Pdt. Dr. Stephen Tong |
Di dalam Alkitab kita melihat bahwa karunia-karunia Roh Kudus itu
diberikan setelah Kristus kembali kepada Bapa. Sebelum Kristus kembali
kepada Bapa, belum pernah Roh Kudus diberikan kepada seseorang untuk
selama-lamanya.
Roh Kudus sendiri adalah Karunia di atas
semua karunia. Sesudah Roh Kudus diberikan kepada Gereja, maka Roh
Kudus sekarang memberikan karunia-karunia Roh Kudus kepada Gereja atau
orang-orang Kristen. Di dalam memikirkan karunia Roh Kudus ini, maka
saya akan membaginya ke dalam dua bagian, yaitu : (1) Karunia jabatan, dan (2) Karunia pelayanan.
Jika kita menghitung dengan teliti, kita
akan menemukan 19 macam karunia yang dinyatakan oleh Alkitab. Karunia
jabatan, diberikan kepada setiap orang secara berbeda, dan setiap orang
percaya bisa mendapatkannya. Demikian pula karunia-karunia untuk
pelayanan, diberikan kepada setiap orang seturut kehendak Roh Kudus.
Tetapi tidak ada seorang pun yang berhak untuk memaksakan kehendaknya.
KARUNIA JABATAN
Karunia jabatan adalah
karunia yang dianugerahkan oleh Roh Kudus kepada orang-orang tertentu
untuk menjabat suatu jabatan tertentu. Seseorang diberi kekuatan khusus,
sehingga berbeda dalam status dan keadaan dengan orang lain pada
umumnya. Itulah karunia jabatan. Karunia jabatan yang paling jelas
dicatat di dalam Alkitab terdapat dalam Efesus 4:1-dst.
Kata “Ia memberikan….” lebih tepat
diterjemahkan “Ia mengaruniakan…” dan di dalamnya terdapat 5 (lima)
jabatan khusus yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia, yaitu: rasul,
nabi, penginjil, pendeta dan guru-guru. Ini merupakan karunia khusus
dari Allah kepada manusia.
Dalam salah satu bukunya, Watchman Nee telah salah menafsirkan ayat ini, paling tidak terdapat dua macam kesalahan, yaitu:
- Penjelasan “menawan kembali yang sudah ditawan” (ayat 10), ia langsung memakai terjemahan bahasa Mandarin yang kurang tepat penerjemahannya: “menawan musuh”. Ini adalah pengertian yang kurang benar.
- Ia mengatakan bahwa di dalam ayat 11 hanya terdapat 4 jabatan, karena guru dan pendeta dijadikan satu. Akibatnya, ia tidak setuju ada gembala atau pendeta di dalam Gereja, sehingga dengan sendirinya ia menolak penahbisan pendeta. Ia menganggap itu adalah profesi yang diciptakan oleh manusia hanya untuk membanggakan diri. Tetapi jelas sekali di dalam ayat itu diungkapkan lima jabatan, bukan empat jabatan.
Dalam hal ini, saya tetap melihat lima
jabatan. Inilah yang saya sebut sebagai Karunia jabatan. Karunia jabatan
ini tidak diberikan kepada semua orang Kristen. Hanya sebagian orang
tertentu dan khususnya beberapa orang tertentu yang menerima jabatan
pertama dan kedua (rasul dan nabi).
a. Jabatan Khusus Nabi dan Rasul
Alkitab berkata, bahwa Kristus sudah
turun dan kemudian naik ke sorga. Jika Kristus tidak naik, Roh Kudus
tidak turun. Jika Roh Kudus turun, Ia akan memberikan kekuatan kepadamu
untuk memberitakan Injil, lalu mendirikan Gereja, menggembalakan mereka
dan mengajarkan firman. Semua itu harus didirikan di atas dasar rasul
dan nabi.
Secara kronologis, nabi ada terlebih
dahulu dari rasul; tetapi secara jabatan dan sebagai karunia, rasul
selalu di depan nabi (band. Efesus 2:20). Yohanes Calvin pada usia
mudanya pernah melakukan kesalahan dengan menganggap bahwa ketiga
jabatan yang pertama sudah tidak ada, sehingga tinggal gembala dan guru
saja. Itu sebab banyak Gereja Protestan kebanyakan hanya menghasilkan
pendeta dan guru-guru teologi yang baik, tetapi jarang menghasilkan
pemberita-pemberita Injil yang kuat. Gereja-gereja Calvinis, seperti
GPIB, GMIST, GMIT, GKI menghasilkan sedikit penginjil yang mempunyai
kontribusi yang besar. Tetapi mereka mempunyai banyak pendeta dan teolog
besar. Hampir tidak ada teolog-teolog besar yang keluar dari
Gereja-gereja Pantekosta dan Kharismatik. Orang-orang Pantekosta dan
Kharismatik tidak terlalu banyak mengerti teologi dan tidak pernah
menghasilkan buku Sistematika Teologi yang bernilai di sepanjang sejarah
sampai hari ini. Tetapi mereka sering menghasilkan penginjil-penginjil
yang kuat. Lalu, adakah pendeta-pendeta dari aliran mereka yang
betul-betul mengajar teologi dengan baik sekali? Ada, sekalipun sangat
sedikit, misalnya Gordon Fee. Ia mempunyai penafsiran Alkitab yang
sangat baik, tetapi orang-orang seperti Dia sangat sedikit jumlahnya.
Tetapi kita juga akan sulit sekali menemukan penginjil-penginjil besar
di dalam aliran Protestan. Ini merupakan kesalahan Calvin. Ketika Calvin
mulai tua, ia sadar sekali akan kesalahan ini, sehingga ia sangat
memberikan tekanan di dalam hal ini, namun sudah terlambat.
Seorang Injili bukan orang yang hanya
menyetujui akan Injil dan penginjilan, tetapi ia juga harus mampu,
berani dan bergiat membawa orang lain menjadi Kristen. Orang Injili
adalah orang-orang yang memberitakan Injil kepada orang lain,
memberitakan Kristus yang mati dan bangkit bagi orang lain. Orang Injili
adalah orang yang menginjili di dalam tindakan dan memberitakan Injil
di dalam khotbah-khotbahnya, menginjili dengan mengabarkan Injil kepada
orang lain dan berjalan dalam pimpinan Roh Kudus. Tanpa itu, ia bukan
orang Injili.
Orang yang belum menginjili orang lain,
sehingga orang lain yang bukan Kristen menjadi Kristen, belum layak
disebut sebagai orang Injili. Orang yang mengaku Injili, tapi tidak
memberitakan Injil, melainkan karena takut melawan Injil, bukanlah orang
Injili. Kalau itu hanya untuk membedakan dengan orang yang tidak
percaya Injil, maka ia tidak dapat disebut Injili; orang tersebut belum
dapat digolongkan sebagai kaum Injili. Roh Kudus turun bukan supaya
orang menyetujui Injil, tetap agar orang bersaksi memberitakan Injil.
Roh Kudus diberikan untuk mendorong,
menguatkan dan menolong kita memberitakan Injil. Itu sebab, ketika saya
menetapkan gerakan ini sebagai Gerakan Reformed Injili, saya sadar perlu
menambahkan istilah Injili dibelakang teologi Reformed. Teologi
Reformed saja tidak cukup, perlu kekuatan, keberanian, aksi dan tindakan
konkrit memberitakan Injil. Kalau tidak, gerakan ini belum sukses. Saya
berharap di dalam 10 tahun pertama gerakan ini, saya dapat melihat
siapa yang harus meneruskan gerakan ini, yang sungguh-sungguh berteologi
Reformed dan betul-betul giat memberitakan Injil.
Kita tidak menyetujui apa yang diungkap
oleh Watchman Nee bahwa semua jabatan itu tetap ada sampai sekarang.
Kita juga tidak menyetujui pandangan Calvin ketika masih muda, yaitu
tinggal dua jabatan yang masih ada. Kita melihat bahwa ada dua jabatan
yang tidak dilanjutkan lagi, dan tiga jabatan masih berlangsung terus
hingga sekarang. Jabatan rasul dan nabi berhenti dan tidak ada lagi
setelah Kitab Suci genap diwahyukan.
Rasul adalah orang yang diutus Allah (Yunani: apostolos; Inggris: messenger). Nabi adalah penyambung lidah Allah yang membawa perkataan Allah kepada dunia (Inggris: The spokesman of God).
Rasul adalah orang yang diutus untuk menulis Kitab Suci Perjanjian
Baru, nabi adalah orang yang disuruh Tuhan untuk menulis Kitab Suci
Perjanjian Lama. Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama merupakan kesatuan
yang membentuk Kitab Suci. Status dan kepercayaan di mana kita berada,
berdiri di atas Kitab Suci yang menjadi pondasi untuk mendirikan Gereja.
Dalam Efesus 2:20 ditegaskan bahwa Gereja didirikan di atas dasar para
rasul dan para nabi, di mana Kristus adalah batu penjurunya. Prinsip ini
tidak boleh diubah di sepanjang sejarah. Tidak ada lagi nabi modern
atau rasul modern. Itu alasan kekristenan tidak dapat menerima Ellen
White (pendiri Adventisme) atau Joseph Smith (pendiri Mormon), atau
Russel dan Rutherford (pendiri Saksi Yehovah), karena mereka mengaku
mendapatkan “wahyu yang baru”.
Joseph Smith mengatakan bahwa dulu
Paulus dipanggil setelah Yesus naik ke sorga dan selama 1.000 tahun
kemudian Yesus memanggil lagi satu orang untuk mengisi kebutuhan zaman,
yaitu Joseph Smith. Itu berarti, ketika Yesus berada di dunia, Ia
memanggil 12 orang, setelah naik ke sorga, Ia memanggil Paulus, lalu
tidur 1.800 tahun, dan kemudian memanggil Joseph Smith. Dia
menyetarakan buku Mormon dengan Kitab Suci. Kita tidak dapat menerima
pandangan seperti ini, karena Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru sudah menjadi kesatuan yang sempurna, yang tidak perlu ditambah
lagi.
Ellen White, Russell dan Rutherford dari
Saksi Yehovah mengira mendapatkan wahyu baru. Demikian juga orang-orang
seperti Kenneth Hagin, Cho Yonggi, Benny Hinn, dsbnya, meskipun tidak
ditulis dalam bentuk buku. Mereka mengatakan, “Allah berkata kepada
saya…” dst. Itu adalah hal yang mirip dengan rhema theon. Kita
perlu menegaskan konsep Alkitab bahwa tidak ada wahyu baru. Karena
wahyu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sudah lengkap, maka tidak ada
lagi rasul dan nabi.
Suatu kali, seorang bintang film
terkenal di Hongkong bertobat. Lalu ia menjadi “bintang baru di dalam
Gereja”. Gereja-gereja berebut mengundang dia untuk bersaksi, karena di
mana dia berada, Gereja menjadi penuh. Ia mulai berani berkhotbah ke
sana-sini. Akhirnya ia menulis buku “Wahyu Allah kepadaku, Penerima
Wahyu…(namanya).” Ketika mengetahui dan membacanya, saya adalah orang
pertama yang mengatakan bahwa ia telah menjadi bidat. Banyak Gereja di
Indonesia dan luar negeri yang menyerang saya karena pernyataan itu.
Dalam bukunya diungkapkan seolah-olah Tuhan memberitahu kapan akan
terjadi sesuatu, namun dalam semua pengungkapannya banyak hal yang
saling bertentangan. Orang biasa tidak sadar adanya faktor perusak
sendiri, ‘self-defeating factor’ yang ada dalam tulisan itu.
Tetapi jika kita mematuhkan pikiran kita kepada pikiran Allah, pasti
kita dapat melihat bagitu banyak hal yang tidak beres di dalamnya,
terlalu banyak pemalsuan.
Tetapi, apakah Allah tidak mengutus
orang untuk melaksanakan tugas mereka saat ini? Ada. Kalau demikian,
apakah mereka juga rasul? Hanya secara fungsi, tetapi tidak secara jabatan. Secara jabatan sudah tidak ada rasul lagi, tetapi secara fungsi tetap ada sampai saat ini.
Sampai dunia kiamat, fungsi rasul,
fungsi utusan Allah seperti ini masih ada, tetapi jabatan rasul sudah
tidak ada lagi. Saya percaya di setiap zaman ada banyak orang yang masih
diutus Tuhan di dunia ini, mungkin sebagai penginjil, mungkin sebagai
pendeta, mungkin sebagai guru atau pengajar. Tuhan ingin memakai Saudara
untuk menjadi orang yang menegakkan dan memberitakan doktrin yang baik.
Jikalau Tuhan memanggil Saudara dan
mengutus Saudara, jangan Saudara mengeraskan hati dan menolak panggilan
tersebut. Disetiap zaman, utusan itu masih terus ada, sehingga fungsi
rasul tidak berhenti. Tetapi orang yang diutus oleh Tuhan setelah Kitab
Suci selesai ditulis, tidak boleh menyebut diri sebagai rasul. Demikian
pula fungsi nabi masih ada, yaitu di setiap zaman masih ada orang-orang
yang mewakili Tuhan berbicara firman kepada manusia di zamannya, tetapi
fungsi itu tidak menjadikan mereka berjabatan seperti itu.
Di dalam fungsi sebagai nabi, ada dua hal yang bersangkut paut dengan fungsi itu:- Pelayanan ini adalah pelayanan dengan memakai bahasa atau kata-kata, yaitu “pelayanan kata” atau “pelayanan firman” (ministry of words). Baik rasul maupun nabi dipilih dan ditetapkan, diurapi oleh Roh Kudus untuk menjadi pelayan-pelayan perkataan. Khususnya, ketika nabi berkata mewakili Tuhan, maka hal-hal ini harus jelas: (1) Mereka berkata-kata berdasarkan wahyu. Istilah “mewahyukan” menunjukkan bahwa Alkitab belum selesai dibuat. (2) Setelah Kitab Suci ditulis, maka pembicaraan harus berdasarkan wahyu. Kata-kata itu harus menurut wahyu. Baik di dalam butir pertama dan kedua, pembicara harus memakai dirinya secara pasif, menerima wahyu, sehingga paling jauh mereka hanya dapat berkata: “Demikianlah Allah berkata….” Atau “Demikianlah Alkitab berkata….”. Mereka tidak boleh mengatakan: “Sayalah Allah….” Atau “Saya Yesus….”. Hal ini merupakan perbedaan yang sangat besar. Hal ini menyangkut jabatan dan fungsi nabi. Kalau orang mengaku nabi, lalu mengatakan: “Saya Yesus….” Atau “Saya adalah Allah, saya mengutus engkau….” Maka Saudara harus menengking dan mengusir setan dalam orang itu. Jangan menerima dan menganggap itu dari Allah. “Kata” atau “Firman” atau “Word” adalah Kristus sendiri. Kristus yang menjadi daging, hanya Dia saja yang boleh memakai kata ganti orang pertama (“Aku” atau “Saya”) di dalam dunia ini. Yesaya, seorang nabi yang begitu besar, tetap tidak boleh mengatakan “Sayalah Allah…” Demikian pula Yeremia atau Daniel atau siapa pun juga, karena mereka hanya menerima wahyu saja. Mereka paling jauh hanya boleh berkata: “Demikianlah firman Yehovah…” Tidak ada pengurapan Roh Kudus atau Baptisan Roh Kudus atau Kepenuhan Roh Kudus yang mengakibatkan seseorang yang diurapi berkata, “Saya Yesus, saya diutus Allah bapa, dan saya akan datang kembali.” Di tahun 1967, saya bergumul dan melawan arus-arus liar seperti itu di Indonesia, tetapi sampai sekarang begitu banyak orang Kristen yang masih tidak sadar dan ditipu oleh mereka. Kadang-kadang roh-roh seperti itu memakai anak-anak kecil atau remaja, lalu mereka berkata:“Tuhan berkata….” Lalu mereka langsung berkata-kata. Terkadang mereka langsung berkata: “Saya adalah Tuhanmu…” Lalu Saudara berkata, “Wah hebat sekali, umur sedemikian kecil sudah bisa berkhotbah” dan menganggap Roh Kudus ada di dalam dia. Saya tegaskan bahwa itu adalah penipuan setan, karena tidak pernah terjadi pada semua rasul, termasuk Petrus, Paulus, Yohanes, yang menulis Kitab Suci, berani berkata, “Saya adalah Allah” kecuali satu-satunya yang berhak berkata seperti itu, yaitu: Yesus Kristrus sendiri. Firman yang menjadi daging.
- Semua nubuat mempunyai tiga lingkaran yang besar, yaitu: (1) bernubuat tentang Kristus yang akan datang, (2) bernubuat tentang nasib bangsa-bangsa di bawah penghakiman Allah, dan (3) bernubuat mengenai apa yang akan terjadi pada waktu yang sangat singkat. Tiga kategori ini merupakan kategori-kategori yang penting. Ketika nabi Yesaya, Yeremia, Daniel atau nabi-nabi lain berfirman dan bernubuat sebagai nabi, mereka selalu bernubuat di dalam ketiga kategori ini.
Pertama, misalnya Yesus akan
lahir di Bethlehem (Mikha 5:2); Yesus akan dikuburkan di tempat orang
kaya (Yesaya 53); Kedua kaki dan tangan-Nya akan dilukai (Mazmur 22),
dsbnya. Para nabi memberikan data yang sangat jelas tentang diri Yesus.
Mereka diberikan wahyu oleh Roh Kudus, sehingga mereka dapat melihat
dengan tepat apa yang akan terjadi dan menuliskan dengan sangat tepat
kategori yang pertama. Tentang kategori yang pertama ini masih dapat
dibagi ke dalam dua bagian lagi, yaitu: kedatangan yang pertama dan
kedatangan yang kedua. Kedatangan yang pertama merupakan inkarnasi “incarnation”, yaitu penggenapan rencana keselamatan bagi manusia; dan kedatangan kedua merupakan penyempurnaan “consummation”,
yaitu penggenapan penghakiman dan penyempurnaan orang pilihan. Semua
ini merupakan keseluruhan rencana Allah yang sempurna, sehingga dunia
ini dan Gereja Tuhan akan digenapkan di titik omega, lalu masuk ke dalam
kekekalan.
Nabi-nabi yang menjelaskan dan
menubuatkan Kristus, baik kedatangan pertama dan kedua, selalu semakin
kurang jelas apabila waktunya semakin jauh dari waktu terjadinya
peristiwa yang dinubuatkan tersebut. Ketika nabi bernubuat tentang
kedatangan Tuhan Yesus di Bethlehem, banyak orang yang tidak mau peduli
dan hanya memperhatikan hal-hal duniawi saja. Inilah orang berdosa.
Tetapi ada orang yang ketika mendengar berita dari para nabi langsung
merespon dan mereka berdoa, menantikan kedatangan Messias itu. Inilah
orang-orang pilihan.
Nabi-nabi juga menubuatkan bahwa Yesus
akan datang untuk yang kedua kalinya di dalam dua ayat: Yesaya 9:5-6.
Ada lima julukan atau atribut yang sangat luar biasa diberikan kepada
“Anak” yang akan lahir itu. Lalu ditegaskan di dalam ayat 6 bahwa kuasa
politik akan berada dibawah kaki-Nya. Julukan-julukan atau atribut yang
diberikan kepada Yesus didalam ayat-ayat ini menunjuk bukan pada
kedatangan pertama Yesus, bahkan kuasa politik yang berada di tangan
Tuhan Yesus bukan terjadi pada kedatangan pertama. Semua ini menunjuk
kepada kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Jadi disini Yesaya
menggabungkan “dua gunung” menjadi satu, yaitu kedatangan pertama dan
kedatangan kedua. Namun bagi Gereja, di mana Yesus sudah datang pertama
kali, semakin jelas terpisahnya antara kedatangan Yesus pertama dan
kedua. Yang pertama sudah lewat, yang kedua belum datang. Maka sekarang,
jika kita mengatakan bahwa Yesus datang di Bethlehem, tidak lagi dapat
disebut sebagai nubuat, melainkan sejarah. Ketika saya mengatakan,”Yesus
akan datang lagi” itu nubuat, karena belum terjadi dan pasti akan
terjadi. Tetapi bukan karena saya yang mendapat wahyu, tetapi berdasarkan wahyu (yaitu Alkitab). Yang mendapatkan wahyu adalah orang yang berjabatan nabi dan rasul, tetapi yang berdasarkan wahyu adalah orang-orang yang berfungsi nabi, maka ia harus berkata-kata seturut dengan apa yang sudah diwahyukan oleh Roh Kudus di dalam Alkitab.
Seorang pendeta di Korea yang berani
mengatakan bahwa Yesus akan datang pada tanggal 22 Oktober 1992 adalah
nabi palsu. Begitu banyak yang mengira ia mendapatkan Roh Kudus. Orang
menganggap bahwa ia pasti memiliki Roh Kudus karena pendeta lain tidak
berani berkata seperti itu, sedangkan dia berani. Sebelum tiba hari H
itu, pendeta tersebut berhasil mengumpulkan dan memasukkan berjuta
dollar ke dalam rekening pribadinya di bank. Tetapi dia adalah nabi
palsu, karena ia bernubuat bukan berdasarkan wahyu.
Kedua, mereka juga menubuatkan
tentang nasib bangsa-bangsa. “Hai Babilonia….” Atau “Hai Niniwe….”Atau
“Hai Mesir…” dsb. Semua ini adalah nubuat-nubuat penting, karena
didalamnya terkandung berita bagaimana Allah juga berdaulat atas
bangsa-bangsa, di mana keadilan dan kasih Allah berlaku untuk segala
bangsa.
Ketiga, mereka juga menubuatkan
hal-hal yang sangat dekat, seperti: “Hai Ahab, esok anjing akan
menjilat darahmu.” Atau “Engkau akan bertemu seseorang dan jika
bertanya, engkau harus menjawab…” Semua ini adalah nubuat yang
berkenaan dengan hal yang dekat.
Dari ketiga kategori ini, yang
terpenting adalah yang pertama, tetapi yang paling menarik adalah yang
ketiga. Semua hal yang paling penting berkaitan dengan Kristus, karena
Kristus harus senantiasa diutamakan. Kedua, baru mengenal semua rencana
ilahi dan sifat keilahiannya, terakhir adalah hal yang paling sederhana
yang berkaitan dengan nasib perseorangan.
Saat ini, ketika seseorang mengatakan
“Yesus pasti akan datang kembali” tidak terlalu dipedulikan dan dianggap
tidak terlalu perlu diperhatikan. Tetapi jika ada pendeta yang
mengatakan “Jakarta dalam tiga bulan ini tidak akan turun hujan” atau
“Dalam waktu enam, bulan ini ada orang penting yang akan meninggal.”
Maka kalau benar terjadi pasti Gerejanya akan penuh, karena dianggap di
situ ada Roh Kudus. Saya menegaskan bahwa itu gejala yang salah. Semua
nubuat yang tidak terlalu penting telah sedemikian dipentingkan oleh
manusia, sebaliknya nubuat yang paling penting dianggap tidak penting
oleh manusia. Ini kesalahan fatal.
Jika Saudara tidak memperhatikan
prinsip-prinsip seperti ini, Saudara akan mudah ditipu oleh setan untuk
mementingkan hal-hal yang tidak penting, sehingga akhirnya Saudara akan
mengabaikan hal-hal yang memang betul-betul penting. Itu sebab, di dalam
gerakan-gerakan seperti ini, semua pemberitaan tentang Kristus telah
diselewengkan. Kelahiran, kematian, Kristus yang disalibkan, berkorban
dan menderita bagi penebusan dosa, tidak lagi ditekankan dengan benar.
Kalau memberitakan kemenangan Kristus, biasanya dikaitkan bahwa setan
membuat orang jadi miskin dan Kristus membuat kamu menjadi kaya; setan
membuat kamu menjadi sakit dan Kristus membuat kamu menjadi sehat. Semua
penekanan ini telah menyeleweng dari prinsip utama. Penekanan padahal
rohani di arahkan ke jasmani, dari kekekalan ke kesementaraan, dan dari
kelimpahan rohani menjadi kelimpahan jasmani. Akibatnya, setelah
gerakan ini, banyak orang yang katanya menjadi giat ke Gereja, giat
memberitakan Injil, padahal semua palsu. Yang diberitakan bukan Injil
dan mereka datang ke Gereja bukan untuk memikirkan firman Tuhan, tetap
semua hal yang bersifat duniawi. Mereka telah mencoret-coret Kristus
yang asli dan merobek-robek Alkitab yang sempurna dan menambahkan dengan
wahyu palsu. Semua itu sedang menggerogoti orang-orang yang mudah
diperdaya.
Di Nan Yang University, seorang anak
perempuan mengatakan bahwa ia sering mendapatkan wahyu Tuhan. Ia
mengatakan bahwa ia sering bernubuat dan nubuat itu seringkali begitu
tepat, sehingga orang-orang menjadi heran dan dia sendiri juga heran.
Saya katakan, bahwa saya tidak heran. Saya menegaskan beberapa prinsip
Alkitab kepada dia, yaitu: (1) tidak ada wahyu baru; (2) tidak mungkin
wahyu melawan Alkitab; (3) Alkitab tidak mungkin salah. Jika
berbenturan, pasti yang salah adalah gejala yang ada; (4) jika seseorang
menerima wahyu baru dan menjadikan orang itu tidak mementingkan
Alkitab, tetapi mementingkan wahyu baru itu, maka itu tanda bahwa setan
sedang memberi pengarahan untuk memindahkan orientasi orang itu dari
Tuhan. Maka saya mendoakan dia dengan sungguh-sungguh.
Tahun 1976 ada seorang pemuda berusia 16
tahun di Jakarta sering menubuatkan hari akan hujan atau tidak, dan
selalu tepat. Setelah selesai kebaktian yang saya pimpin, ibunya membawa
anak itu untuk mengetahui apakah yang dilakukan oleh anaknya itu dari
Roh Kudus atau bukan. Anak itu ganteng sekali dan banyak orang suka
mengikuti kebaktian yang dipimpinnya. Saya mulai menguji dan akhirnya
saya harus mengatakan, “Maaf, itu bukan dari Roh Tuhan, tetapi dari roh
setan yang menipu engkau.” Ia melihat saya dengan mata melotot dan
tidak menerima analisis saya, membuang muka lalu ia bernubuat: “Stephen
Tong dalam dua bulan akan mati tertabrak mobil, karena melawan Roh
Kudus.” Ia bernubuat di Jakarta dan didengar oleh banyak orang. Pada
tahun 1978 ketika sedang berkhotbah di Bogor, seseorang datang kepada
saya. Ia menanyakan mengapa saya masih hidup, belum mati. Ia mengatakan
bahwa ada orang bernubuat bahwa saya akan mati dan saya betul-betul
sudah mati kecelakaan kapal terbang. Saya jawab bahwa saya sendiri belum
tahu kalau saya sudah mati.
Setiap nubuat harus diuji. Roh
memerintahkan untuk kita menguji setiap Roh. Ketika kita melihat urutan
nabi dan rasul terbalik, hal itu bukan berdasarkan kronologi waktu,
tetapi karena rasul memang lebih penting dari nabi. 1). Nabi menubuatkan
tentang Yesus, tetapi rasul berjumpa langsung dan menyaksikan Yesus.
2). Rasul-rasul dipilih oleh Tuhan Yesus sendiri.
Rasul adalah kunci untuk mengerti nabi.
Setelah mendengarkan tafsiran dari rasul, kita baru mengetahui semua
yang dikatakan oleh para nabi tentang Yesus. Itulah beda antara orang
Yahudi dengan orang Kristen. Karena orang Kristen menerima ajaran rasul,
kiita sekaligus mengerti apa yang dikatakan oleh nabi. Sedangkan orang
Yahudi hanya mau menerima ajaran nabi dan tidak mau menerima rasul,
sehingga sampai sekarang mereka tidak mengenal Yesus dan terus berdoa
menantikan Yesus datang. Kasihan sekali. Sampai sekarang mereka
mempelajari ajaran nabi tetapi tidak menerima ajaran rasul, sehingga
mereka tetap tidak mengerti. Orang Kristen menerima rasul, sehingga kita
dapat menelusuri kembali dan mengetahui semua yang dikatakan tentang
Kristus telah diceritakan oleh para nabi. Alkitab mengatakan bahwa
Gereja didirikan di atas rasul dan nabi. Perjanjian Baru menjadi kunci
untuk mengerti Perjanjian Lama. Hal ini tidak berarti Perjanjian Baru
lebih tinggi derajatnya dari Perjanjian Lama, tetapi Perjanjian Baru
lebih penting untuk mengerti keseluruhan Kitab Suci. Orang yang mengerti
Perjanjian Lama dan tidak menerima ajaran rasul, tidak akan menerima
Perjanjian Baru. Orang yang menerima pelayanan rasul, ia akan sekaligus
mengerti pengajaran rasul dan nabi, sehingga mereka mengerti seluruh
Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Maka disini urutan di
mulai dari rasul, baru kemudian nabi.
b. Jabatan lainnya
Di urutan ketiga adalah penginjil.
Sesudah pelayanan rasul dan nabi, Gereja membutuhkan penginjil-penginjil
yang memberitakan Kristus agar orang yang bukan Kristen dapat mengenal
Kristus dan menjadi orang Kristen. Pelayanan penginjil sangat penting
untuk membawa orang kembali ke “kandang” Tuhan.
Siapakah yang lebih penting: pendeta
atau penginjil? Banyak Gereja saat ini memandang rendah tugas penginjil.
Penginjil diberi gaji kecil, dan setelah lama melayani baru dijadikan
pendeta dan diberi gaji yang lebih besar. Di dalam pikiran saya, saya
tidak pernah menganggap penginjil lebih rendah dibandingkan pendeta.
Mengapa? Karena seorang penginjil adalah orang yang langsung berada di front
terdepan melawan setan. Penginjil adalah orang yang berperang dengan
setan untuk membawa orang yang masih di dalam kegelapan kembali kepada
terang, dari setan kepada Yesus Kristus, dari kuasa Iblis dan kuasa dosa
kepada Kerajaan yang suci dari Anak Allah. Banyak orang mengira pendeta
lebih penting, penginjil tidak penting. Di sini, Alkitab langsung
meletakkan posisi penginjil setelah rasul dan nabi.
Setelah ada orang-orang yang menjadi
Kristen, mereka perlu digembalakan. Untuk itu perlu ada pendeta. Selain
digembalakan, mereka juga perlu ditumbuhkan. Untuk itu mereka perlu
terus diajar secara serius, maka perlu guru-guru atau pengajar-pengajar.
Kelima jabatan ini merupakan jabatan-jabatan penting di dalam
kekristenan, tetapi tidak setiap saat ada nabi dan rasul, sedangkan di
setiap zaman ada penginjil, pendeta dan pengajar-pengajar.
Yesus naik ke sorga dan memberikan
karunia-karunia jabatan ini kepada jemaat-Nya. Tetapi bukankah nabi
sudah ada sebelum Roh Kudus turun? Tidak! Dalam ayat ini, kita baru
menyadari hubungan antara rasul dan nabi. Nabi-nabi memang sudah
disediakan oleh Roh Kudus dan dikonfirmasikan pengertian jabatannya
setelah Roh Kudus turun.
1 Korintus 12:27-29 mengatakan, Kamu
semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan
Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai
rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka
yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan,
untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.
Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar?….”
Di dalam bagian ini, karunia jabatan dan
karunia pelayanan digabung menjadi satu. Di dalam uraian ini, karunia
sebagai penginjil dan pendeta tidak dicantumkan, karena mereka dikaitkan
di dalam posisi pengajar. Jika kita daftarkan, maka kita akan melihat
adanya tiga tingkatan:
Pertama, yang menyangkut dua
dasar dan satu penerus (rasul, nabi, dan pengajar). Semua perjalanan
kekristenan tidak boleh keluar dari dasar rasul dan nabi. Kedua dasar
ini tidak boleh tidak ada, karena inilah dasar yang mutlak dari iman
Kristen. Kemudian guru mengajar berdasarkan ajaran rasul dan nabi di
sepanjang sejarah.
Kedua adalah mujizat. Mengapa
penting? Apakah mujizat itu? Jika terjadi mujizat, tetapi kemudian
mujizat itu menjadikan orang tidak lagi mendengar khotbah, atau khotbah
dikurangi, itu bukan mujizat, tetapi penghujatan. Di dalam kategori atau
tingkatan kedua, mujizat, kesembuhan dan pelayanan, merupakan tingkat
kedua yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan rasul, nabi dan
pengajar.
Ketiga, tingkatan terendah
adalah pemimpin, seperti ketua majelis atau posisi-posisi kepemimpinan
Gereja. Di dalam kemajelisan, yang memimpin jemaat, berada di tempat
atau posisi yang tidak penting sekali. Inilah prinsip Alkitab. Jika kita
melihat Gereja saat ini, kita melihat keadaan yang sama sekali
terbalik. Yang paling penting adalah ketua majelis, karena ia yang
menentukan mau memanggil pendeta atau tidak. Kalau mau menggusur seorang
pendeta mudah sekali. Dengan tidak memberikan gaji yang cukup atau
tidak menaikkan gaji pendeta selama tiga tahun, maka pasti pendeta itu
pergi sendiri. Gereja sekarang sangat berlawanan dengan prinsip Alkitab.
Begitu banyak Gereja yang katanya berorganisasi beres, justru tidak
dapat bertumbuh karena tidak beres secara prinsip Alkitab.
Karunia bahasa Roh dan menafsir bahasa
Roh adalah yang paling akhir dan paling rendah di antara tingkatan
ketiga ini. Hari ini orang-orang yang berbahasa Roh jangan bangga,
karena ia berada di posisi yang sangat rendah, bahkan paling rendah dari
semua karunia yang ada. Sekarang ini justru karunia yang paling tidak
penting dianggap yang paling penting; sedangkan yang paling penting
justru dikaburkan. Jabatan yang paling tidak penting justru dianggap
yang paling penting. Justru firman Tuhan, hal yang terpenting dilupakan
dan disingkirkan. Kebenaran Alkitab dilupakan, prinsip-prinsip nabi dan
rasul dilupakan, tetapi yang dipentingkan justru yang dapat bernubuat
yang tidak penting; bahkan jabatan ketua majelis dianggap berkuasa
besar. Semua ini merupakan kenyataan yang sangat berbeda dari ajaran
Kitab Suci.
Sumber : www. nusahati.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar