Allah
Tritunggal adalah Allah yang Mahaesa. Allah Tritunggal adalah Allah
satu-satunya yang ber-Ada. Di luar Allah Maha Esa tidak ada Allah lain
yang dikenal oleh orang Kristen. Orang Kristen mengenal Tuhan Allah di
dalam diri Kristus yang membawa kita masuk ke dalam pengenalan terhadap
Bapa-Nya. Yesus berkata bahwa tanpa Anak, tidak ada seorang pun datang
kepada Bapa. Tanpa Anak yang mewahyukan Bapa, tidak ada seorang pun yang
mengenal Bapa. Yang ada Anak, ada Bapa, yang tidak ada Anak, tidak ada
Bapa. Sebagaimana Allah Bapa rela memperkenalkan Anak-Nya kepada
manusia, maka sewaktu Anak-Nya dikirim ke dalam dunia, Dia rela
memperkenalkan Bapa kepada umat-Nya. Melalui Anak, kita kembali kepada
Bapa. Kristus sendiri berkata, “Aku datang dari Bapa dan masuk ke dalam
dunia ini, dan Aku meninggalkan dunia ini kembali kepada Bapa.” Setelah Kristus kembali kepada Bapa,
lalu Bapa dan Kristus mengirim Roh Kudus. Kristus lahir dari Bapa di
dalam kekekalan, Roh Kudus
keluar dari Bapa dan Anak juga di
dalam kekekalan. Istilah-istilah ini tidak bisa diganti dan tidak ada
persamaan antara Pribadi Kedua dengan Pribadi Ketiga. Kalau Pribadi
Kedua disebut Anak Allah yang tunggal, berarti satu-satunya yang boleh
disebut Anak adalah Yesus Kristus. Apakah Roh Kudus adalah anak kedua?
Tidak bisa, karena jika demikian Yesus bukan Anak Tunggal Allah. Roh
Kudus bukan anak, tetapi Roh Kudus keluar dari Bapa dan Anak. Yesus
adalah satu-satunya yang dilahirkan oleh Allah Bapa, tetapi Roh Kudus
juga adalah Allah karena kelahiran meneruskan genetika dan menjadi satu
kesinambungan sifat hidup. Yesus adalah Anak Allah yang tunggal, berarti
Allah hanya melahirkan yang tunggal dan yang dilahirkan bersifat sama
dengan yang melahirkan. Itu sebabnya Allah Bapa dan Allah Anak mempunyai
sifat ilahi yang sama.
Bagaimana kita dilahirkan oleh Allah Roh
Kudus? Alkitab mencatat, “Jikalau engkau bukan diperanakkan pula oleh
Roh Kudus, engkau tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Dilahirkan
oleh Roh Kudus berbeda dari dilahirkan oleh Allah Bapa. Yesus bukan
ciptaan, tetapi kita adalah ciptaan. Maka, ciptaan yang dilahirkan
kembali tidak pernah dilahirkan sebelumnya oleh Allah Bapa maupun oleh
Allah Roh Kudus. Dengan demikian, Yesus tetap adalah satu-satunya Anak
Allah yang tunggal, yang dilahirkan oleh Bapa di dalam kekekalan.
Manusia dilahirkan oleh manusia dan manusia melahirkan manusia. Maka,
yang dilahirkan identik dengan yang melahirkan. Inilah artinya anak.
Tikus melahirkan tikus, tidak mungkin kucing melahirkan tikus. Maka,
yang dilahirkan dan yang melahirkan memiliki natur yang sama. Yesus
lahir dari Bapa, maka Ia bersifat ilahi. Ketika kita dicipta oleh Allah,
seluruh esensi dan substansi kita adalah ciptaan. Kita bukan pencipta.
Ketika kita dilahirkan kembali, dilahirkan dari atas, berarti ada hidup
yang surgawi yang dikaruniakan kepada kita. Kita dicipta dengan sifat
kekekalan melalui kelahiran baru kita sehingga kita boleh hidup bersama
Tuhan di dalam kekekalan. Jadi, kita adalah anak adopsi, berbeda dengan
Yesus yang adalah Anak Allah. Maka, manusia secara status adalah ciptaan
dan di dalam kerohanian, kita adalah orang-orang yang dilahirkan
kembali menjadi anak-anak Allah. Dengan demikian, status kita sebagai
anak-anak Allah tidak bisa dipersamakan dengan Yesus sebagai Anak Allah.
Seperti sebuah akta yang bisa ada fotocopy-nya. Fotocopy
yang sudah dilegalisir bisa dianggap setara dan sama dengan akta
aslinya. Secara fisik, kita melihatnya berbeda, tetapi secara isinya
adalah sama. Isi fotocopy itu sama dengan yang asli, tetapi ia
tetap berbeda karena bukan aslinya. Sekalipun manusia dicipta menurut
peta dan teladan Allah, dan ada kesamaan sifat dengan Allah yang
direfleksikan di dalam ciptaan, manusia tetap bukan Allah. Kita
dipanggil oleh Tuhan, diberikan kelahiran baru dan diadopsi menjadi
anak-anak Allah. Kita tidak ada di dalam kekekalan sebelum kita berada.
Kita tidak bereksistensi sebelum kita dicipta. Allah Bapa, Allah Anak,
Allah Roh Kudus mempunyai sifat kekekalan yang tidak perlu permulaan,
sedangkan kita baru ada setelah kita dicipta. Seluruh ciptaan baru
berada setelah diciptakan. Namun, manusia berbeda dari binatang dan
tumbuh-tumbuhan. Ketika binatang dan tumbuhan mati, mereka menjadi
tidak berada. Manusia setelah dicipta menjadi berada dan setelah itu ia
dibubuhi kekekalan sehingga ia tidak bisa menjadi tidak berada lagi. Di
situ manusia bersifat kekal. Kekekalan manusia ini berbeda dengan
kekekalan Allah karena kekekalan Allah adalah kekekalan yang tidak
pernah perlu dicipta dan tidak memerlukan permulaan. Kekekalan manusia
adalah kekekalan yang dicipta dan kekekalan manusia mempunyai permulaan
tetapi tidak ada akhir. Maka, secara kualitatif kita tidak boleh
membandingkan sifat manusia dengan sifat ilahi Kristus yang
keberadaan-Nya dari kekal sampai kekal pada diri-Nya dan dilahirkan di
dalam kekekalan oleh Allah Bapa.
Banyak orang yang bukan saja tidak
mengerti doktrin Allah Tritunggal, bahkan berusaha merusak kepercayaan
Allah Tritunggal, seperti: Unitarianisme yang berasal dari New England, USA, di daerah Boston dan sekitarnya; Saksi Yehova yang tidak percaya kepada Allah Tritunggal; Pemahaman Theologi Liberal,
yang dimulai semenjak Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher, Adolf von
Harnack, Ferdinand Christian Bauer, Johann Wilhelm Herrmann. Sampai
sekarang kaum Liberal tidak percaya doktrin Allah Tritunggal. Sebagai orang Reformed, meskipun dengan
rasio yang terbatas kita tetap harus mau mengerti firman Tuhan dengan
tuntas. Sampai akhirnya kita mendapatkan pengertian firman Tuhan yang
lebih mendalam dari kemungkinan kita bisa mengerti. Dan itu membuat kita
menyembah Dia serta berkata: “Kebenaran-Mu sungguh melampaui kemampuan
pengertian kami. Kami menyembah-Mu. Engkau adalah Allah yang melampaui
pengetahuan manusia.”
Allah Bapa ada dari kekal sampai kekal,
demikian pula Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Yang sulit dimengerti
adalah mengapa di dalam kekekalan Allah yang Esa bisa berpribadi Tiga.
Allah Bapa melahirkan Anak di dalam kekekalan. Kalimat ini tidak mudah
dijelaskan. Allah Anak adalah Anak Tunggal, maka Roh Kudus tidak boleh
memakai istilah Anak Allah. Karena itu, Roh Kudus tidak bisa dikatakan
dilahirkan dari Allah Bapa. Maka, di sini ada istilah yang khusus: Yesus
Kristus dilahirkan dari Bapa, tetapi Roh Kudus keluar
dari Bapa dan Anak. Penggunaan istilah ini dengan tegas sekali
dibedakan dalam ajaran Athanasius. Ajaran ini merupakan suatu ajaran
ortodoks yang dipercayai oleh gereja yang sungguh-sungguh sejak zaman
Agustinus. Gereja Katholik percaya akan hal ini, demikian juga para
Reformator. Tetapi gereja Orthodoks Timur tidak mau mempercayai ajaran
ini sehingga terjadi Skisma (Perpisahan) Besar sejak tahun 1033. Pusat
gereja di Barat adalah Roma (Roma Katholik) sementara pusat gereja di
Timur ini adalah Konstantinopel (Gereja Orthodoks Timur), yang kemudian
pada tahun 1453 direbut oleh tentara Islam dan semua gereja dijadikan
mesjid. Akhirnya, orang Islam menguasai wilayah Turki di mana terdapat
tujuh gereja yang dicatat dalam Kitab Wahyu.
Konstantinopel adalah pusat pemerintahan
sejak Kaisar Konstantin Agung memerintah. Ia memindahkan pusat
pemerintahan dari Roma ke Konstantinopel. Konstantinopel berasal dari
kata “Konstantin” dan “Polis”. Polis berarti “kota” Konstantinopel
berarti “kota dari Konstantin”. Kota itu dimulai sejak abad ke-4 dan
bertahan selama 1.100 tahun sebelum jatuh ke tangan orang Islam. Kota
ini jatuh karena dihancurkan oleh meriam terbesar sepanjang sejarah.
Teknologi orang Islam sebenarnya jauh di belakang orang Kristen, tetapi
mengapa mereka bisa memiliki meriam terbesar seperti itu? Jawabannya
adalah karena meriam itu dipesan dari orang Kristen. Orang Kristen
membuat meriam yang sangat besar untuk menghancurkan orang Kristen
sendiri. Sejak tahun 1033, kerajaan Timur tidak merasa perlu untuk
tunduk di bawah Barat. Gereja Barat tidak mau mengakui gereja Timur
sehingga mereka menyebut diri mereka sebagai Gereja yang Am (Katholik)
dan berpusat di Vatikan, Roma. Sebenarnya, arti dari gereja yang kudus
dan am adalah semua gereja secara universal yang meliputi semua gereja,
baik Katholik, Orthodoks, Injili, Karismatik, Methodist, Presbiterian,
Lutheran, Baptis, Anglikan, dll. Tetapi masing-masing gereja ini
memiliki banyak perbedaan sehingga perlu untuk dipersatukan. Sebenarnya,
yang membawa seluruh kekristenan kembali kepada hati dan kesetiaan
untuk taat kepada seluruh Kitab Suci adalah Theologi Reformed, yang
sekarang ini justru mau dibuang oleh banyak gereja. Banyak gereja hanya
mau mempertahankan ajaran mereka masing-masing, tidak mau
sungguh-sungguh kembali taat secara komprehensif (menyeluruh) dengan
segenap jiwa kembali kepada Alkitab.
Pada tahun 1033, terjadi perpecahan
gereja karena doktrin Roh Kudus. Tepatnya mengenai pendapat Roh Kudus
dari mana. Eastern Orthodox berkata, “Kami percaya Roh Kudus keluar dari Allah Bapa.” Roma Katholik tidak setuju. Mereka berkata, “Kami percaya Roh Kudus keluar dari Allah Bapa dan Allah Anak.”
Masing-masing mempertahankan pendapatnya sehingga terjadi Skisma Besar.
Gereja Barat mempertahankan bahwa Roh Kudus dari Allah Bapa dan Anak
karena mereka mendapatkan pengajaran ini dari seorang Bapak gereja yang
agung luar biasa, yaitu Augustinus. Di dalam doktrin yang ditulis oleh
Agustinus, ada satu disertasi yang penting, yaitu On Trinity. Istilah Trinity (Tritunggal)
tidak ada di dalam Kitab Suci. Istilah Trinitas pertama kali dipakai
oleh seorang yang bernama Tertulianus. Tertulianus menyatakan Allah
Tritunggal karena Allah Bapa adalah Allah, Anak juga adalah Allah, dan
Roh Kudus adalah Allah. Itulah alasan kita percaya bahwa Allah itu Tiga
Pribadi dalam Satu Esensi. Ketiga Pribadi itu adalah Allah Bapa, Allah
Anak, dan Allah Roh Kudus. Ketiga Pribadi yang berbeda itu adalah Satu
Allah secara substansi. Agustinus menegaskan bahwa Roh Allah adalah Roh
dari Anak. Roh Allah keluar dari Allah sendiri dan Roh Anak juga keluar
dari Anak sendiri. Maka, Allah Bapa dan Allah Anak, kedua Pribadi ini
merupakan sumber bagi Pribadi yang ketiga. Gereja Timur tidak menerima
konsep ini sehingga perpecahan terjadi sampai sekarang. Memecahkan
sesuatu itu mudah tapi mempersatukan tidak mudah. Ingat kalimat ini!
Pada abad ke-16, terjadi perpecahan lagi
yang dikenal sebagai Reformasi. Reformasi keluar dari Katholik Roma.
Ini adalah perpecahan kedua kali yang terbesar di dalam sejarah.
Perbedaan dari kedua perpecahan ini adalah bahwa Martin Luther, Calvin,
Theodore Beza, Bullinger, Melanchton, William Farel, John Hus, John
Knox, dan John Wycliff melakukan reformasi karena gereja Roma Katholik
pada saat itu semakin menyeleweng. Mereka bukan mau pecah melainkan mau
kembali kepada ajaran asli Alkitab.
Sampai ke abad ke-20, secara tanpa sadar
terjadi perpecahan yang lebih besar lagi. Pada permulaan abad ke-20,
timbul aliran Pantekosta dan Karismatik. Kali ini tidak disebut
perpecahan tetapi perbedaan yang begitu besar mengakibatkan
penyelewengan yang sangat besar. Sayap-sayap Pantekosta semakin lama
semakin menyeleweng dari firman Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak bisa
dan tidak boleh melihat gejala lalu mengambil kesimpulan secara gegabah.
Pandangan tentang Roh Kudus sekarang menjadi berbeda-beda. Perbedaan
doktrin ini dimulai dari pandangan Allah Tritunggal disambung dengan
doktrin Kristologi dan Pneumatologi. Gereja Advent, saksi Yehova,
Mormon, dianggap bidat karena penyelewengan ajaran dalam hal Kristologi.
Gereja Pantekosta dianggap ekstrim karena penyelewengan dalam doktrin
(ajaran tentang) Roh Kudus.
Kita percaya bahwa Roh Kudus keluar hanya dari Allah Bapa dan Allah Anak. Istilah “dan Anak” dalam bahasa Latin adalah ‘filioque’.
Pemberian terbesar Tuhan Allah kepada umat manusia adalah mengirim
Kristus ke dunia. Orang-orang yang tidak sadar akan hidup kerohaniannya
dan hanya hidup untuk mengejar materi, menganggap pemberian terbesar
Tuhan adalah harta dan kekayaan sehingga menimbulkan Theologi
Kemakmuran. Untuk mendapatkan materi, mereka memakai Tuhan sebagai
media. Mereka memperalat Allah untuk mencapai sasaran materi. Padahal
tujuan terakhir kita adalah bersatu dengan Allah dan materi hanyalah
media. Jangan memperalat Tuhan Allah untuk mencapai materi yang jauh
lebih rendah dari Tuhan. Kita selalu menganggap sasaran tertinggi adalah
Tuhan Allah. Tujuan terakhir hidup manusia adalah memuliakan Allah (Soli Deo Gloria).
Dunia ini hanya merupakan suatu media. Kalau saya mempunyai tubuh yang
kuat, bukan minta kepada Tuhan agar saya bisa menikmatinya, tetapi
sebaliknya minta kepada Tuhan agar diberikan kekuatan tubuh supaya boleh
melayani Tuhan dengan baik. Kita tidak boleh memperalat Tuhan untuk
kekayaan dengan berkata, “Tuhan, kalau Engkau memberikan kekayaan
kepadaku, aku akan mengabdi pada-Mu.” Apapun yang engkau miliki, yang
engkau minta, yang engkau kuasai haruslah untuk memuliakan Tuhan dan
menggenapkan rencana-Nya. Tuhan mengontrol hidup kita karena Dia adalah
Tuhan di atas segala sesuatu. Yang memiliki bakat apapun harus
menyerahkannya kembali kepada Tuhan sehingga seluruh hidup tidak
sia-sia.
Pemberian Allah paling besar kepada umat
manusia adalah Kristus. Pemberian Allah paling besar kepada Gereja
adalah Roh Kudus. Tetapi Roh Kudus tidak bisa dilihat. Kita perlu
membedakan manusia yang ada Roh Kudus dengan manusia yang tidak ada Roh
Kudus. Sama seperti kejujuran dan kesetiaan juga tidak bisa kita lihat.
Namun yang tidak kelihatan bukan berarti tidak penting. Manusia bisa
mulia, manusia bisa mempunyai nilai yang tinggi, sifat abadi yang kekal,
jikalau ia mempunyai bagian yang tidak kelihatan, lebih daripada bagian
yang kelihatan. Apa gunanya memiliki tubuh yang sehat jika digunakan
untuk berzinah? Apa gunanya engkau cantik tapi menyeleweng? Bagi orang
yang hidupnya dipimpin oleh Tuhan dan berjalan di jalan yang benar, yang
tidak kelihatan jauh lebih penting daripada yang kelihatan. Yang tidak
kelihatan dan yang terbesar itu adalah Allah sendiri. Allah yang tidak
kelihatan turun dari surga, mendampingi manusia yang kelihatan dan
membimbing seluruh hidup orang itu. Inilah Allah Roh Kudus. Ini adalah
suatu pemberian yang paling penting untuk orang Kristen. Dengan menerima
Yesus Kristus sebagai Juruselamat, kita sudah menerima berkat yang
paling besar yang Tuhan karuniakan kepada dunia.
Dunia dipisahkan menjadi dua jenis
orang, yaitu: yang menerima Kristus dan yang tidak menerima Kristus. Ini
adalah pemisahan. Orang-orang yang menerima Kristus telah menerima
suatu pemberian Allah paling besar kepada dunia, menjadi orang Kristen.
Namun setelah menjadi Kristen, masih ada pemberian Tuhan Allah, yaitu
Pribadi Ketiga (Roh Kudus). Yesus berkata, “Namun benar yang Kukatakan
ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab
jikalau Aku tidak pergi, Penghibur (paraklētos – Roh Kudus) itu
tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus
Dia kepadamu.” Berarti Roh Kudus tidak sama dengan Yesus.
Ada pendeta yang mengajarkan Allah
Tritunggal adalah pada waktu Bapa meninggalkan tempat-Nya lalu masuk ke
dalam dunia dan menjadi Anak. Inkarnasi adalah Bapa menjadi Anak. Ini
adalah ajaran yang salah! Roh Kudus adalah Anak yang datang kembali
menjadi Roh Kudus. Ini juga adalah ajaran yang salah! Karena dalam hal
ini, bukan tiga pribadi melainkan satu pribadi dengan jubah yang
berbeda. Di dalam sejarah, sudah ada theologi yang percaya bahwa Allah
Tritunggal sebenarnya adalah satu pribadi dengan tiga macam peran,
namanya Sabellianisme. Dimulai oleh Sabellius, seorang theolog
bidat. Tuhan tidak pernah berubah, Allah Bapa selama-lamanya Allah Bapa,
Allah Bapa tak pernah menjadi Allah Anak; Allah Anak selamanya Allah
Anak, Allah Anak tidak pernah menjadi Roh Kudus. Aku akan mengirimkan
Penghibur bagimu. Saya akan mengirimkan “Pendamping Lain” bagimu. Ini
yang Tuhan Yesus katakan. Kalau Yesus adalah Allah Bapa yang menjelma
menjadi manusia, lalu siapa yang mengutus Dia? Yang mengutus menjadi
yang diutus? Ini bukan ajaran Alkitab. Allah Bapa mengutus Allah Anak ke
dunia. Ketika Yesus berada di dunia, Allah Bapa berada di surga. Dan
waktu Yesus mati, Allah Bapa tidak mati. Ada ajaran yang mengatakan
bahwa Allah Bapa menjadi Allah Anak. Akhirnya ada satu istilah theologi
yang menyindir kesalahan doktrin ini, yang disebut sebagai patripassionate, yang berarti Sang Bapa menderita.
Ajaran ini mengatakan bahwa Allah Bapa yang digantung di atas kayu
salib. Jika demikian, bagaimana kita dapat mengerti ketika Dia
mengatakan, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku.” Siapa meninggalkan siapa, siapa yang diutus oleh siapa? Kalau yang diutus sama dengan yang mengutus, itu bukan ajaran Kristen.
Allah Bapa mempersiapkan
keselamatan, lalu mengutus anak-Nya ke dunia untuk menggenapkan
keselamatan. Setelah menggenapi keselamatan, Allah Anak kembali kepada
Bapa dan bersama-sama dengan Bapa mengirim Roh Kudus untuk melaksanakan
keselamatan. Bagaimana cara Roh Kudus
melaksanakannya? Yaitu pada waktu pendeta dan penginjil betul-betul,
sungguh-sungguh jujur dan setia memberitakan Injil Yesus Kristus, maka
Roh Kudus akan menyertai dia. Dan ketika khotbah tentang Kristus
disampaikan, Roh Kudus akan mengunjungi setiap pendengar, mengetuk pintu
dan menanyakan, “Apakah engkau telah siap? Apakah engkau bersedia?
Apakah engkau mau taat? Apakah hatimu tergerak? Bersedialah dan bukalah
hatimu.” Tuhan mengirim manusia yang pernah diselamatkan untuk
menjadi pemberita Injil. Pada saat seseorang sungguh-sungguh
memberitakan Injil, tidak mungkin Roh Kudus tidak bekerja karena Roh
Kudus dikirim untuk melaksanakan keselamatan, untuk menyaksikan dan
memuliakan Kristus. Roh Kudus langsung mengetuk pintu orang-orang yang
mendengar Firman, membuat mereka menangis, sadar, sedih, tertusuk oleh
Injil yang begitu berkuasa, lalu menyesali dosa mereka. Roh Kudus
membuka pintu hati untuk menyambut Kristus masuk. Orang berdosa bisa
bertobat karena pertolongan Roh Kudus. Roh Kudus turun ke dunia untuk
meneruskan pekerjaan Anak. Roh Kudus turun ke dunia di hari Pantekosta.
Yesus turun ke dunia selama 33,5 tahun dan setelah itu naik ke surga.
Yesus berkata, “Kalau Aku sudah pergi, Roh Kebenaran akan turun, masuk
ke dalam hatimu untuk berdiam di dalam dirimu sampai selama-lamanya.”
Kita harus mencintai Roh Kudus karena Dia satu kali turun dari surga dan
terus berada di dunia ini, mengetuk pintu, memberikan pencerahan,
keberanian, pertolongan, menggerakkan manusia untuk bertobat dan
mengenal Yesus.
Pada waktu Yesus datang kembali, Roh
Kudus berkata, “Jika Engkau kembali, Aku sudah mempersiapkan mempelai
perempuan bagimu untuk pernikahan yang kekal, yaitu Kristus dan Gereja
akan bersatu untuk selama-lamanya.” Persatuan ini dimulai dengan pesta
pernikahan yang disebut perayaan Anak Domba Allah. Yesus
Kristus memecahkan roti dan berkata, “Inilah dagingku yang kupecahkan
bagimu, Aku tidak akan makan bersama engkau lagi sampai hari itu di
dalam pesta Anak Domba Allah.” Roh Kudus mempersiapkan orang suci
menjadi mempelai Kristus dan menunggu sampai Yesus datang kembali. Roh
Kudus akan memberikan kekuatan kepada kita untuk berjumpa dengan Kristus
di angkasa, di situ ada perjamuan Domba Allah. Undangan ini
diperpanjang waktunya bagi mereka yang telah dibayar lunas oleh darah
Yesus Kristus. Mereka yang telah dibersihkan oleh darah Kristus,
disucikan oleh kuasa Roh Kudus, dan telah dilahirkan kembali,
dipersiapkan untuk menjadi mempelai Yesus Kristus. Hingga Ia datang,
Gereja-Nya akan terus disertai oleh Roh Kudus sampai kepada kesudahan
zaman, sampai di dalam kekekalan.
Paraklētos, dimana kata “para” berarti “di sisi atau di samping” sehingga kata “paraklētos” berarti
“Pendamping atau Penolong”. Parakletos berarti penolong yang
mendampingi kita. Alkitab memakai lima istilah: terhadapmu, di
sekelilingmu, di sekitar engkau, di depanmu atau yang memimpin engkau,
dan yang menyertai engkau. Berbahagialah orang Kristen yang ditolong,
didampingi, dihibur, dan dikuatkan oleh Roh Kudus; berbahagialah orang
yang dipenuhi, diberikan pencerahan, pertolongan, teguran oleh Roh
Kudus; berbahagialah orang yang diurapi, ditambah kekuatan dan diberi
dukungan oleh Roh Kudus. Orang yang bahagia adalah orang yang
diselamatkan oleh Tuhan, lepas dari binasa, kutukan, neraka dan hukuman
yang kekal. Orang yang lebih bahagia adalah orang yang sudah
diselamatkan lalu diberikan Roh Kudus untuk mendampingi, mengurapi,
menguatkan, membimbing, menolong, memimpin, menjaga dia dari atas,
pinggir, dan dari segala segi. Tuhan berkata Akulah perisaimu, Akulah
pemimpinmu, Akulah Tuhanmu, Akulah penolongmu untuk selama-lamanya.
Marilah kita yang sudah diajar dan dididik dengan doktrin Roh Kudus yang
begitu tuntas, tidak gampang ditipu dan digoncangkan oleh berbagai
angin ajaran yang salah sehingga akhirnya kita jatuh. Tetapi kita
berdiri tegak dan kita membawa orang lain untuk mengerti doktrin Roh
Kudus yang sehat dan yang benar. Amin.
Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : http://www.nusahati.com/2012/08/doktrin-roh-kudus-bagian-5-selesai/