sudah berapa ribu kali Anda melihat
penanda waktu pada jam tangan Anda, tetapi hal kecil ini justru luput
dari pandangan Anda. Yang Anda ingat justru hal besar, harganya saja,”
Sahabat, percobaan kecil ini menjadi
tanda bahwa mayoritas dari kita seringkali meremehkan dan meluputkan
hal-hal kecil yang sebenarnya justru membantu kita setiap hari. Kita
lebih sering berterima kasih pada orang asing yang membawakan kantong
belanja kita yang berat, tetapi sudahkah kita berterima kasih pada
keluarga yang justru selalu membantu apapun yang kita butuhkan? Mulai
dari hal yang kecil seperti mengingatkan waktu makan hingga bantuan tak
ternilai lainnya. Kita seringkali meluputkan hal ini dari pandangan
mata, padahal kita menerimanya hampir sepanjang hidup kita. Kita harus
belajar lebih memerhatikan hal-hal kecil yang sangat berguna tetapi
luput dari rasa terima kasih dan syukur kita.
Sumber: http://www.nusahati.com/2013/12/mulai-dari-hal-kecil/#sthash.yH0H5zlJ.dpuf
Sumber: http://www.nusahati.com/2013/12/mulai-dari-hal-kecil/#sthash.yH0H5zlJ.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar