(2Tes. 2:7-12, TB-LAI)
“Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.”
Ayat di atas merupakan ayat peringatan akan keadaan yang terjadi pada zaman akhir, di mana “pendurhaka” atau orang yang berkejahatan besar itu akan datang. Pada saat itu yang menahannya akan kurang. Akibatnya, akan terjadi suatu penipuan yang besar di dalam dunia.
Perbedaan antara gerakan-gerakan yang sedang kita kritik dengan apa yang dikatakan dalam Alkitab adalah: para pemimpin itu percaya, seolah-olah pada akhir zaman semua orang akan menjadi orang Kristen, sedangkan Alkitab mengatakan bahwa pada akhir zaman akan sulit ditemukan orang yang beriman sejati (Luk. 18:8). Perbedaan ini merupakan perbedaan yang besar sekali.
Kita melihat orang-orang yang berkobar-kobar dan begitu giat bekerja sehingga terlihat kemajuan yang begitu luar biasa. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa di antara seluruh manusia, hanya ada sedikit sekali orang-orang yang memiliki iman yang sejati dan moral yang sungguh-sungguh. Pada waktu itu, manusia akan menjadi seperti zaman Sodom (Luk. 17:28-30), kejahatan-kejahatan begitu merajalela di dunia ini, semua ini akan mendatangkan hukuman Allah atas dunia ini.
Perbedaan pandangan eskatologis ini menjadikan kuantitas sebagai suatu ilah baru di dalam perkembangan gereja. Jikalau satu gerakan bisa mencapai sebanyak mungkin orang, itulah tanda kesuksesan. Kriteria ini menjadi suatu ukuran baru untuk melihat sukses atau tidaknya hamba Tuhan. Sejak dahulu saya menekankan perlunya keseimbangan antara kuantitas dan kualitas. Memang sangat sulit untuk mencapai kuantitas dan kualitas sekaligus. Yang memiliki kualitas kebanyakan kehilangan kuantitas, sedangkan yang memiliki kuantitas biasanya kehilangan kualitas.
Ketika Yesus Kristus melakukan mujizat, mengeyangkan beribu orang, maka begitu banyak orang datang kepada-Nya. Ia menegur mereka dengan berkata bahwa mereka datang bukan karena telah melihat tanda-tanda, melainkan karena mereka mau perut mereka menjadi kenyang (Yoh. 6:26). Mereka datang bukan mau mendengarkan firman, tetapi mereka mencari roti yang bisa rusak. Orang-orang banyak saat itu seperti ini, ketika mendengarkan firman yang keras dan sulit satu persatu meninggalkan Yesus. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Apakah kalian tidak mau pergi juga?” Tetapi kemudian Petrus menjawab: “Karena Engkau memiliki firman yang kekal, maka kami mengikuti Engkau” (Yoh. 6:60-69). Di dalam kehidupannya mengikut Yesus, Petrus pernah mengeluarkan beberapa kalimat yang luar biasa penting. Ia mengaku: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat. 16:16). Pengakuan ini merupakan pengakuan iman pertama tentang kristologi, yang mewakili seluruh dunia tentang mengapa kita mengikuti Yesus Kristus. Kristus adalah Anak Allah yang hidup. Petrus juga mengeluarkan kalimat yang penting tentang mengapa ia tidak meninggalkan Kristus, yaitu karena: "Engkau memiliki firman yang kekal.”
Gereja, jika mulai salah di dalam konsep kristologinya, akan mulai menjadi bidat. Gereja, jika mulai tidak mau menerima firman, mulai menjual hak kesulungan sebagai penerima kuasa yang diberikan Tuhan kepadanya. Jadi, salah pengertian dan iman terhadap Kristus merupakan titik tolak dari kesesatan. Pengertian kepada Kristus hanya dapat diterima di dalam jalur atau rel yang benar, yaitu: melalui Roh Kudus. Oleh karena itu, Kristus mengatakan: “Roh Kudus akan turun, dan ketika Ia datang, Ia akan mempermuliakan Aku” (Yoh. 16:7-15). Jadi, jika kita mau menilai gerakan Roh Kudus yang manakah yang benar atau yang salah, kita harus melihat satu kunci yang penting, yaitu: Gerakan ini mempermuliakan Kristus yang tersalib atau tidak. Jikalau gerakan itu betul-betul memfokuskan ajaran dan gerakannya kepada Kristus, salib-Nya, kebangkitan-Nya dan injil-Nya, maka kita dapat menduga bahwa gerakan itu betul-betul dari Roh Kudus. Gerakan itu pasti akan mengakibatkan orang-orang mengenal Kristus, bertobat meninggalkan dosa dan hidup suci, serta suka memikul salib mengikut Yesus Kristus. Kunci-kunci seperti ini perlu sekali bagi kita untuk membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar.
Roh Kudus Mempermuliakan Kristus
Gerakan yang sejati perlu mendapat bimbingan Roh Kudus, dan ketika Roh Kudus memimpin seseorang, Ia akan mempermuliakan Kristus. Mengapa Kristus perlu dipermuliakan? Karena Kristus pernah dipermalukan, maka Ia perlu dipermuliakan oleh Roh Kudus. Kristus pernah dipermuliakan di kayu salib demi untuk menebus dosa. Ia bangkit pula untuk menghancurkan kuasa setan, kuasa maut dan kuasa dosa. Maka tanggungan dari kuasa dosa, kuasa Taurat, dan murka Allah telah ditanggung oleh Yesus di kayu salib. Ia mati, mengalahkan kematian dan bangkit pula. Ketika seseorang dipenuhi Roh Kudus, ia pasti akan mempermuliakan Kristus, karena itulah tujuan Kristus memberikan Roh Kudus.
Roh Kudus Memimpin Kepada Kebenaran
Roh Kudus bukan hanya mempermuliakan Kristus, tetapi juga akan memimpin orang masuk ke dalam kebenaran. He will come and he will cause you to think the Word that I have spoken to you (Yoh. 16:12-14). Jikalau gereja yang dipimpin oleh pengkhotbah yang sangat hebat, tetapi tidak membawa kita kembali kepada firman, gereja itu gagal, tidak peduli berapa besar gereja itu dan berapa banyak anggotanya. Semua fenomena-fenomena seperti itu melawan firman Tuhan. Seorang hamba Tuhan yang sejati memimpin jemaatnya kembali kepada firman, dan hanya Roh Kudus yang memungkinkan seseorang bisa demikian.
Di akhir abad XX ini kita melihat begitu banyak macam gerakan yang timbul, begitu banyak gereja yang berkobar-kobar. Tetapi jika diteliti, gereja yang sungguh-sungguh membawa orang kembali kepada firman, sedikit sekali persentasinya. Ini adalah bahaya besar.
Roh Kudus datang akan menyebabkan seseorang sadar akan dosa, kebenaran dan penghakiman (Yoh. 16:8-10). Dengan kesadaran ini, manusia akan menegur diri sendiri, bertobat, dan meminta pertolongan kepada Tuhan. Roh Kudus datang tidak membunuh akal Saudara, tetapi mengembalikan fungsi rasio untuk taat kepada kebenaran, karena hal ini merupakan jalan di mana manusia bisa kembali kepada Tuhan. Roh Kudus menginsafkan kita akan firman Tuhan, lalu kita kembali kepada Tuhan. Ketika kita berhadapan dengan kemuliaan Tuhan, kita langsung sadar betapa berdosanya kita, dan kita mau tidak mau harus mengaku dosa dan minta ampun kepada Tuhan. Kita datang di bawah kaki salib Yesus, bertobat, dan bertekad untuk mau hidup suci. Dengan demikian kita kembali pada Tuhan. Itulah pekerjaan Roh Kudus yang sejati.
Bukan saja demikian, Roh Kudus memimpin kita masuk ke dalam segala kebenaran. Kita bisa masuk ke dalam seluruh kebenaran karena Roh Kudus yang mewahyukan Kitab Suci adalah Roh Kebenaran itu sendiri. Roh Kebenaran adalah Roh yang mewahyukan kebenaran. Roh yang mewahyukan kebenaran adalah Roh yang mengiluminasikan kebenaran ke dalam otak kita. Roh yang mengiluminasikan kebenaran ini juga adalah Roh yang mengingatkan kita untuk senantiasa kembali kepada kebenaran, membawa kebenaran itu ke dalam hati kita dan membawa kita masuk ke dalam seluruh kebenaran. Kelima langkah ini merupakan lima relasi antara Roh Kudus dengan kebenaran. Kita harus senantiasa mengingat dan mencamkan hal itu agar jangan kita tersesat. Kelima relasi ini menjadikan gereja tidak terlepas dari kebenaran. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran. Di mana ada orang berbicara tentang Roh Kudus, tetapi tidak membawa orang kepada kebenaran, orang itu sedang berbohong. Orang yang katanya menyelidiki Kitab Suci, tetapi tidak percaya Roh Kudus, itupun merupakan kebohongan, karena memisahkan Roh Kudus dengan Kitab Suci bukanlah pekerjaan Allah.
Saat ini begitu banyak gerakan yang tidak mementingkan firman, dan tidak cinta kebenaran, serta tidak setia kepada firman. Di dalam 2Tes. 2:10-12 jelas diungkapkan bahwa karena mereka tidak percaya kepada kebenaran, mereka akan disesatkan dan dibinasakan. Gerakan-gerakan saat ini, khususnya Toronto Blessing, tidak lagi menekankan kebenaran firman, tetapi lebih menekankan pengalaman dan perasaan, karena di dalam hati mereka ada satu asumsi untuk menghina firman Tuhan.
Ketika Saudara melihat suatu gerakan yang juga membuka Alkitab, membaca Alkitab dan kelihatannya seperti sangat mencintai Tuhan, coba Saudara dengar, apakah yang mereka khotbahkan betul-betul berdasarkan arti sesungguhnya firman Tuhan. Mereka memiliki gejala yang sama, yang terjadi di seluruh dunia, yaitu ingin mengalami sesuatu yang lebih daripada Alkitab. Apakah artinya pengalaman yang lebih daripada Alkitab? Kalimat ini sendiri sudah merupakan tipuan setan. Tidak ada satupun pengalaman yang melampaui Alkitab. Kebenaran yang harus memimpin pengalaman, kebenaran harus menetapkan nilai pengalaman, dan kebenaran Alkitab yang menghakimi pengalaman, sehingga pengalaman-pengalaman yang tidak sesuai dengan firman Tuhan haruslah dibuang.
Perkataan di dalam 2Tes. 2:8-12 di atas sangat menakutkan saya, karena Alkitab jelas mengatakan bahwa orang-orang itu akan dibinasakan karena mereka tidak mau mengasihi kebenaran. Saat ini banyak orang mengatakan, “Stephen Tong, jangan terlalu mengkritik, kita sama-sama, jangan memecahkan gereja.” Saya mau bertanya: Siapakah yang sama? Alkitab menegaskan ada nabi sejati dan ada nabi palsu. Ada pekerjaan Roh yang sejati dan ada pekerjaan roh palsu. Banyak nabi, tetapi sedikit yang setia. Yang setia selalu dibenci dan dibunuh mereka. Mungkin saya dibenci oleh lebih banyak orang daripada hamba-hamba Tuhan yang lain, tetapi biarlah ada orang yang berbicara dengan sesungguhnya dan dengan ikhlas sesuai dengan Alkitab.
Ada satu-satunya dialog antara surga dan neraka yang dicatat di dalam Alkitab, yaitu dialog antara orang kaya dan Lazarus. Orang kaya yang sudah masuk di neraka kehausan dan minta air kepada Abraham dan minta agar Lazarus diutus datang kepadanya untuk meneteskan air kepadanya (Luk. 16:19-31). Orang kaya ini sudah biasa memerintah pembantu untuk melakukan segala sesuatu baginya. Ia merasa bisa membayar segala sesuatu dan memerintah Lazarus datang kepadanya. Pada waktu itu Lazarus tidak dapat disuruh lagi. Saat itu yang memerintah adalah neraka, sedangkan yang diperintah Abraham. Orang kaya itu mau menjadikan Abaraham perantara agar Abraham menyuruh Lazarus datang. Lazarus tidak menjawab dan tidak protes. Abraham tidak mengizinkan dan ada jurang besar yang tidak mungkin diseberangi. Kalau demikian, ia sekali lagi memerintah Lazarus untuk bangkit dan memberitakan Injil kepada saudara-saudaranya yang masih hidup. Sekali lagi ia memerintah. Inilah mental orang kaya. Jadi orang di neraka percaya bahwa Allah Maha Kuasa, percaya mujizat, tetapi semua harus dikerjakan menurut perintahnya. Inilah mental neraka. Inilah mental orang-orang seperti Rodney Howard - Browne, Benny Hinn, dsb. Kelihatan orang-orang seperti ini beriman besar, percaya Tuhan mampu melakukan segala sesuatu, mampu melakukan mujizat, tetapi mereka memaksa Allah untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan mereka. Banyak orang tidak melihat natur atau mentalitas mereka yang seperti ini.
Banyak yang disebut sebagai pendeta-pendeta yang hebat itu adalah orang-orang yang memaksa Tuhan menjadi pembantu mereka. Saya selalu harus meneriakkan hal-hal yang berbeda dengan mereka, sehingga saya menjadi sangat tersendiri. Saya tidak peduli. Ketika mereka dikritik, biarlah mereka berlutut dan berdoa, menguji apa yang mereka katakan itu merupakan prinsip Alkitab atau bukan. Kalimat Tuhan Yesus yang mengajarkan suatu prinsip doa yang paling agung adalah: “Bukan kehendak-Ku melainkan kehendak-Mu yang terjadi” (Mat. 26:39). Kalimat seperti ini tidak pernah mereka khotbahkan. Yang mereka inginkan adalah bagaimana Tuhan taat kepada mereka. Suatu neraka itu memerintahkan: Abraham, lakukan mujizat, bangkitkan Lazarus! Jadi neraka pun percaya Tuhan bisa melakukan mujizat, tetapi meraka mau cara Tuhan melakukan mujizat haruslah mengikuti program mereka. Menurut mereka, cara yang terbaik untuk mengadakan penginjilan adalah melalui mujizat. Kalau ada orang bangkit dari kubur, pasti saudara-saudara orang kaya itu akan bertobat. Jadi, orang kaya itu mau suatu metode penginjilan yang berdasarkan “Signs, Wonder, Spiritual Power and the Miracles.” Kalau kelima saudara saya itu mendengar Lazarus bangkit, lalu memberitakan Injil kepada mereka, pasti mereka akan bertobat. Ini adalah kepercayaan kepada metode mereka sendiri. Mereka bukan percaya kepada Tuhan, tetapi percaya kepada kepercayaan (anggapan) mereka sendiri. Inilah yang disebut sebagai faith in faith (beriman kepada iman), bukannya faith in God (beriman kepada Allah). Inilah gejala yang saat ini sedang meluas di kalangan Kekristenan. Para pengkhotbah meneriakkan suara yang sepertinya dari Alkitab, padahal itu suara neraka. Saya kira, tidak ada pengkhotbah yang berkata sekeras ini. Saya tidak suka berbicara sedemikian keras, tetapi ketika saya terus memperhatikan beberapa lama gerakan-gerakan ini, saya melihat sudah terjadi seperti dialog surga-neraka. Pada saat itu, Abaraham tidak mau melanjutkan dialog. Ia menghentikan dengan satu prinsip Alkitab yang kukuh, yaitu: dengan sesungguhnya, jika orang-orang itu mau diselamatkan, telah tersedia kitab Musa yang dapat mereka baca. Kalau dengan firman itu mereka tidak mau bertobat, sekalipun ada mujizat kebangkitan mereka tidak akan bertobat. Dengan kalimat ini dialog dihentikan. Kita harus segera melihat perbedaan drastis antara metode sorga dengan metode neraka. Metode manusia selalu memikirkan berdasarkan akalnya yang salah, yaitu mengaggap jika kebaktian memakai mujizat, banyak orang mengalami gejala aneh, itulah yang akan menjadikan orang bertobat. Kalau ada kesembuhan, maka ribuan orang akan menghadiri kebaktian itu. John Wimber, tokoh dari Vineyard Movement sendiri mengaku bahwa orang yang disembuhkan di dalam kebaktian-kebaktian yang ia pimpin kurang dari 1% jumlahnya. Oral Roberts yang mengatakan bahwa penyakit itu dari setan, Allah tidak akan mengizinkan penyakit tiba kepada anak Tuhan. Tetapi istrinya sendiri mati sakit kanker. Saya tidak mengerti, apakah mareka sengaja mau menipu orang banyak, atau mereka sendiri sedang ditipu oleh setan, atau keduanya. Tetapi jikalau kita tidak kembali kepada Alkitab, maka kita akan mengikuti seluruh arus yang akan membuat gereja menjadi rusak dan sesat.
Abraham menegaskan bahwa jika mereka tidak mau mendengar firman, sekalipun ada mujizat, mareka tidak akan bertobat. Yang menjadikan manusia bertobat adalah firman, yang menyatakan kesetiaan Tuhan adalah firman, dan menjadikan iman bertumbuh juga adalah firman. Jikalau seseorang tidak mentaati dan mencintai Tuhan, ia akan binasa (2Tes. 2:7-12). Sekalipun ia sudah mendapatkan banyak mujizat, power evangelism, power healing, power ministry, semuanya tidak akan membawa manusia bertobat, kecuali kembali kepada firman. Di dalam pikiran power healing dan power ministry dari John Wimber, tanpa sadar ajaran itu telah membatasi kuasa Roh Kudus hanya di dalam kesembuhan saja, bukan dalam pertobatan. Ini bukanlah suatu pembebasan, tetapi usaha untuk mengikat dan membelenggu Roh Kudus di dalam konsep pribadinya yang salah. Hal-hal seperti ini seringkali dilatarbelakangi dengan konsep-konsep yang tidak dilihat oleh orang biasa.
Terkadang saya dituduh terlalu berani memvonis mereka yang mengajar seperti itu. Saya tidak akan sembarangan memvonis, di belakang perkataan saya, ada banyak hal yang saya telah selesaikan terlebih dahulu. Tetapi mereka begitu berani memvonis Alkitab, menghakimi dan menentukan kebenaran Alkitab menurut pandangan mereka sendiri. Ketika saya mengkritik mereka, mereka tuduh saya yang memvonis mereka, padahal mereka sudah terlebih dahulu memvonis Alkitab. Saat ini seluruh dunia menjadi terbalik. Ini sama seperti Saudara pergi ke rumah sakit jiwa. Maka di tengah begitu banyak orang yang gila, mereka akan menganggap Saudaralah yang gila. Inilah yang terjadi.
Siapakah yang memecah belah gereja? Mereka yang memecahbelahkan gereja adalah orang-orang yang tidak mau kembali kepada firman Tuhan. Mereka itulah yang akan membawa gereja kepada kebinasaan akibat tipuan setan dan telah mengakibatkan berbagai perpecahan gereja. Lalu ketika saya mengatakan hal-hal yang salah dari mereka, mereka segera menuduh saya sebagai yang memecah belah gereja, padahal mereka yang telah membuat berbagai gereja menjadi pecah dan menyesatkan gereja-gereja Tuhan. Dunia sudah terlalu kacau saat ini. Siapa saja yang mengerti hal ini, kiranya Tuhan memberikan kepadanya kekuatan untuk merubah dunia ini dan membawa mereka kembali kepada Tuhan dan firman.
Rodney Howard-Browne
Rodney Howard-Browne dilahirkan pada 21 Juni 1961 di Afrika Selatan. Menurut pengakuannya, ia pada usai 5 tahun menyerahkan diri, dan pada usia 8 tahun dipenuhi Roh Kudus. Pada usia 16 tahun ia berteriak: “Sekarang saya minta Tuhan turun ke sini dan menjamah saya, atau kalau tidak saya akan naik ke sana dan menjamah Tuhan.” Paksaan ini mengakibatkan ia seperti terkena aliran listrik, dan setelah itu ia tertawa tidak berhenti-henti. Inilah pendiri pertama dari Toronto Blessing.
Ia tidak memakai Alkitab, tetapi ia memakai kehendaknya untuk mendikte dan memaksa Tuhan mengikuti apa yang ia inginkan. Dari sini kita sudah melihat doktrin doanya tidak beres. Karena doa yang tidak beres ini, ia mendapat jawaban. Jawaban itu ia kira datang dari Tuhan. Karena itu ia menganggap itu pasti dari Roh Kudus.
Setelah itu ia bertekad: “Karena aku telah dijamah maka sekarang saya akan pergi untuk menjamah orang lain.” (perhatikan: bukan pergi untuk memberitakan Injil!) Betapa beda sikap dan prinsip ini dibandingkan dengan hamba-hamba Tuhan yang benar-benar disentuh oleh Roh Kudus dan segera pergi mengabarkan Injil dan memikul salib? Mereka yang dipenuhi Roh Kudus pergi memberitakan Yesus Kristus, salib-Nya dan memikul salib karena pemberitaan itu. Gerakan Toronto Blessing, tidak menjadikan mereka pergi ke mana-mana untuk memberitakan Injil Yesus Kristus, tetapi mengakibatkan orang memakai uang beribu-ribu dollar untuk pergi ke Toronto melihat mereka kejang-kejang dan tertawa-tawa, lalu mereka menjadi ingin dijamah juga supaya jatuh di situ. Apakah yang sedang mereka kerjakan?
Beratus ribu orang jatuh, kejang-kejang dan tertawa-tawa tanpa bisa dikontrol lagi. Jikalau manusia sudah tidak mempunyai dan tidak memakai rasio, apakah bedanya manusia dengan binatang? Semua doa dan semua tafsiran Alkitabnya salah semua. Banyak orang tidak senang ketika saya mengkritik Yonggi Cho, karena mereka begitu cinta sampai orang yang mereka cintai itu tidak boleh dikritik, sekalipun salah. Kalau dia taat kepada firman, tentunya kita tidak perlu mengkritik, tetapi ia mengajarkan cara berdoa yang sama sekali berlawanan dengan Alkitab. Ia mengajar kalau kita berdoa harus sampai sedetail-detailnya, dengan iman meminta apa yang kita mau secara jelas. Itu bukan iman kepada Tuhan, tetapi iman kepada iman. Itu bukan ajaran yang benar tentang doa. Demikian juga semua “dukun iman” (faith healer) mengajar doa tentang iman, bukan iman kepada Tuhan, tetapi iman kepada keyakinan diri sendiri bahwa pasti akan mendapat apa yang saya inginkan. Ini adalah iman kepada iman. Gelombang ini merupakan gelombang New Age yang akan menyapu seluruh dunia. Manusia merasa diri sebagai Allah, sehingga apa yang ia mau harus didapat.
Di tahun 1981, Rodney Howard-Browne pindah ke Amerika dan tahun 1989 berkhotbah di Albany dan terjadi lagi tertawa-tawa. Rodney Howard-Browne dipengaruhi oleh dan ditumpang tangan oleh Oral Roberts. Oral Roberts adalah seorang yang sangat mempermalukan nama Tuhan, karena pernah meminta-minta uang kepada jemaatnya dengan ancaman kalau tidak ia mau mati. Akhirnya orang bukan Kristen yang kasihan kepada “orang gila” itu dan mengirimkan satu cek sebesar US$ 6 juta, untuk menutup permintaannya sebesar US$ 8 juta. Sejak kejadian itu, reputasi Oral Roberts menjadi tertawaan banyak orang. Ia bukan melayani Tuhan, tetapi dipakai dan dipermalukan oleh setan. Di seluruh Amerika timbul gerakan yang menghina hamba-hamba Tuhan. Inilah cara setan bekerja untuk menghancurkan seluruh Kekristenan, dengan cara mengangkat orang-orang tertentu untuk menjadi sangat terkenal, lalu menjatuhkannya, sehingga semua Kekristenan ikut dijatuhkan. Sebab itu, kira harus sangat berhati-hati.
Orang kedua, adalah John Arnott, ia adalah pemimpin gereja Vineyard Movement di dekat bandara Toronto, di mana dipublikasikan Toronto Blessing ini. John Arnott dipengaruhi oleh Kathleen Culmann dan Benny Hinn. Kathreen Culmann sebenarnya adalah bibit pertama dari apa yang disebut sebagai “Tertawa Suci” (The Holy Laughter). Ia mempunyai kekuasaan yang sangat besar, sehingga orang yang dekat dengan dia bisa tertular kuasa itu. Katanya, ia menyembuhkan banyak orang. Tetapi ketika ia sudah mati barulah terbongkar bahwa hidupnya tidak beres dan banyak hal yang mempermalukan nama Tuhan. Benny Hinn selalu mengatakan inilah pekerjaan Tuhan, tetapi kemudian ia mengakui bahwa itu salah, lalu minta ampun. Tetapi kemudian ia kembali lagi pada ajaran dan tindakan yang semula. Lalu kini katanya keluar lagi dari situ. Ia senantiasa mementingkan kuasa yang luar biasa, lebih daripada Alkitab. Orang ini pernah datang ke Indonesia dan menyebabkan banyak orang jatuh.
Suatu kali, John Arnott mengirim fax ke seseorang, dan penerima fax itu langsung jatuh dan tertawa-tawa. Fax pun bisa menyalurkan kuasa seperti itu. Gejala-gejala ini bukan menunjuk kepada Roh Kudus, tetapi hanya mengajarkan kepada kita bahwa ada kuasa supranatural.
Orang yang jatuh dan tertawa melaporkan bahwa mereka merasakan kenikmatan, katanya mulai suka membaca Alkitab, katanya mulai suka ke gereja, lalu menganggap itu adalah "buahnya.” Alkitab mengatakan bahwa melalui buahnya kita akan mengerti pohonnya. Di sini satu tahap demi satu tahap terjadi penipuan yang semakin dalam. Seolah-olah demikian, tetapi lihatlah sampai akhirnya bagaimana. Paulus menegaskan bahwa seseorang harus dilihat sampai akhirnya.
Setiap ajaran Kristen yang melawan firman Tuhan harus cepat-cepat dibereskan. Semua orang tahu jika seseorang baru sakit kanker, harus segera dibereskan, jangan menunggu sampai stadium terakhir. Di dalam hal-hal rohani seringkali manusia begitu bodoh, sampai semuanya terlambat, sudah parah dan hancur semua, baru bingung untuk membereskannya. Saya yakin bahwa orang-orang yang dipengaruhi oleh para “faith healer” dan orang-orang yang dipengaruhi oleh roh-roh supranatural yang tidak bertanggungjawab, yang tidak sesuai dengan Alkitab, selalu memiliki gejala yang sama, yaitu: mereka menganggap kita semua sama. Mereka menyanyi "Dalam Tuhan kita bersaudara,” tetapi “ketika bertemu harus di bawah saya....” Sadarkah Saudara akan hal ini? Jika gereja yang tidak sealiran dengan mereka, atau PGI membuat kebaktian-kebaktian yang besar, apakah mereka-mereka dari aliran ini akan berbondong-bondong menghadirinya? Tetapi kalau ketika mereka yang membuat kebaktian besar, mereka mau semua orang bersaudara dan “dipersatukan” di bawah mereka. Perhatikan gejala ini. Setelah mereka menjadi gerakan-gerakan yang besar, semua yang tidak sepaham tidak lagi dianggap saudara oleh mereka dan ditendang keluar. Gejala ini terus berlangsung bertahun-tahun dan banyak pemimpin gereja yang tidak sadar akan hal ini. Bahkan banyak pemimpin-pemimpin gereja yang sudah enggan berkhotbah di gerejanya sendiri, tetapi mereka begitu senang dan merasa terhormat jika diundang oleh mereka di dalam kebaktian-kebaktian mereka yang besar. Mereka merasa dihargai, apalagi di situ mereka mendapat “amplop” yang besar. Mereka telah memberikan bayangan sepertinya semua denominasi telah menjadi satu. Suatu hari kelak, jika gerakan itu menjadi besar, maka satu persatu yang tidak setuju dengan mereka dituduh sebagai pemecah gereja dan dimusuhi oleh mereka.
Berapa banyak orang-orang di luar mengatakan bahwa Stephen Tong tidak memiliki Roh Kudus. Apakah perkataan mereka seperti itu tidak memecah gereja? Saya tidak mau menjawab tuduhan-tuduhan seperti itu. Saya membuktikan bahwa memang Roh Kudus ada di dalam saya. Setiap kali saya berkhotbah, saya memberitakan firman yang diwahyukan oleh Roh Kudus dan menghantam dosa dengan keberanian yang diberikan oleh Roh Kudus, dan setiap kali ada orang yang bertobat, meninggalkan dosa dan menerima Yesus Kristus. Mereka menuduh saya tidak memiliki Roh Kudus karena saya tidak mengajarkan glossolalia dan saya tidak berkarunia glossolalia. Bukankah ajaran-ajaran yang sudah sedemikian rusak ini yang akan memecahkan gereja? Roh Kudus diidentikan dengan karunia lidah, kebangunan diidentikan dengan kuantitas.
Jika kebangunan diidentikan dengan kuantitas, maka ketika Kristus disalibkan dan murid-murid-Nya melarikan diri, merupakan bukti bahwa Yesus yang paling tidak berkuasa. Pandangan ini salah. Mereka juga merubah kekayaan rohani menjadi kekayaan jasmani. Ketika mereka katanya menerima Roh Kudus, orang-orang menjadi tidak sadar diri, tertawa-tawa, anak-anak gadis berguling-guling di sela-sela kursi dipermalukan dan dilihat oleh orang-orang lain, tanpa bisa mempertahankan diri. Inikah pekerjaan Roh Kudus? Lalu mereka membenarkan kejadian itu dengan memakai Mzm. 23: “Ia membaringkan aku di rumput yang hijau.” Orang-orang penganut Toronto Blessing ini begitu berani memperkosa ayat-ayat Alkitab, memaksakan dan mencocokkan dengan pengalaman-pengalaman mereka yang tidak bertanggung jawab dan tidak sesuai dengan firman Tuhan yang suci. Jikalau Saudara masih juga tidak sadar akan kerusakan seperti ini, itu hanya membuktikan betapa parah keadaan kerohanian Saudara dan belum dibangunkan oleh Tuhan. Justru Alkitab mengatakan, pada akhir zaman nanti akan makin banyak orang yang mengeraskan hati, makin sedikit yang beriman. Mereka-mereka sering mendengungkan sebaliknya, bahwa pada akhir zaman nanti, akan banyak orang menjadi Kristen, bahkan pada akhirnya semua akan menjadi Kristen, diurapi oleh Roh Kudus; Tuhan akan memberikan karunia dan kekayaan yang luar biasa kepada manusia. Alkitab mengatakan justru di akhir zaman, Allah akan menumpahkan murka-Nya kepada manusia yang telah berdosa, menghakimi dan menghukum manusia berdosa. Alkitab juga mengatakan bahwa setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus pasti akan menderita aniaya (2Tim. 3:12).
Kenneth Hagin dan Kenneth Copeland mengatakan bahwa Yesus adalah orang kaya dan mengajarkan bahwa ketika Yesus disalibkan, Ia telah menjadi bersifat seperti setan. Kalimat-kalimat mereka seperti ini menunjukkan berapa rusaknya theologi mereka. John Wimber, mantan penyanyi musik rock, pimpinan dari Vineyard Church Movement, sumber dan awal dari gelombang ketiga di dalam gerakan Pantekosta dan Kharismatik di abad XX, mengatakan bahwa kuasa Tuhan yang besar harus dinyatakan dengan kuasa dan mujizat. Maka ia dengan Peter Wagner beranggapan bahwa iman Kristen harus disertai dengan “Sign and Wonder” (tanda-tanda ajaib dan mujizat). Akhirnya John Wimber sendiri mengakui bahwa yang disembuhkan di dalam kebaktian yang ia pimpin terlalu sedikit. Ketika ia diminta menjelaskan dengan semua gejala yang terjadi di dalam Vineyard Movement dan John Arnott ini, ia tidak mau menjelaskan apa-apa. Ia hanya mengatakan itu adalah respon manusia kepada Allah. Heran, ada orang, yang katanya menjadi pemimpin gereja, tetapi begitu tidak bertanggung jawab. Gereja mau kemana kalau dipimpin orang-orang seperti itu? Gereja tidak mempunyai pengharapan lagi apabila tidak kembali kepada firman.
Gereja yang sejati, gereja yang tidak kelihatan, yaitu orang-orang yang percaya dan menjadi milik Tuhan yang sungguh, akan dikuduskan oleh Tuhan dengan firman-Nya. Gereja yang mengkultuskan manusia, berambisi akan hal-hal manusiawi dan duniawi, yang mementingkan apa-apa yang bertentangan dengan Alkitab, akan diberi kesesatan oleh Tuhan. Inilah perkataan firman. Allah membiarkan mereka mengikuti ajaran yang salah dan akhirnya mereka akan dibinasakan. Allah kita adalah api yang menghanguskan (Ul. 4:24; Ibr. 12:29).
Jangan Saudara kita semua orang yang berseru kepada Tuhan Yesus: “Tuhan, Tuhan,” akan masuk ke dalam kerajaan surga. Yesus Kristus berkata bahwa pada hari itu, orang-orang akan datang kepada-Nya dan berkata: “Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu?” Yesus menjawab: “Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu bahwa Aku tidak pernah mengenal engkau, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu pembuat kejahatan!” (Mat. 7:21-23). Hal-hal seperti ini begitu dalam dan melampaui pikiran manusia. Ketika kita tidak mau memperhatikan sungguh-sungguh, Saudara akan terjerat di dalam berbagai arus yang sesat.
Sumber: Buletin MOMENTUM No. 28 – Desember 1995
Diambil dari http://www.akupercaya.com/ilmu-pengetahuan-adat-istiadat-dan-ajaran-kristen/13760-roh-kudus-toronto-blessing-pdt-dr-stephen-tong.html
“Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.”
Ayat di atas merupakan ayat peringatan akan keadaan yang terjadi pada zaman akhir, di mana “pendurhaka” atau orang yang berkejahatan besar itu akan datang. Pada saat itu yang menahannya akan kurang. Akibatnya, akan terjadi suatu penipuan yang besar di dalam dunia.
Perbedaan antara gerakan-gerakan yang sedang kita kritik dengan apa yang dikatakan dalam Alkitab adalah: para pemimpin itu percaya, seolah-olah pada akhir zaman semua orang akan menjadi orang Kristen, sedangkan Alkitab mengatakan bahwa pada akhir zaman akan sulit ditemukan orang yang beriman sejati (Luk. 18:8). Perbedaan ini merupakan perbedaan yang besar sekali.
Kita melihat orang-orang yang berkobar-kobar dan begitu giat bekerja sehingga terlihat kemajuan yang begitu luar biasa. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa di antara seluruh manusia, hanya ada sedikit sekali orang-orang yang memiliki iman yang sejati dan moral yang sungguh-sungguh. Pada waktu itu, manusia akan menjadi seperti zaman Sodom (Luk. 17:28-30), kejahatan-kejahatan begitu merajalela di dunia ini, semua ini akan mendatangkan hukuman Allah atas dunia ini.
Perbedaan pandangan eskatologis ini menjadikan kuantitas sebagai suatu ilah baru di dalam perkembangan gereja. Jikalau satu gerakan bisa mencapai sebanyak mungkin orang, itulah tanda kesuksesan. Kriteria ini menjadi suatu ukuran baru untuk melihat sukses atau tidaknya hamba Tuhan. Sejak dahulu saya menekankan perlunya keseimbangan antara kuantitas dan kualitas. Memang sangat sulit untuk mencapai kuantitas dan kualitas sekaligus. Yang memiliki kualitas kebanyakan kehilangan kuantitas, sedangkan yang memiliki kuantitas biasanya kehilangan kualitas.
Ketika Yesus Kristus melakukan mujizat, mengeyangkan beribu orang, maka begitu banyak orang datang kepada-Nya. Ia menegur mereka dengan berkata bahwa mereka datang bukan karena telah melihat tanda-tanda, melainkan karena mereka mau perut mereka menjadi kenyang (Yoh. 6:26). Mereka datang bukan mau mendengarkan firman, tetapi mereka mencari roti yang bisa rusak. Orang-orang banyak saat itu seperti ini, ketika mendengarkan firman yang keras dan sulit satu persatu meninggalkan Yesus. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Apakah kalian tidak mau pergi juga?” Tetapi kemudian Petrus menjawab: “Karena Engkau memiliki firman yang kekal, maka kami mengikuti Engkau” (Yoh. 6:60-69). Di dalam kehidupannya mengikut Yesus, Petrus pernah mengeluarkan beberapa kalimat yang luar biasa penting. Ia mengaku: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat. 16:16). Pengakuan ini merupakan pengakuan iman pertama tentang kristologi, yang mewakili seluruh dunia tentang mengapa kita mengikuti Yesus Kristus. Kristus adalah Anak Allah yang hidup. Petrus juga mengeluarkan kalimat yang penting tentang mengapa ia tidak meninggalkan Kristus, yaitu karena: "Engkau memiliki firman yang kekal.”
Gereja, jika mulai salah di dalam konsep kristologinya, akan mulai menjadi bidat. Gereja, jika mulai tidak mau menerima firman, mulai menjual hak kesulungan sebagai penerima kuasa yang diberikan Tuhan kepadanya. Jadi, salah pengertian dan iman terhadap Kristus merupakan titik tolak dari kesesatan. Pengertian kepada Kristus hanya dapat diterima di dalam jalur atau rel yang benar, yaitu: melalui Roh Kudus. Oleh karena itu, Kristus mengatakan: “Roh Kudus akan turun, dan ketika Ia datang, Ia akan mempermuliakan Aku” (Yoh. 16:7-15). Jadi, jika kita mau menilai gerakan Roh Kudus yang manakah yang benar atau yang salah, kita harus melihat satu kunci yang penting, yaitu: Gerakan ini mempermuliakan Kristus yang tersalib atau tidak. Jikalau gerakan itu betul-betul memfokuskan ajaran dan gerakannya kepada Kristus, salib-Nya, kebangkitan-Nya dan injil-Nya, maka kita dapat menduga bahwa gerakan itu betul-betul dari Roh Kudus. Gerakan itu pasti akan mengakibatkan orang-orang mengenal Kristus, bertobat meninggalkan dosa dan hidup suci, serta suka memikul salib mengikut Yesus Kristus. Kunci-kunci seperti ini perlu sekali bagi kita untuk membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar.
Roh Kudus Mempermuliakan Kristus
Gerakan yang sejati perlu mendapat bimbingan Roh Kudus, dan ketika Roh Kudus memimpin seseorang, Ia akan mempermuliakan Kristus. Mengapa Kristus perlu dipermuliakan? Karena Kristus pernah dipermalukan, maka Ia perlu dipermuliakan oleh Roh Kudus. Kristus pernah dipermuliakan di kayu salib demi untuk menebus dosa. Ia bangkit pula untuk menghancurkan kuasa setan, kuasa maut dan kuasa dosa. Maka tanggungan dari kuasa dosa, kuasa Taurat, dan murka Allah telah ditanggung oleh Yesus di kayu salib. Ia mati, mengalahkan kematian dan bangkit pula. Ketika seseorang dipenuhi Roh Kudus, ia pasti akan mempermuliakan Kristus, karena itulah tujuan Kristus memberikan Roh Kudus.
Roh Kudus Memimpin Kepada Kebenaran
Roh Kudus bukan hanya mempermuliakan Kristus, tetapi juga akan memimpin orang masuk ke dalam kebenaran. He will come and he will cause you to think the Word that I have spoken to you (Yoh. 16:12-14). Jikalau gereja yang dipimpin oleh pengkhotbah yang sangat hebat, tetapi tidak membawa kita kembali kepada firman, gereja itu gagal, tidak peduli berapa besar gereja itu dan berapa banyak anggotanya. Semua fenomena-fenomena seperti itu melawan firman Tuhan. Seorang hamba Tuhan yang sejati memimpin jemaatnya kembali kepada firman, dan hanya Roh Kudus yang memungkinkan seseorang bisa demikian.
Di akhir abad XX ini kita melihat begitu banyak macam gerakan yang timbul, begitu banyak gereja yang berkobar-kobar. Tetapi jika diteliti, gereja yang sungguh-sungguh membawa orang kembali kepada firman, sedikit sekali persentasinya. Ini adalah bahaya besar.
Roh Kudus datang akan menyebabkan seseorang sadar akan dosa, kebenaran dan penghakiman (Yoh. 16:8-10). Dengan kesadaran ini, manusia akan menegur diri sendiri, bertobat, dan meminta pertolongan kepada Tuhan. Roh Kudus datang tidak membunuh akal Saudara, tetapi mengembalikan fungsi rasio untuk taat kepada kebenaran, karena hal ini merupakan jalan di mana manusia bisa kembali kepada Tuhan. Roh Kudus menginsafkan kita akan firman Tuhan, lalu kita kembali kepada Tuhan. Ketika kita berhadapan dengan kemuliaan Tuhan, kita langsung sadar betapa berdosanya kita, dan kita mau tidak mau harus mengaku dosa dan minta ampun kepada Tuhan. Kita datang di bawah kaki salib Yesus, bertobat, dan bertekad untuk mau hidup suci. Dengan demikian kita kembali pada Tuhan. Itulah pekerjaan Roh Kudus yang sejati.
Bukan saja demikian, Roh Kudus memimpin kita masuk ke dalam segala kebenaran. Kita bisa masuk ke dalam seluruh kebenaran karena Roh Kudus yang mewahyukan Kitab Suci adalah Roh Kebenaran itu sendiri. Roh Kebenaran adalah Roh yang mewahyukan kebenaran. Roh yang mewahyukan kebenaran adalah Roh yang mengiluminasikan kebenaran ke dalam otak kita. Roh yang mengiluminasikan kebenaran ini juga adalah Roh yang mengingatkan kita untuk senantiasa kembali kepada kebenaran, membawa kebenaran itu ke dalam hati kita dan membawa kita masuk ke dalam seluruh kebenaran. Kelima langkah ini merupakan lima relasi antara Roh Kudus dengan kebenaran. Kita harus senantiasa mengingat dan mencamkan hal itu agar jangan kita tersesat. Kelima relasi ini menjadikan gereja tidak terlepas dari kebenaran. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran. Di mana ada orang berbicara tentang Roh Kudus, tetapi tidak membawa orang kepada kebenaran, orang itu sedang berbohong. Orang yang katanya menyelidiki Kitab Suci, tetapi tidak percaya Roh Kudus, itupun merupakan kebohongan, karena memisahkan Roh Kudus dengan Kitab Suci bukanlah pekerjaan Allah.
Saat ini begitu banyak gerakan yang tidak mementingkan firman, dan tidak cinta kebenaran, serta tidak setia kepada firman. Di dalam 2Tes. 2:10-12 jelas diungkapkan bahwa karena mereka tidak percaya kepada kebenaran, mereka akan disesatkan dan dibinasakan. Gerakan-gerakan saat ini, khususnya Toronto Blessing, tidak lagi menekankan kebenaran firman, tetapi lebih menekankan pengalaman dan perasaan, karena di dalam hati mereka ada satu asumsi untuk menghina firman Tuhan.
Ketika Saudara melihat suatu gerakan yang juga membuka Alkitab, membaca Alkitab dan kelihatannya seperti sangat mencintai Tuhan, coba Saudara dengar, apakah yang mereka khotbahkan betul-betul berdasarkan arti sesungguhnya firman Tuhan. Mereka memiliki gejala yang sama, yang terjadi di seluruh dunia, yaitu ingin mengalami sesuatu yang lebih daripada Alkitab. Apakah artinya pengalaman yang lebih daripada Alkitab? Kalimat ini sendiri sudah merupakan tipuan setan. Tidak ada satupun pengalaman yang melampaui Alkitab. Kebenaran yang harus memimpin pengalaman, kebenaran harus menetapkan nilai pengalaman, dan kebenaran Alkitab yang menghakimi pengalaman, sehingga pengalaman-pengalaman yang tidak sesuai dengan firman Tuhan haruslah dibuang.
Perkataan di dalam 2Tes. 2:8-12 di atas sangat menakutkan saya, karena Alkitab jelas mengatakan bahwa orang-orang itu akan dibinasakan karena mereka tidak mau mengasihi kebenaran. Saat ini banyak orang mengatakan, “Stephen Tong, jangan terlalu mengkritik, kita sama-sama, jangan memecahkan gereja.” Saya mau bertanya: Siapakah yang sama? Alkitab menegaskan ada nabi sejati dan ada nabi palsu. Ada pekerjaan Roh yang sejati dan ada pekerjaan roh palsu. Banyak nabi, tetapi sedikit yang setia. Yang setia selalu dibenci dan dibunuh mereka. Mungkin saya dibenci oleh lebih banyak orang daripada hamba-hamba Tuhan yang lain, tetapi biarlah ada orang yang berbicara dengan sesungguhnya dan dengan ikhlas sesuai dengan Alkitab.
Ada satu-satunya dialog antara surga dan neraka yang dicatat di dalam Alkitab, yaitu dialog antara orang kaya dan Lazarus. Orang kaya yang sudah masuk di neraka kehausan dan minta air kepada Abraham dan minta agar Lazarus diutus datang kepadanya untuk meneteskan air kepadanya (Luk. 16:19-31). Orang kaya ini sudah biasa memerintah pembantu untuk melakukan segala sesuatu baginya. Ia merasa bisa membayar segala sesuatu dan memerintah Lazarus datang kepadanya. Pada waktu itu Lazarus tidak dapat disuruh lagi. Saat itu yang memerintah adalah neraka, sedangkan yang diperintah Abraham. Orang kaya itu mau menjadikan Abaraham perantara agar Abraham menyuruh Lazarus datang. Lazarus tidak menjawab dan tidak protes. Abraham tidak mengizinkan dan ada jurang besar yang tidak mungkin diseberangi. Kalau demikian, ia sekali lagi memerintah Lazarus untuk bangkit dan memberitakan Injil kepada saudara-saudaranya yang masih hidup. Sekali lagi ia memerintah. Inilah mental orang kaya. Jadi orang di neraka percaya bahwa Allah Maha Kuasa, percaya mujizat, tetapi semua harus dikerjakan menurut perintahnya. Inilah mental neraka. Inilah mental orang-orang seperti Rodney Howard - Browne, Benny Hinn, dsb. Kelihatan orang-orang seperti ini beriman besar, percaya Tuhan mampu melakukan segala sesuatu, mampu melakukan mujizat, tetapi mereka memaksa Allah untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan mereka. Banyak orang tidak melihat natur atau mentalitas mereka yang seperti ini.
Banyak yang disebut sebagai pendeta-pendeta yang hebat itu adalah orang-orang yang memaksa Tuhan menjadi pembantu mereka. Saya selalu harus meneriakkan hal-hal yang berbeda dengan mereka, sehingga saya menjadi sangat tersendiri. Saya tidak peduli. Ketika mereka dikritik, biarlah mereka berlutut dan berdoa, menguji apa yang mereka katakan itu merupakan prinsip Alkitab atau bukan. Kalimat Tuhan Yesus yang mengajarkan suatu prinsip doa yang paling agung adalah: “Bukan kehendak-Ku melainkan kehendak-Mu yang terjadi” (Mat. 26:39). Kalimat seperti ini tidak pernah mereka khotbahkan. Yang mereka inginkan adalah bagaimana Tuhan taat kepada mereka. Suatu neraka itu memerintahkan: Abraham, lakukan mujizat, bangkitkan Lazarus! Jadi neraka pun percaya Tuhan bisa melakukan mujizat, tetapi meraka mau cara Tuhan melakukan mujizat haruslah mengikuti program mereka. Menurut mereka, cara yang terbaik untuk mengadakan penginjilan adalah melalui mujizat. Kalau ada orang bangkit dari kubur, pasti saudara-saudara orang kaya itu akan bertobat. Jadi, orang kaya itu mau suatu metode penginjilan yang berdasarkan “Signs, Wonder, Spiritual Power and the Miracles.” Kalau kelima saudara saya itu mendengar Lazarus bangkit, lalu memberitakan Injil kepada mereka, pasti mereka akan bertobat. Ini adalah kepercayaan kepada metode mereka sendiri. Mereka bukan percaya kepada Tuhan, tetapi percaya kepada kepercayaan (anggapan) mereka sendiri. Inilah yang disebut sebagai faith in faith (beriman kepada iman), bukannya faith in God (beriman kepada Allah). Inilah gejala yang saat ini sedang meluas di kalangan Kekristenan. Para pengkhotbah meneriakkan suara yang sepertinya dari Alkitab, padahal itu suara neraka. Saya kira, tidak ada pengkhotbah yang berkata sekeras ini. Saya tidak suka berbicara sedemikian keras, tetapi ketika saya terus memperhatikan beberapa lama gerakan-gerakan ini, saya melihat sudah terjadi seperti dialog surga-neraka. Pada saat itu, Abaraham tidak mau melanjutkan dialog. Ia menghentikan dengan satu prinsip Alkitab yang kukuh, yaitu: dengan sesungguhnya, jika orang-orang itu mau diselamatkan, telah tersedia kitab Musa yang dapat mereka baca. Kalau dengan firman itu mereka tidak mau bertobat, sekalipun ada mujizat kebangkitan mereka tidak akan bertobat. Dengan kalimat ini dialog dihentikan. Kita harus segera melihat perbedaan drastis antara metode sorga dengan metode neraka. Metode manusia selalu memikirkan berdasarkan akalnya yang salah, yaitu mengaggap jika kebaktian memakai mujizat, banyak orang mengalami gejala aneh, itulah yang akan menjadikan orang bertobat. Kalau ada kesembuhan, maka ribuan orang akan menghadiri kebaktian itu. John Wimber, tokoh dari Vineyard Movement sendiri mengaku bahwa orang yang disembuhkan di dalam kebaktian-kebaktian yang ia pimpin kurang dari 1% jumlahnya. Oral Roberts yang mengatakan bahwa penyakit itu dari setan, Allah tidak akan mengizinkan penyakit tiba kepada anak Tuhan. Tetapi istrinya sendiri mati sakit kanker. Saya tidak mengerti, apakah mareka sengaja mau menipu orang banyak, atau mereka sendiri sedang ditipu oleh setan, atau keduanya. Tetapi jikalau kita tidak kembali kepada Alkitab, maka kita akan mengikuti seluruh arus yang akan membuat gereja menjadi rusak dan sesat.
Abraham menegaskan bahwa jika mereka tidak mau mendengar firman, sekalipun ada mujizat, mareka tidak akan bertobat. Yang menjadikan manusia bertobat adalah firman, yang menyatakan kesetiaan Tuhan adalah firman, dan menjadikan iman bertumbuh juga adalah firman. Jikalau seseorang tidak mentaati dan mencintai Tuhan, ia akan binasa (2Tes. 2:7-12). Sekalipun ia sudah mendapatkan banyak mujizat, power evangelism, power healing, power ministry, semuanya tidak akan membawa manusia bertobat, kecuali kembali kepada firman. Di dalam pikiran power healing dan power ministry dari John Wimber, tanpa sadar ajaran itu telah membatasi kuasa Roh Kudus hanya di dalam kesembuhan saja, bukan dalam pertobatan. Ini bukanlah suatu pembebasan, tetapi usaha untuk mengikat dan membelenggu Roh Kudus di dalam konsep pribadinya yang salah. Hal-hal seperti ini seringkali dilatarbelakangi dengan konsep-konsep yang tidak dilihat oleh orang biasa.
Terkadang saya dituduh terlalu berani memvonis mereka yang mengajar seperti itu. Saya tidak akan sembarangan memvonis, di belakang perkataan saya, ada banyak hal yang saya telah selesaikan terlebih dahulu. Tetapi mereka begitu berani memvonis Alkitab, menghakimi dan menentukan kebenaran Alkitab menurut pandangan mereka sendiri. Ketika saya mengkritik mereka, mereka tuduh saya yang memvonis mereka, padahal mereka sudah terlebih dahulu memvonis Alkitab. Saat ini seluruh dunia menjadi terbalik. Ini sama seperti Saudara pergi ke rumah sakit jiwa. Maka di tengah begitu banyak orang yang gila, mereka akan menganggap Saudaralah yang gila. Inilah yang terjadi.
Siapakah yang memecah belah gereja? Mereka yang memecahbelahkan gereja adalah orang-orang yang tidak mau kembali kepada firman Tuhan. Mereka itulah yang akan membawa gereja kepada kebinasaan akibat tipuan setan dan telah mengakibatkan berbagai perpecahan gereja. Lalu ketika saya mengatakan hal-hal yang salah dari mereka, mereka segera menuduh saya sebagai yang memecah belah gereja, padahal mereka yang telah membuat berbagai gereja menjadi pecah dan menyesatkan gereja-gereja Tuhan. Dunia sudah terlalu kacau saat ini. Siapa saja yang mengerti hal ini, kiranya Tuhan memberikan kepadanya kekuatan untuk merubah dunia ini dan membawa mereka kembali kepada Tuhan dan firman.
Rodney Howard-Browne
Rodney Howard-Browne dilahirkan pada 21 Juni 1961 di Afrika Selatan. Menurut pengakuannya, ia pada usai 5 tahun menyerahkan diri, dan pada usia 8 tahun dipenuhi Roh Kudus. Pada usia 16 tahun ia berteriak: “Sekarang saya minta Tuhan turun ke sini dan menjamah saya, atau kalau tidak saya akan naik ke sana dan menjamah Tuhan.” Paksaan ini mengakibatkan ia seperti terkena aliran listrik, dan setelah itu ia tertawa tidak berhenti-henti. Inilah pendiri pertama dari Toronto Blessing.
Ia tidak memakai Alkitab, tetapi ia memakai kehendaknya untuk mendikte dan memaksa Tuhan mengikuti apa yang ia inginkan. Dari sini kita sudah melihat doktrin doanya tidak beres. Karena doa yang tidak beres ini, ia mendapat jawaban. Jawaban itu ia kira datang dari Tuhan. Karena itu ia menganggap itu pasti dari Roh Kudus.
Setelah itu ia bertekad: “Karena aku telah dijamah maka sekarang saya akan pergi untuk menjamah orang lain.” (perhatikan: bukan pergi untuk memberitakan Injil!) Betapa beda sikap dan prinsip ini dibandingkan dengan hamba-hamba Tuhan yang benar-benar disentuh oleh Roh Kudus dan segera pergi mengabarkan Injil dan memikul salib? Mereka yang dipenuhi Roh Kudus pergi memberitakan Yesus Kristus, salib-Nya dan memikul salib karena pemberitaan itu. Gerakan Toronto Blessing, tidak menjadikan mereka pergi ke mana-mana untuk memberitakan Injil Yesus Kristus, tetapi mengakibatkan orang memakai uang beribu-ribu dollar untuk pergi ke Toronto melihat mereka kejang-kejang dan tertawa-tawa, lalu mereka menjadi ingin dijamah juga supaya jatuh di situ. Apakah yang sedang mereka kerjakan?
Beratus ribu orang jatuh, kejang-kejang dan tertawa-tawa tanpa bisa dikontrol lagi. Jikalau manusia sudah tidak mempunyai dan tidak memakai rasio, apakah bedanya manusia dengan binatang? Semua doa dan semua tafsiran Alkitabnya salah semua. Banyak orang tidak senang ketika saya mengkritik Yonggi Cho, karena mereka begitu cinta sampai orang yang mereka cintai itu tidak boleh dikritik, sekalipun salah. Kalau dia taat kepada firman, tentunya kita tidak perlu mengkritik, tetapi ia mengajarkan cara berdoa yang sama sekali berlawanan dengan Alkitab. Ia mengajar kalau kita berdoa harus sampai sedetail-detailnya, dengan iman meminta apa yang kita mau secara jelas. Itu bukan iman kepada Tuhan, tetapi iman kepada iman. Itu bukan ajaran yang benar tentang doa. Demikian juga semua “dukun iman” (faith healer) mengajar doa tentang iman, bukan iman kepada Tuhan, tetapi iman kepada keyakinan diri sendiri bahwa pasti akan mendapat apa yang saya inginkan. Ini adalah iman kepada iman. Gelombang ini merupakan gelombang New Age yang akan menyapu seluruh dunia. Manusia merasa diri sebagai Allah, sehingga apa yang ia mau harus didapat.
Di tahun 1981, Rodney Howard-Browne pindah ke Amerika dan tahun 1989 berkhotbah di Albany dan terjadi lagi tertawa-tawa. Rodney Howard-Browne dipengaruhi oleh dan ditumpang tangan oleh Oral Roberts. Oral Roberts adalah seorang yang sangat mempermalukan nama Tuhan, karena pernah meminta-minta uang kepada jemaatnya dengan ancaman kalau tidak ia mau mati. Akhirnya orang bukan Kristen yang kasihan kepada “orang gila” itu dan mengirimkan satu cek sebesar US$ 6 juta, untuk menutup permintaannya sebesar US$ 8 juta. Sejak kejadian itu, reputasi Oral Roberts menjadi tertawaan banyak orang. Ia bukan melayani Tuhan, tetapi dipakai dan dipermalukan oleh setan. Di seluruh Amerika timbul gerakan yang menghina hamba-hamba Tuhan. Inilah cara setan bekerja untuk menghancurkan seluruh Kekristenan, dengan cara mengangkat orang-orang tertentu untuk menjadi sangat terkenal, lalu menjatuhkannya, sehingga semua Kekristenan ikut dijatuhkan. Sebab itu, kira harus sangat berhati-hati.
Orang kedua, adalah John Arnott, ia adalah pemimpin gereja Vineyard Movement di dekat bandara Toronto, di mana dipublikasikan Toronto Blessing ini. John Arnott dipengaruhi oleh Kathleen Culmann dan Benny Hinn. Kathreen Culmann sebenarnya adalah bibit pertama dari apa yang disebut sebagai “Tertawa Suci” (The Holy Laughter). Ia mempunyai kekuasaan yang sangat besar, sehingga orang yang dekat dengan dia bisa tertular kuasa itu. Katanya, ia menyembuhkan banyak orang. Tetapi ketika ia sudah mati barulah terbongkar bahwa hidupnya tidak beres dan banyak hal yang mempermalukan nama Tuhan. Benny Hinn selalu mengatakan inilah pekerjaan Tuhan, tetapi kemudian ia mengakui bahwa itu salah, lalu minta ampun. Tetapi kemudian ia kembali lagi pada ajaran dan tindakan yang semula. Lalu kini katanya keluar lagi dari situ. Ia senantiasa mementingkan kuasa yang luar biasa, lebih daripada Alkitab. Orang ini pernah datang ke Indonesia dan menyebabkan banyak orang jatuh.
Suatu kali, John Arnott mengirim fax ke seseorang, dan penerima fax itu langsung jatuh dan tertawa-tawa. Fax pun bisa menyalurkan kuasa seperti itu. Gejala-gejala ini bukan menunjuk kepada Roh Kudus, tetapi hanya mengajarkan kepada kita bahwa ada kuasa supranatural.
Orang yang jatuh dan tertawa melaporkan bahwa mereka merasakan kenikmatan, katanya mulai suka membaca Alkitab, katanya mulai suka ke gereja, lalu menganggap itu adalah "buahnya.” Alkitab mengatakan bahwa melalui buahnya kita akan mengerti pohonnya. Di sini satu tahap demi satu tahap terjadi penipuan yang semakin dalam. Seolah-olah demikian, tetapi lihatlah sampai akhirnya bagaimana. Paulus menegaskan bahwa seseorang harus dilihat sampai akhirnya.
Setiap ajaran Kristen yang melawan firman Tuhan harus cepat-cepat dibereskan. Semua orang tahu jika seseorang baru sakit kanker, harus segera dibereskan, jangan menunggu sampai stadium terakhir. Di dalam hal-hal rohani seringkali manusia begitu bodoh, sampai semuanya terlambat, sudah parah dan hancur semua, baru bingung untuk membereskannya. Saya yakin bahwa orang-orang yang dipengaruhi oleh para “faith healer” dan orang-orang yang dipengaruhi oleh roh-roh supranatural yang tidak bertanggungjawab, yang tidak sesuai dengan Alkitab, selalu memiliki gejala yang sama, yaitu: mereka menganggap kita semua sama. Mereka menyanyi "Dalam Tuhan kita bersaudara,” tetapi “ketika bertemu harus di bawah saya....” Sadarkah Saudara akan hal ini? Jika gereja yang tidak sealiran dengan mereka, atau PGI membuat kebaktian-kebaktian yang besar, apakah mereka-mereka dari aliran ini akan berbondong-bondong menghadirinya? Tetapi kalau ketika mereka yang membuat kebaktian besar, mereka mau semua orang bersaudara dan “dipersatukan” di bawah mereka. Perhatikan gejala ini. Setelah mereka menjadi gerakan-gerakan yang besar, semua yang tidak sepaham tidak lagi dianggap saudara oleh mereka dan ditendang keluar. Gejala ini terus berlangsung bertahun-tahun dan banyak pemimpin gereja yang tidak sadar akan hal ini. Bahkan banyak pemimpin-pemimpin gereja yang sudah enggan berkhotbah di gerejanya sendiri, tetapi mereka begitu senang dan merasa terhormat jika diundang oleh mereka di dalam kebaktian-kebaktian mereka yang besar. Mereka merasa dihargai, apalagi di situ mereka mendapat “amplop” yang besar. Mereka telah memberikan bayangan sepertinya semua denominasi telah menjadi satu. Suatu hari kelak, jika gerakan itu menjadi besar, maka satu persatu yang tidak setuju dengan mereka dituduh sebagai pemecah gereja dan dimusuhi oleh mereka.
Berapa banyak orang-orang di luar mengatakan bahwa Stephen Tong tidak memiliki Roh Kudus. Apakah perkataan mereka seperti itu tidak memecah gereja? Saya tidak mau menjawab tuduhan-tuduhan seperti itu. Saya membuktikan bahwa memang Roh Kudus ada di dalam saya. Setiap kali saya berkhotbah, saya memberitakan firman yang diwahyukan oleh Roh Kudus dan menghantam dosa dengan keberanian yang diberikan oleh Roh Kudus, dan setiap kali ada orang yang bertobat, meninggalkan dosa dan menerima Yesus Kristus. Mereka menuduh saya tidak memiliki Roh Kudus karena saya tidak mengajarkan glossolalia dan saya tidak berkarunia glossolalia. Bukankah ajaran-ajaran yang sudah sedemikian rusak ini yang akan memecahkan gereja? Roh Kudus diidentikan dengan karunia lidah, kebangunan diidentikan dengan kuantitas.
Jika kebangunan diidentikan dengan kuantitas, maka ketika Kristus disalibkan dan murid-murid-Nya melarikan diri, merupakan bukti bahwa Yesus yang paling tidak berkuasa. Pandangan ini salah. Mereka juga merubah kekayaan rohani menjadi kekayaan jasmani. Ketika mereka katanya menerima Roh Kudus, orang-orang menjadi tidak sadar diri, tertawa-tawa, anak-anak gadis berguling-guling di sela-sela kursi dipermalukan dan dilihat oleh orang-orang lain, tanpa bisa mempertahankan diri. Inikah pekerjaan Roh Kudus? Lalu mereka membenarkan kejadian itu dengan memakai Mzm. 23: “Ia membaringkan aku di rumput yang hijau.” Orang-orang penganut Toronto Blessing ini begitu berani memperkosa ayat-ayat Alkitab, memaksakan dan mencocokkan dengan pengalaman-pengalaman mereka yang tidak bertanggung jawab dan tidak sesuai dengan firman Tuhan yang suci. Jikalau Saudara masih juga tidak sadar akan kerusakan seperti ini, itu hanya membuktikan betapa parah keadaan kerohanian Saudara dan belum dibangunkan oleh Tuhan. Justru Alkitab mengatakan, pada akhir zaman nanti akan makin banyak orang yang mengeraskan hati, makin sedikit yang beriman. Mereka-mereka sering mendengungkan sebaliknya, bahwa pada akhir zaman nanti, akan banyak orang menjadi Kristen, bahkan pada akhirnya semua akan menjadi Kristen, diurapi oleh Roh Kudus; Tuhan akan memberikan karunia dan kekayaan yang luar biasa kepada manusia. Alkitab mengatakan justru di akhir zaman, Allah akan menumpahkan murka-Nya kepada manusia yang telah berdosa, menghakimi dan menghukum manusia berdosa. Alkitab juga mengatakan bahwa setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus pasti akan menderita aniaya (2Tim. 3:12).
Kenneth Hagin dan Kenneth Copeland mengatakan bahwa Yesus adalah orang kaya dan mengajarkan bahwa ketika Yesus disalibkan, Ia telah menjadi bersifat seperti setan. Kalimat-kalimat mereka seperti ini menunjukkan berapa rusaknya theologi mereka. John Wimber, mantan penyanyi musik rock, pimpinan dari Vineyard Church Movement, sumber dan awal dari gelombang ketiga di dalam gerakan Pantekosta dan Kharismatik di abad XX, mengatakan bahwa kuasa Tuhan yang besar harus dinyatakan dengan kuasa dan mujizat. Maka ia dengan Peter Wagner beranggapan bahwa iman Kristen harus disertai dengan “Sign and Wonder” (tanda-tanda ajaib dan mujizat). Akhirnya John Wimber sendiri mengakui bahwa yang disembuhkan di dalam kebaktian yang ia pimpin terlalu sedikit. Ketika ia diminta menjelaskan dengan semua gejala yang terjadi di dalam Vineyard Movement dan John Arnott ini, ia tidak mau menjelaskan apa-apa. Ia hanya mengatakan itu adalah respon manusia kepada Allah. Heran, ada orang, yang katanya menjadi pemimpin gereja, tetapi begitu tidak bertanggung jawab. Gereja mau kemana kalau dipimpin orang-orang seperti itu? Gereja tidak mempunyai pengharapan lagi apabila tidak kembali kepada firman.
Gereja yang sejati, gereja yang tidak kelihatan, yaitu orang-orang yang percaya dan menjadi milik Tuhan yang sungguh, akan dikuduskan oleh Tuhan dengan firman-Nya. Gereja yang mengkultuskan manusia, berambisi akan hal-hal manusiawi dan duniawi, yang mementingkan apa-apa yang bertentangan dengan Alkitab, akan diberi kesesatan oleh Tuhan. Inilah perkataan firman. Allah membiarkan mereka mengikuti ajaran yang salah dan akhirnya mereka akan dibinasakan. Allah kita adalah api yang menghanguskan (Ul. 4:24; Ibr. 12:29).
Jangan Saudara kita semua orang yang berseru kepada Tuhan Yesus: “Tuhan, Tuhan,” akan masuk ke dalam kerajaan surga. Yesus Kristus berkata bahwa pada hari itu, orang-orang akan datang kepada-Nya dan berkata: “Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu?” Yesus menjawab: “Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu bahwa Aku tidak pernah mengenal engkau, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu pembuat kejahatan!” (Mat. 7:21-23). Hal-hal seperti ini begitu dalam dan melampaui pikiran manusia. Ketika kita tidak mau memperhatikan sungguh-sungguh, Saudara akan terjerat di dalam berbagai arus yang sesat.
Sumber: Buletin MOMENTUM No. 28 – Desember 1995
Diambil dari http://www.akupercaya.com/ilmu-pengetahuan-adat-istiadat-dan-ajaran-kristen/13760-roh-kudus-toronto-blessing-pdt-dr-stephen-tong.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar