Keputusan Memilih |
Suatu
hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan
majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun
cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang
mengherankan, orang kedua tetap asyik aja, bahkan bersikap sopan kepada
penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei.
Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”
Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku
harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang
penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain.”
“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.
“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood,
tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada
kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita
membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah
yang bertanggung jawab atas diri sendiri.”
Sahabat, Tindakan kita kerap dipengaruhi
oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang
buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau
mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain
pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian
pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.
Coba renungkan. Mengapa tindakan kita
harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita
harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jaga
suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita
menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik,
sekalipun menerima hal yang tidak baik.
Sumber : http://www.nusahati.com/2013/12/pilihan-kehidupan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar