Di tengah hingar-bingarnya gereja dan dunia, ternyata secara hakekat mereka sedang tertidur, pemuda-pemudi dan para pemimpin Kristen tidur. Di lain pihak, berbagai agama lain sedang berjuang menegakkan ”iman” mereka. Kita puas dengan apa yang kita kerjakan, puas mencapai keuntungan materi, gereja besar, dan kehilangan inti isi iman Kristen. Di tengah situasi ini, saya ingin orang Kristen kembali kepada iman yang sejati. Inilah yang akan dikerjakan oleh Gerakan Reformed Injili.
Selama 5 tahun, mulai tahun 2004-2008 ini, kita akan membentuk sekelompok orang yang dengan jelas dapat melihat seluruh gerakan, seluruh arah, seluruh pondasi, seluruh lingkup dan seluruh kuasa perjuangan yang ada di dalamnya. Diharapkan, kelompok ini kelak bisa sungguh-sungguh menjadi suatu laskar yang besar untuk berjuang demi Kerajaan Allah. Doktrin Reformed adalah suatu konsep Iman yang merupakan pondasi, dan semangat Injili adalah aktifitas untuk memberitakan Firman kepada orang luar, membawa orang lain kembali kepada Firman Tuhan. Gerakan Reformed Injili mengajak gereja-gereja untuk berakar kepada Firman dan mengajak orang Kristen mengabarkan Injil keluar. Gerakan Reformed Injili berakar ke dalam, dan berbuah ke atas. Iman harus berakar dan ditanamkan ke dalam Kitab Suci dan hidup kekristenan dipaparkan kepada orang yang belum mengenal Tuhan.
Di dalam berbagai gereja, ada semangat Reformed Injili yang sudah pernah dan masih tetap berkembang. Di dalam Gereja Methodist ada bibit Reformed, karena salah satu pendirinya, George Whitefield, adalah seorang Reformed sepenuhnya dan dia mengabarkan Injil lebih giat daripada rekan-rekannya. Dia adalah salah seorang yang paling saya kagumi di dalam sejarah. Pendiri Methodist yang lain John Wesley, dia Injili tetapi tidak mengerti Theologi Reformed. George Whitefield dan John Wesley berdebat di dalam masalah theologis lebih dari 26 tahun sambil saling menghormati. Setelah 26 tahun John Wesley mengatakan ”Saya tidak bisa menerima bahwa saya harus mengabarkan seorang Allah yang memilih sebagian diselamatkan dan tidak memilih yang lain. Saya hanya bisa mengabarkan Tuhan Allah memberikan kesempatan kepada semua orang. Yang mau percaya selamat, yang tidak mau percaya binasa.”
Perkataan di atas sepintas logis dan cocok dengan pikiran kita. Tetapi ada kesulitan besar di dalamnya. Kalau Tuhan memberikan kesempatan kepada semua orang, mengapa ada orang sampai mati belum pernah dengar Injil satu kali, tetapi ada orang mendengar Injil ribuan kali? Kalau Tuhan mau semua orang diselamatkan, Tuhan harus memberi kesempatan sama kepada semua orang. Kalau tidak, maka Tuhan tidak adil.
Theologi Reformed bukan saja di Methodist, Theologi Reformed bukan saja di Anglikan, Theologia Reformed juga berada di dalam sayap-sayap Lutheran. Martin Luther lebih tua dari Calvin, itu membuat orang-orang dari sayap Lutheran menganggap mereka lebih bergengsi. Tetapi Tuhan memakai Luther untuk merobohkan dan Tuhan memakai Calvin untuk membangun dengan Theologi Reformed. Reformasi berada di dalam keduanya, satu menghancurkan yang salah, yang lain membangun yang benar. Philip Melanchton, seorang Lutheran yang jelas melihat signifikansi Calvin dan berusaha agar Lutheran dan Calvinis bisa bersatu dengan semangat Reformasi. Maka diselenggarakannyalah Sinode Konkordia, yg berarti sinkron. Tidak semua kaum Lutheran mau menerima Sinode tersebut. Saya kira, Melanchton adalah salah seorang yang paling sedih dan paling tersendiri pada zaman itu. Kita melihat di dalam Lutheran ada orang yg betul-betul mengerti apa itu Reformed. Dan orang Calvinis sudah menerima, mengadopsi beberapa prinsip yang paling penting di dalam Theologia Lutheran termasuk Sola Scriptura, Sola Gratia, Sola Fide, dan Soli Deo Gloria. Ini semua adalah prinsip-prinsip paling dasar dan paling tepat, yang diturunkan oleh Lutheran dan diadopsi oleh orang Calvinis. Gerakan Reformed Injili bukan suatu denominasi, melainkan suatu gerakan Reformed Universal, Gerakan Reformed Injili tidak dimiliki oleh hanya satu golongan saja. Gerakan Reformed Injili adalah suatu dobrakan dan sesuatu rekonstruksi; suatu upaya membangun kembali ajaran-ajaran yang sesuai dengan kehendak Allah menurut prinsip-prinsip Alkitab. Gerakan Reformed adalah suatu ajakan yang mulia, yang agung, yang terbuka, agar semua gereja kembali setia kepada Alkitab. The whole church as the whole body of Jesus Christ ,be faithfull and holy return to the Bible. Itu sebabnya, kita menegakkan satu gerakan Reformed Injil dan kita mengajak semua gereja kembali kepada ajaran Tuhan melalui semangat dan Theologi seperti ini. Saya tidak mengharapkan semua orang berpindah ke Gereja Reformed. Silahkan saudara tetap di gereja saudara sendiri, tetapi mempunyai Theologi yang digabungkan secara semangat dan pengertian dengan Theologi Reformed Injili. Ini tugas setiap orang dan kita akan terus dipimpin oleh Tuhan untuk melihat dengan terbuka apa yang dibuka oleh Tuhan bagi kita. Suatu saat diharapkan kita bisa menjawab kepada Tuhan: ”Tuhan, saya ingin terjun, ingin terlibat dalam gerakan ini demi Nama, demi kemulian, dan untuk memuaskan hati-Mu, Amin.”
Sumber : http://www.buletinpillar.org/transkrip/the-call-to-christian-leader-concise
Selama 5 tahun, mulai tahun 2004-2008 ini, kita akan membentuk sekelompok orang yang dengan jelas dapat melihat seluruh gerakan, seluruh arah, seluruh pondasi, seluruh lingkup dan seluruh kuasa perjuangan yang ada di dalamnya. Diharapkan, kelompok ini kelak bisa sungguh-sungguh menjadi suatu laskar yang besar untuk berjuang demi Kerajaan Allah. Doktrin Reformed adalah suatu konsep Iman yang merupakan pondasi, dan semangat Injili adalah aktifitas untuk memberitakan Firman kepada orang luar, membawa orang lain kembali kepada Firman Tuhan. Gerakan Reformed Injili mengajak gereja-gereja untuk berakar kepada Firman dan mengajak orang Kristen mengabarkan Injil keluar. Gerakan Reformed Injili berakar ke dalam, dan berbuah ke atas. Iman harus berakar dan ditanamkan ke dalam Kitab Suci dan hidup kekristenan dipaparkan kepada orang yang belum mengenal Tuhan.
Di dalam berbagai gereja, ada semangat Reformed Injili yang sudah pernah dan masih tetap berkembang. Di dalam Gereja Methodist ada bibit Reformed, karena salah satu pendirinya, George Whitefield, adalah seorang Reformed sepenuhnya dan dia mengabarkan Injil lebih giat daripada rekan-rekannya. Dia adalah salah seorang yang paling saya kagumi di dalam sejarah. Pendiri Methodist yang lain John Wesley, dia Injili tetapi tidak mengerti Theologi Reformed. George Whitefield dan John Wesley berdebat di dalam masalah theologis lebih dari 26 tahun sambil saling menghormati. Setelah 26 tahun John Wesley mengatakan ”Saya tidak bisa menerima bahwa saya harus mengabarkan seorang Allah yang memilih sebagian diselamatkan dan tidak memilih yang lain. Saya hanya bisa mengabarkan Tuhan Allah memberikan kesempatan kepada semua orang. Yang mau percaya selamat, yang tidak mau percaya binasa.”
Perkataan di atas sepintas logis dan cocok dengan pikiran kita. Tetapi ada kesulitan besar di dalamnya. Kalau Tuhan memberikan kesempatan kepada semua orang, mengapa ada orang sampai mati belum pernah dengar Injil satu kali, tetapi ada orang mendengar Injil ribuan kali? Kalau Tuhan mau semua orang diselamatkan, Tuhan harus memberi kesempatan sama kepada semua orang. Kalau tidak, maka Tuhan tidak adil.
Theologi Reformed bukan saja di Methodist, Theologi Reformed bukan saja di Anglikan, Theologia Reformed juga berada di dalam sayap-sayap Lutheran. Martin Luther lebih tua dari Calvin, itu membuat orang-orang dari sayap Lutheran menganggap mereka lebih bergengsi. Tetapi Tuhan memakai Luther untuk merobohkan dan Tuhan memakai Calvin untuk membangun dengan Theologi Reformed. Reformasi berada di dalam keduanya, satu menghancurkan yang salah, yang lain membangun yang benar. Philip Melanchton, seorang Lutheran yang jelas melihat signifikansi Calvin dan berusaha agar Lutheran dan Calvinis bisa bersatu dengan semangat Reformasi. Maka diselenggarakannyalah Sinode Konkordia, yg berarti sinkron. Tidak semua kaum Lutheran mau menerima Sinode tersebut. Saya kira, Melanchton adalah salah seorang yang paling sedih dan paling tersendiri pada zaman itu. Kita melihat di dalam Lutheran ada orang yg betul-betul mengerti apa itu Reformed. Dan orang Calvinis sudah menerima, mengadopsi beberapa prinsip yang paling penting di dalam Theologia Lutheran termasuk Sola Scriptura, Sola Gratia, Sola Fide, dan Soli Deo Gloria. Ini semua adalah prinsip-prinsip paling dasar dan paling tepat, yang diturunkan oleh Lutheran dan diadopsi oleh orang Calvinis. Gerakan Reformed Injili bukan suatu denominasi, melainkan suatu gerakan Reformed Universal, Gerakan Reformed Injili tidak dimiliki oleh hanya satu golongan saja. Gerakan Reformed Injili adalah suatu dobrakan dan sesuatu rekonstruksi; suatu upaya membangun kembali ajaran-ajaran yang sesuai dengan kehendak Allah menurut prinsip-prinsip Alkitab. Gerakan Reformed adalah suatu ajakan yang mulia, yang agung, yang terbuka, agar semua gereja kembali setia kepada Alkitab. The whole church as the whole body of Jesus Christ ,be faithfull and holy return to the Bible. Itu sebabnya, kita menegakkan satu gerakan Reformed Injil dan kita mengajak semua gereja kembali kepada ajaran Tuhan melalui semangat dan Theologi seperti ini. Saya tidak mengharapkan semua orang berpindah ke Gereja Reformed. Silahkan saudara tetap di gereja saudara sendiri, tetapi mempunyai Theologi yang digabungkan secara semangat dan pengertian dengan Theologi Reformed Injili. Ini tugas setiap orang dan kita akan terus dipimpin oleh Tuhan untuk melihat dengan terbuka apa yang dibuka oleh Tuhan bagi kita. Suatu saat diharapkan kita bisa menjawab kepada Tuhan: ”Tuhan, saya ingin terjun, ingin terlibat dalam gerakan ini demi Nama, demi kemulian, dan untuk memuaskan hati-Mu, Amin.”
Sumber : http://www.buletinpillar.org/transkrip/the-call-to-christian-leader-concise
Tidak ada komentar:
Posting Komentar