Pdt. Dr. Stephen Tong |
Di dalam 1 Korintus 12: 4-7 dikatakan,
“Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan,
tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah
adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada
tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.”
Ini berarti setiap orang Kristen diberi karunia, tidak terkecuali. Karunia ini bukan karunia jabatan, tetapi karunia pelayanan, maka setiap orang harus melayani. Ketika seorang Kristen melayani, harus berdasarkan karunia yang ia dapat dari Tuhan, bukan berdasarkan kepandaian dan keinginan pribadinya, atau gelar dan ilmu yang diraihnya, dan bukan berdasarkan setumpuk pelayanan yang ia miliki, atau teknik dan psikologi yang ada padanya. Perhatikan: jangan membawa semua filsafat, psikologi, taktik dan pengalaman perdagangan dan usaha Saudara masuk ke dalam Gereja! Di dalam Gereja kita melayani dengan karunia, bukan dengan strategi atau cara pengalaman duniawi.
Talenta dan KaruniaIni berarti setiap orang Kristen diberi karunia, tidak terkecuali. Karunia ini bukan karunia jabatan, tetapi karunia pelayanan, maka setiap orang harus melayani. Ketika seorang Kristen melayani, harus berdasarkan karunia yang ia dapat dari Tuhan, bukan berdasarkan kepandaian dan keinginan pribadinya, atau gelar dan ilmu yang diraihnya, dan bukan berdasarkan setumpuk pelayanan yang ia miliki, atau teknik dan psikologi yang ada padanya. Perhatikan: jangan membawa semua filsafat, psikologi, taktik dan pengalaman perdagangan dan usaha Saudara masuk ke dalam Gereja! Di dalam Gereja kita melayani dengan karunia, bukan dengan strategi atau cara pengalaman duniawi.
Mungkinkah Tuhan menjadikan pengalaman di dunia ini sebagai karunia? Mungkin.
Jadi apa beda talenta-talenta alamiah dengan karunia-karunia Roh Kudus?
Jika seseorang, sebelum bertobat begitu pandai menyanyi atau main
musik, kemudian ia memakai kemampuan menyanyi atau main musik untuk
menonjolkan diri dan menyatakan kehebatannya, mengharapkan tepuk tangan
bagi dirinya dan bukan demi untuk Tuhan, maka ketika ia melayani di
Gereja, ia sedang berbuat dosa. Seorang yang pandai berdagang dan pandai
berorganisasi, lalu memakai cara organisasi dunia untuk mengatur
seluruh Gereja supaya orang melihat dia hebat dan pandai, maka ia sedang
berbuat dosa, karena Allah menggunakan pengurapan dan pengudusan Roh Kudus untuk menjadikan keahlian yang Saudara kuasai untuk pelayanan bersama. Itulah pelayanan.
Apa beda antara talenta alamiah dengan
karunia-karunia?: Jika talenta-talenta alamiah diberikan oleh Tuhan
belum dikuduskan oleh Roh Kudus, ia belum dapat disebut sebagai karunia.
Yang disebut karunia adalah talenta yang sudah mengalami pengudusan
dari Roh Tuhan. Semua talenta alamiah yang belum mengalami pengudusan
dan pengertian dari visi dan motivasi pengabdian yang sungguh-sungguh,
tidak dapat dipakai untuk melayani Tuhan. Itu sebab, di dunia ini banyak
orang pandai, tetapi terkadang Tuhan lebih memilih memakai orang biasa
untuk melayani Dia. Mengapa? Karena Tuhan tidak menguduskan talenta yang
bermotivasi tidak benar, sehingga talenta-talenta itu tidak diubah
menjadi karunia.
Sepertinya tidak ada kalimat seperti ini
didalam Alkitab yang secara eksplisit mengatakan demikian, tetapi
secara prinsip dikatakan bahwa, “segala pemberian yang baik berasal dari
Allah.” Saya percaya ketika seseorang menjadi ahli musik, kemampuan
itu berasal dari Tuhan. Orang yang dapat mengerti filsafat atau ekonomi,
kemampuan itu berasal dari Tuhan. Tetapi jika ketika seseorang mengerti
segala sesuatu dengan talenta yang diberikan oleh Tuhan, tetapi tidak
diserahkan untuk dikuduskan bagi Tuhan, talenta ini tidak dapat dipakai
untuk pelayanan demi kepentingan semua orang, karena karunia diberikan
kepada seseorang untuk membangun semua jemaat.
Setiap orang Kristen harus melayani.
Jangan menganggap Saudara belum mempunyai kesempatan untuk melayani
karena belum naik mimbar. Pelayanan bukan berarti harus dari mimbar.
Pelayanan bersama dilakukan di bawah mimbar. Jika Saudara mengetahui ada
saudara seiman yang sakit, silahkan lawat dia, hibur dan kuatkan dia.
Orang yang tidak mau melayani satu sama lain, hanya mau naik mimbar
saja, ia belum mempunyai jiwa melayani.
Pelayanan berarti membesarkan Kristus di
segala kegiatan yang berusaha memuliakan Dia dan menjadi faedah bagi
sesama dalam tubuh Kristus. Itulah pelayanan. Konsep pelayanan yang
salah perlu dikoreksi dan harus dibenahi. Kalau semua orang baru merasa
melayani setelah ia menjadi majelis, maka Saudara hanya melayani yang
rendah saja. Saudara perlu melayani satu sama lain, menolong orang yang
imannya goncang, meneguhkan mereka yang sedang susah dan menjadi
petunjuk jalan bagi mereka yang sedang kalut, dan memberikan jawaban
bagi mereka yang memerlukan. Semua ini adalah pelayanan.
Ketika saya bertobat pada usia 17
tahun,saya tidak mempunyai kesempatan untuk naik mimbar, tetapi saya
menyisihkan puluhan persen dari uang yang saya peroleh untuk membeli
traktat dan Kitab Suci. Lalu saya sengaja naik bis dari Surabaya ke
Pasuruan atau kota-kota lain untuk membagikan traktat. Tidak ada satu
orang pun yang saya kenal di kota itu,tetapi saya memberitakan Injil
dari satu rumah ke rumah yang lain. Itu pelayanan. Saya tidak menunggu
naik mimbar.
Suatu ketika, seorang pendeta Belanda
memberikan saya kesempatan untuk mengajar sekolah minggu di tempat ia
mengajar, karena ia akan cuti selama satu bulan. Saya menerima
kesempatan itu dan mempersiapkan diri baik-baik. Setiap hari saya
berlatih berkhotbah. Akhirnya semua latihan saya habis hanya dalam waktu
10 menit, padahal masih ada 40 menit lagi. Anak-anak sangat senang dan
minta terus, tetapi saya sudah kehabisan bahan. Hari itu saya hanya
minta Tuhan pimpin, semua yang pernah saya dengar saya utarakan disitu.
Saya tidak tahu hari itu bagaimana saya menghabiskan waktu yang 50 menit
itu. Setelah itu pendeta memberikan kesempatan untuk saya terus
melayani disitu. Dalam waktu satu tahun, sekolah minggu yang hanya 27
orang itu menjadi 400 orang.
Saya tidak menunggu untuk dapat naik
mimbar baru dapat dan merasa melayani Tuhan. Saya dapat melayani di
jalanan, atau pergi ke rumah sakit untuk memberikan traktat di setiap
kamar. Berulang kali diusir, tetapi saya pergi lagi ke tempat yang lain.
Jangan Saudara pernah menganggap bahwa tidak ada kesempatan melayani.
Di seluruh Jakarta ini, yang tinggal di dalam kota saja berjumlah 9 juta
orang. Setiap pagi, orang-orang yang datang dari sekitar Jakarta,
seperti Bogor, Tangerang, Bekasi, berjumlah sekitar 3 juta orang.
Berarti di Jakarta ada sekitar 12-13 juta orang. Setiap tahun ada
penambahan sekitar 1 juta orang dari daerah yang masuk ke Jakarta. Omong
kosong tidak ada kesempatan melayani. Itu tipuan setan. Pelayanan tidak
harus dari atas mimbar. Kalau di Jakarta dapat didirikan 10.000 Gereja
yang masing-masing dalam 10 tahun dapat menjadi 500 orang, maka
seluruhnya hanya mencapai 5 juta orang. Belum cukup untuk mengisi
seluruh kebutuhan kota ini. Tetapi saya tidak ingin Saudara terlalu
cepat keluar dari “Yerusalem” sebelum diisi dan mendapat pengertian
firman yang baik.
Di dalam ayat 8-11 dikatakan, “Sesuai
yang dikehendaki oleh Roh Kudus.” Kalau Roh Kudus mengehendaki Saudara
beriman, maka Saudara akan beriman lebih besar daripada yang lain. Kalau
Roh Kudus memberikan kepada Saudara karunia berbahasa Roh, maka Saudara
akan dapat berbahasa Roh. Jika Roh Kudus memberikan kepada Saudara
karunia untuk menyembuhkan, maka Saudara akan dapat menyembuhkan, karena
semua itu berdasarkan kedaulatan Allah. Untuk itu kita perlu mencamkan
beberapa prinsip :
- Karunia-karunia diberikan untuk membangun tubuh Kristus, satu dengan yang lain.
- Karunia-karunia diberikan kepada setiap orang yang sudah menerima kelahiran baru dan otomatis sudah mendapat Baptisan Roh Kudus.
- Karunia-karunia tidak ada yang diperoleh dengan meminta paksa kepada Allah.
- Karunia-karunia diberikan menurut kemauan kedaulatan Roh Kudus, sesuai dengan kerelaan-Nya dan kedaulatan-Nya.
- Karunia-karunia tidak dapat dipindahkan dari satu orang kepada orang lain, karena pilih kasih atau karena mandat jabatan. Seorang yang mempunyai kekuatan untuk melakukan mujizat, ketika akan meninggal tidak dapat mewariskan karunia itu kepada orang lain.
- Karunia tidak dapat diambil atau dimiliki melalui kursus pribadi. Orang menginginkan karunia bahasa Roh karena kalau tidak mempunyai itu, ia merasa tidak mempunyai Roh Kudus. Prinsip ini tidak beres dan tidak berdasarkan Alkitab, tetapi sudah banyak tertanam dalam diri orang Kristen. Orang-orang yang ingin mendapat karunia bahasa Roh lalu berusaha mendapat dengan cara kursus, merupakan pemaksaan terhadap Roh Kudus untuk mengikuti kehendak manusia.
Pelanggaran-pelanggaran seperti ini
berakibat fatal bagi Gereja dan menyebabkan Gereja membuka pintu
lebar-lebar bagi setan untuk mengganggu kita. Jika Saudara hanya
memiliki satu karunia tertentu dan tidak memiliki karunia yang lain,
jangan menghina karunia yang ada pada Saudara. Jangan mengatakan bahwa
karunia tertentu lebih penting daripada yang lain. Jangan Saudara
meminta karunia tertentu untuk membuktikan bahwa Saudara mempunyai Roh
Kudus. Memang di antara jabatan-jabatan itu ada yang lebih penting
daripada yang lain, seperti rasul lebih penting dari nabi, tetapi jangan
Saudara rendah diri karena Saudara tidak mempunyai karunia lidah.
Di Surabaya ada seorang pendeta, mantan
dokter, mengatakan bahwa karunia lidah adalah karunia yang paling
penting dan paling sulit diterima. Itu sebabnya kita harus mengejarnya.
Dari Alkitab bagian manakah ajaran seperti ini? Setiap kali Alkitab
mengatakan tentang karunia lidah, selalu diletakkan di paling belakang.
Saya berani mengatakan bahwa karunia lidah merupakan karunia yang paling
tidak penting berdasarkan 1 Korintus12:28-29. Di dalam ayat ini,
diungkapkan urutan atau ordo dari karunia-karunia itu, sedikit berbeda
dengan di ayat 4-8, di mana sepertinya urutan ini tidak terlalu
ditegaskan. Maka karunia lidah merupakan karunia yang paling rendah dan
paling tidak penting, bukan karunia yang tertinggi dan terpenting.
Banyak Gereja saat ini membuat teologi
yang tidak bertanggungjawab dan terbalik dari konsep Alkitab yang benar.
Fungsi rasul, gembala, penginjil diabaikan, tugas pengajaran firman
diabaikan, kebenaran firman disepelekan, tetapi mujizat dipentingkan,
karunia lidah dipentingkan, orang yang paling kaya diberi kedudukan yang
paling penting.
Dalam 1 Korontus 12:4-8, kita melihat
karunia-karunia tersebut diawali dengan karunia kata-kata dan diakhiri
dengan karunia kata-kata. Yang pertama adalah kata-kata hikmat, dan
kata-kata pengetahuan. Yang terakhir adalah kata-kata bahasa Roh dan
penerjemahannya. Mengapa diletakkan seperti itu dan tidak terbalik? Mari
kita perhatikan dua hal, yaitu:
Pertama, kedua
kata-kata yang pertama berkaitan erat dengan penasfsiran terhadap nabi
dan rasul. Ini menyebabkan seseorang dapat menjadi seorang guru atau
gembala yang memberikan penafsiran tentang nabi dan rasul secara benar.
Ia dapat mengajar, menguraikan Kitab Suci dan berkhotbah. Ini adalah
karunia-karunia yang lebih penting, sehingga diletakkan di depan,
sedangkan untuk dapat ber-glosolalia dan menerjemahkannya diletakkan di
paling belakang. Kita harus meletakkan dengan cepat mana yang paling
penting, mana yang paling tidak penting; mana yang utama dan mana yang
terakhir di dalam pelayanan satu sama lain di Gereja.
Orang-orang “Toronto Blessing” berdasarkan teologi yang disodorkan oleh “Third Wave Movement”
dipimpin oleh John Wimber dari Vineyard Movement. Orang ini pernah
salah diundang oleh Fuller Theological Seminary. Saya mengenal John
Wimber, dan sejak 1974 saya sudah mengenalnya di Swiss. Saat itu saya
sudah melihat dan mengatakan bahwa orang ini kelak akan mengacaukan dan
menyelewengkan Gereja. Sekarang hal itu terjadi. Ketika ada tokoh dari
Fuller datang ke Indonesia, orang mengatakan kepada saya, mengapa saya
tidak mendukungnya, karena ia dari Fuller. Saya rasa Fuller boleh
terkenal, tetapi tidak cukup. Ketika orang meminta agar saya
memperkenankan orang itu berbicara sedikit di Gereja yang saya pimpin,
saya menolak. Saya harus berbuat demikian karena saya menjalanklan tugas
yang dibebankan oleh Dia yang mengutus saya. Saya harus berfungsi
sebagai penjaga gawang. Penjaga gawang kelihatan tidak terlalu sibuk,
tetapi pada saat-saat kritis, ia justru menjadi orang yang paling sibuk
dan berjuang habis-habisan agar jangan ada yang salah masuk ke
gawangnya. Saya harap setelah saya menjadi tua dan tiada, tugas sebagai
penjaga gawang ini berada di tangan Saudara sekalian. Kita harus menjaga
kesucian, kesejatian, keabsahan, dan kebenaran pelayanan dalam Gereja.
Para penyelia Gelombang Ketiga, yang
memulai gerakan Toronto Blessing, tidak melihat bahwa hal ini akan
berkembang sedemikian jauh, menjadi sedemikian kacau balau dan liar,
yang mengakibatkan rusaknya kekristenan di seluruh dunia. Mereka hanya
menikmati pertambahan kuantitas. Kita harus selalu mengingat bahwa
kualitas harus mendahului kuantitas! Kita harus menjaga kualitas
terlebih dahulu, maka kuantitas akan dengan sendirinya bertambah. Jika
kita tidak mempertahankan kualitas, dan kita mulai berkompromi dengan
kuantitas, maka kita akan menjual diri dan membuang hak kesulungan kita.
Orang-orang seperti John White dan John
Wimber dari Vineyard Movement menjelaskan dua karunia pertama dalam 1
Korintus 12:4 ini dengan salah luar biasa. Mereka menafsirkan bahwa
kata-kata bijaksana berarti Roh Kudus memberikan manifestasi kepada
seseorang sampai orang itu dapat mengungkapkan kata-kata secara
supranatural. Saya kira itu bukan pengertian karunia itu yang
sesungguhnya. Pengertian yang sesungguhnya adalah orang-orang yang
membangun jemaat dengan menguraikan firman yang telah ditegakkan melalui
rasul dan nabi. Lalu dengan bijaksana menguraikan hal itu, sampai orang
mendapatkan iman berdasarklan firman yang diwahyukan oleh Tuhan.
Dengan cara demikian baru Gereja dapat
didirikan dengan tegak. Bukan di dalam pengertian orang yang membutuhkan
penghiburan karena sakit jantung atau karena patah hati. Bukan
sesempit itu pengertian di sini. Tafsiran-tafsiran yang salah seperti
ini mengakibatkan Alkitab dibuang dan segala gejala-gejala supranatural
dijunjung tinggi dan akhirnya terjadilah tertawa-tertawa yang tidak
terkontrol, seperti yang terjadi di Toronto Blessing saat ini.
Kedua, kedua
kata di ayat 4 merupakan kata-kata yang dapat diuji oleh Alkitab,
sedangkan kedua karunia kata di ayat 8-10 merupakan kata-kata yang lebih
sulit diuji langsung oleh Alkitab. Orang yang berglosolalia, lalu kita
tidak mampu secara peka mengujinya dan kita lalu terlalu cepat
menerimanya, maka kita telah jatuh masuk ke dalam jerat tipuan Iblis. Di
dalam buku-buku teolog-teolog Injili berulang kali mengungkapkan
berbagai penerjemahan bahasa Roh yang sama sekali salah dan berbeda dari
yang seharusnya, tetapi orang tidak menyadari kesalahan-kesalahan
seperti itu.
Saya mengungkapkan apa yang terjadi
sekitar 20 tahun yang lalu di New York. Seorang berkhotbah, lalu mulai
berkata dalam “karunia lidah”. Lalu seseorang datang dan
menerjemahkannya. Orang yang menerjemahkan itu berkata, “Pujilah
Yesus,….sembah sujud kepada Dia,…rendah hati dihadapan Dia….” Para
hadirin begitu terharu dan merasa bahwa inilah Roh Kudus yang sedang
turun ke dalam kebaktian mereka. Tetapi di dalam kebaktian itu, ada
seseorang yang merekamnya, dan mengirimkan kasetnya pada seorang
professor linguistik yang sangat ahli di Columbia University. Setelah
diselidiki, profesor itu kemudian mengatakan bahwa orang itu bukan cuma
mengatakan kata-kata ngawur, tetapi juga berkata-kata dengan bahasa
tertentu. Ia mengenal bahasa itu, dan bahasa itu masih ada dan masih
dipergunakan oleh orang-orang dari suatu suku yang sangat kecil
dipegunungan Kaukasus, di perbatasan Eropa dan Asia. Tetapi ia
menegaskan bahwa ketika ia mendengar antara bahasa aslinya dan
penerjemahannya sama sekali berbeda. Kata-kata asli dari bahasa itu
berarti: “Kutuklah Yesus….bencilah Dia, buanglah Dia dan jangan percaya
kepada Dia….” Tetapi penerjemahnya mengatakan, “Pujilah Yesus….sembahlah
Dia….dstnya.” Akibatnya Gereja ini disesatkan dan menganggap bahwa
saat itu Roh Kudus sedang memberikan karunia lidah kepada pendeta itu.
Tanpa mereka ketahui, mereka sedang ditipu oleh setan dengan tipuan
ganda, yaitu: (1) memalsukan roh tanpa mereka sadari, dan (2) memalsukan
penerjemahan, sehingga mereka mengkonfirmasikan bahwa itu dari Roh
Kudus.
Kalau setan tidak berbijaksana tinggi,
ia pasti bukan setan! Kalau setan begitu bodoh, sampai orang yang baru
Kristen dapat segera membedakan siapa dia dan siapa Roh Kudus, maka
pasti setan itu tidak berdaya. Setan tidak bodoh. Justru orang yang baru
bertobat, yang begitu cinta Yesus, dijebaknya. Lalu begitu banyak orang
Kristen lama yang tidak mau berbicara tentang Roh Kudus, dianggap
dingin dan mati serta apatis, sehingga orang Kristen tidak dapat
menolong orang Kristen baru dan menyegarkan iman orang Kristen baru.
Para pimpinan Gereja, majelis Gereja hanya rebut berebut kekuassaan di
dalam Gereja, sehingga tidak memimpin orang lain di dalam terang Roh
Kudus, dan orang-orang Kristen baru begitu giat di luar, sehingga
akhirnya ditipu dan tidak ada orang yang dapat menolong mereka.
Kita berada di suatu zaman yang sangat
sulit. Jika kita hanya dapat menyembah sujud kepada kuantitas, lalu
merasa bila banyak orang datang, itu tanda Roh Kudus bekerja, dan kita
jatuh secara takhayul di dalam prinsip yang salah ini, maka kita
langsung jatuh ke dalam tangan Iblis untuk mengacaukan seluruh
kekristenan. Kiranya Tuhan memberikan kekuatan kepada kita untuk berdiri
dan kembali ke jalan yang benar.
Alkitab menegaskan: Apakah semua menjadi
rasul? Tidak. Apakah semua menjadi nabi? Tidak. Apakah semua menjadi
guru? Tidak. Apakah semua melakukan mujizat? Tidak. Apakah semua
menyembuhkan? Tidak. Apakah semua mendapat karunia lidah? Tidak.
Berarti, kita harus taat kepada kehendak Roh Kudus, menerima apa yang
terbaik yang Roh Kudus berikan kepadakita.
Tiga hal yang dapat kita lihat mengenai karunia bahasa Roh :- Orang berkata-kata, pendengar langsung mengerti dalam bahasa lain (Kisah Para Rasul.
- Orang berkata-kata, sendirian di dalam doa, tidak dibawa ke tempat umum, sehingga itu merupakan relasi pribadinya sendiri dengan Allah.
- Orang berkata-kata di hadapan umum, tetapi karena orang lain tidak mengerti, maka perlu diterjemahkan, sehingga Roh Kudus memanggil orang kedua untuk menerjemahkannya. Maka penerjemah itu bekerja sama dengan Roh yang sama yang memberikan karunia berkata-kata itu, sehingga jemaat dapat dibangunkan.
Apakah yang kedua dan ketiga masih
diperlukan hingga saat ini? Kita tidak dapat memutlakkannya. Jika Roh
Kudus masih mau memberikannya, kita bersyukur. Tetapi yang banyak
terjadi di dunia ini sekarang ini, saya berani mengatakannya sebagai
pemalsuan, bukan pekerjaan Roh Kudus yang asli.
Pernah suatu kali di Rusia, ada seorang
pengkhotbah Amerika yang berkeliling memberitakan Injil. Selama itu, ada
seorang pemuda Gereja Baptis setempat dengan setia menjadi
penerjemahnya ke dalam bahasa Rusia. Pengkhotbah Amerika itu dengan
setia memberitakan Injil ke Gereja-gereja bawah tanah di Rusia. Pada
suatu hari, ketika ia datang mau berkhotbah, orang memberitahu kepadanya
bahwa ia tidak dapat lagi berkhotbah, karena pendengar tidak mengerti
bahasa Inggris, sedangkan penerjemahnya sudah ditangkap oleh KGB. Ia
sedih sekali dan ia berdoa dengan sungguh. Malam itu, ia tetap datang
ketempat kebaktian, tidak ada orang yang dapat menerjemahkannya.Tuhan
bekerja di dalam hatinya, dan ia mulai berkhotbah. Ketika ia
berkhotbah,semua yang mendengar, mendengarnya dalam bahasa Rusia. Hal
ini terjadi dan inilah karuinia Roh Kudus yang sejati. Tetapi hal itu
pun tidak diberikan kepada semua orang dan tidak dapat dituntut, dikejar
oleh semua orang. Di saat-saat kritis dan diperlukan, Tuhan akan
memberikan perlengkapan untuk bersaksi sesuai dengan kehendak Roh.
Orang-orang yang terjebak oleh takhayul
bahwa tanpa karunia tertentu ia belum dibaptis oleh Roh Kudus dan belum
memiliki Roh Kudus, sehingga membuat mereka menuntut untuk mendapatkan
karunia-karunia itu dan mengakibatkan mereka tidak mau menerima Roh
Kudus, tetapi mau menuntut pemahaman yang mereka tegakkan sendiri
berdasarkan konsep yang mereka buat sendiri. Mereka menjadi orang-orang
yang dipakai setan.
Penutup
Saya berdoa agar Roh yang secara status
sudah membaptiskan setiap orang percaya ke dalam tubuh Kristus, Gereja
yang kudus dan am, pada hari Pentakosta, secara praktik akan turun
kepada setiap orang yang sungguh-sungguh menerima kesaksian dan taat
kepada Injil yang diberitakan kepadanya, bertobat dan menerima Yesus
Kristus; akan mengaitkan dia dengan kuasa-Nya, sehingga memungkinkan dan
menguatkan dia di dalam tugas penginjilan, kesucian, hidup memuliakan
Tuhan, dan mengikuti pimpinan Roh Kudus sampai Tuhan Yesus datang
kembali.
Tuhan memberkati kita, menggairahkan dan
menambah-nambahkan karunia yang sudah kita miliki untuk melayani satu
dengan yang lain dan membangun seluruh jemaat.
Amin.- See more at: http://www.nusahati.com/2013/12/karunia-roh-kudus-bagian-ii/#sthash.HpgtLGHv.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar