Jumat, 30 September 2011

Frustasi

Manusia adalah makhluk yang mempunyai intelek, kemauan dan emosi yang paling tinggi, dalam dan luas. Tidak ada makhluk yang mampu berpikir sekapasitas manusia. Tiada makhluk yang mampu mengembangkan emosi sedalam manusia dan tiada makhluk yang mempunyai kemauan untuk mengerjakan sesuatu menuju kekekalan seperti manusia. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang boleh meliputi ketiga aspek ini karena dicipta menurut peta dan teladan Allah. Sebab Allah itu benar maka manusia mampu berpikir tentang kebenaran. Sebab Allah itu kasih maka manusia bisa beremosi sedemikian dalam dan hangat. Karena Allah mempunyai rencana kekekalan, maka manusia mampu mengambil keputusan dan taat kepada Allah sehingga bisa berbagian dalam rencanaNya.

Binatang tidak mempunyai pengertian dan emosi, binatang hanya mempunyai insting. Tidak mungkin mereka melampaui limit insting, karena mereka tidak mempunyai roh yang kekal. Hanya kebutuhan akan makanan dan sex yang menjadi instinctive power dan impulse yang mendorong mereka untuk berjuang. Binatang berperang untuk makanan dan sex. Setelah selesai makan dan berhubungan sex, binatang tidur dan mati tanpa urusan yang lain. Lain dengan manusia yang berpikir tentang kebenaran. Baik kebenaran natural dan fisik dalam alam semesta yang disebut science, kebenaran tentang Allah yang disebut teologia, dan kebenaran dalam seluruh epistemologi yang disebut filsafat. Manusia mempunyai kapasitas cinta, iri, lesu, benci, ingin, ini semua karena kita diciptakan menurut peta teladan Allah yang penuh dengan kasih, benci, iri, marah dan sedih.

Kita mungkin sering melukai atau dilukai oleh orang lain. Waktu kita dilukai, bagaimana perasaan kita dan bagaimana kita harus mengalahkan luka yang sudah diterima itu? Ini memang tidak gampang, tetapi mengerti bagaimana mengatasi luka batin menjadikan kita orang yang kuat menghadapi kesulitan lebih besar. Banyak orang yang tidak pernah dilukai karena terus berada di sesuatu tempat yang penuh perlindungan, segala kecukupan diberikan. Hal seperti Ini hanya menjadikan manusia seperti bunga didalam vas. Bunga di dalam vas indah untuk grafik design, untuk difoto tetapi tidak pernah berguna jikalau terkena angin taufan karena tidak ada karya. Manakah yang lebih kasihan, anak yang dilahirkan dalam keluarga yang kaya atau anak yang dilahirkan di keluarga miskin? Bukankah lebih kasihan anak yang dilahirkan di keluarga miskin? Tetapi mengapa banyak orang agung yang justru dilahirkan dalam keluarga miskin? Mengapa banyak orang sukses justru dibesarkan dalam keluarga miskin? Disini ada bijaksana yang perlu kita pikirkan. Banyak orang terlalu melindungi anaknya, seolah-olah menghembus nafas saja bisa membangunkan bayi yang sedang tidur. Anak yang dibesarkan demikian, setelah dewasa mungkin mendengar kuda kentut akan langsung sakit jantung. Mereka tidak pernah dilatih dan tidak pernah susah. Anak yang dilahirkan dalam keluarga kaya apalagi dimanja adalah anak yang paling kasihan. Anak-anak seperti itu tidak ada hari depannya.

Semua orang yang dipakai Tuhan dalam Alkitab diperbolehkan untuk ditindas, dianiaya dan dipersulit. Daud dipanggil untuk menjadi hamba Tuhan, raja Israel tapi dia harus dihina, diejek, diincar oleh Saul berpuluh-puluh tahun sebelum dia naik tahta. Inilah cara Tuhan, mari kita mengindahkan cara Tuhan, jangan terlalu menyombongkan cara manusia. Orang yang terlalu dimanja hanya menjadi bunga dalam vas. Bunga itu dirancang bagitu bagus dan diberikan vas yang bagus pula, akan tetapi hidupnya dan perjuangannya sudah diputuskan. Anak-anak Janganlah dididik dengan dimanja, Jangan memberikan segala sesuatu sesuai permintaan mereka yang serakah, yang tidak pernah puas sehingga merusak diri mereka. Sebaliknya anak hendaknya dididik supaya mereka tahu bahwa mereka adalah manusia yang harus mandiri, berdikari, berjuang dan menghadapi angin taufan. Mereka akan belajar beriman bukan secara harafiah, bukan sekedar pengakuan atau epistimologi, tetapi iman yang bersandar pada Allah yang hidup. Dengan demikian mereka akan mendapatkan kekuatan mengatasi semua peperangan rohani, semua kekurangan dan bahaya semasa hidupnya sampai mereka berjumpa dengan Tuhan.

Kecewa atau frustasi merupakan sesuatu yang umum dan biasa terjadi pada setiap orang. Maka ada orang yang tidak pernah kecewa. Pada waktu kita frustasi atau putus asa, selalu kita mempertanyakan mengapa saya hidup didalam dunia ini. Kalau memang hidup adalah demikian, lebih baik saya mati saja. Pada waktu Ayub dalam kekecewaan, dia mengatakan aku mengutuk hari kelahiranku, lebih baik aku tidak dilahirkan, lebih baik mati didalam rahim, jangan dilahirkan dan bertemu dengan sinar matahari. Dia sudah merasa hidupnya tidak berarti. Orang yang seperti ini, baginya setiap detik itu siksaan, penganiayaan. Proses waktu merupakan suatu kekejaman yang menaungi keberadaannya. Mengapa orang yang agung seperti Ayub bisa menjadi frustasi seperti ini? Pada waktu seseorang tidak mengerti mengapa dia harus menderita, dia menjadi gampang frustasi. Kita menjadi kecewa karena yang kita harapkan tidak terjadi, tapi apa yang kita tidak nanti-nantikan justru terjadi.

Kesulitan-kesulitan jiwa yang diakibatkan oleh frustasi dan pengalaman kecewa memiliki sebab-sebab yang menjadi kunci. Pertama, kita belum pernah bersiap untuk aspek negatif. Orang yang tak pernah berpikir kemungkinan negatif tiba adalah orang yang over optimistic. Orang yang terlalu pesimis juga pasti akan gagal. Jadi manakah yang benar, optimis atau pesimis? Dua-duanya benar, tidak pernah kita 100% sukses tanpa persiapan hati menghadapi aspek negatif secara agak pesimis. langit tidak selalu biru, kadang mendung, kadang cerah. kita harus bersiap menghadapi kemungkinan-kemungkinan di luar dugaan. Peribahasa tionghoa mengatakan langit mempunyai awan cerah dan hujan mendung yang tidak mungkin diprediksikan, manusia mempunyai kemungkinan paginya untung malamnya celaka atau paginya celaka malamnya untung. Perubahan-perubahan ini adalah perubahan yang lumrah. Orang yang stabil rohani adalah orang yang selalu mempersiapkan diri menghadapi kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi. Orang yang tak pernah ada persiapan hati, yang tahunya cuma enak-enak lancar saja, akan gampang kecewa. Oleh karena itu bersyukurlah kepada Tuhan Jikalau semasa muda kita sudah mengalami kesulitan, ini membuat kita memiliki mental yang sudah dipersiapkan sehingga kita mampu menghadapi kesulitan yang mendadak.

Di dalam buku Lamentation of Jeremiah, ada satu kalimat yang sangat baik, yaitu adalah baik anak muda menanggung kuk. Semua orang yang waktu tuanya sukses, pasti waktu mudanya pernah susah. Mereka yang tak pernah susah, bukan hanya tidak mempunyai kekuatan menghadapi kesulitan tetapi melarikan diri dari kesulitan. Barangsiapa yang hanya tahu melarikan diri dari kesulitan, tidak ada hari depan yang baik. Bersyukurlah kepada Tuhan, Jika waktu muda kita sudah diberikan berbagai kegagalan. Semuanya itu akan melatih kita untuk menanggung beban berat. Tidak ada hal yang kekal di dalam dunia ini. Tetapi bagaimanapun kita harus menjalankan kehendak Tuhan.

Pada waktu kita diberikan kegagalan, kita menangis, kita berdoa, kita bertanya kepada Tuhan. Alkitab mengatakan yang menjaga malam selalu bertanya kapan matahari terbit, kapan saya mellhat cahaya matahari baru muncul. Anak muda, waktu diijinkan gagal oleh Tuhan, Janganlah mengeluh, Jangan putus asa, Jangan bunuh diri, Jangan kecewa sampai membinasakan diri. Semua rencana Tuhan adalah baik, meski mungkin kita diberi kegagalan, putus asa, frustasi. Yang penting adalah apakah saya dihanyutkan oleh frustasi ataukah saya mengatasi frustasi sehingga saya memperalat kesulitan-kesulitan ini untuk menJadi bahan membangun diri saya menjadi makin tegas, tegar, kuat pada saat berjuang. Pada saat kita sudah mengalahkan kesulitan, kita menjadi seorang yang kuat pribadinya, menJadi seorang yang begitu kokoh, tegar didalam struktur karakter. Maka kita akan dipercayakan oleh Tuhan untuk mengerJakan hal-hal yang begitu besar asal jangan sombong. Seandainya kita sudah mampu mengatasi kesulitan, ingat jangan menyerang orang lain. Jangan bersungut-sungut kepada Tuhan, Jangan mempersalahkan atau membenci orang dan jangan menghina orang yang belum mengalaminya. Pujilah dan bersandarlah pada Tuhan. Ini penting sekali. Maka kita senantiasa bersyukur pada Tuhan meskipun Ia mengijinkan kita mengalami.

BBC pernah menanyakan engkau memang orang pintar, mengapa belum sukses. Setelah mengumpulkan semua Jawaban, akhirnya BBC membagi 3 macam jawaban yang sangat berlainan. Jawaban pertama mengatakan saya tidak sukses karena banyak halangan, dihina, dipoJokkan, diejek, begitu banyak orang Jahat. Jawaban kedua mengatakan siapa bilang saya tidak sukses, sekarang saya belum sukses, tapi saya sedang dalam proses menuJu kesuksesan. Jawaban ketiga mengatakan saya tidak pernah merasa diri pintar. Jawaban yang paling baik adalah jawaban ketiga, karna kalaupun sukses ia tidak menganggap diri sukses. Mereka yang gila kesuksesan & tidak melihat kelemahan diri. Mereka yang menganggap diri sukses adalah kesuksesan yang terbatas. Mengapakah John Sebastian Bach mengatakan diri tidak terlalu sukses? Mengapakah Beethoven yang begitu hebat sebelum mati dangan tangan yang mengepal mengatakan masakan dia harus meninggal dunia setelah menulis not balok yang begitu sedikit? Dia tidak merasa diri sukses. Mengapakah Thomas Edison tidak merasa diri sukses? Dia mengatakan jikalau anda ingin sukses, maka diperlukan 1% bakat dan 99% usaha. Sewaktu umur 11 tahun, dia diusir dari sekolah, dia dianggap bodoh, tetapi dia lebih raJin dari orang lain. Hanya untuk menemukan lampu saJa, dia pernah gagal 1700 kali. Pada pencobaan yang ke-1700 kali, mendadak lampu nyala dan inilah pertama kalinya manusia melihat cahaya bukan dari minyak. Jangan lupa sebelum senang dia pernah gagal 1700 kali. Kalau dia berhenti waktu 1600 kali, tidak ada orang yang berhak mencela dia. Kalau satu kali saJa dia berhenti, dunia sekarang gelap, Thomas Edison mengatakan formula kesuksesan adalah 99% kerja berat dan 1% bakat.

Merasa diri kurang piniar, belum sukses tahunya kerja keras, tidak gila nama, puJian atau kesuksesan adalah contoh pendidikan yang terbaik. kita tidak bisa lebih cepat daripada dalil yang ditetapkan oleh Tuhan. Di dalam 2450 tahun yang lalu, ada satu buku yang bejudul zhan guo che di dalam sejarah Cina. Dalam buku ini banyak parable yang penuh dangan kebijaksanaan. Salah satunya, ada satu orang petani yang terlalu tergesa-gesa. Dia mau padi yang ditanamnya cepat tumbuh, akhirnya dia menarik padi itu supaya lebih tinggi. Keesokan harinya dia datang untuk menarik padi itu lagi, temyata semua padi telah mati karena melanggar dalil harus bersabar sampai saatnya tiba. Banyak pemuda-pemudi yang maunya cepat-cepat, paling baik tidak usah sekolah tetapi mendapatkan gelar, paling baik tidak usah kerja mendapat uang, paling baik tak usah rajin tapi dapat hasil, paling baik tidak usah membayar harga tetapi dapat hasil, akhirya yang didapat adalah kriminal dan dosa. Janganlah kita marah pada saat Tuhan memberikan kita kegagalan. Semua kegagalan dan kesulitan yang diinginkan Tuhan itu baik. Sebab orang yang tidak pernah dilawan, dihina, diiri, dipersulit, dianiaya adalah orang yang tidak mempunyai fondasi moral yang kuat. Dia tidak ada pengharapan hari depan yang baik. Kita seharusnya bersyukur kepada Tuhan karena Dia memberikan kita kesempatan untuk dilatih. Semua itu baik adanya.

Orang yang selalu menyalahkan orang lain dan tahunya dendam kepada orang lain, akan menjadi batu yang terus mengganggu dirinya maju. Ada seorang pendeta yang memaki-maki saya melalui tulisannya di internet supaya orang-orang membenci saya. Saya tidak tahu akan hal ini sampai ada seseorang yang memberitahukan saya. Dia menanyakan bagaimana respon saya dan perlukah dia menulis juga di internet untuk melawannya. Saya menjawab tidak usah, karena saya tidak pernah dipanggil untuk membela diri kita dipanggil untuk membela kebenaran bukan untuk membela diri, diri kita hanyaiah satu manusia kecil tetapi kebenaran Tuhan tidak boleh dipermainkan. Karena tidak ada orang yang melawan, pendeta itu menjadi makin berani dan menulis lagi. Ingat dalil ini, jikalau engkau melukai hati orang yang membesarkan dan mendoakan kamu, kamu akan dihukum oleh Tuhan. Tetapi jika orang yang tidak pernah mempunyai andil menjelek-jelekkan kita, maka kita tidak mungkin dirugikan. Tiga tahun kemudian, orang itu tesisnya di Belanda tidak diterima. Dia menjadi marah sekali dan frustasi sampai mengancam pemerintah bahwa jikalau dia tidak lulus, dia tidak akan balik Indonesia dan akan bunuh diri. Lalu ia naik tiang listrik, tetapi tidak menyentuh kabelnya. Jadi dia cuma membuat sensasi, sehingga akhirnya pemerintah Belanda marah dan dia dipaksa turun oleh polisi dan kemudian dikirim balik ke Indonesia. Waktu orang memberitahukan kepada saya, saya bilang kasihan dan berdoalah biar Tuhan menolongnya. Janganlah dendam pada mereka yang memusuhi kamu. Jikalau kita memusuhi orang yang yang memusuhi kita, maka rohani kita sama seperti rohani mereka. Doakan dan minta Tuhan memberkatinya supaya suatu saat dia sadar kembali. Frustasi, kegagalan, kekecewaan bisa datang mendadak, tetapi semua ada berkat Tuhan di belakangnya.



Ringkasan Khotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : http://ringkasankhotbah.wordpress.com/2011/06/25/kecewafrustasi-pdt-dr-stephen-tong/

Kamis, 29 September 2011

The Trees Around Us

Banyak pelajaran yang dapat diambil dari alam sekitar kita. Sebagai contoh, pepohonan. Menurut buku ”The trees Around Us”, pepohonan memiliki peranan besar bagi kehidupan di bumi. Hutan menutupi hampir sepertiga lahan yang ada di planet kita. Mereka membantu melindungi, menjaga, meningkatkan suplai air segar untuk manusia. Mereka menyaring udara, menyerap karbon dioksida, air, mineral dan cahaya matahari menjadi nutrisi dan oksigen. Banyak tumbuhan, serangga, jamur, dan organisme lainnya bergantung dibawah bayangan, kelembaban dan gulma yang dihasilkan pepohonan. Selanjutnya, lingkungan yang disediakan oleh pepohonan mendukung berbagai macam reptil, burung dan mamalia.

Sebagai manusia, apa pelajaran yang bisa kita ambil dari pepohonan tersebut :

  1. Jadilah fleksibel, Pohon yang menekuk karena terpaan angin nantinya akan tumbuh kokoh diterpa angin kencang. Persamaannya, jika kita menjaga tingkat fleksibilitas dalam tingkah laku dan cara berpikir, kita tak akan hancur diterpa kritik ataupun perlawanan.
  2. Hargai setiap hal yang kecil, Dedaunan memang kecil ukurannya namun penting untuk keberlangsungan hidup sebuah pohon. Persamaannya, tunjukkan ekspresi ,keberanian dan penghargaan walaupun hanya diucapkan dalam bentuk yang sederhana contohnya “terima kasih” dapat meningkatkan semangat bagi penerimanya. Sebaliknya bila mereka tidak merasa tenang, motivasi dan dukungan orang lain yang bekerja bersama kita akan mati diwaktu awal.
  3. Jangan merasa terintimidasi dengan hal-hal kecil. Pohon oak tumbuh dari bibit yang kecil. Persamaannya,Suatu usaha bila kita dipenuhi oleh motivasi yang besar dan penyelesaian yang pintar akan mencapai kesuksesan. Ingatlah bahwa pohon oak raksasa tumbuh dari sepotong bibit sebesar kacang.
  4. Jangan takut untuk berubah. Sebagaimana yang tertulis dibuku “ The broken God”, sebuah biji pohon tidak akan takut untuk pecah hanya untuk bisa menjadi sebuah pohon. Segarkanlah diri anda dengan membiarkan masa lalu dan melangkah kedepan ke sesuatu yang baru.
  5. Bekerjalah bersama. Dihutan, satu pohon mendukung pohon yang lain. Bahkan sebuah pohon raksasa dapat bertahan dari terpaan karena menyambung akarnya dengan akar pohon disekelilingnya. Sejauh mana dukungan yang anda bagi dengan orang-orang disamping anda? Bekerja sama, dapat mencapai hasil lebih banyak dari yang dihasilkan oleh perseorangan, seringkali juga membuat perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan.
  6. Tumbuhkan Jiwa Kepemimpinan. Sebagaimana kita tahu, pepohonan menyediakan lingkungan yang mendukung berkembangnya bentuk kehidupan lainnya, termasuk pohon kecil lain yang tumbuh dari jenisnya. Karakter pemimpin yang penting adalah menyediakan lingkungan yang mengarahkan orang lain agar dapat memikul tanggung jawab yang besar sehingga mereka dapat belajar mengembangkan jiwa kepemimpinan.
  7. Kembangkan tatanan nilai. Pepohonan memiliki system akan yang luas. Beberapa pohon malah memiliki akar jauh lebih besar dari belalai dan bisa menembuh tanah hingga ratusan kaki untuk mendapatkan sumber air utama. Bagaimana dengan sistem akar kita? Apakah dalam dan kuat secara prinsipil serta bernilai sehingga bisa menunjukkan arah ketika diperlukan suatu keputusan untuk menentukan tujuan hidup.


Sumber :http://indonesia.heartnsouls.com/cerita/q/c1661.shtml

The Battle of the Ages (Part-6)

Kita telah membicarakan abad ke-20 yang bodoh. Sekarang, bagaimana dengan keadaan gereja-gereja yang dibangun dan melayani di abad ini? Pada zaman ini, begitu banyak gereja yang mempunyai banyak pengunjung tetapi tidak berisi theologi. Banyak gereja yang besar telah menghancurkan kebudayaan yang agung dan menggantikan dengan budaya yang rendah dan hina. Budaya pujian yang agung, yang indah, yang diturunkan Tuhan melalui orang-orang seperti Johann Sebastian Bach, George Friedrich Händel, Ludwig van Beethoven, berusaha dibuang dan digantikan dengan lagu-lagu yang tidak bermutu di abad ini. Pujian yang indah ditolak oleh gereja, dan diganti dengan band modern serta lagu-lagu yang merusak moral dan intelektualitas sejati. Saya harus berperang karena begitu banyak orang Kristen sedang dibodohi oleh zaman ini, oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, termasuk di dalam gereja. Banyak orang Kristen bagaikan anak kecil yang diberi pilihan untuk mendapatkan berlian atau permata plastik yang berwarna-warni, maka dia memilih permata plastik karena berwarna-warni, dan membuang berliannya. Hal ini karena ia tidak mengerti nilai dan kualitas berlian itu. Gejala seperti ini muncul di banyak gerakan Kharismatik saat ini. Mereka tidak suka musik yang bermutu, berita Firman yang bermutu; mereka lebih suka yang berwarna-warni, walaupun hanya berkualitas plastik, ketimbang berlian yang asli.

Jadilah orang yang masih mau dididik, rela untuk dikritik, dan mau belajar, agar lebih mengerti dan lebih bertumbuh! Saya sangat berharap banyak anak muda yang boleh bertobat, lalu berjuang bersama di dalam gerakan yang betul-betul mau peka akan kehendak dan kebenaran Allah tanpa kompromi. Orang-orang bermutu tidaklah banyak. Harap kita bisa menghormatinya dan tidak membuangnya. Bach jangan dibuang, Händel jangan dibuang, Mozart jangan dibuang, Mendelssohn jangan dibuang. Sebelum Bach membuat sebuah kantata, ia selalu berlutut dan berdoa: “Tuhan beri kekuatan kepadaku.” Dan sesudah selesai membuat kantata tersebut, dia menulis: “Soli Deo Gloria, J. S. Bach.” Saya percaya banyak musik yang agung lebih sulit dibuat daripada mempersiapkan khotbah yang agung.

Mari kita melihat dan mengerti abad ke-20 yang sudah lewat. Komunisme telah membawa kebangkrutan, Eksistensialisme telah memberikan kekosongan, Rasionalisme dan Scientisme telah membawa kehancuran dunia. Dan kebodohan yang paling bodoh dari abad ke-20 adalah: membuang firman. Abad ke-20 menghina firman Tuhan, menafsir sembarangan, mengganti firman dengan mimpi-mimpi dan berbagai bayangan-bayangan manusia, mengganti firman dengan keyakinan diri, iman positivisme, dan semangat mistik.

Di dalam kitab Ulangan Tuhan berkata, “Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.” Yang memerintahkan kita untuk berperang bukanlah manusia, tetapi Allah sendiri. Kita harus berperang karena perintah Tuhan. Jika Saudara mengasihi Tuhan, jangan sembarangan menafsirkan Alkitab, jangan memutarbalikkan, mengeksploitasi, dan memanipulasi Firman Tuhan demi memuaskan keinginan dan pikiran manusia. Dari mana ada ajaran Alkitab yang menyatakan bahwa kalau seorang dipenuhi Roh Kudus akan jatuh telentang dan kejang-kejang? Kapan dan di mana Alkitab menunjukkan bahwa orang yang dipenuhi Roh Kudus tertawa berjam-jam tanpa kesadaran diri? Begitu banyak penipuan melanda gereja pada masa kini. Kita tidak boleh menjual hak sulung kebenaran firman Tuhan demi mendapatkan market. Orang membujuk saya untuk tidak terlalu keras melawan, karena ada semangat oikumene. Tetapi itu bukan kebenaran Allah. Peperangan harus terus berjalan, bahkan jika mungkin, kaum pilihan pun mau dijatuhkan dan dikalahkan. Kebenaran Allah tidak bisa dikompromikan.

Seorang Kristen yang kaya mau berinvestasi di Cina, dan saya katakan kepadanya agar tidak terlalu percaya. Kemudian dia membuat perjanjian bahwa ia akan membangun banyak rumah sakit dan menunjang semua keperluan medisnya, tetapi dengan satu syarat, yaitu diizinkan mendirikan “Christian Tibet Hospital.” Pemerintah Cina setuju. Setelah semua dibangun, ketika peresmian, nama “Christian” dicabut, dan tersisa hanya “Tibet Hospital.” Ini namanya pandai, dan sekaligus licik luar biasa. Inilah Komunisme, inilah Atheisme. Dunia seperti ini hanya mau keuntungan dan bukan kebenaran. Celakanya banyak orang Kristen dan gereja Kristen juga sama: mau keuntungan dan bukan kebenaran. Banyak pemimpin gereja mengatakan kepada saya, jika pakai cara Pak Stephen Tong, tidak bisa mendatangkan banyak orang. Bagi saya, kalau tidak mau datang untuk bertobat, lebih baik tidak usah datang. Kalau kita tidak mau memberitakan Injil dengan sungguh, tidak ada anak-anak rohani yang kita lahirkan.

Ketika masih pemuda, saya pernah berjanji dalam satu tahun akan menyebarkan 5.000 traktat. Saya pakai uang saya sendiri untuk membeli traktat, lalu mau membagikannya. Saya naik kereta dari Surabaya ke Pasuruan, supaya saya bisa membagi traktat di kereta. Setelah saya berdoa minta kekuatan dari Tuhan, di hadapan saya duduk seorang dengan kumis yang tebal, alisnya hitam luar biasa, polisi bintang dua. Saya gemetar. Saya mau beritakan Injil, tetapi kenapa pertama-tama harus berhadapan dengan orang yang sedemikian galak. Tetapi Tuhan mengingatkan saya bahwa di dalam kasih tidak ada ketakutan. Kalau mengasihi dia, apakah kita menginginkan agar dia menerima keselamatan? Lalu saya berdiri, traktat pertama saya berikan kepada polisi galak tadi dan berkata, “Bapak silakan baca Yesus Juruselamat dunia.” Saya mengira dia akan membentak saya lalu menyeret saya turun dari kereta api. Ternyata dugaan saya salah. Ternyata polisi itu menerima dan berkata terima kasih. Saya baru tahu bahwa orang galak ketika tersenyum manisnya luar biasa. Pertama kali saya sadar polisi itu sopan sekali, sekalipun kelihatannya galak. Lalu dia mulai membaca. Saya mulai lebih berani, saya membagi terus traktat satu persatu, gerbong demi gerbong semua dibagi. Hari itu ratusan traktat yang saya bagi. Saya adalah seorang yang dilahirkan minder dan penakut, karena saya seorang yang tidak memiliki ayah sejak usia tiga tahun. Hidup saya begitu susah. Tetapi Tuhan membentuk saya menjadi orang yang berani luar biasa. Lalu, dari manakah kuasa peperangan itu bisa kita dapatkan?

  1. Pertama, kuasa ada pada panggilan urapan konfirmasi dari Tuhan sendiri. Jika Engkau berperang sendiri, tidak disertai oleh Tuhan, tidak diurapi oleh Tuhan, tidak jelas panggilan Tuhan, pasti engkau gagal. Kita perlu sungguh-sungguh menyadari panggilan Tuhan dan menanti konfirmasi-Nya yang jelas, agar kita tidak berperang sendiri. Banyak pendeta kurang sadar dan kurang konfirmasi mengenai hal ini, sehingga mereka kehilangan kuasa yang sejati.
  2. Kedua, kuasa datang dari hidup suci. Kalau engkau hidup suci, perkataan Saudara mengandung kuasa. Kalau hidup saudara berkompromi, najis, berzinah, tamak, korupsi, maka tidak mungkin ada kuasa rohani yang menyertai saudara. Saya berharap suatu hari ada satu laskar pemuda-pemudi hasil NREC[1] yang mengabdi menjadi orang suci sebagai alat di dalam tangan Tuhan yang dibersihkan.Andrew Gih seorang yang dipakai Tuhan untuk memanggil saya menjadi hamba Tuhan. Saya sudah mendengar khotbahnya sebanyak lebih dari 200 kali sejak usia 12 tahun. Andrew Gih mengatakan, “Jikalau engkau pulang, dan di rumah ada gelas emas, ada gelas perak, ada gelas kayu, ada gelas tanah liat, tetapi yang emas kotor, yang perak dalamnya hitam, yang kayu dalamnya ada kotoran burung, hanya yang paling murah yaitu yang dari tanah liat yang bersih baru dicuci, engkau menggunakan yang mana?” Saya baru sadar Tuhan senang memakai “perabot” yang bersih. Pemuda-pemudi yang begitu mudah jatuh dalam dosa seks, melihat satu dua kali VCD porno lalu mencari pelacur, lalu tetap memakai jas dan berdasi ke gereja menjadi anggota paduan suara, celakalah engkau! Jikalau tidak menuntut kesucian tak mungkin berperang bagi Tuhan. Berdiri di pinggir orang suci bisa takut, tapi orang suci yang hanya mementingkan diri itu tidak berguna. Orang suci yang bisa mengalirkan kesuciannya kepada orang lain dan tetap mempunyai cinta kasih kepada orang yang lebih rendah dari dia, itulah orang yang mirip Yesus Kristus. Siapa orang suci? Orang suci adalah orang yang hanya punya satu niat yaitu mau menyenangkan hati Tuhan. Ketika kita hidup dan melayani, kita mau seluruh hidup kita memperkenan hati Tuhan. Itulah kesucian hidup.
  3. Ketiga, kuasa dari firman itu sendiri. Khotbah yang hanya teori manusia belaka, tidak akan memberikan kuasa rohani. Ketika saya mengkhotbahkan firman Tuhan, perintah, janji, nasehat, dan teguran Tuhan, meskipun tidak enak didengar, setiap kalimat mengandung kuasa Tuhan. Tuhan meminta kita untuk terus berjuang. Kita harus menghemat dan menekan waktu kita. Saya merasa bahwa waktu-waktu saya begitu diperas, tetapi kita mengerjakan hal yang bermakna. Squeeze the time. Itulah yang menjadi moto hidup saya. Banyak pendeta tidak mau bekerja seperti saya.
  4. keempat, kuasa dari urapan Roh Kudus yang memenuhi seseorang. Roh Kudus memenuhi seseorang, karena orang ini memberikan seluruh hidupnya kepada Kristus. Pengertian kepenuhan Roh Kudus saat ini sudah banyak diselewengkan oleh orang Kharismatik dan pengertiannya sudah dirusakkan oleh ajaran-ajaran yang salah. Orang berpikir, kalau penuh Roh Kudus akan tertawa-tawa di lantai, atau berbicara yang tidak dimengerti dan tidak sadar, atau goyang-goyang, bahkan berteriak-teriak. Alkitab menyatakan bahwa ketika Roh Kudus memenuhi seseorang, pasti orang tersebut menjunjung tinggi salib, ketika Roh Kudus memenuhi seseorang, orang tersebut pasti memberitakan Alkitab, ketika Roh Kudus memenuhi seseorang, orang tersebut pasti hidup suci, ketika Roh Kudus memenuhi seseorang, pasti orang tersebut memiliki buah Roh Kudus. Pengertian yang mutlak seperti ini tidak banyak diajarkan.
Saudara-Saudara, peperangan kita sangat sengit, peperangan kita sangat besar dan kita perlu ingat bahwa Indonesia bukan negara Kristen. Tuhan ingin kita bersaksi di tengah-tengah bangsa ini. Maka perlu ada orang yang bersaksi bagi Tuhan. Bersaksi bagi Tuhan harus dengan keberanian. Dan kuasa keberanian diberikan Tuhan kepada orang yang ada panggilan, orang yang hidup suci, orang yang menjunjung tinggi Firman, orang yang hatinya bersih, orang yang hatinya penuh dengan cinta kasih dari Tuhan Yesus. Maukah Saudara ikut berperang? Maukah kita membuat setan takut kepada pelayanan kita? Orang yang betul-betul berfungsi sebagai saksi Tuhan yang baik, Allah memperkenan dia mendapat berkat sekalipun begitu lelah, dan memberikan penghiburan dan sukacita kepadanya. Seorang yang tidak beres pelayanannya dibiarkan oleh setan, diampuni oleh pimpinan gereja, dan ditepuk-tangani oleh banyak orang atau pesuruh-pesuruh Iblis, dan dibiarkan oleh Tuhan. Jikalau kita melayani sampai Tuhan membiarkan kita, pasti setan senang, dan orang Kristen mengampuni kita. Itu berarti kita gagal total. Jika kita menjadi hamba Tuhan, menjadi saksi Kristus yang diperkenan Tuhan, pasti setan benci kepada kita, berusaha menghancurkan dan menyerang kita. Maukah engkau dipakai Tuhan menjadi hamba Tuhan yang setia, baik, dan berkuasa? Amin.


Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : http://www.buletinpillar.org/transkrip/the-battle-of-the-ages-bagian-6

Rabu, 28 September 2011

Keajaiban Hidup

Pada suatu hari sepasang suami isteri sedang makan bersama di rumahnya. Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk seorang pengemis. Melihat keadaan pengemis itu, si isteri merasa terharu dan dia bermaksud hendak memberikan sesuatu. Tetapi sebelumnya sebagai seorang wanita yang patuh kepada suaminya, dia meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya, "Suamiku, bolehkah aku memberi makanan kepada pengemis itu ?".

Rupanya suaminya memiliki karakter berbeda dengan wanita itu. Dengan suara lantang dan kasar menjawab, "Tidak usah! usir saja dia, dan tutup kembali pintunya!" Si isteri terpaksa tidak memberikan apa-apa kepada pengemis tadi sehingga dia berlalu dengan kecewa.

Pada suatu hari yang naas, perdagangan lelaki itu jatuh bangkrut. Kekayaannya habis dan ia menderita banyak hutang. Selain itu, karena ketidakcocokan sifat dengan isterinya, rumah tangganya menjadi berantakan sehingga terjadilah perceraian.

Tidak lama sesudah masa indahnya bekas isteri yang pailit itu menikah lagi dengan seorang pedagang dikota dan hidup berbahagia. Pada suatu ketika wanita itu sedang makan dengan suaminya (yang baru), tiba-tiba ia mendengar pintu rumahnya diketuk orang. Setelah pintunya dibuka ternyata tamu tak diundang itu adalah seorang pengemis yang sangat mengharukan hati wanita itu. Maka wanita itu berkata kepada suaminya, "Wahai suamiku, bolehkah aku memberikan sesuatu kepada pengemis ini?". Suaminya menjawab, "Berikan makan pengemis itu!".

Setelah memberi makanan kepada pengemis itu isterinya masuk kedalam rumah sambil menangis. Suaminya dengan perasaan heran bertanya kepadanya, "Mengapa engkau menangis? apakah engkau menangis karena aku menyuruhmu memberikan daging ayam kepada pengemis itu?".

Wanita itu menggeleng halus, lalu berkata dengan nada sedih, "Wahai suamiku, aku sedih dengan perjalanan takdir yang sungguh menakjubkan hatiku. Tahukah engkau siapa pengemis yang ada diluar itu ?............ Dia adalah suamiku yang pertama dulu."

Mendengar keterangan isterinya demikian, sang suami sedikit terkejut, tapi segera ia balik bertanya, "Dan, tahukah engkau siapa aku yang kini menjadi suamimu ini?.................. Aku adalah pengemis yang dulu diusirnya!".


Sumber : http://www.dudung.net/artikel-islami/keajaiban-hidup.html

The Battle of the Ages (Part-5)

Pembinaan yang baik bukanlah sekedar mengisi waktu, tetapi sungguh-sungguh membangun hidup, iman, karakter dan mentalitas, serta semangat juang bagi Kerajaan Allah. Tuhan Yesus sendiri mengatakan, “Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa” (Yoh. 12:26). Apakah mungkin seorang yang berdosa, yang penuh dengan kekurangan ini dihormati oleh Allah Bapa? Tetapi ini bukan kalimat manusia. Kalimat ini dinyatakan oleh Tuhan Yesus sendiri. Jika kita sungguh-sungguh melayani Kristus, maka Allah tidak enggan untuk menghormati kita. Kehormatan seperti ini adalah kehormatan yang begitu dahsyat, yang jauh lebih agung dari kehormatan mana pun atau dari siapa pun. Allah menghormati mereka yang hidup sungguh-sungguh melayani Tuhan Yesus. Oleh sebab itu, barangsiapa menjadi hamba Tuhan janganlah sombong, karena dia hanya sekedar mengisi waktu, sementara masih begitu banyak orang yang lebih berpotensi belum dipanggil oleh Tuhan. Sebaliknya, jangan orang yang sungguh-sungguh melayani Tuhan Yesus menjadi minder, karena Allah Bapa di sorga menghormati kita.

Peperangan-peperangan rohani yang kita hadapi dan yang harus kita kerjakan adalah peperangan yang paling sengit dan begitu serius. Peperangan ini jauh lebih serius dari Perang Dunia I dan II. Perang Dunia hanya peperangan yang membunuh manusia dan tidak ada manfaat yang positif secara totalitas. Perang Vietnam adalah peperangan yang sia-sia, peperangan sipil juga sia-sia, Perang Korea juga peperangan yang tidak bermanfaat positif. Semua itu hanyalah peperangan yang membinasakan, dipicu oleh kebencian dan semangat permusuhan. Ini adalah peperangan antara yang sementara dengan yang sementara, antara ciptaan dengan ciptaan. Tetapi, peperangan rohani adalah peperangan kekal, yang melampaui batasan ruang dan waktu. Inilah peperangan di tengah-tengah permusuhan antara Allah dan Setan. Jika kita tidak siap dengan semua perlengkapan yang telah dituliskan di dalam Efesus 6, tidak mungkin kita bisa menghadapi pertempuran ini. Paulus menegaskan bahwa kita harus memakai senjata lengkap untuk masuk ke dalam peperangan rohani ini. Kita harus memakai perisai iman, bukan mengandalkan kekuatan manusia dan percaya diri. Kita juga harus berlutut dengan kekuatan doa. Dan pedang firman dibutuhkan untuk melawan serangan musuh. Saya percaya penuh bahwa semua orang suci di sepanjang zaman dipakai oleh Tuhan untuk berperang dan ketika mereka menyerahkan nyawa mereka di dalam kehendak Tuhan, mereka menyelesaikan tugas mereka dengan kemenangan, menikmati pahala dan mahkota mulia di dalam kekekalan. Di sinilah kemenangan iman. Kita melihat Yesaya digergaji menjadi dua, Yohanes Pembaptis dipancung kepalanya, demikian juga Yakobus. Petrus disalib terbalik dan Paulus dipenggal. Alkitab menyatakan bahwa orang-orang yang setia mengikut Yesus tidak harus dilepaskan dari segala marabahaya. Orang yang setia tidak tentu harus mendapatkan kelancaran, kemakmuran, dan memperoleh semua kesuksesan duniawi, seperti yang diajarkan oleh theologi kemakmuran dan banyak aliran Kharismatik saat ini. Mereka banyak mengajarkan bahwa orang yang ikut Tuhan pasti akan kaya, tidak akan terkena penyakit; kalaupun sakit, pasti akan disembuhkan dan akan mengalami banyak mujizat Tuhan. Ini bukan ajaran Alkitab. Ini bukan ajaran Kristus. Paulus juga tidak pernah menyatakan hal ini. Paulus justru mengatakan pada Timotius, “Setiap orang yang mau hidup beribadah, ia akan mengalami aniaya” (2 Tim. 3:12). Tetapi khotbah seperti ini sudah hilang dari kebanyakan gereja masa kini.

Banyak orang memanipulasi Alkitab, menyelewengkan firman demi market-orien­ta­tion philosophy. Agar gereja bisa semakin besar dan orang senang mendengarnya, maka orang mengkompromikan Firman. Itu bukan kehendak Tuhan. Tuhan berkata, “Barangsiapa setia sampai mati, dia akan mendapatkan mahkota kehidupan” (Why. 2:10). Ketika saya menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan, saya memilih nama Stefanus sebagai nama panggilan saya, karena dia adalah seorang martir bagi Tuhan. Nama Stefanus berarti mahkota. Dari situ, saya terus diingatkan, bahwa untuk mendapatkan mahkota, kita harus rela mati bagi Tuhan terlebih dahulu.

Kita telah membicarakan tentang peperangan dari abad pertama terus sampai abad-abad terakhir, bahkan sampai pada Gerakan Zaman Baru. Saat ini, seluruh dunia mencari zaman yang baru. Tetapi bisakah menemukannya di dalam kekalutan manusia? Apakah Zaman Baru tiba menurut pikiran manusia? Milenium kedua dimasuki dengan pesta besar di seluruh dunia, dengan semangat optimisme yang besar luar biasa, tetapi hanya dalam beberapa tahun saja sudah berubah menjadi pesimisme yang luar biasa. Abad ke-20 adalah abad yang bodoh, karena abad ke-20 dimulai dengan mental optimisme masa depan yang naïf dan diselesaikan dengan optimisme baru menuju kepada hari depan yang naïf juga. Abad ke-20 dimulai dengan tiga ceramah Adolf von Harnack tentang apa itu Kekristenan menurutnya. Tiga topiknya adalah: pertama, Allah adalah Bapa seluruh umat manusia; kedua, persaudaraan semua bangsa di dunia; ketiga, manusia mempunyai jiwa yang tak terbatas tinggi nilainya. Ketiga topik ini sama sekali membuang realita dosa, posisi Kristus, dan keselamatan melalui penebusan. Harnack pernah mengatakan, “Mari kita meninggalkan Paulus dan kembali kepada Yesus.” Maksudnya, mari kita meninggalkan berita Paulus tentang keselamatan, penebusan dosa, dan semua ajaran Kristologi Paulus, dan kembali pada agama yang diajarkan oleh Yesus. Berarti Paulus telah menyeleweng. Paulus berbeda dengan Yesus. Apa yang diajarkan Paulus berbeda dari ajaran Yesus yang asli. Menurut Harnack, yang benar adalah Yesus memperkenalkan seorang Bapa yang penuh dengan kasih menerima seluruh umat manusia sebagai saudara dan di situ kita tidak perlu penebusan, melainkan perlu cinta kasih Allah untuk memperbaharui dunia. Di sini manusia mulai menganggap Kekristenan seharusnya membawa optimisme kepada dunia ini.

Georg Wilhelm Friedrich Hegel adalah orang yang membawa dunia masuk ke dalam filsafat Relativisme dengan pemikiran silogismenya. Hegel adalah profesor dari Karl Marx. Ia sendiri dipengaruhi oleh Fichte dan Schelling, dua filsuf Jerman yang meneruskan pikiran Immanuel Kant. Hegel menganggap pikirannya tentang “tesis, antitesis, dan sintesis” menjadi pikiran cemerlang yang memberikan pemahanan realita bagi dunia. Ia meletakkan filsafat di posisi tertinggi seluruh pengetahuan—bukan theologi. Tetapi setelah dia mati, langsung empat pemikir utama melawannya, yaitu Ludwig Feuerbach, Friedrich Nietzsche, Søren A. Kierkegaard, dan Karl Marx. Empat orang melawannya, sehingga seluruh kesimpulannya hanya dianggap sebagai satu tesis yang menghasilkan empat antitesis yang lain untuk melawan dia. Pikiran relativisme Hegel memberikan warna bagi theologi di Tübingen School sehingga mereka mulai meninggalkan segala kemutlakan.

Optimisme yang melanda seluruh Eropa disaingi oleh seorang yang jernih matanya yaitu Oswald Spangler, dengan bukunya yang berjudul “The Decline of The West” (Runtuhnya Dunia Barat). Tetapi benarkah keruntuhan Barat diikuti oleh kebangkitan Asia? Tidak! Asia hanya tumbuh bagai gelembung sabun yang akan meletus karena tidak mempunyai dasar yang kokoh. Bagaimanapun Barat masih memiliki fondasi Kekristenan sebagai tulang punggung, yang tidak diterima oleh banyak orang modern, tetapi di bawah sadar, sedalam-dalamnya pikiran dan sistem nilai mereka tetap didirikan di atas fondasi Kekristenan.

Setelah 50 tahun menapaki abad ke-20, manusia mulai melihat kelemahan-kelemahan pemikiran modern, karena semua yang diterima dan dijunjung tinggi dalam abad ke-20 hanya tiruan pemikiran abad ke-19. Maka saya mengatakan dengan keluhan, “Abad ke-20 hanya menyediakan wadah tetapi tidak menyediakan isi.” Content with container baru penting; container without content adalah kosong. Abad ke-20 membuat tape recorder untuk merekam dan menyanyikan lagu abad ke-19. Abad ke-20 kita membuat concert hall yang besar tetapi diisi oleh lagu-lagu dari abad-abad lalu. Itu karena lagu-lagu yang baru kebanyakan tidak bermutu. Musik yang indah membawa manusia mengerti harkatnya sebagai manusia. Musik yang bernilai membawa manusia menghadapi kesulitan, bahkan ketika menghadapi kematian pun masih mempunyai pegangan. Musik yang bermutu, sampai kita mati pun, tetap memberikan kekuatan hidup untuk manusia bukan hanya untuk mengisi kekosongan diri saja. Demikian pula gerakan Reformed akan membawa manusia kembali kepada mutu yang sejati. Abad ke-20 ber-container tapi tidak ber-content. Abad ke-20 berpikiran tajam sekali, tetapi tidak berarah; Abad ke-20 menghasilkan lukisan-lukisan modern dengan cara teknik yang baru, tetapi tidak memberikan makna hidup. Sorokin mengatakan, “Lihatlah lukisan abad ke-15; meskipun bentuknya tidak anatomis, memberikan pengharapan manusia berbakti kepada Tuhan. Doanya, matanya, tangannya, sucinya membawa manusia menuju kepada kekekalan yang tinggi sekali. Sedangkan abad ke-19 dan 20, perkembangan filsafat seni lukis diwarnai oleh realisme, impresionisme, abstrak, fabianisme, kubisme. Yang dilukis yaitu pelacur, pedagang di tengah jalan, pengemis, dan gambaran orang-orang yang tidak jelas makna hidupnya. Itulah yang mewarnai lukisan abad ke-20.”

Saya bukan mengatakan kalimat sembarangan atau menjiplak. Saya bukan orang yang suka mengambil pikiran orang lain lalu mencurinya menjadi milik saya. Abad ke-20 adalah abad yang tidak berarah; abad ke-20 adalah abad yang bodoh sekali. Kita mengagumi Marxisme yang merupakan hasil pikiran abad ke-19 lalu dieksperimenkan di abad ke-20. Akhirnya, di mana pikiran Karl Marx merajalela, di situ ekonomi bangkrut. Ceauşescu, seorang diktator Rumania, mengatakan, “Apa salahnya Stalin? Mari kita menghargai orang yang mengubah satu negara petani menjadi negara terkuat dalam hal teknologi nuklir.” Saya harus mengatakan membuat orang mati lebih gampang daripada membuat orang hidup. Kita mudah sekali membunuh seekor nyamuk yang kecil, tetapi tidak seorang pun bisa membuat nyamuk mati menjadi hidup. Membuat bom atom untuk membom ribuan, bahkan jutaan orang, sangatlah mudah. Itu bukan kekuatan hebat. Itu kekuatan perusak. Kierkegaard berkata, “Kekuatan manusia yang terhebat hanyalah kekuatan membunuh sesama manusia. Itu yang disebut sebagai super power.”

Abad ke-20 dimulai dengan semua kampung gelap, diakhiri dengan semua kampung ada lampu neon; Abad ke-20 dimulai dengan semua orang naik kuda, diakhiri dengan setiap negara memiliki kapal terbang; Abad ke-20 dimulai dengan orang berperang memakai batu dan kayu, diakhiri dengan bom nitrogen. Kelihatan hebat, tapi abad ke-20 adalah abad yang membunuh, abad yang saling membenci, abad yang tidak berisi, abad yang tidak berpengharapan. Kita membangun rumah yang tinggi mudah sekali, membangun orang bermoral tinggi tidak mudah. Pada waktu rumah-rumah tinggi dibangun di Jakarta, Beijing, dan Shanghai, pada saat yang sama korupsi makin hari makin meningkat. Abad ke-20 diakhiri dengan semangat optimistik yang luar biasa, tetapi tidak lama kemudian Osama bin Laden mengejutkan semua utopia selama ini. Manusia baru tahu senjata nuklir tidak bisa membomnya, baru tahu militer sekuat Amerika tidak bisa menangkapnya. Apakah manusia hebat? Manusia semakin manja dan semakin sulit berjuang. Saya berdoa agar ketika saya mati, dunia akan melihat bahwa ada seorang yang sudah menjadi piatu sejak usia 3 tahun, boleh mengerjakan pekerjaan yang tidak mungkin dikerjakan oleh orang-orang yang tidak beriman kepada Tuhan. Amin.


Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : http://www.buletinpillar.org/transkrip/the-battle-of-the-ages-bagian-5

Selasa, 27 September 2011

Misteri Berkat

Ada sebuah kisah tentang seorang raja yang mempunyai seorang teman baik. Temannya ini punya kebiasaan berkomentar, "Ini bagus!" atas semua situasi dalam hidupnya, positif maupun negatif.

Suatu hari Sang Raja dan temannya pergi berburu. Temannya mempersiapkan dan mengisikan peluru untuk senapan Sang Raja. Kelihatannya Sang Teman melakukan kesalahan dalam mempersiapkan senjata tersebut, karena setelah raja menerima senapan itu dari temannya, senapan itu meletus dan mengenai jempolnya.

Seperti biasa Sang Teman berkomentar, " Ini bagus!", yang oleh raja dijawab, "Tidak, ini tidak bagus!" dan raja tersebut menjebloskan temannya ke penjara.

Kurang lebih setahun kemudian, Sang Raja pergi berburu ke daerah yang berbahaya. Ia ditangkap oleh sekelompok orang kanibal, kemudian dibawa ke desa mereka. Mereka mengikat tangannya dan menumpuk kayu bakar, bersiap untuk membakarnya. Ketika mereka mendekat untuk menyalakan kayu tersebut, mereka melihat bahwa Sang Raja tidak mempunyai jempol. Karena percaya pada tahayul, mereka tidak pernah makan orang yang tidak utuh. Jadi mereka membebaskan raja itu.

Dalam perjalanan pulang, raja tersebut ingat akan kejadian yang menyebabkan dia kehilangan jempolnya dan merasa menyesal atas perlakuannya terhadap teman baiknya. Raja langsung pergi ke penjara untuk berbicara dengan temannya. "Kamu benar, katanya, "baguslah bahwa aku kehilangan jempolku." Dan ia menceritakan kejadian yang baru dialaminya kepada temannya itu. "Saya menyesal telah menjebloskan kamu ke penjara begitu lama. Saya telah berlaku jahat kepadamu."

"Tidak," kata temannya,"Ini bagus!". "Apa maksudmu, 'Ini bagus!'? Bagaimana bisa bagus, aku telah mengirim kamu ke penjara selama satu tahun." Temannya itu menjawab, "Kalau kamu tidak memenjarakan aku, aku tadi pasti bersamamu."

-----------------

Kehilangan jempol ataupun kebebasan karena di penjara bukanlah hal yang menyenangkan. Namun karena 2 peristiwa itulah, Sang Raja dan temannya tidak menemui ajalnya dalam peristiwa tahun berikutnya.

Demikian pula dalam hidup kita, ada peristiwa yang menyebabkan kita kehilangan materi, mata pencaharian bahkan orang yang kita kasihi. Tentu saja itu membuat kita sedih, kesal, marah, bahkan menggugat TUHAN karenanya. Beberapa di antara kita mengalami pergumulan batin yang panjang karena penolakan kita atas kejadian yang tidak menyenangkan ini. Ada yang menolak begitu keras, sehingga menjauh dari TUHAN.

Namun jika kita dapat mengikuti sikap teman raja di atas, yang secara positif menerima setiap peristiwa baik maupun buruk dalam hidup kita, niscaya suatu hari nanti kita akan menyadari adanya berkat-berkat yang tersamar dalam setiap peristiwa yang kita alami.

Jadi, seperti kata Anthony de Mello, marilah belajar untuk berkata "YA" terhadap setiap peristiwa dalam hidup kita. "YA" berarti menerima tanpa syarat segala sesuatu yang direncanakan TUHAN dalam hidup ini. Pada saatnya nanti, kita akan dapat "melihat" berkat-berkat yang tersamar dalam berbagai peristiwa di kehidupan kita; karena TUHAN bekerja dengan caraNYA yang misterius, yang tidak terselami oleh keterbatasan akal kita.


Sumber : http://groups.yahoo.com/group/komunitaskaro/message/1114

The Battle of the Ages (Part-4)

Di dalam abad II, Gereja mengalami goncangan akibat serangan dari berbagai bidat, filsafat, dan politik, yang menuntut Gereja harus bertahan dengan berperang terus. Di abad II dan III terjadi dua kali peperangan besar di dalam Gereja, yaitu tentang ajaran Tritunggal dan Kristologi. Allah Kristen adalah Allah Tritunggal; Allah yang bukan Tritunggal bukan Allah Kristen.

Mengapa doktrin Allah Tritunggal menjadi iman ortodoks? Pada waktu itu ada seorang bernama Arius. Arius mengajarkan bahwa Yesus bukan sepenuhnya Allah. Yesus hanyalah manusia yang sebenarnya adalah Allah ciptaan. Jadi Allah itu dua macam: Allah Sang Pencipta dan Allah yang dicipta. Arius mengatakan, karena Yesus dicipta oleh Allah maka kita tidak boleh sembah sujud kepada-Nya sama seperti kepada Allah Bapa. Karena Arius begitu fasih berkhotbah maka ajaran ini diterima. Maka hampir seluruh gereja di Eropa dipengaruhi oleh ajarannya, juga di Asia.

Saat itu ada seorang muda yang mengatakan bahwa apa yang diajarkan oleh Arius tidak benar dan ia menyatakan perang, karena jika dibiarkan, dunia tidak akan percaya lagi kepada doktrin Allah Tritunggal. Berkuasa, fasih lidah, khotbah yang menarik begitu hebat, tetapi ajarannya salah, sangat berbahaya. Makin banyak mempunyai anggota, gereja-gereja seperti ini makin mempermalukan. Kesuksesan tidak boleh diukur hanya dengan jumlah orang yang mengikuti kebaktian. Orang muda ini mengatakan bahwa ia akan keliling berkhotbah bahwa Allah itu Tritunggal dan hanya Allah Tritunggallah Allah yang sejati: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Tiga Pribadi Allah ini sama kuasa, sama mulia, sama kekal, sama bersifat ilahi, sama Pencipta, sama Penebus, dan sama Pewahyu. Pemuda ini bernama Athanasius. Arius menganggap Athanasius mengganggu, maka Athanasius diajukan ke pengadilan oleh Arius. Akibatnya, Athanasius dibuang ke tempat yang jauh, tetapi dia lari pulang dan mengabarkan Injil lagi. Ia dibuang sampai tiga kali. Athanasius mendapat pembuangan dari pemerintah, karena yang berkhotbah Allah bukan Tritunggal memiliki kuasa politik yang besar dan memperalat kuasa pemerintah untuk menganiaya orang yang berkhotbah benar. Maka, jika engkau mengikuti Gerakan Reformed Injili lalu mendapat penganiayaan, sudah siapkah Anda?

Athanasius diperingatkan oleh seorang tua untuk tidak melawan karena seluruh dunia memihak Arius. Athanasius menjawab: “Jikalau demikian, maka saya Athanasius akan melawan seluruh dunia, demi menegakkan doktrin yang benar. Saya harus memberitakan Allah Tritunggal, karena inilah ajaran yang benar dari Alkitab.” Adakah semangat seperti ini di dalam hatimu dan hatiku? Adakah pemuda-pemudi seperti Athanasius? Kredo Athanasius sampai sekarang masih dijunjung tinggi, karena ada pemuda yang berjuang dengan semangat keberanian seperti itu.

Selain doktrin Allah Tritunggal, doktrin Kristologi juga menjadi perdebatan yang sangat besar. Marcion dan semua orang yang ajarannya salah telah mempengaruhi begitu banyak orang. Timbul bidat Apolinarianisme, Nestorianisme, dan berbagai ajaran yang salah, menyebabkan Gereja harus menetapkan kepercayaan siapa itu Kristus. Kristus adalah manusia sejati yang yang dilahirkan oleh anak dara Maria, dengan naungan kuasa Roh Kudus yang menurunkan Firman menjadi daging, dan Dia adalah Allah yang sejati. Kristus adalah Allah dan sekaligus manusia. Kristus sekaligus mempunyai sifat ilahi dan sifat manusia, maka Dia mungkin menjadi Perantara di tengah-tengah Allah dan manusia. Ini iman yang harus diperjuangkan dan dipertahankan dengan berperang melawan semua ajaran Kristologi yang salah. Seluruh pertempuran iman abad II dan III akhirnya terkumpul di dalam diri Agustinus, ketika dia hidup menulis satu buku Civitas Dei (City of God).

Saya minta Saudara memperhatikan tiga orang, yaitu Agustinus, John Calvin, dan Karl Barth. Ketiga orang ini tidak menggunakan istilah Theologi Sistematika dan tidak memakai istilah theologi dalam buku-bukunya. Calvin menggunakan Institutes of the Christian Religion, Karl Barth memakai istilah Church Dogmatics, dan Agustinus memakai istilah Civitas Dei. Buku-buku mereka yang paling penting tidak memakai istilah theologi, karena istilah “theologi” sebenarnya dari zaman sebelum Socrates itu berarti mythology. Tidak salah jika sekarang kita menyebut theologi sebagai ilmu Ketuhanan, tetapi istilah ini pernah dipakai oleh filsafat Gerika kuno dengan pengertian “mitos.” Dalam Abad Pencerahan timbullah istilah “theologi” yang tidak dikaitkan dengan istilah “mitologi.” Dari sini mulai timbul sistematika. Orang yang mengandalkan organisasi yang rapi, semua harus berada dalam sistem. Kalau segala sesuatu sudah menjadi sistem, maka manusia menjadi mati. Manusia memiliki tujuh sistem dalam tubuh, akan tetapi yang membuat sistem itu hidup adalah sesuatu kekuatan organik (Organic Power), bukan kekuatan sistem (Systematic Power). Di sini kita melihat Theologi Sistematika sebenarnya sudah terjebak oleh Abad Pencerahan (Aufklärung) yang kemudian menuju kepada Abad Ideologi.

Agustinus membedakan antara kota di dunia yang terus berkembang tetapi akhirnya akan menyusut dan lenyap, sementara kota yang dibangun oleh Kristus di dalam dunia dari kecil akhirnya berkembang menjadi Kerajaan Allah kita di dalam Kristus. Di sini kerajaan Allah semakin lama semakin besar sampai pada akhirnya Yesus datang kembali. Theologi Reformed melihat Akhir Zaman seperti yang Alkitab ungkapkan. Dalam perjalanan sejarah, orang beriman akan semakin menyusut dan dosa akan semakin melanda dunia. Yang berkuantitas besar sulit menemukan ajaran dan jalan yang benar. Yang melihat kebenaran hanya sedikit. Saya percaya Gerakan Reformed sedang membawa sedikit orang yang melihat pentingnya kesungguhan dan kemurnian Firman untuk berperang terus dengan arus besar yang melawan Alkitab. Agustinus kemudian memikirkan satu kebenaran penting tentang kedaulatan Allah yang nantinya sangat mempengaruhi John Calvin di dalam doktrin predestinasinya. Agustinus menemukan bahwa Tuhan selalu berinisiatif mendahului reaksi manusia. Calvin menerapkan hal ini dalam doktrin predestinasi bahwa sebelum manusia bisa mencari Tuhan, Tuhan sudah mencari manusia terlebih dahulu (The grace of God is prior to human’s response).

Alkitab sangat menekankan doktrin atau pengajaran Firman. Paulus menasihati Timotius untuk mengawasi diri dan mengawasi doktrinnya (1Tim. 4:16). Sejak 30 tahun yang lalu saya sudah mendengar orang mengatakan bahwa doktrin tidak penting, yang penting adalah kuasa Tuhan. Pertanyaannya adalah, apakah engkau percaya akan Allah Tritunggal? Jika ia percaya, maka itu adalah doktrin; jika tidak percaya, ia sudah menjadi bidat yang melawan doktrin iman Kristen yang benar. Dari abad IV, doktrin kedaulatan Allah sudah ditegakkan, dan itu berpengaruh ke sayap Luther dan Calvin. Luther melihat implikasi di dalam doktrin “dibenarkan melalui iman.” Calvin tetap menekankan kedaulatan Allah dan doktrin anugerah.

Antara abad IV sampai abad X merupakan Abad Kegelapan. Pada abad XI terjadi perpecahan besar antara Roma Katholik dengan Ortodoks. Perdebatan ini menyangkut tema apakah Roh Kudus dikirim oleh Allah Bapa, atau keluar dari Bapa dan Anak.

Peperangan berikut di tahun 1453 dengan hancurnya Konstantinopel oleh orang Islam. Islam menghancurkan Konstantinopel, yang kemudian menjadi Istambul, dengan meriam besar yang dibuat oleh orang Kristen dan dijual ke orang Islam untuk menghancurkan orang Kristen sendiri. Jika kita mempelajari sejarah, kita akan menemukan bahwa barangsiapa mengutamakan uang dan diri pasti akan menghancurkan banyak hal. Demi uang, kawan bisa jadi lawan; demi uang, dunia didahulukan dan pekerjaan Tuhan ditinggalkan. Demi kepentingan diri, kebenaran akan dikompromikan dan Firman Tuhan diabaikan. Mari kita bekerja, berperang hanya untuk Tuhan, untuk Firman, untuk kebenaran, dan untuk kerajaan-Nya.

Kita tidak bisa menjadi laskar Kristus jika kita hanya mempedulikan kepentingan kita, mencari keuntungan bagi diri kita sendiri. Kita tidak bisa dipakai Tuhan, karena yang diutamakan adalah diri kita sendiri. Berbahagialah mereka yang sehati di dalam hidup hanya mau memuliakan Tuhan dan kebenaran-Nya. Berbahagialah mereka yang mau berjuang hanya bagi kerajaan-Nya untuk menggenapkan kehendak-Nya.

Gerakan Reformed Injili dimulai oleh seorang yang berjuang keras dan hanya mau melihat pimpinan dan kehendak Tuhan digenapkan. Jika saya mau, sekitar 30 tahun lalu sudah bisa menjadi Uskup di Hongkong menggantikan Uskup di sana, atau menjadi pendeta besar di Amerika. Tetapi saya meninggalkan Malang sekeluarga untuk memulai gerakan ini. Ketika gerakan ini dimulai, selama dua tahun penuh saya tidak menerima honor sama sekali dari GRII. Saya harus menanggung delapan anggota keluarga saya dengan bersandar pada Tuhan. Saya bukan masuk ke GRII dengan semua fasilitas sudah disediakan. Ketika gerakan ini dimulai, kita tidak memiliki tempat, harus menyewa setiap minggu untuk kebaktian. Tuhan memberkati, sampai hari ini Tuhan mencukupkan semua, bahkan bisa memberikan persembahan ke berbagai badan atau lembaga Kristen. Gereja ini bisa mendukung pelayanan lain, tetapi tidak satu rupiah pun dikirim untuk mendukung sekolah anak saya. Biarlah semangat dan perjuangan pelayanan seperti ini boleh menjadi teladan bagi setiap orang yang berjuang untuk kemuliaan Tuhan dan penggenapan kehendak-Nya.

Abad XI sampai abad XV adalah Abad Pertengahan. Di zaman ini filsafat dan theologi diaduk menjadi satu, sampai Martin Luther dan Calvin bangkit. Mereka meneriakkan Sola Scriptura, artinya jangan lagi minta dukungan dari Aristoteles, jangan lagi bersumber dari Sokrates, Plato, jangan lagi mendengar Neo-Platonism. Jangan lagi mencampuradukkan Firman dengan pikiran filsafat manusia. Marilah kita murni kembali kepada Firman Tuhan. Gerakan sedemikian adalah gerakan yang terlalu besar dan terlalu agung. Dalam Institutes of the Christian Religion ada lebih dari 6.000 kutipan ayat yang dipakai Calvin untuk mendukung doktrin yang ditegakkan. Calvin tidak mendirikan doktrin baru. Calvin hanya mengupas Kitab Suci, menyinkronkan seluruh ayat dan membawa seluruh manusia masuk ke setiap detil kebenaran Firman dengan begitu teliti dan konsisten. Semenjak kekristenan sampai sekarang, orang yang pikirannya paling konsisten dari permulaan sampai akhir hanyalah John Calvin.

John Calvin adalah salah satu pemberian Tuhan kepada umat manusia yang sangat luar biasa. Tuhan memakai Martin Luther untuk merobohkan iman yang salah dari sistem Roma Katholik. Setelah Katholik dijatuhkan, 100 tahun kemudian di Jerman orang Kristen hidup berfoya-foya, mabuk-mabukan, maka perlu Pietisme. Tetapi Tuhan memakai Martin Luther menjatuhkan ajaran yang salah dari Katholik. Ada doktrin Katholik yang benar, tetapi semua yang salah dirobohkan. Tetapi Luther tidak membangun kembali doktrin yang benar; Tuhan memakai Calvin. Pikiran Calvin begitu sistematis, konsisten, tajam, dan begitu akurat. Dia membangun selama beberapa puluh tahun sejak usia 26 tahun sampai sebelum mati Institutio menjadi buku yang agung, sehingga Will Durant pada tahun 1920 mengatakan “The Institutes of the Christian Religion is one among the ten books that change the history of mankind.” Apakah Calvin didewakan? Tidak! Calvin tetap memiliki kelemahan. Namun, sekalipun memiliki kelemahan, pikiran Calvin tetap dipakai Tuhan untuk mengadakan perubahan, maka kita harus meneruskan.

Peperangan dari abad ke abad sudah tiba pada periode engkau dan saya. Selama hidup dalam dunia, kita tidak bisa mengendur. Kita tidak boleh mengantuk, tidak boleh tidur, tidak boleh malas. Kita tetap terutus seperti domba di tengah-tengah kawanan serigala. Kita tetap diperhadapkan kepada orang Kanaan yang lebih gagah, lebih kuat dari kita. Namun, ada satu hal, yaitu iman di dalam diri tidak boleh kompromi dan melalui iman itu Tuhan akan memberikan kemenangan. Soli Deo Gloria!


Oleh : Pdt. Dr.Stephen Tong

Sumber : http://www.buletinpillar.org/transkrip/the-battle-of-the-ages-bagian-4

Sebuah Sapaan

"Ga usah" jawaban bersahabat dari seorang kenek bis kota kampus itu terus terang menghadirkan tanda tanya dalam hatiku "kenapa dia tidak mau menerima ongkos itu ?". Turun di terminal, sobatku yang talkactive itu memulai aksi yang baru, menghampiri gerobak pedagang air tebu.

Bapak itu buru-buru menyodorkan segelas air tebu es kepadanya, padahal dia belum meminta. Rupanya si bapak sudah melihat kedatangannya dari jauh. Bukan hari ini saja, seakan-akan setiap hari selalu ada orang baik untuknya.

Kemaren, ketika dia asyik berceloteh dengan teman-teman sewaktu jam istirahat, seorang ibu yang biasa mengusung dagangannya dari blok ke blok kelas kuliah memanggilnya. Dengan gembira dia kembali, "nih satu buat kamu" sambil membawa dua bungkus tahu isi, "dikasih si Ibu" lanjutnya sambil tersenyum kepada si Ibu yang juga tersenyum dengan bahagia.

Belum lagi, minggu yang lalu dia sukses memindahkan sepiring sate dosen ke tangannya. Aku berusaha sekuat tenaga menyibak kekuatan yang dimilikinya. Sobatku itu seorang yang sederhana, tidak kaya, tidak cantik, tidak terlalu berprestasi. Hanya satu kelebihannya yang tidak dimiliki orang lain. Ya.. aku mulai menyadari. Kelebihan itu juga tidak ada padaku.

Dia sangat hobby menyapa orang lain yang berlanjut dengan obrolan. Anehnya, dia tidak pernah kehabisan bahan. Dari terminal sampai kampus, sang kenek seakan mendapat tambahan semangat ketika dia ajak ngobrol. Begitu juga wajah pedagang tebu ketika dia bertanya tentang keadaan isteri dan anak-anaknya. Aha ! aku juga baru tahu kenapa si ibu rela memberikan tahu cuma-cuma untuknya.

Karena sifatnya yang ramah, dia tidak saja punya teman sesama fakultas, tapi juga dari fakultas lainnya. Merekalah yang "dipaksa"nya untuk membeli dagangan si ibu.

Masih dengan rasa penasaran, kucoba bertanya kepada kenek bis yang selalu memberi gratisan kepadanya "ga rugi tuh ?". Sungguh terperanjat aku mendengar jawaban knek itu "Wah, ga sebanding mba dengan jajan yang selalu diberinya untukku".

Aku tidak mencoba bertanya lebih jauh kepada pedagang air tebu, karena aku sudah menemukan jawabannya. Seperti kata seorang guru "Orang mendapatkan bukan dari apa yang dimintanya tapi dari apa yang diberikannya." Yah, sobatku melakukannya dengan tulus dan suka cita. Keramahtamahan dan kemuliaan budinya langsung dibalas Allah lewat kasih sayang hamba-hamba-Nya yang lain. Semuanya berawal dari sebuah sapaan.


Sumber : http://indonesia.heartnsouls.com/cerita/h/c781.shtml

Minggu, 25 September 2011

The Battle of the Ages (Part-3)

Roh Kudus turun ke dunia untuk melengkapi orang Kristen sehingga mereka mengetahui apa yang menjadi iman kepercayaan mereka, karena Roh mengingatkan kembali pikiran mereka kepada apa yang sudah pernah diucapkan oleh Kristus. Roh akan memuliakan Kristus, Roh akan menolong manusia bertobat, Roh akan menegur diri setiap orang tentang dosa, tentang penghakiman, dan tentang kebenaran. Roh akan memimpin gereja masuk ke dalam kebenaran sepenuhnya selengkapnya. Inilah pekerjaan Roh Kudus yang dinyatakan dalam Injil Yohanes.

Di dalam peperangan rohani, diperlukan kesadaran siapakah musuh, apa siasat Iblis, dan membutuhkan kuasa yang bisa kita andalkan. Tanpa kesadaran ini, Gereja akan bersantai dan tidak menyadari realita yang sedang dihadapinya. Para pendeta hanya sibuk mencari kekayaan bagi dirinya, dan mengejar kenikmatan duniawi, tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi secara rohani. Bukan maksud saya gereja tidak perlu mempedulikan kesejahteraan hamba Tuhan, tetapi hamba Tuhan yang tidak pernah dilatih bertahan dalam berbagai kesulitan yang besar, bertahan dan melakukan kehendak Tuhan lebih dulu daripada menikmati hidup, akan sulit menjadi pemimpin rohani.

Roh Kudus turun justru untuk melengkapi orang Kristen mengetahui bagaimana berdiri tegak dan bagaimana menghadapi segala permusuhan yang datang dari luar dan segala kerusakan di dalam gereja. Saya kira, Gereja abad pertama setelah Kristus naik ke sorga mengalami kesulitan-kesulitan yang tidak pernah dialami oleh siapapun di dalam dunia ini. Mereka berhadapan dengan kekuatan-kekuatan yang begitu besar menjepit orang-orang yang tidak memiliki kekuatan secara duniawi sama sekali. Dan pada saat itu, Kristus menjadi teladan. Ketika Yesus berada dalam dunia, Dia tidak memiliki posisi dalam agama, tidak ada kedudukan dalam militer, tidak didukung kekuatan ekonomi, tidak memiliki kuasa politik, dan tidak ada kedudukan apapun di dalam masyarakat.

Yesus seorang diri, tanpa gelar akademis, tanpa pengalaman kepemimpinan di berbagai organisasi, muncul di usia 30 tahun dan berteriak, “Bertobatlah kamu! Karena kerajaan Allah sudah dekat” (Mat. 4:17). Sepanjang tiga setengah tahun Dia dengan berani mengatakan apa yang harus Dia katakan. Sesudah itu tidak ada kesempatan lagi, karena Dia digantung, dipaku di atas kayu salib. Apa yang bisa dikerjakan oleh seorang pendiri agama yang hanya memiliki waktu kerja tiga setengah tahun lamanya? Buddha Sakhiomonis hidup 80 tahun lebih, Konfusius 72 tahun, Laozi 80 tahun, Abra­ham 175 tahun, Musa 120 tahun, dan Mohammad 62 tahun. Semua pendiri agama paling sedikit mem­pu­nyai aset usia yang cukup panjang untuk pelan-pelan mempelopori doktrinnya. Yesus hanya tiga setengah tahun menuntaskan seluruh panggilan dan tugas yang diberikan Bapa kepada-Nya.

Ketika disalibkan Dia tidak pernah menulis sebuah lagu Kristen, belum mendirikan sebuah gedung gereja, belum membuat partai Kristen, belum membentuk militer Kristen untuk berperang. Tetapi apa yang dikerjakan oleh Kristus tidak mungkin dikerjakan oleh semua kuasa militer, politik, masyarakat, ekonomi, atau apapun, karena enam kekuatan yang diandalkan manusia, yaitu kekuatan militer, politik, agama, ekonomi, masyarakat, dan alam menjadi kuasa yang memusuhi Kristus. Gereja sekarang justru mengandalkan semua kekuatan dunia tersebut. Pendeta cari orang kaya, kalau bisa mendapat sekian milyar untuk membangun gereja itu namanya sukses. Semua gereja Amerika menggunakan cara anggaran dan pencarian dana yang sangat berbeda dari prinsip cara kerja Kristus. Saya memelopori sesuatu yang berbeda dengan semua sistem dunia karena saya ingin kita kembali kepada semangat perjuangan Alkitab.

Kristus tidak mengandalkan kekuatan apapun dari dunia ini. Dia hanya mengandalkan Roh yang berada dalam diri-Nya. Peran dan kehadiran Roh Kudus sedemikian penting, tetapi sekarang diajarkan, digembar-gemborkan, diteriakkan oleh orang yang banyak bicara tentang Roh Kudus tanpa mengerti doktrin Roh Kudus. Kita sedang berada dalam kebahayaan yang luar biasa besar. Karena itu, perlu suatu gerakan untuk memperjuangkan kemurnian iman Kristen untuk menegakkan kembali apa yang seharusnya menjadi arus utama (mainstream).

Pada awal abad ke-20 ajaran-ajaran yang salah ini masih di pinggiran menjadi ajaran aneh yang ditertawakan dan dikasihani oleh gereja-gereja arus utama. Tetapi 89 tahun kemudian, ajaran yang salah ini telah memiliki 238 juta anggota di seluruh dunia. Justru dalam jangka waktu yang sama gereja-gereja Protestan, termasuk Methodist, Anglikan, Presbyterian, Brethren, dan yang lainnya merosot luar biasa. Yang tadi kaum marginal, yang di pinggiran, kini telah mengambil alih arus utama. Sementara itu, yang memiliki ajaran yang Orthodox semakin meninggalkan ajarannya dan bergeser ke pinggiran.

Di abad ke-20, selama seratus tahun Eropa menjadi tempat yang paling banyak mengirim misionaris ke seluruh dunia, tetapi sekarang menjadi tempat yang paling gersang, kosong, dingin, dan kering secara rohani. Mengapa? Karena selama waktu itu tidak ada pemimpin yang berteriak untuk kembali kepada Tuhan. Di Amerika Serikat, akhir abad ke-19 Billy Sunday masih berteriak seperti itu, sebelumnya ada D. L. Moody, dan sesudahnya ada Billy Graham. Siapa yang akan meneruskan setelah Billy Graham tidak ada lagi? Banyak Mega Church di Amerika hanya mengumpulkan sisa-sisa jemaat yang pindah dari berbagai gereja. Besar yang mengumpulkan sisa adalah besar yang tidak berarti; sebaliknya, kecil yang tetap bertumbuh tanpa ada batasan, itulah kecil yang menakutkan.

Gereja yang ajarannya salah, semakin banyak anggota harus semakin malu, karena gereja itu mengumpulkan begitu banyak orang, tetapi mereka tidak mendengar khotbah yang baik. Mereka mendapat begitu banyak anggota dan menghentikan mereka untuk menerima ajaran yang benar. Pemimpin gereja seperti ini dosanya berlipat ganda. Itulah cara berpikir antitesis. Bagi saya, jika ada seorang pendeta hanya mendapatkan 20 juta, padahal dia punya kemampuan senilai 100 juta, maka jangan kita menduga dia hanya memberi 2 juta sebagai perpuluhannya. Kita harus menghitung bahwa dia telah memberikan 80 juta. Inilah cara hitung antitesis.

Orang kaya yang memberikan 10 juta, tetapi seharusnya memberikan 1 miliar, maka sekalipun ia sudah bisa memberikan uang besar, tetapi ia sudah pencuri uang Tuhan 990 juta. Sekalipun Anda miskin, jika Anda betul-betul menjalankan kehendak Tuhan, saya akan sangat menghargai Anda dan menjadikan Anda teladan bagi hidup saya. Paulus mengatakan bahwa tidak ada seseorang yang boleh mengganggunya karena di dalam tubuhnya ada tanda salib Kristus. Lama sekali saya merenungkan arti ayat ini. Tidak ada sesuatu yang bisa merayu aku, tidak ada militer yang bisa menakut-nakuti aku, tidak ada kekayaan yang bisa membuatku tergiur. Aku tidak mau tunduk kepada kekayaan, aku tidak akan dirayu oleh perzinahan dan takluk kepada kekuasaan.

Mensius pernah mengajarkan bahwa gentleman (orang agung) memiliki tiga syarat: 1) Waktu kaya dia tidak akan menurunkan derajat moralnya, akan tetap hidup suci. 2) Waktu miskin dia tidak akan berubah atau goncang sedikitpun fondasi karakter, watak, dan moralnya. 3) Waktu ditakut-takuti oleh militer dengan kuasa sebesar apapun, dia tidak akan berkompromi. Hari ini, begitu banyak orang yang sudah lulus sekolah theologi masih menjadi little man (orang kerdil), karena yang selalu dibicarakan adalah keuntungan, muka sendiri, gengsi diri, dan selalu memikirkan manfaat bagi diri sendiri. Itu sebab saya sangat berharap boleh membangkitkan sekelompok orang yang benar-benar mengutamakan Kristus, merindukan kemuliaan Kristus, mengutamakan Injil, mengutamakan hidup suci, mengutamakan peperangan rohani dengan setan tanpa kompromi. Orang-orang seperti ini yang akan mengubah dunia. Inilah misi dari Gerakan Reformed Injili.

Saat ini begitu sedikit hamba Tuhan dan orang Kristen yang sungguh-sungguh mau memikirkan peperangan rohani yang sejati, mau berperang melawan Iblis, melawan dosa, tanpa kompromi. Begitu banyak orang Kristen dan hamba Tuhan yang bergelar tinggi, tetapi ketika harus berkorban atau mengalami kesulitan sedikit saja sudah marah-marah kepada Tuhan. Itukah utusan Kristus? Kalau ujian dapat nilai A, tetapi ketika diminta memikul salib, langsung lari. Yesus berkata, “Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala” (Mat. 10:16). Peperangan seperti ini sangatlah berat dan tidak mudah. Serigala adalah binatang yang sangat kejam terhadap domba. Domba itu akan dicabik-cabik sebelum sempat berteriak, lalu dihabisi perlahan-lahan. Tuhan Yesus tidak pernah menyediakan segala kenikmatan dan fasilitas bagi Petrus untuk pergi memberitakan Injil. Inilah cara kepemimpinan yang saat ini dibuang oleh semua perusahaan dunia. Maka sulit tampil pemimpin-pemimpin yang berkarakter kuat. Demikian pula di dalam Kekristenan.

Di dalam film “Yesus” yang diberitakan oleh Campus Crusade for Christ ada satu kalimat yang sangat menggerakkan saya, yaitu, “Christianity starts with a very humble beginning.” Kristus dilahirkan di palungan. Ia telah berjuang dan bekerja dengan begitu berat, hingga naik ke kayu salib. Orang seperti inilah yang mempunyai kekuatan dan bersyarat penuh untuk boleh memberikan perintah agar engkau pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil.

Saya berani mengutus orang, saya berani meminta orang bekerja berat, sebab saya telah menjalankan itu di sepanjang hidup saya ini. Saya telah memeras hidup saya sedemikian rupa, dan betul-betul menjepit setiap menit hidup saya. Paulus berkata kepada jemaat, “Teladanilah aku seperti aku meneladani Kristus” (1 Kor. 11:1). Kini Stephen Tong berkata, “Bekerjalah dan berjuanglah sekuat mungkin demi peperangan rohani, jangan santai!” Orang yang terus duduk di sofa yang empuk dan nyaman akan mudah jatuh tertidur. Gereja bertumbuh justru ketika mengalami salib dan sengsara Kristus. Kesulitan-kesulitan besar memberikan kemungkinan untuk gereja bertumbuh. Peperangan rohani di dalam iman kepercayaan sangat dibutuhkan oleh gereja-gereja masa kini. Kiranya Tuhan berkenan memakai kita untuk turut berperang di dalam misi Kerajaan-Nya. Amin.

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : http://www.buletinpillar.org/transkrip/the-battle-of-the-ages-bagian-3

Jumat, 23 September 2011

The Battle of the Ages (Part-2)

Kini begitu banyak lulusan sekolah theology, penginjil, bahkan kaum awam yang ingin cepat berkhotbah di mimbar, ingin cepat terkenal, dengan pengertian yang sangat dangkal. Orang-orang seperti ini sangat ingin menonjolkan diri. Kita melihat bagaimana Yudas tergeser dan terbuang. Tuhan Yesus tidak pernah membuang atau menghentikan rekan kerja-Nya, tetapi mereka akan pergi dan membuang diri mereka sendiri. Teguran terakhir Yesus adalah, “Dengan ciuman engkau menjual Aku?” Kalimat ini akan menghantui Yudas selama-lamanya, karena ia telah menjual Yesus di dalam dan mencium Yesus di luar. Inilah teguran untuk pengkhianat yang diingat selama-lamanya. Ketika kita bermain-main dengan iman dan mempermainkan kerohanian, kita tidak menyadari bahwa kita sedang berada dalam peperangan serius. Martin Luther mengajarkan kepada orang Kristen tentang Theologi Salib. Ia mengajarkan dua aspek: 1) The Glorious Christ (Kristus yang Mulia), dan 2) The Suffering Christ (Kristus yang Sengsara). Alkitab menyatakan jika kita tidak melihat Kristus yang tersalib, kita tidak akan melihat Kristus yang mulia. Keduanya tak terpisahkan. Saat ini banyak gereja mau jalan pintas, ingin kemuliaan tanpa salib. Kita perlu mengalami rekonstruksi pikiran kita, untuk dikembalikan kepada Firman Tuhan, kembali kepada apa yang Kristus telah katakan, yang dicerahkan dan diingatkan oleh Roh Kudus.

Firman yang kekal adalah dasar peperangan. Firman itu telah selesai ditulis, tetapi pengertian Firman tetap membutuhkan pergumulan riil, yang menjadi kesulitan bagi orang-orang yang membaca kitab suci. Banyak orang belajar theologi hanya untuk mendapatkan nilai dan gelar, tetapi tanpa mempunyai iman yang baik. Mereka hanya mempunyai catatan sejarah bahwa mereka pernah belajar, pernah baca buku, pernah ikut ujian, dan pernah lulus. Orang yang lulus ujian di atas kertas tidak tentu lulus ujian dalam peperangan rohani. Kita perlu menyadari bahwa sebagian dari orang-orang yang masuk dalam neraka adalah orang-orang yang pernah belajar theologia sampai tingkat yang tinggi. Hegel, Darwin, Kierkegaard, dan Karl Marx adalah filsuf-filsuf besar yang pernah belajar theologia. Dari mereka semua, hanya Kierkegaard yang masih punya perasaan takut kepada Tuhan, sedangkan yang lain melecehkan kekristenan.

Iman penuh pergumulan. Pergumulan itu memungkinkan kita mengetahui bagaimana berperang selanjutnya dan bagaimana hasilnya. Agama Kristen adalah agama yang percaya kepada “dunia di atas,” tetapi terjun dalam peperangan “dunia di bawah.” Kita mendapatkan wahyu dari Tuhan dan wahyu itu diberikan kepada kita dengan menurunkan fakta sejarah. Fakta kelahiran Kristus, kemenangan Kristus, kematian Kristus, kebangkitan Kristus, kenaikan Kristus, dan turunnya Kristus kembali pada waktu hari kiamat ini merupakan fakta sejarah yang merangkai iman Kristen. Di sinilah gereja yang sejati harus membangun diri. Gereja sejati, pertama-tama, harus kembali kepada iman para Rasul. Gereja yang sejati adalah gereja yang setia kepada pengajaran para Rasul. Sekitar tahun 1991-1995 merebak ajaran Kharismatik. Di dalam gereja ini sebenarnya banyak orang yang cinta Tuhan, tetapi mereka mengacaukan antara “apostolic faith” dengan “apostolic ministries.” Apostolic faith (Iman Rasuli) adalah credo, ajaran yang dipegang oleh para Rasul. Ini yang harus terus dipertahankan. Gereja harus kembali kepada ajaran Rasuli. Apostolic ministries (Pelayanan Rasul) adalah fenomena-fenomena yang dilakukan oleh para Rasul. Orang Kharismatik menganggap bahwa apostolic faith adalah mujizat, karunia lidah, kesembuhan, dan lain-lain. Itu adalah apostolic ministries. Akibatnya, mereka justru menyepelekan dan mengabaikan doktrin, mengabaikan apostolic faith yang sesungguhnya.

Di dalam menyikapi apostolic ministries, kita perlu teliti melihat bahwa tidak semua Rasul melakukan semua yang digolongkan dalam apostolic ministries. Tidak semua Rasul melakukan mujizat, tidak semua Rasul menyembuhkan, tidak semua Rasul digigit ular dan tidak mati, dan tidak semua Rasul berbahasa lidah. Tanda-tanda yang disebut dalam Markus 16:17-18 seringkali dianggap sebagai tanda orang yang diselamatkan. Kita perlu mengetahui bahwa bagian ayat ini tidak mutlak ada, karena tidak ada pada manuskrip-manuskrip Alkitab yang paling tua. Di sini inti penyelewengan itu, yaitu fenomena pelayanan dianggap sebagai iman kepercayaan. Yesus pernah mengatakan, “Jangan beranggapan bahwa semua orang yang mengusir setan, melakukan mujizat, bernubuat dalam nama Yesus, akan masuk sorga. Sesungguhnya dia yang melakukan kehendak Bapa yang masuk kerajaan sorga.” Tuhan Yesus berkata, “Aku tidak pernah mengenal kamu. Enyahlah engkau sekalian pembuat kejahatan.”[1] Jadi yang menjadi titik pusat bukan gejala pelayanan, melainkan iman kepercayaan sesuai dengan apa yang dikatakan Kristus dan dikonfirmasikan oleh Roh Kudus, yang adalah Roh Kebenaran.

1. Tantangan Politik

Para murid mulai bergumul berhadapan dengan tantangan pertama yang datang dari politik dan kerajaan Romawi. Ketika Oktavianus menjadi kaisar, Romawi berubah dari republik menjadi kekaisaran, dan itu disertai dengan semangat ekspansi yang begitu kuat. Semangat ekspansi ini karena ketakutan adanya ancaman. Kekristenan bukan berperang karena semangat ketakutan, sifat paranoid, atau ambisi-ambisi manusia. Kekristenan berperang karena memang antara Kristus dan setan terjadi peperangan laten, di mana kita berada di dalamnya. Kekaisaran Romawi memberikan toleransi kepada orang Yahudi untuk tidak melihat kaisar sebagai Tuhan, tetapi boleh menyembah Yehowah. Namun, kini ada satu lagi yang mengaku sebagai Tuhan, yaitu Yesus. Maka, pengikut Tuhan yang baru ini perlu dianiaya. Di sinilah mulai terjadi serangan dan penganiayaan terhadap orang Kristen. Tuhan Yesus baru saja bangkit dan Roh Kudus baru saja turun. Gereja baru saja tumbuh dan berkembang. Dan saat itu penganiayaan telah datang untuk berusaha menumpas kekristenan. Ribuan orang, karena iman kepada Kristus, dibunuh. Inilah peperangan yang mulai meletus. Sampai empat abad penganiayaan para kaisar Romawi terhadap orang Kristen membinasakan ratusan ribu orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Itu sebabnya, Paulus mengatakan di dalam konteks penganiayaan seperti ini, bahwa orang yang percaya Yesus adalah Tuhan, pasti diselamatkan (Rom. 10:10). Tantangan pertama muncul justru dari politik Kerajaan Romawi. Tantangan serius terhadap kekristenan muncul dari kekuatan politik yang tidak menghendaki orang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Tantangan politik ini terus terjadi di sepanjang sejarah hingga kini dan menjadi tekanan bagi iman Kristen dan penganiayaan bagi orang yang percaya Yesus adalah Tuhan.

2. Tantangan Filsafat

Tantangan kedua muncul dari filsafat Gerika. Filsafat Gerika mencampur berbagai pikiran yang sangat dalam dengan istilah yang bermutu sangat tinggi, membuat orang menyangka pikiran ini bertingkat akademis tinggi. Ada asumsi bahwa yang berakademis tinggi adalah orang pandai, dan kalau pandai pasti tidak salah. Filsafat Gerika menakut-nakuti orang dengan keindahan sastra dan pikiran yang begitu tinggi, sehingga membius mereka dan membuat mereka tidak mengetahui kelemahan yang ada dalam filsafat tersebut. Sebelum Sokrates, filsafat Gerika tidak mempunyai arah yang jelas, namun kemudian Sokrates mementingkan antropologi, dan bukan theologi. Akibatnya, filsafat Gerika mengembangkan studi antropologi yang mendalam. Sokrates menekankan “kenallah dirimu” (gnoti seauton). Sebelum mengenal yang lain, kenallah diri kita sendiri terlebih dahulu, karena dari situ kita baru bisa mengenal segala sesuatu. Alkitab mengatakan bahwa kita harus “mengenal Allah” terlebih dahulu. Pengenalan akan Allah adalah awal dari bijaksana. Sokrates hanya mengenal “pengenalan diri sebagai awal pengetahuan.” Sokrates menolak semua mitos-mitos dan cenderung percaya adanya Allah yang esa. Tetapi konsepnya tidak jelas dan terpengaruh oleh konsep reinkarnasi. Filsafat metafisika yang percaya adanya satu Allah inilah yang membuat Sokrates dihukum mati. Orang menuduh Sokrates atheis karena telah meninggalkan dewa-dewa Yunani.

Lalu apa beda filsafat dan theologi? Keduanya berbicara tentang Allah; keduanya berbicara tentang arti hidup; keduanya berbicara tentang etika; keduanya berbicara tentang politik dan hukum. Saya merangkum dengan satu kalimat: “Filsafat selalu mempertanyakan setiap jawaban, sedangkan theologi menjawab setiap pertanyaan.” (Theology keeps answering the questions and philosophy keeps questioning the answers). Alkitab telah memberikan jawaban-jawaban yang tuntas bagi pertanyaan-pertanyaan yang paling penting dalam kehidupan manusia. Hanya seringkali banyak orang Kristen tidak melihat dan tidak menjelajah ke dalam pertanyaan filsafat dan melihat jawabannya di dalam Alkitab. Beberapa waktu yang lalu saya mengadakan seminar “Kritik terhadap Da Vinci Code.” Seminar gratis ini dilakukan karena manusia membutuhkan jawaban. Orang di dunia butuh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang paling krusial tentang hidup. Kekristenan tidak butuh dikasihani. Sebaliknya, kekristenan sangat kasihan kepada manusia yang sedang binasa, yang membutuhkan jawaban bagi hidupnya.

Ada seorang murid saya di Bandung yang meminta saya menjenguk dan menginjili seorang pemilik bank yang sakit keras. Saya pergi ke rumah sakit dan mendoakannya. Saya menjelaskan kepadanya bahwa Tuhan Yesus mencintai dia. Sesudah saya mendoakannya, ia mengatakan bahwa nanti kalau sembuh dia harus membantu gereja yang mana, karena begitu banyak pendeta yang mendoakannya. Saya menjawab, “Tuhan tidak membutuhkan pertolonganmu. Memang engkau pemilik bank yang kaya, tetapi maafkan, tolonglah dirimu sendiri. Karena yang perlu ditolong adalah jiwamu, yang kalau mati akan masuk neraka. Kristus datang mati bagimu. Engkau tidak perlu memberi persembahan, karena dari kalimatmu saya tahu bahwa engkau belum Kristen dan engkau belum mengerti apa itu persembahan. Khususnya gereja saya tidak akan memberikan alamat, karena engkau tidak berhak menolong kami. Engkaulah yang paling kasihan, yang memerlukan pertolongan Kristus. Itu sebabnya saya datang berdoa bagimu.” Dia sangat terkejut, dan saya juga sedikit terkejut melihat dia terkejut. Sekarang berapa banyak orang selalu beranggapan bahwa Tuhan butuh diberi makan oleh kekayaannya, agar Tuhan tidak kelaparan.

Jika kita berkesempatan mendengarkan khotbah, itu adalah anugerah. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Kita harus bersyukur kepada Tuhan, karena dari sini kita mengerti apa arti peperangan rohani. Orang Kristen diserang oleh berbagai filsafat dan terjepit di tengah berbagai ajaran sesat. Mereka dirayu oleh dunia, diajar dengan berbagai tafsiran yang sembarangan dan serong. Jangan ikut sembarang gereja, yang akhirnya menyesatkan dan membinasakan engkau. Ikut sembarang gereja sama seperti menikahi sembarang wanita. Kita harus kembali kepada Tuhan yang sejati, kepada kebenaran Firman yang sejati dengan tafsiran dan ajaran yang betul-betul setia. Kita tidak boleh menyamakan Tuhan dan hantu. Celaka jika kita tidak bisa membedakan mana Tuhan, mana hantu. Peperangan ini tidak main-main.

Maka, kalau saya simpulkan, di tengah penganiayaan politik, tipuan dari berbagai filsafat dunia yang menyesatkan, dan tekanan dari berbagai bidat-bidat dengan ajaran-ajaran yang membawa kepada kebinasaan, kita perlu lebih peka. Gereja harus peka, harus bangun, dan harus bersiap untuk berperang. Peperangan orang Kristen awal berlangsung sengit di abad kedua dan ketiga. Sampai pada abad keempat Tuhan membangkitkan Agustinus yang menetapkan banyak dasar pengajaran penting gereja, sehingga gereja menjadi kokoh. Namun, peperangan ini belum berhenti di situ. Peperangan ini terus terjadi di sepanjang zaman. Berbagai bentuk baru muncul, namun esensi yang ada tetap sama. Maka kini kita terpanggil masuk ke dalam peperangan rohani, di mana kebenaran Tuhan perlu kembali ditegakkan, pengajaran Firman perlu dikumandangkan, credo yang benar dinyatakan di tengah dunia, dan cinta kasih Tuhan diberitakan. Soli Deo Gloria.


Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : http://www.buletinpillar.org/transkrip/the-battle-of-the-ages-bagian-2


Cerita Dari Seorang Ayah

Pada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk sekolah anak-anak cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah disana menghantarkan satu pidato yang tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang menghadiri acara itu.

Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut mengangkat satu topik:

'Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab eksternal, segala proses yang terjadi dalam alam ini berjalan secara sempurna/ alami. Namun tidak demikian halnya dengan anakku, Shay. Dia tidak dapat mempelajari hal-hal sebagaimana layaknya anak-anak yang lain. Nah, bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam diri anakku? '

Para peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu.

Ayah tersebut melanjutkan: "Saya percaya bahwa, untuk seorang anak seperti Shay, yang mana dia mengalami gangguan mental dan fisik sedari lahir, satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini berasal dari bagaimana orang-orang sekitarnya memperlakukan dia"

Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut:

Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman ketika beberapa orang anak sedang bermain baseball. Shay bertanya padaku,"Apakah kau pikir mereka akan membiarkanku ikut bermain?" Aku tahu bahwa kebanyakan anak-anak itu tidak akan membiarkan orang-orang seperti Shay ikut dalam tim mereka, namun aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat kesempatan untuk bermain dalam
tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan dibutuhkan dan kepercayaan untuk diterima oleh orang-orang lain, diluar kondisi fisiknya yang cacat.

Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay dapat ikut dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak. Anak itu melihat sekelilingnya dan berkata, "kami telah kalah 6 putaran dan sekaran sudah babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim kami dan kami akan
mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak kesembilan nanti'

Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan mengenakan seragam tim dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di mataku dan kehangatan dalam hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang ayah yang gembira karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.

Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa skor, namun masih ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan sarungnya dan bermain di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang mengarah padanya, dia sangat antusias hanya karena turut serta dalam permainan tersebut dan berada dalam lapangan itu. Seringai lebar terpampang di wajahnya ketika aku melambai padanya dari kerumunan. Pada akhir putaran kesembilan, tim Shay mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka out, kemungkinan untuk mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang terjadwal untuk menjadi pemukul berikutnya.

Pada kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan mengabaikan kesempatan untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci kemenangan mereka?
Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan itu pada Shay.

Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah mustahil karena Shay bahkan tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan benar, apalagi berhubungan dengan bola itu.

Yang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju kedalam arena, sang pitcher, sadar bagaimana tim Shay telah mengesampingkan kemungkinan menang mereka untuk satu momen penting dalam hidup Shay, mengambil beberapa langkah maju ke depan dan melempar bola itu perlahan sehingga Shay paling tidak bisa mengadakan kontak dengan bola itu. Lemparan pertama meleset; Shay mengayun tongkatnya dengan ceroboh dan luput. Pitcher tsb kembali mengambil beberapa langkah kedepan, dan melempar bola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu datang, Shay mengayun kearah bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan perlahan kembali kearah pitcher.
Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tsb bisa saja dengan mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan permainan akan berakhir.

Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati baseman pertama, jauh dari jangkauan semua anggota tim. Penonton bersorak dan kedua tim mulai berteriak, "Shay, lari ke base satu! Lari ke base satu!". Tidak pernah dalam hidup Shay sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi dia berhasil melaju ke base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan matanya.

Semua orang berteriak, "Lari ke base dua, lari ke base dua!"

Sambil menahan napasnya, Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia terlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam perjuangannya menuju base dua.
Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain sayap kanan memegang bola itu di tangannya. Pemain itu merupakan anak terkecil dalam timnya, dan dia saat itu mempunyai kesempatan menjadi pahlawan kemenangan tim untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola itu ke penjaga base dua. Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang pitcher, sehingga
diapun dengan tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke atas jauh melewati jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari menuju base ketiga.

Semua yang hadir berteriak, "Shay, Shay, Shay, teruskan perjuanganmu Shay"

Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan berlari ke arahnya dan memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti ditempuh. Pada saat Shay menyelesaikan base ketiga, para pemain dari kedua tim dan para penonton yang berdiri mulai berteriak, "Shay, larilah ke home, lari ke home!".
Shay berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan dielu-elukan bak seorang hero yang memenangkan grand slam. Dia telah memenangkan game untuk timnya.

Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang berlinangan di wajahnya, para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta yang tulus dan nilai kemanusiaan kedalam dunia.

Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan meninggal musim dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah melupakan momen dimana dia telah menjadi seorang hero, bagaimana dia telah membuat ayahnya bahagia, dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan air mata bahagia akan sang pahlawan kecilnya.

Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan dinilai dari cara mereka memperlakukan seorang yang paling tidak beruntung diantara mereka.

Sumber : http://en.netlog.com/dolypakpahan/blog/blogid=4885097