Dalam
Efesus 5:8-14, sekali lagi Tuhan menegaskan dan mengingatkan kita akan
perbedaan yang terjadi atas diri kita yang berada di dalam Tuhan: dulu
kamu adalah gelap dan sekarang kamu adalah terang. Paulus tidak
mengatakan: dulu kamu berada di dalam gelap, sekarang kamu berada di
dalam terang. Memang status kita sudah diubahkan dari seorang berdosa,
sekarang menjadi seorang yang suci di hadirat Tuhan, tetapi dia langsung
menyambung dengan kalimat, dulu kamu adalah gelap dan sekarang kamu
adalah terang. Kamu adalah terang lebih penting daripada kamu berada di
dalam terang, maka Alkitab mengatakan: Yesus adalah terang itu. Di dalam
bahasa Yunaninya digunakan bentuk singular – karena Yesus adalah
satu-satunya terang. Sebelum Yesus datang ke dunia, filsuf-filsuf
berpikir bagaimana hidup di dalam terang dan apa artinya terang. Namun
yang mereka pikirkan hanyalah bayang-bayang yang berada dalam imajinasi
manusia, sampai ketika Tuhan Yesus datang ke dunia, hidup secara
konkrit, memperkenalkan Tuhan Allah kepada manusia.
Dalam Daniel 2 tertulis, Allah hidup di
dalam terang. Dia adalah terang yang sejati, Dia memancarkan terang dan
Dia sendiri berada di dalam terang yang Dia pancarkan itu. Dia adalah
sumber terang dan pengharapan bagi seluruh dunia, sumber terang bagi
hidup manusia yang mirip dengan Tuhan, Penciptanya. Semua sifat ilahi
berada di dalam terang. Di dalam terang itu juga kita melihat substansi
hidup yang berbeda dengan kegelapan. Paulus berkata, dulu kamu adalah
gelap dan sekarang kamu adalah terang. Soroasterisme yang kemudian berkembang menjadi Manichaenism
mengajarkan, terang dan gelap bertarung tidak henti-hentinya di dalam
sejarah, dan karenanya terang dan gelap sama-sama kekal. Mereka percaya
pada dua dewa, yaitu dewa terang (Ahura Mazda), yang menguasai segala
kebaikan dan dewa gelap (Anggra Mainyu), yang menguasai segala
kejahatan. Kedua dewa itulah yang menguasai nasib dan hidup manusia.
Orang Kristen tidak percaya adanya persamaan substansi dari kedua
kekuatan itu, tidak percaya bahwa setan dan Tuhan mempunyai kekuatan
yang sama. Karena kita percaya bahwa Allah adalah Allah yang dari kekal
sampai kekal, Dia mengizinkan kebebasan menjadi dasar moral dari
oknum-oknum yang dicipta, sehingga mereka boleh berbuat menurut
kemauannya. Pada waktu kemauan diwujudkan dalam pemberontakan terhadap
Allah yang sejati dan Esa, saat itulah kejahatan diizinkan terjadi. Itu
berarti kejahatan tidak mempunyai substansi yang sama dengan Allah, dan
eksistensinya juga bukan dari kekal sampai kekal. Inilah perbedaan
terbesar antara Kristen dengan agama-agama yang menganut dualisme.
Pada waktu Agustinus berumur 20 tahun,
dia mendengarkan khotbah yang disampaikan oleh pendeta dari agama
Manichaenism tentang adanya pertarungan antara kebaikan dan kejahatan di
dalam hati manusia. Itulah yang menyebabkan manusia berada di medan
peperangan dan diperebutkan oleh dua dewa itu. Anak orang Kristen yang
doktrinnya tidak kuat itu langsung tertarik dan menyetujuinya, bahkan
memilih Manichaenism sebagai agamanya. Selama hampir 10 tahun Agustinus
terjerumus di dalam agama yang tidak beres itu. Tetapi puji Tuhan yang
menyelamatkan dia keluar dari ajaran yang tidak beres itu dan akhirnya
menjadi seorang pejuang apologetika yang terbesar di sepanjang sejarah
untuk melawan semua doktrin yang tidak benar. Tuhan dan kegelapan itu
tidak sama. Di dalam kekekalan, semua kejahatan akan diadili oleh Tuhan
yang baik, dan yang terang tinggal kekal sampai selama-lamanya.
Dengan pengertian yang konsisten seperti
inilah iman kita tidak digoncangkan oleh keadaan, melainkan tetap
bersandar kepada Tuhan. Untuk itu, Agustinus memberikan satu kesimpulan:
kejahatan bukan sesuatu yang bersubstansi kekal, melainkan sesuatu yang
kehilangan kebajikan. Bagian yang hilang itu menjadi bagian yang
negatif. Pemikiran ini perlu dimengerti secara filosofis. Di sini
terdapat selembar kertas yang utuh, yang mempunyai empat sudut: sudut
kanan atas, sudut kiri atas, sudut kanan bawah, dan sudut
kiri bawah. Keempat sudut inilah batasan dari kertas ini. Kertas ini
merupakan kesempurnaan yang terbatas. Tetapi saat saya tidak
memperhatikannya, seseorang merobek sebagian dari sudutnya. Sewaktu saya
kembali, saya menemukan kertas itu sudah menjadi lima sudut. Itu
berarti ada bagian yang terhilang. Kalau saya tanyakan, “Apakah ini?”
Saudara akan menjawab, “kertas.” “Apakah sempurna?” “Ya.” Tetapi menurut
saya kertas itu sudah tidak sempurna lagi. Mengapa? Karena saya melihat
terlebih dahulu, maka saya tahu ada bagian dari kertas ini yang sudah
hilang. Yang dimaksud dengan hilang adalah dulu kertas itu sempurna,
tapi sekarang sudah tidak sempurna lagi. Sungguhkah ada bagian yang
hilang? Ada. Yang mana? Bagian yang hilang adalah bagian yang tidak
berada di sana lagi. Maka apa yang disebut dosa, jahat, gelap memang
ada. Ada di mana? Di tempat di mana terang tidak bisa mencapainya, di
bagian yang kurang, yang tidak ada lagi.
Paulus berkata: dulu kamu adalah gelap,
sekarang kamu adalah terang. Jadi bukan Saudara berada di dalam
terang-Nya saja, melainkan Saudara adalah terang – you are the light of the world.
Allah memakai istilah-istilah dengan sangat teliti. Dia tidak
mengatakan, Saudara adalah lampu dunia. Apa bedanya Saudara adalah lampu
dunia dengan Saudara adalah terang dunia? Lampu terbagi dalam kelas
yang berbeda-beda. Ada lampu yang harganya mencapai 50 juta, 100 juta,
bahkan ada yang satu milyar rupiah per buah. Juga ada lampu tempel yang
murah harganya. Alkitab mengatakan Saudara adalah terang dunia, tak
peduli terang itu adalah terangnya lilin, terangnya lampu tempel, atau
terangnya lampu Vienna, Venezia, pokoknya terang, karena di dalam terang
tidak ada perbedaan kelas.
Tahukah Saudara, waktu Allah menciptakan segala sesuatu, Dia memulainya dengan menciptakan terang – let there be light?
Kata Paulus, kamu bukan gelap lagi, kamu adalah terang. Paulus
mengingatkan orang Kristen di Efesus agar mereka menyadari siapakah
dirinya, our substance, our essence, our position – status
kita, posisi kita, substansi kita adalah terang. Kalau kita mengerti
kebenaran ini dengan tuntas, dengan sendirinya kita akan hidup sesuai
dengan status kita sebagai terang. Jika ada hal yang takut diketahui
oleh orang, berarti ada ketidakberesan. Itu adalah hal yang gelap. Gelap
tidak pernah mempunyai mempunyai tempat di dalam Tuhan, karena Tuhan
itu terang adanya. Tuhan mengutus terang untuk mengusir kegelapan dan
menyinari mereka yang hidup di tengah kegelapan, yang berada di bawah
bayang-bayang maut. Tuhan mengutus, memerintahkan orang keluar dari
bayang-bayang maut untuk masuk ke dalam terang.
Waktu Joseph Haydn, diminta seseorang untuk menulis musik tentang Tuhan mencipta, the Creation;
orang itu berpesan, gubahan musik yang ditulis harus berbeda dari musik
George Fredric Handel. Kalimat: Allah berfirman, “jadilah terang, maka
terang itu ada”; janganlah diulang, hanya satu kali saja. Haydn berpikir
mati-matian, bagaimana caranya agar musik gubahannya tidak sama dengan
gubahan Handel yang kaya dengan variasi, conterpunk dan model barok.
Setelah dia selesai menulis, dia melatih orkestra dan oratorio. Pada
waktu pementasannya, dia khusus datang untuk mendengarkan bagian itu.
Seorang muridnya yang kurang menghormati dia – Ludwig van Beethoven menyaksikan pementasan itu dengan pertanyaan: apakah yang masih ada pada guru saya yang tua ini, yang masih bisa saya pelajari? Waktu Haydn mendengar kalimat, “And God said, “Let there be light!” muncul, “And there was light.” seakan-akan pada saat itu terjadilah suatu perubahan besar dari kegelapan, kekosongan menjadi terang. Air matanya jatuh bercucuran. Serta merta dia berdiri dan berteriak, “Itu bukan dari saya! Itu bukan dari saya, melainkan dari Tuhan.” Lalu Haydn jatuh pingsan. Yang kemudian menolongnya adalah Beethoven yang akhirnya mengakui bahwa gurunya ternyata masih hebat. Yang ingin saya sampaikan di sini adalah Haydn mengerti kalimat: dari gelap terbitlah gelap. Apakah perbedaan terang dengan gelap? Kita adalah orang yang menamakan diri Kristen, jangan menyandang nama itu hanya karena kita dilahirkan di dalam keluarga Kristen atau karena kita pernah mendengar khotbah yang disampaikan oleh pendeta yang terkenal, melainkan karena kita pernah dibawa keluar oleh Tuhan dari status gelap kepada status terang. Kita pernah jahat dan egois, tetapi Tuhan mengubah kita menjadi orang yang menyangkal diri, memikul salib, mengenal Kristus dan hidup sebagai wakil Tuhan.
Kalau Saudara adalah terang, apa
jadinya? Bacalah ayat 8: hiduplah sebagai anak-anak terang, sehingga
orang lain menyaksikan perbedaannya: orang ini selalu bercahaya, jujur,
benar, transparan. Mengapa rakyat menginginkan transparansi? Karena
tuntutan manusia: terang lebih baik daripada gelap, transparan lebih
baik daripada gelap-gelapan. Bacalah ayat 9: karena terang hanya
membuahkan kebajikan, keadilan, dan kebenaran. Terjemahan bahasa
Indonesia ini mungkin memberikan pengertian yang salah. Sepertinya
terang hanya membuahkan tiga macam buah, padahal maksudnya adalah terang
hanya mungkin membuahkan hal yang baik, tidak mungkin membuahkan yang
jahat. Maka yang dimaksudkan dengan: hanya membuahkan … adalah jaminan
kualitas: kebaikan – goodness, keadilan – righteousness dan kebenaran - truth.
Kebaikan, keadilan dan kebenaran akan
keluar dari anak-anak terang. Jika kejujuran terdapat pada diri orang
yang beragama lain, bukan karena mereka mengikuti teladan yang berasal
dari hati mereka yang sudah mempunyai sumber hidup yang benar, melainkan
karena mereka sudah mempelajari kebenaranyang seharusnya ada pada diri
orang Kristen dari segi etika. Jujur, adil merupakan sesuatu yang
penting. Apakah yang dipakai oleh orang Yunani untuk melukiskan dewa
keadilan? Yaitu seorang dewa yang membawa timbangan yang sama beratnya,
tidak memihak salah satu sisi. Tetapi dewa itu menutup matanya dengan
kain, sehingga dia sendiri tidak melihat timbangan itu. Artinya dia
tidak memihak siapa-siapa, semua orang boleh menilai apakah keputusan
yang dia ambil itu adil.
Keadilan, kebenaran, kebajikan disebut
sebagai buah terang. Adakah kita adil, jujur, baik di dalam kelakuan
kita? Adakah motivasi yang tidak baik di dalam hati kita? Jika ada,
kiranya Tuhan mengampuni kita. Gereja adalah milik Tuhan, contributed
by all belongs to none. Everybody, every nation can come and kneel down
and worship before God, but no one suppose to monopolize the church.
Jika kita menggunakan dua lampu sorot
yang masing-masing menghasilkan cahaya besar, adakah batasan di antara
kedua cahaya ini? Tidak ada, karena terang bisa membaur dengan begitu
harmonis, hingga tidak dapat dipisah-pisahkan lagi. Karena Saudara
adalah anak terang, maka hiduplah di dalam terang, hasilkan buah-buah
terang, karena Tuhanmu adalah terang dan Saudara telah dijadikan terang.
Saya kira tidak ada bagian lain dari seluruh tulisan Paulus yang
membahas terang lebih jelas daripada bagian ini.
Kalimat dalam ayat 10 terdapat juga di
Roma 12:2. Terjemahan lain, “Bolehlah saudara selidiki dan uji, sehingga
mengerti apakah kehendak Allah yang baik, apa yang berkenan kepada
Allah, apa yang kudus dan apa yang diperkenan Allah.” Artinya lakukanlah
hal-hal yang berkenan kepada Tuhan, jangan segan-segan menolak hal yang
tidak berkenan kepada-Nya. Kita harus mengerjakan segala sesuatu yang
sesuai dengan tuntutan Tuhan, to think after God’s thinking, to act
after God’s action, to feel after God’s feeling, to know after God’s
knowledge, to work in accordancde with the World revealed by God.
Ayat 11: Jika ada orang mengajakmu untuk
bersekongkol, berpartisipasi di dalam pikiran dan rencana yang gelap,
Saudara harus menolak, bahkan harus berani menelanjangi. Menelanjangi
kejahatan adalah satu satu tugas dan fungsi daripada terang Alkitab
mengatakan: kamu adalah terang. Terang mempunyai satu fungsi yang luar
biasa, mengusir kegelapan sekaligus menyatakan cacat cela yang ada.
Waktu saya mengetahui terang (cahaya) mempunyai kecepatan tiga ratus
ribu kilometer per detik, saya membayangkan, kalau saya berada di dalam
satu ruang yang seratus persen tertutup, lalu saya menyalakan lampu,
maka kegelapanpun hilang, artinya terang mengusir kegelapan. Tetapi ke
mana larinya? Saya tidak bisa mengerti kecuali dengan satu kalimat di
Alkitab, gelap ditelan oleh terang, mati ditelan oleh hidup. Maka kalau
dikatakan Saudara adalah terang, artinya Saudara harus bisa menelan,
menghapus, mengusir kegelapan. Kalau tidak
diusir, ya dinyatakan saja. Di tempat yang gelap, semua yang berwarna
hitam tetap hitam, yang berwarna putih juga hitam. Tetapi di tempat
terang nyatalah dengan jelas, yang putih adalah putih, yang hitam adalah
hitam.
Paulus menganjurkan orang Kristen yang
hidup di dalam terang untuk bertindak dengan berani sekali, yaitu
menelanjangi segala kejahatan, artinya melaporkan dengan sungguh apa
yang telah terjadi. Yesus berkata, rahasia yang kau katakan di dalam
kamar, tak lama kemudian akan dibongkar di atap rumah. Artinya semua
perkara yang kita kira bisa kita rahasiakan akhirnya akan terbongkar.
Karena kegelapan tidak mungkin menang atas terang, yang ada hanyalah
terang mengalahkan kegelapan. Maka sebagai orang Kristen yang hidup di
dalam sejarah, kita menyaksikan dua hal:
- Bagaimana kejahatan bersekongkol.
- Dalam jangka waktu yang panjang, bagaimana terang membongkar segala kejahatan.
Paulus mengajak orang Kristen
menelanjangi segala siasat kejahatan. Bacalah ayat 12. Maksud ayat ini
adalah: hanya menyebut apa yang mereka perbuat dengan sembunyi-sembunyi
saja sudah malu, apalagi kalau ikut berpartisipasi dengan orang-orang
yang merencanakan kejahatan di dalam kegelapan, itu adalah dosa besar.
Saudara tidak boleh berbuat itu, karena Saudara adalah terang. Saudara
harus jujur, adil, benar, baik, karena itulah buah-buah terang. Kamu
(orang Kristen) adalah terang, hasilkan buah-buah terang.
Sumber : http://www.nusahati.com/2012/08/kehidupan-anak-anak-terang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar