Nats : Roma 1:16-17
Paulus mengatakan, "Pertama-tama menyelamatkan orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani." Hal yang ditonjolkan di dalam bagian ini adalah urutan di dalam prinsip Allah, the order in the principle of God.
Waktu kita membaca Alkitab, jangan kita lupakan empat hal:
- Urutan yang ditetapkan oleh prinsip Allah.
- Relasi antara urutan yang pertama dengan yang berikutnya.
- Perbandingannya dengan seluruh Alkitab.
- Titik fokusnya.
Pertama-tama orang Yahudi, lalu orang Yunani. Terjemahan lain: Dimulai dengan orang Yahudi lalu disusul dengan orang Yunani. Dengan sendirinya berarti urutan keselamatan terlebih dahulu tiba kepada orang Yahudi baru orang Yunani. Urutan di dalam waktu sudah diatur. Mengapa Injil datang kepada orang Israel dulu baru kemudian kepada orang Yunani, orang Romawi, orang Inggris, orang Belanda, orang Amerika, dan sesudah lewat waktu yang cukup lama baru ke Indonesia? Karena di dalam semua itu ada rencana Allah yang di luar dimensi waktu dan dilaksanakan di dalam dimensi waktu.
Mengapa orang Yahudi dan orang Yunani yang menjadi istilah yang mewakili seluruh dunia? Yang dimaksud Yahudi di sini adalah mereka yang mewakili penerima Perjanjian Lama (PL), sedangkan Yunani mewakili menerima Perjanjian Baru (PB). Allah tidak sembarangan. Dia memiliki cara dan waktu yang aturannya berbeda sekali dengan manusia. Prinsip dan urutan yang sudah Tuhan tetapkan: The first is the Jews and then the Greeks.
Bagaimana cara Allah bekerja untuk menyaring, sehingga akhirnya sasaran dan tujuanNya harus terlaksana di dalam dunia? Prinsipnya adalah: banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih; many are called, but very few are chosen. Pilihan mengalami satu proses yang saya sebut sebagai penyaringan dari Tuhan sendiri, filtered by the power of God Himself.
Bagaimana Penyaringan dari Tuhan Terjadi?
Pada jaman Nuh, penyaringan kembali terjadi. Seluruh jaman dibinasakan dan hanya satu keluarga yang Allah pilih: keluarga Nuh. Dari anak Nuh (Sem, Ham, dan Yafet), hanya Sem yang dipelihara turun-temurun untuk mendapatkan bibit yang Tuhan mau pakai untuk keselamatan. Keturunan Yafet di Eropa harus menunggu sampai beribu-ribu tahun baru mendengar Injil, demikian juga Ham yang menuju ke Afrika harus menunggu beribu-ribu tahun baru mengetahui Firman Tuhan.
Tapi dari Sem sampai generasi yang ke sepuluh, penyaringan yang paling penting muncul: Abraham. Abraham menerima janji Allah secara personal. Abraham mendengarkan Firman Tuhan dan dapat mengerti isi hati Tuhan Allah. Abraham is the only man in God's eyes.
Alkitab mengatakan, pada waktu Abraham berusia 75 tahun, suara Tuhan memanggilnya: "Sekarang keluarlah, tinggalkan Ur, pergi ke tempat perjanjian." Abraham menjawab, "Aku pergi." (Kej. 12). Pada waktu Tuhan menyaring, ada orang-orang tertentu tidak tergeser karena hatinya terus berpaut; berbakti pada Tuhan; keintiman relasi dengan Tuhan tidak mau dia lepaskan. Itulah rahasia kemenangan rohani.
Dari Abraham kita melihat penyaringan lagi. Anak Abraham adalah Ismael dan Ishak, tapi Ishaklah yang dipilih. Anak Ishak adalah Esau dan Yakub, tapi Yakub yang dipilih. Mengapa Yakub dipilih? Karena dia termasuk orang yang mencari wajah Allah. He seeks for faith and the encounter of God. Dia tahu apa yang dirasakan oleh Tuhan dan itulah juga perasaan yang menguasai hidupnya. Dia bukan hanya mau mencari anugerah Tuhan. Jika seorang datang kepada Tuhan hanya mau anugerah Tuhan, hanya mau berkat Tuhan, orang itu belum menjadi orang beriman yang sungguh-sungguh.
Tapi seorang yang datang kepada Tuhan dengan kerinduan melihat wajah Tuhan, mau mengerti perasaan Tuhan, lalu menjadikan perasaan dan wajah Tuhan sebagai pengarahan dalam rohani, pekerjaan, usaha dan seluruh hidupnya, imannya tentu beres. What are you seeking for? Are you seeking for only the grace and the gift of God or are you seeking for the face of God? Yakub adalah seseorang yang mencari dan betul-betul mencari wajah Tuhan. Esau berbeda dengan Yakub, karena seluruh hidup Esau berorientasi pada keuntungan, sehingga hanya karena semangkuk kacang merah dia melepaskan hak kesulungannya.
Penyaringan yang lebih penting lagi terjadi pada jaman Musa menurunkan Taurat. Waktu Musa membawa turun dua buah loh batu yang begitu berat, sampai di tengah gunung, dia melihat orang Israel yang tidak tahan menunggu sampai 40 hari menginginkan kebangunan rohani yang cepat tapi palsu. Mereka ingin cepat mendapatkan Allah yang memimpin seturut kehendak mereka. Mereka tidak menunggu waktu Tuhan. Mereka membuat anak lembu emas dan menyembahnya menjadi Tuhan mereka.
Kebangunan yang sejati ada empat dimensi:
- Kebangunan Doktrinal (kembali kepada doktrin yang benar).
- Kebangunan Moral (kembali kepada hidup etika moral yang benar).
- Kebangunan Pelayanan (memobilisasi seluruh jemaat untuk terjun di dalam pelayanan yang diberikan oleh Tuhan).
- Kebangunan pengaruh Firman Tuhan pada segala aspek kebudayaan dunia, termasuk ekonomi, politik, sosial dan segala bidang lainnya.
Lalu Musa memecahkan loh batu itu dengan marah. Musa berteriak, "Hai Israel, yang mau setia kepada Allah, datanglah kemari. Kembalilah kepada Allah Pencipta langit dan bumi, kembalilah kepada FirmanNya." Waktu Musa berteriak demikian, dia memberikan satu perintah yang sangat menakutkan, "Bunuhlah saudaramu yang tidak setuju." (Kel. 32). Hari itu ada satu suku di antara 12 suku yang dipilih, yaitu suku Lewi. Mereka datang kepada Musa lalu berkata, "Berperanglah, supaya Firman Tuhan yang sejati dipertahankan." Berapa jumlah yang dibunuh hari itu? Tiga ribu orang dibunuh pada waktu Taurat diberikan (dan tiga ribu orang yang dibaptis pada saat Roh Kudus dicurahkan - Kis. 2). Waktu Taurat diberikan, hari itu terjadi kematian; Waktu Roh Kudus diberikan, hari itu terjadi kemenangan. Penyaringan besar-besaran pada hari itu mengakibatkan hanya satu suku yang dipelihara, sedangkan suku yang lain diberikan toleransi sampai pada satu saat penyaringan terjadi satu kali lagi di jaman sesudah Salomo meninggal.
Di dalam generasi yang ketiga dari Daud, kerajaan Israel pecah menjadi dua kerajaan: kerajaan di Utara disebut kerajaan Israel dan kerajaan di Selatan disebut kerajaan Yehuda. Kerajaan di Utara tergabung dari sepuluh suku, yang di Selatan hanya terdiri dari dua suku: Yehuda dan Benyamin.
Kerajaan Utara yang menyeleweng dan meninggalkan Tuhan akhirnya dimusnahkan, sedangkan kerajaan Selatan yang tetap setia terus dipelihara. Mereka lah yang kemudian disebut sebagai orang Yahudi, kelompok orang yang memperoleh prioritas untuk mendengar Injil terlebih dahulu daripada orang-orang lain. Tuhan terus menyaring dari jaman ke jaman untuk menghasilkan suatu kelompok yang murni, yang berkenan di hatiNya, yang mencari Tuhan dengan segenap hati dan hanya mengarahkan hidup kepada kehendak Tuhan semata-mata.
Penyaringan-penyaringan dan urutan ini dimengerti dari bagaimana Allah menyatakan sifat IlahiNya kepada manusia. Waktu Allah memperkenalkan diri, Dia memperkenalkan diri sebagai Allah yang keras, yang suci dan adil, kemudian baru menyatakan diri sebagai Allah yang penuh dengan cinta kasih. Kesucian, kekerasan, keadilan dulu baru disusul dengan kemurahan, cinta kasih, dan anugerah. Perjanjian Lama menyatakan betapa sucinya, betapa kerasnya, betapa adilnya Tuhan. Perjanjian Baru memperlihatkan betapa lembut, betapa kasih, betapa indah keselamatan yang Tuhan sodorkan kepada kita.
Barangsiapa mengenal kesucian dan keadilan Tuhan terlebih dahulu, kemudian baru mengenal cinta kasihNya, orang itu akan menghargai anugerah Tuhan. Sebaliknya, barangsiapa mengenal Allah sebagai Allah yang penuh kasih dan kemurahan terlebih dahulu, kemudian baru mengenal Allah sebai Allah yang suci juga, orang itu akan mempermainkan anugerah Tuhan.
Barangsiapa mau melihat dan mengerti cara Tuhan bekerja, dia harus mengerti urutan ini. Kalau kita tidak mempunyai konsep urutan yang beres, kita tidak akan menghargai anugerah Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati kita sehingga kita mengerti urutan ini dengan fokus dan relasi yang tepat serta membawa kita kepada prinsip yang lebih ketat di dalam iman kita kepada Tuhan yang sejati.
(Ringkasan kotbah ini belum dikoreksi oleh Pengkotbah, Kz)
Ringkasan Khotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : http://www.mriila.org/pustaka/artikel-dan-publikasi/proses-seleksi-sejarah-keselamatan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar