Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus
asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang
dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. … Dia
menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam
kekudusan-Nya. (Ibrani 12 : 5-10)
…
Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus
asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang
dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. … Dia
menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam
kekudusan-Nya. (Ibrani 12 : 5-10) - See more at:
http://www.nusahati.com/2014/01/hajaran-tuhan/#sthash.RngjOKlA.dpuf
Bagian yang baru kita baca memberikan kita suatu contoh yang mudah, supaya kita mengerti artinya, apabila kita dihajar oleh Tuhan. Saudara, nasihat di atas mengatakan, Tuhan menghajar orang-orang yang dikasihi-Nya sebagaimana seorang ayah mengajar anaknya. Seorang ayah mengajar anaknya menurut apa yang dia anggap baik, demikian kata Alkitab, tetapi Ayah kita di surga mengajar kita supaya kita menjadi baik, dan beroleh bagian di dalam kekudusan-Nya. Di sini kita melihat suatu tujuan akhir yang sangat tinggi nilainya.
Saudara, kita dihajar oleh Tuhan supaya
kita beroleh bagian di dalam kekudusan Allah. Tujuan ini memberi
pengharapan yang sangat menghibur kita masing-masing. Alkitab berkata,
“Tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan” (Ibr.12:14).
Dengan segala kesedihan dan penyesalan saya harus mengatakan dengan
jujur, bahwa kegagalan pelayanan Kristen sering kali disebabkan oleh
hidup yang tidak suci. Maksudnya, orang yang tidak suci melayani Tuhan,
akibatnya merugikan pekerjaan Tuhan. Gereja dicela, orang Kristen
dicaci-maki dan kekristenan dihina di dalam dunia karena banyak pelayan
Tuhan tidak mementingkan sifat kesucian sebagai hal yang pokok dan
sebagai dasar yang penting untuk melayani Tuhan.
Di seluruh dunia, di tempat-tempat yang
saya kunjungi, pemuda-pemudi ingin sekali saya menandatangani Alkitab
mereka. Saya selalu melihat dulu berapa kira-kira umur mereka. Kalau
mereka masih muda, saya suka memberikan ayat 2 Timotius 2:21, “Jika
seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, … ia dipandang layak
untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang
mulia.” Saudara, dipakai oleh Tuhan adalah hak yang terbesar, suatu
kemuliaan yang luar biasa, yang bisa diperoleh seorang Kristen. Namun
Allah memberikan ayat yang penting ini, yaitu supaya kita menjadi suci,
sehingga layak dipakai oleh Tuhan. Kesucian merupakan sifat Allah
sendiri. Bukankah kita ingin melayani Tuhan, ingin giat bekerja dalam
ladang Tuhan? Bagaimana kita dapat memakai
tangan yang kotor untuk pekerjaan Tuhan yang suci? Bagaimana kita dapat
dengan pikiran-pikiran yang najis memikirkan hal-hal surgawi? Sebab
itu, kalau tanganmu kotor, bersihkan dirimu; kalau pikiranmu bercabang,
konsentrasikan hatimu. Jika hati yang belum dibersihkan, sucikan dirimu
di dalam rencana dan cara yang Tuhan tetapkan, sehingga kita boleh
melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh!
Gereja harus selalu menekankan, selalu
memperingatkan orang Kristen tentang hidup dalam kesucian sebagai
satu-satunya hal yang penting sekali untuk melayakkan kita melayani
Tuhan. Jika gereja bertobat, orang Kristen bertobat, setiap pelayan
Tuhan bertobat, meninggalkan hal-hal yang najis, hal-hal yang rendah,
tidak mungkin kebangunan tidak datang kepada gereja; tidak mungkin
kebangunan tidak tiba kepada setiap pelayan Tuhan secara pribadi, dan
dia mendapatkan berkat besar.
Saudara, salah satu ajaran ibu saya
sejak saya kecil ialah, “Hati-hati, jangan engkau dipakai oleh setan.
Berbuat dosa gampang sekali, beberapa menit cukup engkau berzina,
beberapa menit cukup engkau berbuat dosa, tetapi berpuluh-puluh tahun
tidak cukup engkau menyesali apa yang sudah engkau perbuat.” Kalimat itu
datang dari ibu yang setia. Sejak saya berumur tiga tahun, dia sudah
menjadi janda. Dia sering berkata kepada kami, “Kalau engkau besar,
engkau mau melayani Tuhan, engkau menjadi hamba Tuhan, jangan lupa:
hidup suci, pikiran yang suci, perkataan yang suci, hati yang suci,
motivasi yang suci, dengan jiwa yang suci, baru engkau bisa dipakai oleh
Tuhan.”
Saudara, saya khusus membicarakan
kesucian digabungkan dengan pengajaran. Allah menghajar anak-anak-Nya.
Dia mencambuk. Ini perlu sekali untuk kita masing-masing. Dalam Amsal,
Salomo berkata agar para ayah jangan takut memukul anaknya, agar dia
tidak pergi kepada kebinasaan (Ams. 23:13, 14). Kalau anak kecil, anak
remaja, tidak diajar dengan disiplin ketat, hari depannya akan ke mana?
Dalam kebebasan yang tak terkendalikan, yang mencari kebuasan, berapa
banyak kebudayaan, orang pribadi atau massa secara kolektif telah
memilih kebinasaan bagi diri sendiri? Allah tidak mau orang Kristen yang
santai-santai dan hidup sembarangan, tidak menerima pengajaran dan
disiplin.
Saudara, mendisiplin anak merupakan
tugas seorang ayah atau orang tua. Mendisiplinkan anak juga dikerjakan
oleh Bapa segala roh. Oleh sebab itu, jangan dengan enteng memandang
pengajaran Tuhan. Hal ini harus ditanggapi dengan serius sebagai suatu
hal yang bermakna, suatu hal yang bersangkut-paut dengan kemajuan rohani
dan suksesnya pelayanan kita masing-masing. Pada waktu Tuhan menghajar,
kadang-kadang kita tidak bisa menerimanya karena seolah-olah terlalu
berat. Kita protes, mengapa orang lain berdosa sama seperti saya, tetapi
tidak dihajar sekeras ini?
Saudara, bersyukurlah kepada Tuhan, jika
tangan Tuhan berat atas dirimu. Bersyukurlah kepada Tuhan, jika sedikit
pun Tuhan tidak mau engkau menoleransi dosa. Makin keras, makin ketat
disiplin atas dirimu, makin menyatakan kemungkinan engkau dipakai Tuhan
lebih daripada orang lain. Calvin berkata, “Seorang suci bukan orang yang tidak berbuat dosa. Seorang suci adalah orang yang mempunyai kepekaan yang besar terhadap dosa.”
Jika engkau tidak lagi peka terhadap dosa, karena engkau memandang
enteng hajaran Tuhan berkali-kali, akhirnya Tuhan akan membiarkan
engkau. Paling celakalah orang yang dengan bebas dan lancar berbuat
dosa, tidak ada lagi suara hatinya menegur dia. Tetapi berbahagialah,
jika tangan Tuhan masih mencampuri hidupmu, jika engkau masih dihajar
oleh-Nya, jika Roh Kudus masih menegur hatimu, jika hati nuranimu masih
digerakkan oleh terang firman Tuhan melalui Roh-Nya. Saudara, jangan
pandang enteng, jangan meringankan, jangan anggap sepi pengajaran Tuhan
Allah.
Saat engkau bertemu dengan orang yang menjengkelkan dalam pelayanan, itulah saatnya motivasi pelayananmu diuji. (Stephen Tong)
Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
See more at: http://www.nusahati.com/2014/01/hajaran-tuhan/
See more at: http://www.nusahati.com/2014/01/hajaran-tuhan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar