“Berkatalah Nebukadnezar: “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego!”. Ia telah mengutus hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka. Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu” (ayat 28-29).
“Meskipun kami percaya Allah kami bisa melepaskan kami dari api itu dan dari tanganmu, tetapi jika Ia tidak mau menyelamatkan kami, kami tetap tidak akan menyembah engkau.”
Kedua pasang kalimat ini merupakan kombinasi kesempurnaan iman, yang merupakan inti penekanan Pdt.Dr.Stephen Tong (dalam buku ini).
Berlutut Hanya kepada Allah. Iman berarti percaya sepenuhnya kepada kuasa Allah, ditambah dengan ketaatan sepenuhnya pada kedaulatan Allah.
Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab dengan konsep yang begitu jelas tentang “Siapa” yang mereka layani. Jikalau mereka sudah pernah berlutut di hadapan Allah, mereka tidak mungkin dan tidak boleh lagi berlutut di hadapan ilah lain.- Waktu (kaki) menekuk ke depan, berarti merendahkan diri. Orang yang merendahkan diri adalah orang yang taat kepada Allah.
- Menyembah sujud memakai istilah “tersungkur dihadapan Allah”. Karena mereka sadar bahwa Allah itu adalah Tuhan, sehingga mereka rela merendahkan diri dan membungkukkan diri di hadapan Tuhan.
Catatan: Tidak ada orang merendahkan diri di hadapan Tuhan jatuh ke belakang.
Pesan : Barangsiapa yang sudah berlutut di hadapan Tuhan, ia harus ingat bahwa kakinya hanya untuk Tuhan dan tidak lagi berlutut untuk ilah-ilah yang lain.
Pelayan yang Meresikokan Diri, Sadrakh, Mesakh dan Abednego sedang berada di dalam tekanan yang besar dari politik dan pemerintahan, tetapi mereka tetap berdiri. Mereka berdiri di sana dengan meresikokan diri untuk mati. Inilah Pelayanan.
Pelayanan: Bukan untuk mencari keuntungan ataupun untuk menonjolkan diri.
Pelayanan: mengetahui bahwa kita sudah berlutut di hadapan Tuhan, dan selain itu tidak ada hantu, ilah, dan dewa lain yang berhak menerima tekukan lutut kita dihadapannya, meskipun kita harus dibunuh.
Orang yang setia kepada Tuhan tidak perlu takut digeser. Sebenarnya, orang yang tergeser adalah orang yang mau menggeser orang benar itu. Kita tidak perlu takut; kalau bisa digeser, itu berarti waktu kita memang sudah tiba. Jikalau waktunya belum sampai, yang menggeser kita akan digeser oleh Tuhan. Contoh : John Knox yang diancam oleh seorang ratu “the Bloody Mary”, Elia yang hendak dibunuh oleh Izebel. Menjadi contoh bahwa sebenarnya, orang yang mau membunuh anak Tuhan telah menjadi takut bahwa Tuhan akan menggeser mereka.
Pesan: Jangan takut kepada orang yang mau menganiaya. Jikalau kita tahu bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, dari sejak masa muda, tegakkan perjuangan tanpa kompromi, maka Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Ini bukan teori, tetapi Pak Tong mengatakannya setelah mengalami banyak tantangan dan kesulitan dalam pelayanan.
Pelayanan yang Konsisten
Daniel saat itu sudah berusia 80 tahun, tetapi ia tidak takut, karena pelayanannya selama berpuluh-puluh tahun telah memupuk pengalaman keberanian yang membuat ia tidak mundur di masa tuanya.
Jangan kira orang yang melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh pada masa tuanya akan mundur. Jika seorang pendeta yang baik pada masa tuanya menjadi buruk, itu berarti memang sejak muda sudah ada penyakit yang belum ditemukan.
Pertanyaan Dr. Stephen Tong kepada Dr. Andrew Gih: “Mengapa banyak hamba Tuhan pada waktu muda baik, akhirnya menjadi jelek?” (karena Pak Tong takut kalau dia tua, dia juga berubah.”Jawabnya: “Kalau engkau emas murni, mengapa takut diuji oleh api?” tidak ada jawaban lain. Yang penting, murnikanlah dirimu sekarang. Yang menjadikan kau tahan adalah kemurnian yang tidak akan teroksidasi.
Daniel hingga usia setua itu tetap menyatakan Tuhan menyertainya.
Perbedaan antara PL dan PB tentang konsep pemeliharaan Tuhan Allah: berkat kebanyakan dipakai dalam pengertian pemberian dan hadiah yang bersifat materi. Anugerah tidak tentu berkait dengan konsep materi, sedang karunia lebih berkait dengan talenta yang dikuduskan oleh Tuhan untuk pelayanan bagi Tuhan.
Konsep Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan merupakan anugerah, tetapi sekaligus merupakan berkat Tuhan.
• PL: kuasa Allah mencampuri dan membebaskan kita dari mara bahaya.
• PB: pemeliharaan Tuhan sepertinya tidak identik dengan kuasa yang menyertai kita, sehingga dalam PB, yang menjadi perintis yaitu Yohanes Pembabtis, telah dipenggal kepalanya, Yakobus dipenggal kepalanya (setelah Yesus Kristus mati dan bangkit), Stefanus dilempar batu sampai mati, satu persatu dianiaya. Selain Yudas yang bunuh diri dan Yohanes yang dibuang ke pulau patmos, maka semua rasul yang paling penting mengalami mati syahid.
Konsep kekristenan yang sudah diracuni dan begitu dirusak saat ini:
Apakah kekristenan berarti jika kita meminta apa saja, maka semua harus diberikan? theology sukses, theology kemakmuran (theology yang tidak mempersiapkan manusia untuk setia sampai mati).
Pesan: Perlu ketaatan dalam mempelajari Firman Tuhan, siang dan malam memikirkan rencana Allah, dan ketepatan metode penafsiran Alkitab yang sejati, serta kembali kepada ajaran-ajaran yang ketat.- Konsep pemeliharaan di PB: hampir tidak pernah dikaitkan dengan keamanan dan kesejahteraan badaniah, sehingga rasul-rasul yang mati syahid bagi Yesus tidak ada yang mencela Yesus dan bertanya, “Di manakah Engkau?” “Mengapa Engkau membiarkan hal ini terjadi?” “ Mengapa Engkau membiarkan benih-benih Injil dibunuh begitu saja?”
- Gereja pada abad pertama mempunyai konsep yang benar tentang apa artinya “pemeliharaan Tuhan” : “Jangan takut kepada mereka yang bisa membunuh tubuh; tetapi tidak dapat membunuh jiwamu” Mengapa konsep PL didalam gereja berubah menjadi lain? Didalam semua perubahan itu ada kata-kata kunci yang bersifat transformasi, kalimat-kalimat revolusioner yang mepersiapkan manusia untuk mengubah konsep.
Pak Tong: Dulu saya sendiri mempunyai banyak konsep yang salah, tetapi lalu mengalami koreksi yang tidak ada habis-habisnya. Jika kita tidak mau berubah dan tidak bersedia dikoreksi, maka ketika bertemu Tuhan, Tuhan akan menggelengkan kepala. Sekian lama hidup di dunia, begitu banyak firman yang diselewengkan, wahyu yang disalah mengerti dan mengajar orang lain dengan salah atau kurang tepat. Waktu itu sudah terlambat.
(Dua Unsur: Percaya kuasa Allah dan Taat Sepenuhnya akan Kedaulatan Allah)
Puji Tuhan! Jika di dalam PL pemerliharaan Tuhan berarti dipelihara tubuhya, di PB tidak dituntut lagi. Yesus mati diatas kayu salib. Murid-muridNya mati syahid. Orang-orang Kristen abad pertama justru semakin berkorban, semakin taat kepada Tuhan. Mereka mempunyai dua unsur yang dicatat dalam kitab Daniel ini:
- Tuhanku pasti berkuasa menyelamatkan aku Memiliki pengertian: percaya sepenuhnya kuasa Allah.
- Jika Tuhan tidak menyelamatkan, aku tetap tidak akan menyembah engkau
Memiliki pengertian: taat sepenuhnya akan kedaulatan Allah.
Kalau kedua hal ini sudah seimbang, maka menjadi orang yang stabil dalam pelayanan. Kalau hanya sangat yakin bahwa Allah pasti bisa dan berkuasa menyelamatkan tetapi tidak mempunyai ketaatan yang sepenuhnya, terlihat sangat giat dan berkobar-kobar dalam berdoa. Contoh: Pak Tong pernah melihat di Semarang orang berdoa begitu semangat sampai memukul-mukul kursi. Salah sekali menganggap bahwa Tuhan tergerak karena doa kita, karena Tuhanlah yang menggerakkan kita untuk berdoa, bukan kita menggerakkan Tuhan.
(Minoritas VS Mayoritas)
Contoh lain: siapakah orang yang berdoa paling ngotot, paling berkobar2, paling semangat? Nabi-nabi baal (1 Raja2 18:25-29). Banyak pemuda-pemudi yang belajar melayani Tuhan, memulai dengan kalimat “melihat angin” kemana mayoritas pergi, maka ia berubah suara. Kalau tidak belajar mempunyai pendirian sendiri yang teguh tanpa kompromi, jangan melayani Tuhan. Kalau melayani Tuhan, jangan terpengaruh oleh lingkungan. Semua suara dari uang, kekuasaan, politik, remehkan semua itu, karena kuasa Tuhan lebih tinggi daripada semua itu.
Elia dengan berani menantang mereka naik keatas gunung. Ia sendirian melawan 450 orang. Minoritas sedang berjuang untuk mayoritas, tidak ada rasa takut lagi. Contoh : Pdt. Stephen Tong: orang menganggapnya gila, tersendiri, dianggap tidak mau bekerja sama namun dia tahu mengapa dia berteriak juga berdoa sendirian meminta Tuhan memakai minoritas mengubah seluruh masyarakat, supaya mayoritas kembali kepada Tuhan dengan kebangunan yang sebelumnya tidak terlihat.
(Doa dengan cara yang benar)
Elia berdoa, dengan cara yang berbeda dari nabi Baal, agar Tuhan menyatakan kepada nabi Baal, agar Tuhan menyatakan kepada bangsa Israel bahwa Ia adalah Allah yang sejati dan Elia adalah hambaNya. “ Tuhan memang mahakuasa, tetapi Ia juga maha berdaulat”. Siapakah yang paling mengerti keseimbangan kedua hal ini? Jwabannya adalah Yesus, Ia mengatakan di Getsemani, “Ya Bapa, jikalau boleh cawan ini lalu daripadaKu, tetapi bukan kehendakKu melainkan kehendakMu.” Inilah keseimbangan. Sebagai orang Kristen maukah kita belajar dari Yesus Kristus? Belajarlah juga dalam hal ini. Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang menyatakan hal itu dengan meraba-raba tetapi Yesus mengatakan itu dengan begitu tegas dan jelas.
(Konklusi):
Dalam seluruh PL tidak ada kalimat yang lebih indah daripada pasangan kedua kalimat “Kami yakin Allah pasti dapat menyelamatkan; tetapi jikalau tidak, kami tetap tidak akan berlutut kepada dewamu.” Mereka menyerahkan diri secara mutlak ke dalam kedaulatan Allah. Itulah iman! Iman: percaya penuh bahwa Allah Mahakuasa, dan taat kepada Allah yang maha berdaulat.
Bila tidak mengerti kedaulatan Allah, tidak mungkin mendapat kesejahteraan dan sentosa yang sesungguhnya di dalam hidup. Apakah kalau takluk ke bawah kedaulatan Allah berarti kekurangan iman? Justru tidak! Justru itu membuktikan bahwa iman (yang dimiliki) adalah iman yang stabil.- Menaklukkan diri ke bawah kedaulatan Allah. Apakah Allah pasti akan menyelamatkan? Tidak tentu. Tetapi kalau Allah tidak menyelamatkan menurut kemauan kita, Iapun berhak, dan kita harus sudah siap. Contoh: Abraham menerima pertolongan tetapi Stefanus tidak. Jawaban “ya” maupun “tidak” tidak boleh mengubah jiwa pelayanan, karena yang melayani sudah bersedia, baik untuk menerima “ya” maupun menerima “tidak”. Yang mau melayani Tuhan, jangan takut ancaman, takut bahaya, takut mati, atau takut dianiaya, karena Tuhan berkata, “Aku menyertai kamu senantiasa.”
(Pujian Yang datang dari Musuh)
Nebukadnezar mengatakan bahwa ketiga orang ini menyerahkan tubuh mereka dan tidak takut ancaman. Ini pujian bukan dari diri sendiri, tetapi pujian dari musuh! Memuji diri sendiri sangatlah memalukan, tetapi dipuji musuh sangatlah mulia. Kekristenan mau mendapatkan kemuliaan terbesar? Caranya adalah buatlah agar penganiaya kita mengakui dan memuji bahwa iman kita benar adanya.
Perhatikanlah kalimat: “Terpujilah Allah…karena melanggar titah raja.” Maksudnya “Malulah aku, karena kata-kataku tidak dipedulikan, tetapi mereka masih hidup.” Ditambah lagi dengan satu kalimat, bukan saja melanggar titah raja, tetapi juga “karena mereka menyerahkan tubuh mereka.” Kalimat ini sedikit mirip dengan Yesus (yang) menyerahkan diri.
Bersedia berkorban, bersedia menyerah diri. Itulah Pelayanan.
Pelayanan berarti rela menyerahkan diri, rela mengorbankan diri.
Kiranya Tuhan memurnikan lagi pelayanan kita sejak saat ini melalui ketiga hambaNya yang setia ini.
Ringkasan Khotbah Seri 12 Pdt. Dr. Stephen Tong (sumber : http://www.facebook.com/topic.php?uid=117782906661&topic=19380)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar