Minggu, 21 Maret 2010

Ayahku Tak Bisa Datang


Cinta & Kasih sayang dapat melintasi batas sejauh apapun, bahkan menuju tempat jauh yang sepertinya tak mungkin terjangkau.

Gadis kecil itu berumur 6 tahun Rambutnya diikat gaya buntut kuda pakaian favoritnya terikat simpul hias. Hari ini adalah Hari Bapak di sekolah, dan sudah tak sabar ia ingin pergi. Tapi ibunya mencoba untuk menerangkan dan mencegahnya agar sebaiknya ia tinggal dirumah. Sebab teman2 sekelasnya tak akan mengerti & bertanya2, mengapa ia ke sekolah sendirian tanpa disertai ayahnya, padahal ini adalah hari Bapak di sekolah & semua teman2nya akan datang didampingi ayahnya. Mereka dengan bangga akan memperkenalkan ayahnya masing2 di depan kelas.

Namun gadis kecil ini tak gentar & tak takut. Ia sudah tahu apa yang akan dikatakan nanti. Gadis kecil ini sudah siap menceritakan alasan apa pada rekan2 sekelasnya, mengapa ayahnya tak bisa hadir hari ini. Tapi ibunya tetap saja kuatir, ibunya takut kalau2 teman2nya mengejeknya & membuatnya menangis, ibunya takut sekali membayangkan anak gadisnya dihina & menghadapi acara hari ini sendirian. Itu pula sebabnya ia coba sekali lagi, berusaha menahan putrinya dirumah. Tapi gadis kecil itu tetap bersikeras ke sekolah, ia ingin menceritakan pada semua teman2nya. Tentang ayahnya yang tak pernah ia lihat lagi, seorang ayah yang tak pernah menelpon lagi, tentang ayahnya yang meninggalkannya dihari ulang tahunnya.

Di sekolah, banyak bapak2 di halaman dibelakang, pertemuan yang spektakuler bagi setiap anak di sekolah itu.Semua anak-anak menggeliat tak sabar lagi, gelisah & bergoyang terus ditempat duduk mereka. Satu per satu gurunya memanggil setiap murid untuk mengenalkan ayahnya. Dan setiap anak2 dengan gembira menggandeng ayahnya didepan kelas & memperkenalkan ayah mereka dengan bangga, sementara gadis kecil itu menunggu dipojok kelas dengan menahan tangis.
Selagi detik2 perlahan berlalu. Akhirnya ibu guru memanggil namanya, serentak tiap anak berbalik melongok ke belakang. Masing-masing ikut giat mencari ayah si gadis kecil, seorang pria yang tak hadir disitu seperti ayah2 yg lain. "Yang mana sih, papanya dia?", seorang anak laki kecil berteriak. "Aahhh, mungkin dia memang tak punya ayah," sahut yang lain. Dan tiba2 disudut belakang terdengar seorang bapak nyeletuk, "Wah nampaknya ada seorang bapak kecapekan, kelewat repot bekerja & tak mau buang waktu buat putrinya hari ini."

Kata-kata itu menyakitkan hatinya, namun gadis kecil ini malah tersenyum memandang ibunya. Dan melihat kembali kepada gurunya, yang menyuruhnya untuk maju. Dan dengan berani, ia maju ke depan kelas sendirian, tanpa ayahnya, sementara ibunya memandangnya dengan cemas. Dengan kedua tangan dibelakang, perlahan ia mulai bicara. Dan dari mulut seorang gadis kecil ini, keluar kata2 menakjubkan yang sangat luar biasa.



"Papaku tak bisa datanq kesini, tapi aku tahu ia ingin sekali bisa berada disini, sebab ini kan hari yang istimewa. Dan meskipun kalian tak bisa menemuinya, aku ingin kalian tahu segala sesuatu mengenai Papaku,dan betapa ia amat mencintaiku." Gadis kecil ini terdiam sejenak & melanjutkan ceritanya, "Ayahku gemar mendongeng cerita-cerita padaku, Ia mengajari aku naik sepeda. Ia sering membuatku terkejut dengan membawakan aku & mama, setangkai mawar merah muda, dan ia juga mengajarku menerbangkan layang2. Kami biasa saling berbagi camilan, menikmati es krim & kue."
Gadis kecil inipun melanjutkan ceritanya dengan tabah, "Biarpun kalian tak bisa melihatnya, aku tidak berdiri sendirian disini. Sebab Papa selalu ada bersama aku, biarpun kami terpisah jauh. Aku tahu itu, sebab Papa pernah cerita, bahwa ia takkan pernah meninggalkanku & selalu akan ada dalam hatiku."



Lalu, tangan mungilnya ia naikkan, dan diletakkan didadanya. Gadis kecil ini mencoba merasakan detak jantungnya sendiri, dibawah baju kesukaannya. Dan di sudut ruang kelas itu, diantara kerumunan para ayah, berdiri ibunya yang sedang berlinang air mata. Begitu bangga memandangi putrinya yang kata2nya begitu bijak melebihi tahun2 usianya. Sebab ia mendengar dari
bibir mungil putrinya yang membela cinta kasih sayang seorang ayah yang tak ada lagi dalam hidupnya. Melakukan apa yang terbaik baginya, melakukan apa yang benar bagi banyak orang. Dan ketika gadis kecil ini menurunkan tangannya kebawah lagi, ia menatap lurus langsung ke semua orang.



Lalu gadis kecil ini mengakhiri ceritanya dengan suara begitu halus lembut, namun pesannya jelas dan keras. "Aku begitu cinta pada Papaku, Papa itu bintangku yang bersinar terang menerangiku. Dan seandainya ia bisa, ia pasti akan datang kesini menemaniku, tapi surga terlalu jauh." Semuanya tersentak -diam. "Ayahku bekerja di pemadam kebakaran dan ia baru saja meninggal tahun lalu. Saat ia menolong para korban, ketika kapal terbang menabrak gedung WTC dan mengajar orang Amerika merasakan arti takut & menghargai orang lain. Tapi terkadang bila kututup mataku, rasanya seperti ia masih ada disini." Dan lalu ia pejamkan matanya, Dan ia melihat seolah ayahnya hadir & tersenyum padanya.



Dan ibunya jadi begitu takjub, saat melihat semua orang di kelas itu terperangah mendengar kesaksian dari bibir mungil anak gadisnya. Di-sebuah ruangan kelas yang terisi penuh bapak2 dan anak2 itu, tiba2 semuanya mulai menutup matanya juga. Entah apa yang mereka lihat didepannya, entah apa yang mereka rasakan didalam hatinya. Barangkali hanya untuk sedetik, namun mereka merasa sehati & melihat sang ayah disampinq gadis kecil itu.



"Aku tahu Papa ada disini bersamaku," teriaknya memecahkan keheningan. Yang terjadi selanjutnya membuat lidah semua orang tercekat dan meyakinkan hati mereka semua yang sebelumnya berisi keraguan. Tak seorangpun dalam ruangan itu bisa menerangkan, sebab masing2 mereka memejamkan matanya. Tapi disana, disamping meja gadis cilik itu, mereka seakan melihat ada setangkai panjang mawar harum merah-muda. Tanda cinta sang ayah yang telah tiada bagi putri kecilnya tersayang.

Tidak ada komentar: