Turunnya
Roh Kudus ke dalam dunia merupakan pemberian Allah yang terbesar bagi
Gereja. Janji Allah yang terbesar adalah hidup kekal, dan hidup kekal
diberikan melalui Roh Kudus yang membawa kita untuk taat kepada Kristus.
Namun, hanya empat pasal di dalam Kisah Para Rasul (pasal 2, 8, 10, dan
19) yang mencatat bahwa Roh Kudus turun. Pertama, Roh Kudus turun di
hari Pentakosta. Ini adalah penggenapan janji dalam Perjanjian Lama.
Hanya tujuh kali Alkitab mencatat tentang baptisan Roh Kudus. Baptisan
Roh Kudus berarti Tuhan Yesus membersihkan kita melalui Roh Kudus. Roh
Kudus bukanlah Inisiator. Alkitab dengan jelas mencatat bahwa Yesus
membaptiskan kita dengan Roh Kudus, Pribadi Ketiga Allah Tritunggal yang
tidak kelihatan. Sehingga Yesus menjadi Pembaptis dan Roh Kudus dipakai
oleh Yesus untuk membersihkan orang yang dipilih, yang sekaligus
mengubah status orang itu dari orang berdosa menjadi orang suci. Ketika
Yesus sudah naik ke surga, Dia juga melakukan baptisan itu sebagai
Pribadi Kedua yang sekarang tidak lagi kelihatan, menggunakan Pribadi
Ketiga yang juga tidak kelihatan. Jadi, yang tidak kelihatan memakai
yang tidak kelihatan untuk membersihkan yang kelihatan. Kita semua perlu
Yesus untuk membersihkan kita dengan Pribadi Ketiga dari Allah
Tritunggal, yaitu Roh Kudus.
Mengapa selain di dalam Kisah Para Rasul
tidak ada bagian lain yang mencatat tentang turunnya Roh Kudus? Dalam
sejarah Gereja, kita juga tidak melihat adanya bapa-bapa Gereja yang
mencatat Roh Kudus turun kepada mereka. Tidak ada satu pun dari para
tokoh Reformator yang mengatakan Roh Kudus turun kepada mereka dan
sampai abad ke-20, Roh Kudus juga tidak turun kepada manusia lagi. Roh
Kudus turun sebanyak empat kali: di Yerusalem, di Samaria, di rumah
Kornelius di Yope, dan terakhir di Efesus. Dari Yerusalem sampai ke
Efesus berarti dari kota paling dekat sampai kota paling jauh, dari
tempat orang Yahudi sampai tempat orang kafir, dari tempat paling tepi
lalu menyeberang ke benua Eropa. Artinya, Kerajaan Surga dimulai dari
inti (pusat) yaitu Yerusalem, bertumbuh, berkembang, mengalir, dan
meluas sampai ke tempat paling ujung. Roh Kudus turun sebanyak empat
kali mewakili empat titik awal dan empat lapisan wilayah penginjilan
yang baru. Mulai dari Yerusalem lalu bergeser terus sampai ujung bumi.
Hal ini berkait dengan janji Yesus Kristus, yaitu: ”Kalau Roh Kudus
turun kepada kamu, maka kamu akan mendapatkan kuasa untuk bersaksi bagi
Aku dari Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi.”
(Kis. 1:8). Semua pengajaran Kitab Suci adalah menyatu. Untuk mempunyai
pengertian yang menyatu diperlukan satu kepekaan yang luar biasa dan
diperlukan satu penyelidikan yang tuntas. Roh Kudus turun di Yerusalem,
Samaria, rumah Kornelius (Yudea), dan Efesus (ujung bumi). Melalui
keempat lingkaran ini, seluruh muka bumi sudah diwakili oleh keempat
kota ini. Maka, genaplah seluruh penyataan bahwa Injil dikabarkan ke
seluruh dunia. Maka, kita mengerti mengapa Roh Kudus tidak turun lagi di
tempat lain.
Yerusalem, tempat pertama, menjadi
tempat yang paling penting karena bersifat kolektif, universal, dan
bersifat mewakili seluruhnya. Di dalam Kitab Suci ada satu prinsip bahwa
yang pertama itu bersifat wakil. Adam disebut orang pertama yang
mewakili semua orang yang berdosa dan Yesus mewakili semua orang yang
diselamatkan. Di dalam Adam, kehendak manusia melawan kehendak Allah; di
dalam Yesus, kehendak manusia Yesus ditaklukkan ke dalam kehendak
Allah. Di dalam Adam, dia berdosa; di dalam Yesus Kristus, Dia kudus. Di
dalam Adam, ada dosa yang mengakibatkan maut; di dalam Kristus, ada
kesucian yang memberikan hidup. Di dalam Adam, semua mati; di dalam
Kristus, semua akan bangkit. Di dalam Adam, manusia binasa; di dalam
Kristus, manusia memperoleh hidup yang kekal. Kedua orang ini menjadi
titik permulaan/starting point yang mewakili dua aliran hidup yang berbeda.
Kota Yerusalem menerima Roh Kudus
sebanyak satu kali dan bersifat perwakilan. Sebanyak 120 orang menerima
dan sesudah itu mereka mengabarkan Injil dengan karunia dari Roh Kudus
ke berbagai bahasa yang mengakibatkan orang-orang dari 15 tempat yang
berbeda mengerti firman Tuhan. Injil bukan dimonopoli oleh orang Yahudi.
Ketika manusia meninggikan nama Kristus, di situ bahasa dipersatukan
lagi. Turunnya Roh Kudus adalah bersifat kolektif (satu kali untuk selama-lamanya) dan universal
(tidak perlu Roh Kudus turun lagi). Tetapi untuk sampai ke ujung bumi,
tahapnya ada empat. Setiap tempat akan mengalami hal yang sama dan
keempat tempat ini mewakili setiap orang dari setiap zaman. Waktu engkau
menerima Roh Kudus, apakah Roh Kudus turun lagi dari surga? Tidak
perlu! Sejak pertama kali Roh Kudus turun di Yerusalem, itu menjadi
suatu jaminan bahwa Roh akan diberikan kepada setiap orang yang
sungguh-sungguh percaya. Jadi, baptisan Roh Kudus di dalam pasal kedua
adalah baptisan Roh Kudus yang bersifat representatif.
Oleh sebab itu, Gereja yang kudus dan am terjadi pada waktu rasul-rasul
menerima Roh Kudus di pasal kedua. Ketika rasul-rasul menerima Roh
Kudus, apakah mereka sudah percaya kepada Yesus? Apakah mereka sudah
diutus oleh Yesus untuk mengabarkan Injil? Sudah. Apakah mereka sudah
dibaptiskan? Pernahkah Petrus dibaptis dalam nama Yesus? Siapakah yang
membaptiskan Petrus, Yohanes, Yakobus, dan para rasul yang lain? Apakah
mereka saling membaptis dan menumpangkan tangan? Alkitab tidak pernah
mencatat mereka menerima baptisan dalam nama Yesus. Mereka dipilih
langsung oleh Yesus, mengikut Yesus selama tiga setengah tahun dan
dikuduskan oleh Yesus dengan Roh Kudus. Mereka menerima Roh Kudus secara
langsung melalui hembusan itu. Sekarang Benny Hinn ikut-ikutan, padahal
di Alkitab dikatakan bahwa yang menghembuskan Roh Kudus adalah Yesus.
Kalau seorang hamba Tuhan tidak mau mengerti Alkitab dan menyamakan diri
dengan Yesus, pasti menjadi bidat. Bagaimana pintar dan hebatnya
otakmu, jangan sembarangan membuat inovasi sendiri sehingga akhirnya
memperkirakan dirimu sebagai Allah. Sekarang banyak orang Pantekosta
suka tumpang tangan karena memakai ayat-ayat ini. Padahal Paulus,
Petrus, dan lain-lain tidak pernah menghembuskan Roh Kudus. Lalu banyak
orang heran, kalau bukan dari Tuhan, mengapa bisa “jatuh”? Justru jatuh
itu adalah kuasa supernatural. Supranatural kalau sudah terjadi, kita
terkejut dan kagum, tetapi apakah semua hal supra-alam itu pasti dari
Tuhan Allah? Waktu Musa membuang tongkatnya, tongkat itu menjadi ular,
ahli sihir langsung melakukan yang sama. Musa sebagai hamba Tuhan yang
sadar, mereka hamba Tuhan yang belum sadar mau ikut-ikutan. Pada waktu
tongkat Musa menjadi ular, ular Musa menelan ular dari ahli sihir itu.
Lalu ular Musa menjadi tongkat lagi dan ular dari ahli sihir itu hilang.
Jangan melihat sebagian dan jangan melihat permulaan dan gejala, tetapi
lihatlah bagaimana kuasa Tuhan bekerja. Hanya orang bodoh yang
mengatakan bahwa semua adalah sama. Apakah semua universitas sama?
Apakah semua perempuan sama sehingga ketika engkau mau menikah, engkau
tidak perlu memilih karena semua perempuan sama? Orang yang tidak
mengerti tidak menuntut karena semuanya dianggap sama. Untuk mengerti
perbedaan diperlukan pikiran, observasi, pengujian, dan pengertian
tingkat value. Mengapa saat Benny Hinn menghembus, orang bisa
jatuh? Apakah itu kuasa Roh Kudus? Bukan! Dari mana tahu bukan dari Roh
Tuhan? Karena Roh Tuhan adalah Roh kebenaran. Roh yang mewahyukan
kebenaran dan memberikan kita Kitab Suci, dan di dalam Kitab Suci tidak
ada orang meniup kemudian orang jatuh. Roh Kudus adalah Roh yang
membangunkan bukan menjatuhkan. Maka seharusnya ketika orang mendapatkan
Roh Kudus, ia menjadi bangun. Tetapi mengapa justru banyak yang jatuh?
Apakah karena di hadapan Tuhan lalu rendah hati dan jatuh? Adakah orang
yang di hadapan Tuhan jatuh? Banyak, tapi jatuhnya ke mana? Tidak semua
jatuh itu sama. Apakah Alkitab mencatat ada orang jatuh lalu tutup mata
dan menjadi tidak sadar karena Roh Kudus? Tidak ada! Tidak semua gejala
supra alam sama dengan yang ada di dalam Alkitab. Itu roh lain. Mungkin
dari setan atau mungkin dari kuasa manusia yang tidak taat kepada Tuhan.
Tuhan mengizinkan seseorang memamerkan suatu kuasa supernatural yang
berada dalam potensi manusia tetapi diarahkan pada hal yang lain. Kalau
itu sesuai dengan Roh Kudus, pasti di dalam Alkitab ada hal yang sama.
Pernah seorang hamba Tuhan bertanya
kepada saya setelah ada pengkhotbah yang berbicara di gerejanya dan
akhirnya ketika ia memanggil orang ke depan, banyak yang jatuh. Saya
memberikan pertanyaan padanya, apakah mereka jatuh sesudah atau sebelum
tumpang tangan? Ia menjawab sesudah tumpang tangan. Lalu saya bertanya
lagi, adakah di dalam Alkitab orang yang ditumpang tangan akhirnya
jatuh? Tidak ada bukan? Pernahkah Yesus tumpang tangan lalu semua jatuh
satu per satu? Tidak ada! Apakah berarti ia lebih hebat dari Yesus?
Jangan sembarangan memberi konklusi! Karena di dalam Kitab Suci yang
diwahyukan Roh Kudus, tidak pernah terjadi hal ini. Kedua, ke mana arah
jatuh mereka? Apakah ke kanan, kiri, depan, atau belakang? Semuanya
jatuh ke belakang. Jatuh ke belakang sangat berbahaya karena kalau
terbentur dan kena saraf yang penting, maka bisa mengakibatkan kematian.
Mungkinkah ketika Roh Kudus memenuhi seseorang, Roh Kudus menyebabkan
seseorang terjatuh ke belakang secara tidak sadar? Mereka yang jatuh
harus ditahan oleh orang lain supaya tidak terkena benturan karena
mereka sendiri tidak mempunyai kekuatan untuk memelihara dirinya
sendiri. Jadi, percayakah engkau bahwa ini adalah pekerjaan Roh Kudus?
Pertama, tidak ada tercatat di dalam Alkitab. Kedua, mengapa tidak jatuh
ke kanan, kiri, atau depan, tapi hanya jatuh ke belakang? Ketiga,
mengapa perlu seseorang untuk menahan supaya tidak terbentur? Karena dia
tidak bisa membela dan melindungi diri. Semua pengawasan terhadap diri
dan kekuatan untuk sadar akan bahaya sudah tidak ada. Lalu saya tanya, “Do you think, do you believe, do you confirm that is the work of the Holy Spirit?”
Roh datang untuk membangunkan, Roh datang untuk mencelikkan, Roh datang
untuk membuka mata, Roh datang untuk menyadarkan, tetapi Roh bukan
datang untuk mengacaukan, Roh bukan datang untuk menjadikan orang
menjadi tidak sadar, Roh bukan datang untuk menidurkan, dan Roh bukan
datang untuk menjatuhkan.
Baptisan Roh Kudus adalah pembersihan.
Istilah baptisan, pembersihan, harus dikaitkan dengan hidup suci,
kebenaran, dan hidup lebih dekat dengan Tuhan. Baptisan bukan untuk
mendapat karunia lidah karena karunia lidah pun harus diuji terlebih
dahulu. Kalau kaum intelektual tidak bisa membedakan hal rohani dan
tidak bisa mengonfirmasikan itu sesuai dengan Kitab Suci atau tidak,
sehingga menerima semua itu, maka engkau akan menjadi alat Iblis untuk
menghancurkan Kekristenan. Saya tidak peduli apakah engkau senang atau
tidak mendengar hal-hal seperti ini, tetapi gereja ini tidak main-main.
Waktu Roh Kudus turun pertama kali di Yerusalem, rasul-rasul tidak
dibaptiskan dalam nama Yesus Kristus atau dalam nama kudus Allah
Tritunggal karena mereka menerima panggilan untuk diutus dan
membaptiskan sehingga mereka tidak perlu dibaptiskan. Semua gelar doktor
diterima dari seorang guru yang memberikan gelar doktor. Tetapi gelar
doktor pertama pasti diberikan oleh guru yang tidak ada gelar doktornya.
Sebab dialah yang pertama. Jadi, semua rasul tidak perlu dibaptiskan
karena mereka langsung menerima panggilan, langsung diutus, langsung
diperintahkan oleh Yesus untuk pergi membaptiskan orang lain. Maka,
tidak ada rasul yang perlu dibaptiskan.
Pasal ke-8 mencatat bahwa mereka sudah
dibaptiskan dalam nama Yesus tetapi tidak ada Roh Kudus. Mengapa
menerima Yesus saja masih tidak cukup? Mengapa sesudah dibaptiskan dalam
nama Yesus masih perlu menerima Roh Kudus? Petrus mengatakan, ”Hanya
dibaptis dalam nama Yesus tidak cukup, perlu Roh Kudus.” Mengapa perlu
Roh Kudus? Karena Gereja adalah orang yang beriman dan iman adalah
reaksi manusia kepada kebenaran dan kebenaran hanya diwahyukan oleh Roh
Kudus. Sedangkan dibaptiskan dalam nama Yesus adalah satu wadah, satu
upacara memakai air namun air tidak pernah membersihkan kita. Itu
sebabnya di dalam Gereja Reformed Injili Indonesia, setiap kali saya
membaptiskan, saya memakai air membaptiskan engkau untuk melambangkan
Roh Kudus turun kepada kamu. Hanya lambang! Saya hanya hamba Tuhan, saya
bukan Allah, maka saya tidak bisa menyucikan orang. Saya hanya
melakukan ini sebagai lambang menyatakan hadirnya iman dan pengalaman
sejati Anda di dalam rohmu. Engkau tetap membutuhkan Roh Kudus untuk
membersihkan engkau, bukan saya. Maka Petrus mengatakan tidak cukup.
Baptisan dalam nama Yesus tidak cukup karena harus menerima Roh Kudus.
Karena itu, Petrus menumpangkan tangan ke atas mereka dan Roh turun.
Mengapa harus Petrus yang menumpangkan tangan? Mengapa setelah Filipus
mengabarkan Injil lalu membaptiskan mereka yang menerima Tuhan menjadi
orang Kristen tidaklah cukup? Karena Gereja harus dibangun di atas rasul
dan nabi, bukan nabi dan rasul. Hal ini muncul secara jelas di dalam
Perjanjian Baru sebanyak tiga kali dan urutannya tidak pernah terbalik
(1Kor. 12:28 dan Ef. 4:11, Ef. 2:20). Kitab Suci begitu ketat. Jangan
memperalat Kitab Suci lalu bersaksi ke sana-sini membawa cerita diri.
Berapa banyak pendeta yang menceritakan mimpi mereka lalu mengatakan,
“Tuhan berkata kepadaku…”? Semua perkataan Tuhan sudah dicatat di dalam
Kitab Suci dan tidak perlu ditambah lagi; apalagi dengan mimpi-mimpi
yang tidak sesuai dengan firman yang tercatat di dalam Alkitab. Ketika
Petrus mengatakan, “Engkau harus mendapat Roh Kudus,” dia tumpang
tangan. Dia tumpang tangan justru kepada orang yang sudah menerima
baptisan tentang Yesus. Mengapa mereka sudah menerima baptisan di dalam
Yesus, sedangkan Petrus ataupun Yohanes sendiri belum pernah menerima
baptisan dalam nama Yesus? Ini karena Petrus dan Yohanes adalah rasul.
Perjanjian Lama ditulis oleh nabi.
Perjanjian Lama dahulu baru Perjanjian Baru, bukan? Dengan demikian,
mereka semua tahu bahwa nabi mendahului rasul. Rasul mendahului nabi
karena Perjanjian Baru adalah penggenapan Perjanjian Lama dan kunci
untuk mengerti Perjanjian Lama. Perjanjian Baru terkandung di dalam
Perjanjian Lama dan Perjanjian Lama baru digenapi oleh Perjanjian Baru.
Dengan demikian, kita tidak boleh melihat dari Perjanjian Lama karena
akan kabur, tetapi dari Perjanjian Baru melihat Perjanjian Lama akan
jelas karena sudah genap. Perjanjian Baru adalah satu penggenapan, satu
bangunan yang sudah betul-betul selesai. Lalu dari Perjanjian Baru
melihat Perjanjian Lama. Misalnya di Perjanjian Lama ditulis, “Kami
seperti domba tersesat, semua dosa ditanggungkan pada Dia.” Di
Perjanjian Baru melihat Yesus di kayu salib baru kita mengerti ketika
Dia mengatakan, “Bapa, ampunilah mereka.” Yesus layak memohon doa
pengampunan ini karena Ia adalah Wakil yang menggantikan. Kita
baru mengerti apa yang dikatakan di dalam Yesaya 53 dan gabungan Kisah
Para Rasul 8 dan 10 yang terjadi di dalam Perjanjian Baru. Yohanes
Pembaptis hanya melayani selama satu tahun lalu dibunuh. Yesus
mengatakan bahwa tidak ada nabi yang dibangkitkan lebih besar dari
Yohanes Pembaptis karena dialah yang menggenapinya. Nabi lain hanya
melihat dari jauh sedangkan Yohanes Pembaptis benar-benar melihat dari
dekat bahwa Yesus adalah Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Ia juga
melihat bagaimana Yesus adalah sungguh-sungguh Manusia Allah dimana Roh
Kudus dicurahkan ke atas-Nya. Rasul-rasul yang tidak pernah dibaptiskan
dalam nama Yesus mengatakan bahwa dibaptiskan dalam nama Yesus saja
tidak cukup, kamu harus menerima Roh Kudus lalu mereka menumpangkan
tangan ke atas jemaat.
Kalau di Samaria perlu tumpang tangan
oleh rasul, apakah berarti di kota-kota saat ini juga perlu ada rasul
yang datang? Tidak. Mengapa waktu itu perlu rasul, sekarang tidak?
Mengapa sida-sida yang pulang ke Ethiopia dan gereja di Ethiopia tidak
perlu rasul? Keempat kali Roh Kudus turun mewakili keempat tempat di
mana Injil akan dipelopori ke seluruh dunia. Pada pasal kedua, mereka
tidak sadar bahwa Roh Kudus belum mewahyukan seluruh Kitab Suci sampai
sempurna sehingga tidak ada satu pun gereja yang boleh menganggap diri
sudah sah. Kecuali di Yerusalem yang menjadi kolektif, representatif,
universal sekali untuk selama-lamanya. Roh Kudus turun langsung atas
rasul, itulah gereja yang sah, gereja induk, gereja permulaan, gereja
menjadi dasar gereja seluruh dunia, maka semua gereja yang lain tidak
sah. Mengapa? Karena di Efesus 2:20, Gereja didirikan atas dasar rasul
dan nabi. Di Samaria, Injil sudah diberitakan, banyak yang sudah
menerima Tuhan dan sudah dibaptiskan. Gereja yang benar harus memiliki
dasar “Yesus mati bagi aku, Yesus bangkit kembali.” Inilah Injil. Tetapi
siapa memberitakan Injil ini? Saya hanya percaya Yesus yang dikabarkan
oleh Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Seluruh Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru berbicara tentang Yesus. Perjanjian Lama ditulis oleh
nabi, Perjanjian Baru ditulis oleh rasul. Jadi, Gereja ini berdiri di
atas Kristus, dan bukan saja demikan, nabi dan rasul memberikan dasar
kepada kita dan keduanya bersaksi tentang Kristus. Tetapi bagi jemaat
Samaria, saat itu mereka hanya memiliki Perjanjian Lama. Perjanjian Baru
belum dicatat sehingga gereja itu belum memiliki dasar rasul dan nabi.
Mereka percaya nabi hanya karena dulu masih belum Kristen, sebagai orang
Yahudi pernah mendengar. Tetapi sekarang mereka tidak ada dasar, Yesus
itu disaksikan oleh siapa? Disaksikan oleh rasul sedangkan Filipus bukan
rasul. Di dalam Alkitab ada dua Filipus: Filipus yang adalah rasul dari
kedua belas rasul yang dipanggil oleh Tuhan Yesus sendiri, dan seorang
Kristen di Yerusalem yang akhirnya dipilih menjadi majelis (diaken).
Jadi, rasul dipilih oleh Tuhan sendiri. Majelis dipilih dari jemaat
sehingga majelis yang suka mengabarkan Injil sangat baik, tetapi dia
tidak bisa mewakili rasul. Tempat di mana rasul tidak bisa pergi maka
majelis yang pergi. Ketika Filipus yang adalah majelis memberitakan
Injil di Samaria, banyak orang percaya namun ini belum cukup, walaupun
sudah didirikan gereja di sana. Mengapa? Karena hanya ada Perjanjian
Lama dan belum ada Perjanjian Baru, maka Petrus dan Yohanes diutus untuk
mengonfirmasikan gereja karena mereka adalah rasul. Amin.
Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/doktrin-roh-kudus-bagian-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar