|
Pdt. Dr. Stephen Tong |
“Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus,…” (Efesus 4 : 11-12)
Surat Efesus adalah surat yang sangat
penting untuk mengerti apa itu Tubuh Kristus, apa itu Gereja. Di seluruh
ciptaan hanya ada satu tempat yang paling penting yaitu bumi, karena di
bumi ada manusia, yang merupakan ciptaan Allah yang paling mulia, yang
diciptakan menurut peta dan teladan Allah. Di antara manusia, yang
difokuskan adalah manusia yang percaya kepada Tuhan. Di antara orang
yang percaya kepada Tuhan, difokuskan lagi, yaitu mereka yang
sungguh-sungguh mencintai Tuhan dan mau melayani Tuhan. Dari sini kita
tahu, walaupun sebagai Penginjil, kita
tidak kaya seperti konglomerat, tidak pintar seperti profesor, tetapi
kita mencintai Tuhan lebih daripada mereka. Jika hamba Tuhan tidak mengerti nilai sendiri, bahwa kita berkenan kepada Tuhan, kita tidak mungkin melayani Tuhan dengan baik.
Biarlah semua hamba Tuhan berdiri di
atas fondasi yang benar, di atas karunia Tuhan, di atas kesucian Roh
Tuhan yang suci. Jika engkau memberitakan iman yang salah, harus minder,
jika engkau melayani dengan tidak jujur, harus minder, dan bukan hanya
minder melainkan juga harus mundur. Jika engkau sungguh-sungguh melayani
Tuhan, jangan takut karena Tuhan menyertai engkau. Orang yang menjadi
hamba Tuhan harus mempunyai harkat, penghargaan diri yang tidak boleh
digoncangkan oleh siapapun. Ketika kita, semua Pendeta-Pendeta di
Indonesia, semua berdiri dengan tekun, dan tegar dihadapan Tuhan,
siapapun kita, kita tidak boleh takut, karena Tuhan menyertai kita.
Gereja adalah fokus di antara seluruh
ruang-waktu, dan di dalam Gereja, orang yang mencintai Tuhan adalah
fokus di antara semua orang yang menamai diri mereka Kristen.
Orang-orang yang sungguh-sungguh mengetahui kehendak Tuhan, yang
melayani Tuhan, adalah orang-orang yang difokuskan oleh Tuhan, seperti
butir mata di dalam diri Yesus, yang dipilih oleh Tuhan Yesus. Di hari
Pantekosta pertama Roh-Kudus turun Gereja dibangkitkan, Gereja hadir di
dunia, menjadi saksi Kristus sampai Yesus datang kembali.
Di dalam Gereja, ada Rasul, ada Nabi,
ada Pengabar injil, ada Gembala/Pendeta dan Pengajar. Ini adalah lima
jabatan Gerejawi yang paling penting di dalam setiap zaman. Mereka lebih
penting dari elders/tua-tua, dan semua yang melayani di dalam Gereja.
Mengapa Rasul ditaruh sebelum Nabi?
Rasul di Perjanjian Baru, Nabi di Perjanjian Lama. Di dalam 1 Kor
12:28-29, disebutkan “Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam
jemaat: pertama sebagai Rasul, kedua sebagai Nabi”. Bukankah Nabi
terlebih dahulu datang? Karena Roh-Kudus yang mewahyukan ini kepada
Paulus, dan Paulus tidak boleh menukar urutan ini. Perjanjian Baru
adalah sesuatu yang pernah disimpan dan dikandung di dalam Perjanjian
Lama. Perjanjian Lama mengatur Perjanjian Baru, Perjanjian Baru
menguduskan dan menggenapi Perjanjian Lama.
Nubuat di Perjanjian Lama terlaksana di
Perjanjian Baru, seperti Yesus lahir, Nabi-nabi sudah memberikan nubuat.
Bagaimana Yesus dijual dengan 30 keping perak (Mat 26:15, Mat 27:9),
semuanya ditulis dalam Perjanjian Lama (bandingkan dengan Zak 11:12-13).
Karena Perjanjian Lama mengatur Perjanjian Baru, dan Perjanjian Baru
melaksanakan dan menguduskan Perjanjian Lama. Itulah sebabnya Perjanjian
Baru harus lebih penting daripada Perjanjian Lama.
Efesus 2:20 mengatakan “yang dibangun di
atas para Rasul dan para Nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu
penjuru”. Dasar Gereja adalah Kitab Suci, dasar Kitab Suci adalah Yesus
Kristus. Di atas Kristus yang menjadi batu penjuru ini dibangun fondasi,
fondasinya ini adalah ajaran Rasul dan Nabi, berarti Gereja hanya
berdasarkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Di dalam Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru yang diberikan kepada kita adalah Yesus Kristus
yang menjadi batu penjuru. Itu sebab Gereja yang tidak lagi berakar
dalam Kitab Suci, harus dibuang. Gereja yang tidak lagi memberitakan
Kitab Suci akan menjadi Gereja yang layu. Pendeta-pendeta yang tidak
lagi memberitakan Kitab Suci akan mati pelan-pelan dan tidak ada lagi.
Karena Tuhan memberikan kepada Gereja,
Rasul dan Nabi, itu sebab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang
diwakili oleh Rasul dan Nabi, adalah berdasarkan ajaran tentang Yesus
Kristus. Dari setiap Kitab di dalam Kitab Suci, yang dibicarakan adalah
Kristus, di dalam setiap pasal, ada bayang-bayang yang intinya adalah
ajaran Kristus.
Kita bersyukur kepada Tuhan, karena
hanya Kristus yang mempunyai kelimpahan yang tidak akan punah. Orang
yang mencintai Kristus akan memberitakan Kristus. Karena itu seumur
hidup khotbah-nya tidak habis-habis. Saya berkhotbah sudah 32.000 kali,
kepada kira-kira 32 juta manusia di seluruh dunia. Setelah berkhotbah 56
setengah tahun, khotbah saya belum habis, karena khotbah tentang
Kristus, tentang inti daripada Alkitab tidak akan mungkin habis.
Tuhan memberikan kepada kita kelimpahan,
di dalam Kristus yang tidak habis-habis, kita boleh bersyukur kepada
Tuhan. Dan setelah Perjanjian Baru dan Lama, Kitab Suci sudah lengkap
dan tidak ada lagi pewahyuan. Jangan percaya kepada Pendeta yang berkata, “Kemarin, Tuhan berbicara kepada saya”. Itu semua omong-kosong, palsu, penipu.
Tidak ada Rasul lagi, tidak ada Nabi lagi, karena Kitab Suci sudah
lengkap, sudah genap, diwahyukan oleh Tuhan. Seluruh Firman Tuhan kepada
manusia berada di dalam satu-satunya buku, yang mencatat semua wahyu
Tuhan kepada Rasul dan Nabi, yaitu Alkitab.
Pendeta-Pendeta yang mengatakan bahwa
mereka sudah menerima wahyu Tuhan, beranikah mereka menulis Kitab yang
baru. Mereka pasti tidak berani. Jika dibandingkan dengan Kitab Paulus
lebih tinggi yang mana? Kalau Kitab Paulus lebih tinggi, buat apa
membaca Kitab mereka? Sekali lagi kita harus kembali kepada Alkitab.
Kita tidak boleh dikibuli, kita harus mendapatkan fondasi yang kuat.
Firman Tuhan itu Firman Tuhan, yang
bukan Firman Tuhan itu bukan Firman Tuhan. Karena segala sesuatu
mengenai hidup, mengenai ibadah sudah seluruhnya diwahyukan di dalam
Alkitab. Kitab Suci sudah lengkap, segala sesuatu mengenai hidup
mengenai ibadah, sudah seluruhnya diwahyukan, dari dunia dicipta, sampai
bagaimana dunia diakhiri seluruhnya ada di dalam Alkitab. Jadi apa lagi
yang kurang?
Tetapi Alkitab tidak mengajarkan
bagaimana menjadi kaya dan sukses, yang ada adalah bahwa orang yang
percaya harus memikul salib dan mengikut Kristus (Mat 16:24). Yang tidak
mau menyangkal diri, memikul salib, namun mau menjadi Pendeta, tidak
akan menjadi Pendeta yang baik, tetapi menjadi pendusta.
Lebih baik menjadi Pendeta yang
menderita, daripada menjadi Pendeta yang kaya, tetapi menipu orang.
Banyak orang yang begitu kecewa kepada Gereja, karena mereka sering
dirugikan oleh Pendeta yang berdagang. Pendeta yang berdagang, yang mau
mencari uang, dan tidak mau menghormati Tuhan, silahkan turun dari
mimbar. Di Amerika ada seorang pengemudi taksi, yang sewaktu
mengemudikan taksi selalu memakai toga Pendeta. Ketika ditanya mengapa
dia melakukan hal itu, dia menjawab bahwa dia menjadi Pendeta uangnya
tidak cukup tetapi dengan mengemudi taksi dan dengan memakai toga
uangnya lebih banyak. Kalau kita mau melayani, kita harus melayani
dengan sungguh-sungguh dan percaya bahwa Tuhan tidak akan membiarkan
kita. Kalau kita mau menjadi Pendeta, lalu mau menjadi kaya, lebih baik
tidak melakukan itu.
Kalau ada Pendeta yang berani mengatakan
bahwa apa yang diwahyukan kepada dia lebih tinggi dari Alkitab maka dia
telah menghujat Tuhan. Kalau mereka mengatakan lebih baik mendengarkan
perkataan mereka, daripada perkataan Alkitab, maka itu berarti dia
berusaha mengalihkan iman kita kepada mereka, keluar dari iman kita
kepada Tuhan. Kalau perkataan mereka lebih rendah, maka buat apa ikut
dia; kalau sama-tinggi, maka Alkitab sudah cukup, buat apa ikut dia.
Itulah sebabnya kita harus kembali kepada Alkitab, Sola Scriptura yang menjadi berita di dalam hidup kita.
Maka Rasul dan Nabi tidak ada lagi,
karena Kitab Suci sudah genap diwahyukan. Kalau ada orang yang berkata,
“Saya ini Nabi baru”, maka katakan kepada dia, “Enyahlah engkau!”. Kalau
ada orang yang berkata, “Saya ini Rasul baru”, maka katakan kepadanya,
“Pendusta kamu!”. Karena Alkitab adalah Firman Tuhan yang sudah
sempurna, maka kita tidak perlu mencari wahyu lain dari Pendeta-pendeta
yang sesat.
Di dalam Gereja, PengabarInjil, Pendeta
dan Pengajar-pengajar harus ada dari zaman ke zaman. Di dalam setiap
zaman, setiap generasi, setiap abad, harus ada tiga macam manusia yaitu
Penginjil, Pendeta dan Pengajar.
Siapakah Penginjil itu? Mengapa mereka
di taruh di tempat yang paling depan? Di dalam Kitab Suci ada dua macam
urutan, ada kalanya yang terakhir yang paling penting, tetapi di lain
tempat, yang pertama adalah yang paling penting. Di dalam ordo
penciptaan, manusia sebagai ciptaan yang paling penting dicipta yang
paling terakhir. Tetapi dalam ordo pelayanan, yang disebut di depan
adalah yang lebih penting.
Penginjil ditulis sebelum Pendeta,
mengapa diurutkan seperti ini? Karena Penginjil mencari jiwa,
mempertobatkan orang, memberitakan Kristus, mempunyai kuasa mengubah
orang yang belum bertobat menjadi bertobat, orang yang belum beriman
menjadi beriman, orang yang milik setan menjadi millik Kristus, dari
orang berdosa menjadi anak-anak Tuhan.
Untuk mengabarkan Injil memerlukan kuasa
yang paling besar, menghadapi pertarungan yang lebih sengit, berperang
dengan setan untuk merebut orang-orang dari tangannya. Pekerjaan ini
tidak mungkin dapat dilakukan dengan kekuatan sendiri, maka kita harus
banyak berdoa kepada Tuhan, supaya di dalam peperangan Penginjilan, kita
disertai, kita dipenuhi, dan diurapi oleh Roh-Kudus.
Penginjil itu penting di Gereja, tetapi
Penginjil yang tidak mempertobatkan orang lebih baik dia mundur. Kalau
engkau tidak menjadikan orang untuk mempunyai hidup yang baru, dan hanya
bisa mengoceh, engkau lebih baik mundur. Berdoalah kepada Tuhan supaya
Dia memberikan kuasa, kekuatan, supaya engkau dapat merampas orang
keluar dari tangan setan dan membuat mereka datang kepada Tuhan. Bisa
menyalurkan hidup Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya, boleh
memberikan terang hidup bagi orang yang mendengarkan Firman-Nya.
Penginjil sangat penting karena Penginjil membawa orang kembali kepada
Tuhan.
Sesudah itu, orang yang baru bertobat
harus digembalakan, barulah kemudian Pendeta bekerja untuk mengasuh
jiwa, membawa manusia untuk bertumbuh di dalam iman. Tugas Pendeta,
mempertumbuhkan orang untuk menjadi lebih dalam hidup rohaninya.
Sesudah digembalakan, orang harus
diajarkan dengan doktrin agama, iman yang penting supaya mereka
mempunyai pengetahuan tentang apa arti iman. Seperti Paulus berkata (2
Tim 1:12), “I Know whom I have believed”. Aku mengetahui siapa
yang kupercaya. Jadi iman harus ada terlebih dahulu sebelum
pengetahuan. Iman mendahului pengetahuan, iman mendahului pelajaran.
Iman kepada Tuhan, sesudah itu baru tahu apa yang diimani. Bedanya orang
Karismatik dan Reformed adalah orang Reformed beriman dan kemudian dia
mau tahu dia beriman kepada siapa, apa pengetahuan tentang iman yang
Tuhan berikan kepadanya. Sedangkan orang Karismatik bukan mencari
pengetahuan, mereka menggunakan iman untuk mencari keuntungan. Mereka
mengatakan “Aku percaya Engkau Maha Kuasa, maka sembuhkan kankerku”.
Jadi melalui iman, mereka memerintah Tuhan, mereka menginginkan segala
kelimpahan yang harus Tuhan berikan kepada mereka. Sebaliknya,
kedaulatan Tuhan harus menjadi dasar anugerah, bukan doa-doa yang
ngotot. Iman bukan mencari anugerah, iman harus mencari kebenaran. Lalu
bagaimana anugerah itu datang? Tidak usah takut, Tuhan sudah
mempersiapkan banyak sekali anugerah kepada kita, tetapi kita harus
mengingat Yesus berkata (Mat 6:33) “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya itu akanditambahkan kepadamu”.
Ayat ini tidak menggunakan kata “diberikan” tetapi “ditambahkan”, jadi
tidak usah serakah, jangan minta lebih banyak lagi. Banyak orang
mendapat uang banyak akhirnya dirampas oleh perampok, dihamburkan untuk
pelacur, dan dihabiskan oleh berbagai perbuatan dosa. Carilah dahulu
Kerajaan Allah sesudah itu semua yang engkau butuhkan pasti akan
ditambahkan kepadamu.
Saya bersyukur, saya tidak kaya tetapi
saya sangat mengerti apa itu “bahagianya” orang kaya. Saya tidak
mengharapkan mereka menjadi kaya, karena mengetahui mereka mempunyai
kepahitan hati yang luar biasa. Karena uang tidak pernah memberikan
kepuasan di dalam hati seseorang. Mengerti kebenaran lebih penting
daripada mempunyai kekayaan. Tetapi saya puas, saya bersyukur kepada
Tuhan, karena mengerti kebenaran adalah lebih penting daripada mempunyai
kekayaan.
Penginjil, Gembala dan Pengajar dapat
diibaratkan sebagai melahirkan anak, membesarkan anak dan mendidik anak.
Yang mana yang lebih penting? Ketiga-tiganya penting. Kalau tidak ada
yang melahirkan, mau membesarkan siapa? Kalau tidak ada yang
membesarkan, mau mendidik siapa? Tetapi yang paling dasar adalah tetap
yang melahirkan, karena dengan melahirkan, baru membuktikan bahwa
keluarga itu subur, bahwa ada hari depan.
Bangsa-bangsa yang tidak melahirkan
anak-anak, adalah bangsa yang hari depannya suram. Di Jerman, tingkat
kelahirannya semakin berkurang, dan mereka mengimpor orang Turki ke
negara mereka. Di dalam 30 tahun akan lebih banyak orang Islam daripada
Kristen di Jerman. Jika orang-orang muda tidak mau melahirkan anak, dan
orang-orang tua tidak mau mati, maka celaka sekali. Di Jepang, ribuan
bahkan puluhan ribu orang yang berumur di atas 100 tahun, karena
pelayanan kesehatan semakin baik. Yang tua tidak mau mati, yang muda
tidak mau melahirkan. Orang yang pensiun menjadi jauh lebih banyak
dibanding orang-orang muda yang harus membayar pajak untuk membayar
pensiun orang-orang tua. Makin lama makin sedikit orang yang bekerja.
Demikian pula di dalam Gereja.
Orang-orang semakin tua. Jika tidak ada orang-orang yang dilahirkan
baru, hari depan Gereja semakin suram. Gereja akan membunuh dirinya
sendiri. Itulah sebabnya Penginjil itu penting.
Setiap minggu Pendeta berkhotbah untuk
menggembalakan. Di dalam Yoh 21:15-17, Yesus berkata kepada Petrus tiga
kali: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”. Petrus
menjawab tiga kali juga: “Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau”.
Kemudian Yesus berkata kepadanya tiga kali juga: ”Gembalakanlah
domba-dombaku”. Setelah orang di Injili, mereka tidak bisa dibiarkan,
mereka harus digembalakan.
Setelah digembalakan, mereka juga harus
dididik, diajar dengan doktrin-doktrin yang penting. Doktrin dikuatkan,
hati dibakar, supaya kita menjadi orang yang berotak dan berapi. Kalau
berotak tetapi tidak berapi, itu sama saja dengan kepala besar. Jika
berotak tapi tidak berapi, engkau sakit malaria. Biarlah kita mempunyai
iman, dan mempunyai kemampuan mengerti Firman dan memberitakan Firman.
Dokter saya berkata, ini adalah minggu terakhir sebelum saya dioperasi
jantung dan karena itu saya tidak boleh khotbah. Saya sudah siapkan KIN
begitu lama, dan untuk menyelesaikan KIN, saya harus berkhotbah
berkali-kali. Dokter memberitahu bahwa saya sewaktu-waktu bisa lumpuh,
stroke atau mati. Saya bilang mati ataupun tidak mati pokoknya pekerjaan
Tuhan yang utama. Saya tidak perduli kesehatan saya sendiri.
Kita melihat Penginjil, Gembala dan
Guru. Engkau bisa bilang, saya pilih satu saja, jadi Pendeta lebih
gengsi. Atau jadi guru saja, karena hanya perlu mengajarkan hal yang
itu-itu saja. Atau jadi Penginjil saja, yang paling susah, karena perlu
penyangkalan diri, perlu pengabdian, perlu doa, perlu pikul salib.
Tetapi saya berkata kepada Tuhan,
“Berkati saya, saya berjanji, seumur hidup, saya ingin bukan hanya
menjadi satu, saya ingin menjadi ketiga-tiganya, saya mau mengerjakan
ketiga-tiganya, menjadi Penginjil, menjadi Gembala, menjadi Guru”.
Mungkinkah itu? Mungkin, tetapi susah.
Menjadi ketiga-tiganya: menjadi Penginjil, sekaligus menjadi Pendeta,
sekaligus menjadi Guru, itu sulit. Tetapi saya sudah buktikan. Tuhan
sudah menolong saya dari umur 17 sampai umur 73, tiga-tiganya saya
lakukan. Di Gereja lain lebih enak, Pendeta khotbah hari minggu, sesudah
itu istirahat 6 hari. Hari senin, telepon pun tidak mau diangkat. Lalu
setelah bekerja 6 tahun, dapat 1 tahun sabatical leave. Saya
mau bertanya, mengapa pedagang tidak mau berhenti berdagang setelah 6
tahun berdagang? Karena kurang untung. Pendeta tidak takut kurang
untung, karena setelah 1 tahun istirahat, gajinya sama.
Mari kita lebih giat melayani Tuhan, dan
kalau mungkin, semua dari kita, menjadi Penginjil, sekaligus juga
menjadi Pendeta, sekaligus juga menjadi Pengajar. Engkau coba kerjakan
tiga-tiganya, engkau akan menjadi orang yang kuat luar-biasa, rohaninya
kuat, perjuangannya kuat, pelayanannya kuat, khotbahnya kuat.
Paulus Penginjil bukan? Paulus Pengajar
bukan? Paulus menggembalakan bukan? Kenapa sekarang yang menjadi Pendeta
tidak mau menginjili, kenapa menginjili tetapi tidak tahu teologi,
kenapa tahu teologi tetapi tidak mau menjadi Pendeta? Karena ini adalah
didikan teologi barat yang telah merusak Asia. Setelah pulang dapat
gelar Doktor, menjadi orang penting, akademisi, menjadi Pendeta, selain
membaca buku tidak mau mengabarkan Injil.
Orang yang mengabarkan Injil, capek
tetapi senang. Yang tidak mengajarkan Injil, tidak capek, tetapi juga
tidak senang. Puji Tuhan!
Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
(Khotbah Pdt Stephen Tong di hadapan
ribuan Penginjil dari seluruh pelosok Indonesia, yang menghadiri KIN
(Konvensi Injil Nasional) 2013)
Sumber : http://www.nusahati.com/2014/01/kembali-kepada-tuhan-konvensi-injil-nasional/