Nats : Yoh. 10 : 11 – 42
Yoh.10 adalah pasal yang penting
sekali, yang membahas akan interpersonal relationship ; hubungan
antar pribadi. Ada lima perumpamaan penting yang Alkitab pakai
untuk melukiskan relasi gereja dan Kristus: 1. Kepala dan tubuh. 2.
Fondasi dan bangunan. 3. Suami dan isteri. 4. Pokok dan carang. 5.
Gembala dan domba. Diantaranya, ada hubungan yang non organik: fondasi
dan bangunan. Ada hubungan yang organik: kepala dan tubuh. Ada
hubungan interpersonal: suami-isteri, gembala-domba. Kelima perumpamaan
itu mengajar kita untuk taat pada perintah Allah. Di Yoh.10,
Yesus menjanjikan: tanganNya adalah tempat perlindungan kita,
tak ada yang dapat merebut kita dari tanganNya dan tangan Bapa.
Karena Dia dan Bapa satu adanya (ay.30).
Dia juga menegaskan: Aku berkuasa
menyerahkan nyawaKu dan mengambilnya kembali secara inisiatif dan
aktif — statemen yang tidak kita temui di bagian lain di
Alkitab kita dan kitab agama manapun di sejarah. Karena memang,
selain Dia tak ada manusia yang berkuasa atas nyawanya sendiri.
Bukankah Yesus Kristus juga ditangkap, dibunuh — pasif? Tidak!
Dia menyerahkan nyawa secara aktif; inisiatif. Karena Dia adalah
Penghulu hidup. Keyakinan itulah yang ada di dalam diri
orang-orang Kristen abad ke-1, membuat mereka menghadapi
penganiayaan karena iman terhadap Yesus dengan berani dan gigih.
Josephus, sejarahwan Yahudi ternama yang non Kristen menuliskan:
1. Yesus, orang Nazaret itu telah ditangkap dan dibunuh. Tapi
pengikutNya percaya: Dia adalah Allah, Dia bangkit dari kematian
dan menyembahNya. 2. aku tak habis pikir, mengapa puluhan tahun
setelah Yesus mati, ada banyak orang Romawi yang percaya Dia. +
th.68, kaisar Nero ingin sekali memugar kota Roma yang sudah
tertinggal, kumuh dan miskin itu jadi kota modern dan menamainya:
Neropolis (arti: kota). Dia mengundang para arsitek untuk
merancang Colosseum, gedung administrasi, alun-alun, istana….
lengkap dengan maketnya. Lalu membakar kota Roma yang kumuh dan
mengambing-hitamkan orang Kristen yang diajarkan untuk “mencinta
musuh. Berdoalah buat orang yang menganiaya”. Ulah Nero itu membuat
semua orang di Roma membenci orang Kristen. Dan Nero mengira,
rencananya berjalan mulus. Tapi menurut legenda, saat Petrus
meninggalkan kota Roma yang situasinya mencekam, dia berpapasan
dengan Tuhan Yesus dan tanyanya: “quo vadis (bahasa Latin, artinya:
Tuhan mau ke mana)?” “ke kota Roma untuk mati kedua kali” (tidak
benar. Karena Yesus hanya mati satu kali. Tapi cerita itu memang
sangat menyentuh hati) Mendengar itu, Petrus berlutut: “kalau
begitu, biar aku saja yang ke sana”. Saat itu, ada banyak orang
Kristen yang dibakar hidup-hidup, dimangsa oleh singa…. Petrus
berseru: “dengarlah, hai penduduk kota Roma, bukan orang Kristen,
tapi Nero yang membakar kota ini”. Merekapun tersentak : apa
yang dia katakan benar, orang Kristen penuh kasih, cinta
damai…. sementara Nero, pernah membunuh ibunya, isterinya. Maka
puluhan ribu orang beranjak mencari Nero, dia lari ke istana ,
mereka menyusul, dan diapun bunuh diri. Petrus ditangkap dan
divonis mati, karena dia berani menuduh kaisar di hadapan khalayak
ramai. Tanya Petrus: “hukuman mati apa akan kalian jalankan padaku?”
“disalibkan” “bolehkah aku memohon satu perkara: jangan salibkan aku
sama seperti Tuhanku, salibkanlah aku dengan posisi terbalik:
kepala dibawah. Karena aku tak layak mati dengan cara yang sama
seperti Tuhanku”. 3. Saat orang-orang Kristen berhadapan dengan
singa-singa yang sengaja dibuat lapar berhari-hari. Saya menyaksikan
satu hal yang aneh: mereka bukan lari, malah memuji Yesus. Mereka
menghadapi “kematian” bagai pulang sorga. Legenda lain: setelah
Nero membakar orang Kristen, malam harinya dia mendatangi arena
pembantaian dan kaget sekali, melihat wajah dari jasad di sana
tersenyum, diapun berseru bagai orang kerasukan setan: why do you
smile? Itulah keajaiban di sejarah, yang belum pernah terjadi di masa
sebelum Yesus, juga tak pernah ada di agama lain. Karena hanya
orang Kristen yang berpegang pada janji Tuhan, meski mengalami
penderitaan besar; iman mereka diuji dapat tetap tersenyum.
Saat mereka ingin melempari Yesus
dengan baru, Dia berkata dengan tenang: “Aku sudah melakukan
banyak hal yang bajik. Hal bajik mana yang menyebabkan kalian
ingin melempari Aku dengan batu?” jawaban mereka sama sekali tak
logis: “kami ingin melempariMu dengan batu, bukan karena hal
bajik yang Kau lakukan….” Jadi, mereka mengakui, kebajikan yang
Yesus lakukan, tapi mengapa mereka ingin melempariNya dengan batu?
Karena mereka menganggap Dia menghujat Allah. Karena Dia,
manusia biasa tapi berani mempersamakan diriNya dengan Allah.
Jadi, keyakinan manusia yang didasarkan atas pemahaman yang salah
tentang firman itu membuat mereka jadi congkak, sampai berani
melawan Tuhan. Maka saya berulang kali mengatakan: agama memang
berbahaya. Kalau orang beragama tak memahami ajaran agamanya dengan
benar, dia dapat jadi beringas. Itu sebab, Yesus Kristus bukan
dibunuh oleh orang Ateis atau orang jahat, tapi pemimpin agama
yang merasa diri paling mengerti Taurat, diangkat oleh Tuhan
jadi pemimpin dan guru agama bagi kaumnya. Merekalah yang
membunuh Anak Allah yang Allah utus. Tentu hal itu membuat Allah
Bapa di sorga sangat sedih. Karena umatNya menyeleweng begitu jauh,
menjadikan agama sebagai kedok, guna menutupi perbuatan jahatnya.
Bahkan berani mengenakan jubah agama dan mengaku diri “hamba
Allah”, padahal bertindak sebagai musuh Allah. Itu sebab, dua ratus
lima puluh tahun silam, di Prancis beredar statemen: banyak
dosa; kejahatan yang mengerikan tersimpan di balik jubah pendeta.
Tak jarang, di tempat yang tak jauh dari gereja Katholik terdapat
rumah yatim-piatu. Tempat untuk menampung anak-anak dari suster,
pastor; pemimpin agama yang tidak bertanggungjawab. Tentu, bukan
semua pastor, suster tidak beres, tapi yang tidak beres juga
tidak terlalu sedikit. Dan sesungguhnya, di agama apapun terdapat
hal serupa.
Dulu, saya sangat menghormati para
biksu. Karena Budha adalah agama yang paling damai, maka tak
banyak peperangan yang terjadi di negara Budhism. Ada satu
aliran Budhisme di Tibet: zang chuan fu jiao, pemimpin agama;
orang suci mereka yang tertinggi disebut Dalai Lama. Waktu saya
mendapatkan satu patung yang dituangi emas, butan enam ratus tahun
silam; + masa Dinasti Ming. Yaitu patung Lama yang berbadan besar,
merangkul dan berpandang-pandangan dengan wanita bertubuh kecil dan
bugil. Saya merasa heran: apa sih yang dimaksudkan oleh si
pembuat patung yang satu ini, bukankah menurut ajaran Budha,
biksu tak diperbolehkan menikah? Dan waktu saya balikkan patung
itu, ternyata alat kelamin si Lama masuk ke vagian wanita itu.
Saya semakin ingin tahu, karena hal seperti ini pasti bukan
ajaran Sakyamuni. Apakah setelah agama itu tersebar sampai di
Tibet, Lama diizinkan berhubungan badan dengan wanita? Setelah
menyelidiki baru tahu, ternyata mereka menginginkan pemimpin
agama punya kekuatan ekstra. Caranya: berhubungan badan dengan
wanita di bawah usia 20 tahun. Karena menurut kepercayaan mereka,
saat air mani pria menyatu dengan cairan di vagina wanita muda,
tubuh pria jadi lebih kuat; lebih jantan. Jadi ternyata, tak ada
pemimpin agama yang benar-benar suci. Kecuali Yesus. Karena
Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus adalah Allah yang suci.
Dan saat Allah Anak yang suci jadi manusia, selama tiga puluh
tiga setengah tahun hidupNya mutlak suci; tanpa cacat. Maka hanya
Dia; satu-satunya pendiri agama yang berani menantang: “siapa
diantara kamu yang dapat menunjukkan dosaKu?” Statemen itu tak
mungkin keluar dari mulut Sakyamuni, yang sebelum pergi mencari
kebenaran sudah menikah dan punya anak. Jadi, semua pendiri
agama disebut suci bukan karena mereka tak berdosa, melainkan
karena wajahnya yang angker atau tabu membicarakan hidupnya atau
memperkudus dia. Dan yang disebut tempat suci adalah tempat
yang terasing, memberi kesan mistis. Jesus is the only one, who never commits sin. He is the most holy person, because is the holy one of God.
Apalagi setelah mempelajari Patung emas Lama tadi, semakin
menyadari: Tuhan Yesus adalah satu-satunya sang Kudus di dunia.
Tentu bukan maksud saya mengatakan, hubungan seksual tidak suci.
Karena saat suami-isteri yang sudah menikah di hadapan Tuhan itu
memelihara kesucian mereka dalam hubungan seksual, menikmati berkat
Tuhan yang besar. Jadi, bukan hanya mulutnya mengumbar istilah
“suci”, tapi alat kelaminnya dipakai oleh setan. Zaman ini, ada
banyak gereja yang menggembar-gemborkan roh suci, tapi hidup
dari pemimpinnya tak suci. Mereka hanya pintar berpidato,
mengumandangkan slogan yang indah, ide yang muluk-muluk, tapi tak
pernah nyata dalam hidup mereka. Masih ingatkah anda bahwa di
seputar gedung ini terdapat tulisan: sola scriptula, sola fide, sola gratia, solus kristos, solideogloria — lima slogan yang kita warisi dari Martin Luther itu bukan sekedar untuk main-main. Tapi untuk mengingatkan kita: who are we?
Pengikut Tuhan Yesus, wakilNya di dunia yang disaksikan oleh semua
orang. Mari kita stop untuk memanipulasi, memutar-balikkan
kebenaran, memperalat Alkitab dan Tuhan Yesus, mau berkata
padaNya dengan sungguh-sungguh: “aku mau mengabdi Kau, menjalani
perintahMu, mengikut Kau dalam kesucian, amin?
Kata Yesus: “jika kalian tak percaya
padaKu, percayalah akan apa yang Ku lakukan”. Yesus menyatakan:
fakta hidup adalah lebih penting dari teori. Jadi, mari kita
membuktikan substansi hidup Kristen kita sepadan dengan injil
yang kita beritakan, mengajak orang mengenal Kitab Suci sekaligus
menyaksikan hidup kita, benar menjalani tuntutan Kitab Suci. Baru
kita dapat jadi saksiNya yang benar. Kata Yesus: “Aku telah
melakukan begitu banyak hal yang bajik, mengapa kalian ingin
melempar Aku dengan batu?” “kami ingin melempariMu dengan batu,
bukan karena perbuatan bajik Mu….” itu artinya: Kau boleh saja
berbuat bajik. Tapi jangan menyebut Kau adalah Allah. Sebab itu
identik dengan menghujat Allah. Tapi Yesus memang adalah Anak
Allah, mengapa waktu Dia mengatakan kebenaran malah dituding
menghujat? Jadi, apakah kelemahan dari keyakinan Yahudi?
Mendualismekan perbuatan dan proklamasi Yesus; mendualismekan
pernyataanNya: Aku adalah Anak Allah dan mujizat; tanda bahwa
Dia adalah Allah. Mereka menerima akan mujizat yang Dia lakukan,
tapi tak mengizinkan Dia menyebut Allah sebagai BapaNya. Padahal,
kalau Yesus bukan Allah, mana mungkin Dia melakukan mujizat,
menandakan diriNya adalah Allah? Masih ingatkah kalian akan
pejabat muda yang berlutut di hadapan Yesus sambil berkata: “Guru
yang baik….”? Yesus bukan memberitahu dia, kebajikan apa yang
harus dia lakukan, malah menegur dia: “mengapa kau menyebut Aku
“baik”, padahal yang baik hanya satu: Allah. Saksi Yehovah
menafsirkan statemen Yesus itu: Dia tak menerima, diriNya disebut
baik —tafsiran yang amat bodoh. Karena di situ Yesus ingin
memperjelas, kau menyebut Aku baik adalah karena kau tahu: bahwa
Aku adalah Allah? Kalau tidak, mengapa kau berani menyebut Aku,
yang kau pandang sebagai orang biasa ini sebagai “yang baik”,
padahal semua manusia tak baik adanya. Bagi orang Tionghoa:
hanya ada dua jenis orang baik: yang baru saja meninggal dan
yang belum lahir. Maksudnya, semua orang yang hidup tak baik;
berdosa. Kongfuzu-pun mengatakan: “siapa yang bisa tidak berdosa?
Kalau seorang yang bersalah berani mengaku: aku salah, dia
adalah orang baik”. Tapi kata Yesus: kau menyebut Aku baik?
Ketahuilah, yang baik hanya satu: Allah. Maka kecuali kau
mengakui Aku adalah Allah, jangan sembarangan menyebut Aku baik.
Karena bajik itu sifat ilahi, maka bajik dan sifat ilahi tak boleh
diduakan. Inilah kunci dari statemen Yesus itu. Tapi orang
Yahudi justru mendualismekan God and goodness. Ingat: God is good. Only God can do good. And those who truly good have the nature of God.
Tapi mereka, hanya mau mengakui Yesus itu bajik, tapi tak mau
mengaku bahwa Dia, yang telah melakukan begitu banyak kebajikan
adalah Allah. Jadi, mereka hanya mau menerima kebajikanNya tapi
tak mau menerima Dia adalah Allah — sangat kurang ajar, bukan?
Hal yang sama juga kita temui di zaman ini, ada banyak orang
datang ke gereja, bukan mau Tuhan, hanya mau berkatNya; memandangNya
sebagai Santa Claus saja.
Ayat. 34-36, orang yang menerima firman
disebut anak (diawali huruf kecil) allah, mengapa Aku yang
datang dari Allah tak boleh menyebut diri Anak (diawali huruf
besar) Allah? Ini adalah kutipan dari Mazmur: you are gods.
Mengapa disebut allah (diawali huruf kecil)? Karena mereka
seperti Allah; allah kecil yang merepresentasikan Allah. Siapakah
mereka? Orang-orang yang menjalankan kehendak Allah. Lalu mengapa
Aku; Anak Allah, sang Kudus, yang diutus oleh Allah jadi
manusia, tak boleh menyebut diriKu Allah? Perhatikan: God, Who send by God, is the second Person of Triune God. Ada beberapa ayat yang senada, misalnya: Ibr.1, because
You hated unrighteousness and You loved righteousness,, that is the
reason, God, Your God anointed You with the ointment of joy —
Allah mengurapi Allah? Mari kita menyelidiki Alkitab, agar
semakin mengerti dengan tuntas, bukan malah menafsirkan dengan
sembrono. Ternyata, konsep tentang Allah Tritunggal ada di
seluruh Alkitab, misalnya: “suci, suci, suci”, berapa kali?
Tiga kali. Yesus berkata: “Allah mengutus Aku dengan RohNya….” —
berapa Pribadi? Tiga. Yesus memerintahkan kita: “baptislah
mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus” — berapa Pribadi?
Tiga. Semua itu mengacu pada Allah Tritunggal. Tapi kata orang Saksi
Yehovah, ajaran Allah Tritunggal bukan ajaran Alkitab, hanya
buatan orang Kristen. Padahal dari Kej.1, Allah berfirman, dan
RohNya melayang-layang di atas permukaan air: Allah, firman; Allah
Anak dan Roh — konsep Tritunggal sudah muncul di sana. Karena
kebenaran di Alkitab adalah kebenaran yang konsisten, tak
berkontradiksi satu dengan yang lain. Puji Tuhan! Manusia dicipta
menurut peta teladan Allah, jadi dia memang mirip Allah. Dan
orang-orang yang menjalankan kehendakNya, yang mirip Dia disebut you are gods. Tapi Yesus Kristus, Dia bukan mirip Allah, Dia adalah Allah, induk dari peta teladan orang percaya (Fil.2).
Tapi orang Yahudi menuding Dia:
“gila”, “kerasukan setan”. Karena mereka tetap pada keyakinan
mereka: manusia tak boleh menyebut diri Anak Allah. Padahal
kalau Yesus hanyalah seorang manusia biasa, mana mungkin Dia;
seorang, melakukan tiga puluh lima kali mujizat, lebih banyak dari
akumulasi semua mujizat yang pernah dilakukan oleh Musa, Elia, Elisa
dan….. di sepanjang sejarah? Jadi kalau kau masih tak percaya
Dia adalah Allah, lalu siapakah Dia? C.S.Lewis, yang tadinya
ateis itu setelah percaya Kristus, menyerahkan diri pada Tuhan,
jadi tokoh yang amat berpengaruh pada sastra Inggris dan dunia
perfilman itu mengatakan: “siapa Yesus? Hanya ada empat
kemungkinan: 1. Orang gila. 2. Penderita schizophrenic. 3.
Pembohong. 4. Pembual. Setelah didalami satu per satu, ternyata
semuanya tidak benar. Yang benar: He is God”. Dan lanjutnya: “if Jesus is not God, then please anwer me: who is He?” — tantangan yang sangat mengagumkan, bukan? Karena except you believe Jesus is God, you can not give the true answer about His work.
Karena orang gila, penderita schizophrenic, penipu ulung, pembual
tak mungkin melakukan apa yang Dia lakukan: menyembuhkan orang
yang lumpuh tiga puluh delapan tahun, mencelikkan mata orang yang
buta sejak lahir! Sebab fakta itu fakta. Fakta jauh melampaui
teori-teori yang manusia kemukakan untuk melawan Yesus Kristus.
Di zaman ini, memang ada banyak orang tak percaya pada Yesus
Kristus, bahkan menghina, menfitnah, menolak Dia. Tapi biar
kita, murid Yesus yang sejati, yang benar-benar cinta Dia memakai
hidup kita untuk menyumbat mulut mereka. Itulah yang saya lakukan: do everything to proof my God is a true God, to magnify Jesus Christ and His glory.
Memang dua opini ini: “Dia dirasuk setan” dan “mana mungkin
orang yang dirasuk setan mencelikkan mata orang yang buta sejak
lahir?” akan terus eksis sampai dunia kiamat, bahkan jumlah
orang yang melawan Yesus dan orang yang bersaksi akan terus
bertambah. Biar orang yang betul-betul cintai Tuhan, yang memihak
kebenaran mau menyerahkan hidupnya untuk mengikut Yesus sampai
ajal. Maukah, kau? Jangan menipu diri dan jangan bercanda. Ay.
40-42, indah sekali. Mengapa Yesus ke Yordan? Karena itu
adalah tempat Yohanes pembaptis membaptis. Perhatikan: Yohanes
pembaptis tidak pernah melakukan barang satu kali mujizat.
Jadi, jangan terus beranggapan: tak ada mujizat sama dengan tak
ada Roh Kudus, tak punya kuasa Tuhan. Orang-orang Karismatik
sangat tahayul pada mujizat, sehingga mereka memaksakan orang
bangun; sembuh dan mengklaim hal itu sebagai mujizat. Padahal ada
banyak yang dipalsukan: dibikin-bikin atau dipaksakan:
kelihatannya sembuh, tapi beberapa hari kemudian kambuh lagi.
Mengapa harus berbuat seperti itu: membuat sesuatu yang secara
fenomena terlihat hebat, spektakular, padahal faktanya tidak
begitu. Kita harus berani menolak semua hal yang tidak
didasarkan atas kebenaran! Yohanes pembaptis tak sama dengan
orang-orang Karismatik zaman ini, yang mengutamakan penyembuhan,
mujizat. Karena dia, seumur hidup tak pernah melakukan barang satu
mujizat. Dia hanya berkhotbah dan khotbah tentang Kristus.
Karena he did not come to introduce himself, but to witness and
to glorify Jesus Christ, the Lamb of God, who takes away the sin of the
world. Dan justru karena dia terus meninggikan Kristus, maka
meski dia tak pernah melakukan barang satu mujizat, tapi
tertulis di perikup ini: Yesus pergi ke tempat dia membaptis. Dan
saat mereka melihat Yesus, mereka teringat akan Yohanes
pembaptis. Sama halnya kelak, setelah saya meninggal dunia, waktu
kau mendengar khotbah di tempat ini, kau akan teringat: dulu,
Stephen Tong pernah berseru-seru di atas mimbar ini. Itulah yang
terjadi di Yordan, saat mereka melihat Yesus, mereka teringat
akan Yohanes pembaptis dan langsung mengasosiasikan Dia dengan
kesaksian Yohanes pembaptis. Mengapa? Karena dulu, Yohanes
pembaptis terus bersaksi bagi Yesus, membuat pendengar bagai
bukan menyaksikan Yohanes tapi Yesus Kristus.
Seorang murid saya setelah membaca
buku yang berjudul: John Sung, lalu berkata pada saya: “judul
buku ini: John Sung, tapi sesungguhnya, di buku ini tak ada
John Sung, hanya ada si penulis” “apa maksudmu?” “penulis buku
hanya meminjam nama John Sung untuk memperkenalkan dirinya. Maka
dia bukan bercerita tentang John Sung, tapi: “dulu, saya dan John
Sung pernah ke….” “saya dan John Sung….” “saya membantu John Sung…”
saya, saya, saya…. memperkenalkan dirinya begitu hebat, pernah
hidup sezaman dengan John Sung, pernah melayani bersama John
Sung…..” Dari dialog itu saya terpikir: mungkinkah kita yang
berkhotbah tentang Yesus, sebenarnya bukan memperkenalkan Yesus
tapi memperkenalkan diri? — dosa egocentric bercokol di
balik khotbah kita. Kali itu, Yesus ke Yordan, orang-orang yang
mengikuti Dia ke sana, teringat akan Yohanes pembaptis, lalu
komentar mereka: “meski Yohanes pembaptis tak pernah melakukan
satu mujizatpun, tapi semua yang dia katakan tentang orang ini
benar adanya; nothing false; not a false testimony, everything spoken by John the baptist about this Man is true”.
Dan banyak orang percaya Yesus Kristus. Inilah satu dari dua ayat
di Injil Yohanes yang sangat menggetarkan hati saya: 1. Karena
mendengar Yesus berkata: “Aku sering melakukan hal yang berkenan
pada BapaKu”, banyak orang percaya kepadaNya. 2. Karena semua
kesaksian Yohanes tentang Yesus itu benar, banyak orang percaya
kepadaNya. Keduanya tak ada sangkut-paut dengan mujizat.
Perhatikan: Yesus melakukan mujizat, orang Yahudi membenci Dia.
Tapi Yohanes pembaptis, meski tak pernah melakukan mujizat, hanya
menyaksikan Yesus dengan benar, banyak orang percaya kepadaNya.
Puji Tuhan! Hari ini, kita mengakhiri pembahasan Yoh.10. Minggu
depan , kita akan teruskan pembahasan Yoh.11, Yesus melakukan
mujizat yang lebih besar dan jadi klimaks bagi ketetapan orang
Yahudi untuk menghabisi Dia. Jadi Injil Yohanes memaparkan tahap
demi tahap mengapa Yesus harus mati: Yoh .5, Dia menyembuhkan orang
yang lumpuh tiga puluh tahun, mereka mulai ingin membunuh Dia.
Yoh 9, Dia mencelikkan mata orang yang buta sejak lahir, mereka
semakin berniat membunuh Dia. Dan Yoh.11, Dia membangkitkan
Lazarus, mereka membulatkan tekad untuk mengenyahkan Dia. Tuhan
memberkati kita, setelah mempelajari Injil Yohanes, iman kita
jadi semakin kuat, tak tergoyahkan oleh siapapun. Amin?
(ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah – EL)
Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : http://www.nusahati.com/2012/11/percayakah-kau-bahwa-yesus-adalah-allah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar