Terjemahan
lain, karena Kau mencintai kebenaran, keadilan dan membenci segala
kejahatan, itu sebabnya Allah, yaitu AllahMu akan mengurapi Engkau
dengan minyak sukacita lebih daripada urapan yang diberikan kepada
teman-teman di sekitarMu.
Minggu lalu kita sudah membahas tentang
Kerajaan Kristus itu kekal dan tongkat KerajaanNya tidak akan lenyap
untuk selama-lamanya. Ayat ini dikutip dari Mazmur 45 di dalam sejarah
Israel, pada saat raja dilantik, imam besar akan membacakan ayat ini
sebagai restu atas dirinya, supaya kuasa pemerintahannya diberkati oleh
Tuhan dan tahtanya tidak goncang. Inilah yang membedakan kerajaan Israel
dengan kerajaan-kerajaan lain di daerah Palestina,
pemerintah-pemerintah dunia tidak menginginkan adanya kuasa yang lebih
besar dan lebih tinggi di atas pemerintahannya, tetapi Alkitab dengan
jelas mengatakan kepada Israel, bukanlah demikian dengan kamu, bangsaKu,
karena sebenarnya yang memerintah kamu bukanlah raja melainkan Aku,
Tuhan yang menciptakanmu. Ada unsur kuasa Teokrasi di dalam pemerintahan
Israel. Maka ketika raja-raja Israel dan Yehuda dilantik, upacara
pelantikannya dilakukan oleh imam yang mewakili Tuhan Allah. Artinya
raja menerima mandat dari Tuhan, itu sebabnya harus menjalankan kehendak
Tuhan, harus memelihara umat Tuhan yang dipercayakan kepadanya, tidak
boleh memerintah berdasarkan kemauannya yang tidak terkendali atau
nafsunya yang tidak diikat oleh kebenaran. Selain itu raja-raja yang
pernah muncul di dalam Alkitab hanya merupakan lambang dari Kristus
saja. Mengapa? Karena tongkat pemerintahan mereka tidak kekal. Mereka
hanya memerintah selama puluhan tahun, lalu mewariskan tahta
pemerintahannya kepada anaknya karena meninggal.
Tahun lalu, seorang profesor dari program post doctorate
dari Beijing yang ikut studi di Reformed Institut di Washington D.C.
pada malam kesaksian beliau berkata, saya merasa ada perbedaan yang
sangat besar antara pemerintahan Kristen dengan pemerintahan yang tidak
bertuhan. Para raja di Barat yang dipengaruhi oleh kekristenan sadar ada
Tuhan yang tertinggi sebagai Penguasa yang tidak nampak, tapi hal
seperti itu tidak terdapat di dalam pemerintahan di Timur, khususnya di
Tiongkok. Itu sebabnya dari zaman Qin Shi Huang, the first emperor sampai pada Mao Ze Dong,
semuanya sama. Setelah mereka naik tahta, mereka membunuh dan berbuat
hal-hal yang tidak adil dan sewenang-wenang. Karena mereka menganggap
kuasa mereka adalah kuasa yang mutlak. Apakah kuasa manusia kekal
adanya? Tidak.
Adakah kerajaan dan kuasa manusia yang
kekal? Tidak ada. Satu-satunya Kerajaan yang kekal adalah Kerajaan Yesus
Kristus. Alkitab mengatakan, tiap-tiap raja di Israel, sebelum naik
tahta harus berjanji, tidak akan melepaskan Firman Tuhan dari kepalanya,
dari lengannya, dari jubahnya, artinya baik-baik dia harus berpikir,
berjalan, atau melakukan apapun seturut prinsip Firman Tuhan yang
tercantum di Taurat. Setelah itu barulah dia berhak memerintah umat yang
Tuhan percayakan kepadanya. Itu sebabnya orang yang duduk di atas tahta
bukan menggunakan kuasa dengan sewenang-wenang melainkan menuruti
prinsip-prinsip yang penting dari Firman Tuhan, barulah dia akan
diberkati oleh Tuhan.
Dengan hak apakah Yesus Kristus duduk di
atas tahta Allah menjadi Raja yang memerintah gereja dan seluruh alam
semesta? Bukan duduk di atas tahta untuk menyembelih orang lain,
membasmi musuh-musuhNya, tetapi sebaliknya, Dia pernah difitnah, diperlakukan secara tidak adil, mati menggantikan kau dan saya, bangkit dan duduk di atas tahta.
Karena Dialah Domba Allah yang tersembelih, yang membeli orang-orang
dari pelbagai sudut, termasuk kau dan saya dengan darahNya dan dibawa
kembali kepada Allah. Hati kita mempunyai tahta. Tahta itu bukan untuk
diduduki oleh Nebukadnezar, Mao Ze Dong atau siapaun tetapi Yesuslah yang harus duduk di sana. Karena Dia adalah Tuhan dan Juruselamat kita.
Ayat 9, Dia yang duduk di atas tahta,
mempunyai satu sifat yang membuatNya diperkenan oleh Allah, yaitu
mencintai keadilan dan membenci kefasikan. Siapakah yang duduk di atas
tahta? Yesus Kristus. Dengan sifat yang bagaimanakah Dia memerintah?
Tiap-tiap hari kita menyaksikan orang-orang yang duduk di atas tahta
melakukan ketidakadilan, bermain seturut dengan rencana yang fasik,
hanya untuk memperoleh profit dan meluputkan diri dari menderita
kerugian.
Tidak demikian dengan Yesus, di ayat ini
Allah memberikan kesaksian melalui Roh Kudus yang memberikan inspirasi
kepada penulis di Alkitab. Engkaulah Allah, Engkau duduk di atas tahta,
Engkau menyukai keadilan dan membenci kefasikan. Mari kita mendoakan mereka yang duduk di atas tahta untuk memiliki sifat seperti ini. Jika pemerintah mencintai keadilan dan membenci kejahatan, dunia akan menjadi beres.
Alkitab berkata, Lord Jesus, the Son of God
mencintai keadilan dan kebenaran serta membenci kefasikan. Itu sebabnya
Allah, yaitu AllahMu artinya Yesus menjalankan kebenaran, maka Allah
Bapa yang mengutus Dia mengurapi Dia dengan sukacita. Dengan perkataan
lain, melalui oknum yang ketiga, Allah mengkonfirmasikan kelayakan
pelayananNya. Dengan begitu, Allah Tritunggal sekali lagi muncul di ayat
ini. Allah Bapa mengurapi Yesus Kristus, AnakNya dengan Roh Kudus,
oknum yang ketiga.
Seluruh peraturan yang kompleks dari masyarakat harus kembali meneladani apa yang dikerjakan oleh Tuhan. Kau mencintai keadilan (dalam bahasa Gerikanya adalah dikaiosune,
yaitu kebenaran, keadilan), artinya Kau memperlakukan semua orang
dengan kebenaran keadilan, sikap itu pula yang akan Tuhan karuniakan
melalui Kristus yang mati dan bangkit kepada kita, orang-orang yang
dibenarkan.
Kata Paulus di dalam surat Roma, kita
dibenarkan oleh iman, arti asli dari kalimat tersebut adalah kita diberi
kebenaran, keadilan melalui iman kita kepada Dia. Jadi seharusnya tidak
diterjemahkan sebagai oleh melainkan melalui. Kita dibenarkan oleh Tuhan melalui iman. Maka istilah dikaiosune
yang terdapat di dalam ayat ini mempunyai arti yang luar biasa
dalamnya. Bila seorang pemimpin tidak mempunyai sifat ini,
kepemimpinannya akan menjadi goncang.
Begitu juga kalau seorang ayah memperlakukan anaknya dengan tidak adil, keluarganya akan goncang. Karena
yang anak-anak tuntut dari orang tuanya bukanlah uang, bukan seorang
ayah yang tampan atau ibu yang cantik melainkan perlakuan yang adil. Dikaiosune-lah
sifat dan prinsip yang Yesus pakai dalam memerintah KerajaanNya. Dia
adalah Raja yang mencintai keadilan dan membenci kefasikan, maka setiap
kali dosa, kenajisan, ketidakadilan datang, Kristus pasti akan
menolaknya. Itu sebabnya Allah mengurapi Dia dengan minyak sorgawi yang
memberikan sukacita. Apa maksudnya? Beban yang berat di dalam
pelayanan perlu dibarengi dengan kerelaan dan sukacita yang luar biasa.
Itulah rahasia di dalam pelayanan.
Jika seseorang sambil melayani sambil
mengomel, itu berarti rohaninya tidak beres. Seorang yang melayani Tuhan
seharusnya sambil melayani sambil menikmati urapan sukacita. Apakah
capek? Capek. Apakah susah? Susah. Ada banyak pengalaman yang pahit, ada
banyak hal yang sangat mengecewakan, tetapi kita tidak putus asa.
Mengapa? Ada sesuatu yang mengimbangi. Minyak sukacita yang telah
mengurapi kita. Karena ada sukacita, maka semua jerih-payah dan kelelahan akan menjadi ringan dan tidak berarti apa-apa.
Jika kau berani menjadi manusia, maka kau harus berani menanggung
segala kesulitan. Karena hidup memang penuh dengan kesulitan,
kemungkinan disalah mengerti oleh orang lain. Jadi kita mengerjakan
apapun, jangan hanya menginginkan bonus tapi tidak mau menjalankan
kewajibannya, jangan hanya ingin menuai tapi tidak mau menabur. Itu
tidak mungkin.
Ketika Yesus datang ke dunia, Dia tidak
berkata, “Tahukah kamu, siapakah Aku? Aku adalah Anak Allah, kamu semua
harus tunduk kepadaKu.” Dia datang untuk menjadi contoh. Lahir di
palungan, difitnah, disalahmengerti, ditolak, diejek, akhirnya sampai
dipaku di atas kayu salib. Apakah sulit? Ya. Adakah memikul salib yang
berat? Ya. Adakah mengalirkan darah? Ya. Adakah Dia berkata, mana
keadilan, Aku adalah AnakMu mengapa Kau mencampakanKu ke dunia? Tidak!
Dia bersukacita.
Satu hal yang sangat menyentuh hati saya
adalah pada waktu Yesus mengutus ketujuh puluh orang muridNya
mengabarkan Injil. Waktu mereka kembali, mereka melaporkan kesuksesan
misi mereka yang luar biasa. Saat itu Yesus menghadapi permasalahan yang
amat sulit. Dia memberitakan Injil tidak seorangpun menerimanya, tapi
murid-muridNya justru sukses. Mengapa bisa begitu? Karena Yesus
memberikan ladang yang gampang kepada murid-muridNya, ladang yang sulit
Dia sendiri yang mengerjakannya.
Jika demikian pantaskah murid-muridNya
bersombong, merasa diri lebih hebat daripada Guru mereka? Yesus berkata,
jangan bersukacita hanya karena kamu bisa menaklukan setan,
bersukacitalah jika namamu tercatat di dalam buku Alhayat. Kalimat ini
ditujukan kepada siapa? Murid-muridNya yang mungkin menjadi congkak,
sekaligus mengingatkan mereka bahwa di antara mereka yang ikut melakukan
penginjilan dan menyaksikan keberhasilan itu ada seorang yang namanya
tidak tercatat di buku Alhayat.
Setelah itu Yesus menengadah ke langit
dan berkata, “Oh Tuhan langit dan bumi, Aku bersyukur kepadaMu, karena
kehendakMu memang demikian.” Apa maksudnya? “Tuhan, Kaulah yang
mengizinkan Aku melayani dengan susah payah tapi tanpa hasil, maka
hatiKu bersukacita.” Itulah kerohanian Yesus yang bisa dijadikan contoh
oleh setiap pelayan Tuhan. Saat Dia tidak berhasil, Dia tidak merasa
iri, tidak marah, tapi menerimanya sebagai rencana Allah BapaNya.
Ada banyak orang Kristen hanya tahu
memuji Tuhan di saat kaya, memperoleh profit, tapi waktu kawanmu
mendapat banyak order dan perusahaanmu terus merosot, bisakah kau memuji
Tuhan? Kembalilah kepada teladan yang diberikan oleh Yesus Kristus.
Minyak sukacita diberikan menjadi urapan
bagi pelayanan, tapi jika pelayananmu tidak disertai sukacita, itu akan
menjadi berat sekali. Seorang pendeta di Amerika, baru membeli mobil
baru, tiga bulan kemudian mobilnya rusak. Mengapa? Karena dia tidak ada
pengalaman. Dia hanya tahu mengisi bensin, tidak pernah mengganti oli. Minyak sorgawi yang memberikan sukacita sama seperti oli di dalam mesin yang membuat jalan, suara, umur mesin menjadi berbeda.
Ada orang yang baru menjadi hamba Tuhan
dua tahun sudah merasa kesal dan tidak mau menjadi hamba Tuhan lagi,
karena ada begitu banyak kesulitan. Ada orang yang sudah melayani lima
puluh, enam puluh tahun, meski diejek, difitnah, diumpat, disalah
mengerti, dia tetap melayani dengan sukacita. Rahasianya hanya satu,
urapan minyak sukacita. Apa itu urapan minyak sukacita? Kepenuhan Roh
Kudus. Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang melayani dengan
penuh sukacita, penuh cinta kasih.
Seperti Yesus, saat Dia dipaku dan
darahNya mengalir, saat itulah darahNya siap untuk mengampuni dosa
manusia. Sangat berbeda dengan orang pada umumnya, kalau diberi telur
ayam akan dibalas dengan memberi telur bebek, tapi kalau dipanah, akan
dibalas dengan roket, agar hancur. Padahal bila kebencian dilawan dengan
kebencian, hanya akan mendatangkan kehancuran, tetapi bila dihadapkan
dengan cinta kasih, meskipun tidak membuahkan hasil dengan cepat, lambat
laun hati nurani mereka akan menyadarinya.
Tuhan Yesus memerintahkan Petrus, “Sarungkan pedangmu, karena barangsiapa mengeluarkan pedang, dia akan mati oleh pedang.” Cintailah musuhmu, berdoalah bagi mereka yang menganiayamu. Itulah ajaran Kristen.
Kalau minyak sorgawi memenuhi kita, maka
keletihan, kesulitan yang sebesar apapun di dalam pelayanan kita akan
dikalahkan oleh sukacita dan kerelaan yang ada di dalam diri kita.
Kerelaan, kesungguhan, minyak sukacita adalah contoh yang kita pelajari
dari Kristus. Mari kita belajar dari Yesus Kristus.
Alkitab hanya satu kali mencatat Yesus
bersukacita, tapi justru pada saat yang paling sulit. Baca Matius 11:20,
25ff, Ibrani 1:8-9. Apakah rahasianya agar kita bisa terus bersukacita?
Tidak ada lain kecuali mencintai keadilan dan membenci kejahatan.
Menjalankan kebenaran tapi ditolak lebih bersukacita daripada melakukan
kejahatan tapi diterima. Biar orang melawan saya, asal saya yakin bahwa
apa yang saya lakukan itu benar dan berkenan kepada Tuhan, saya akan
tetap melakukan.
Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/bagaimana-pemerintahan-yang-diperkenan-allah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar