Kamis, 25 Oktober 2012

Dibalik Sebuah Kemenangan



Kisah hidup Regina ternyata begitu berat dan mengharukan, Benar-benar sebuah perjuangan hidup sejak dia kecil. Sewaktu kecil dia pernah mengalami kecelakaan. Regina, ibu dan adiknya selamat, sedangkan ayahnya meninggal dunia. Regina mengalami patah kaki sampai harus operasi 2 kali. Ibunya menikah lagi, tapi kemudian ayah tirinya juga meninggal dunia.

Karena tertipu investasi, ibunya harus menggadaikan rumah, sampai akhirnya rumahnya di jual dan beli rumah kecil yang sekarang dia tempati bersama ibu dan 2 orang adiknya. Rumah kecil itu  direnovasi juga dengan bantuan warga, ada yang bantu pagar, atap, dan sebagainya. Demi mencukupi kebutuhan hidup, Regina sejak kelas 1 SMU menyanyi di Cafe. Kehidupan se-hari-hari juga mengandalkan bantuan dari saudara-saudara ibunya dan setiap bulan mereka mendapat paket sembako dari gereja.

Seperti kita ketahui, Regina gagal mengikuti Indonesian Idol sampai 6 kali !! Bayangkan …GAGAL 6 kali!!. Tapi, dia tidak putus asa, berjuang terus sampai ke-7 kali nya dia berhasil !! Apa yang terjadi kalau waktu itu Regina “Menyerah” pada saat dia gagal pada seleksi Indonesian Idol yang ke 2 atau ke 3 atau bahkan dia berhenti dan menyerah saat yang ke 6 juga masih gagal!! Pasti Regina tidak akan pernah mengalami berkat seperti saat ini “sebagai pemenang Indonesian Idol 2012″.

“The winner sees an answer for every problem. The looser sees the problem in every answer”. “Seorang pemenang selalu melihat sebuah jawaban di setiap masalah, Sedang seorang pecundang melihat sebuah masalah di setiap jawaban.”

Tuhan menguji kesabaran Regina selama 6 tahun, menempa mentalnya, menghendaki Regina belajar lebih lagi, dan kita lihat para juri mengakui bahwa kemampuan Regina di atas lainnya bahkan dapat dipakai sebagai “standar” kualitas bagi Indonesian Idol berikutnya. Tuhan membuat indah pada waktu-NYA.

Keberhasilan Regina di Indonesian Idol adalah jawaban Tuhan atas kesabaran dan perjuangannya, terlebih atas doa-doanya. Regina menjadi Indonesian Idol 2012 yg nantinya akan di ikut-sertakan dalam ajang Asia Idol.

Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhan lah yangg menentukan arah langkahnya. kiranya kisah Regina memberi contoh bukan cuman didunia musik saja tapi kegigihannya memberi sebuah inspirasi bagi kita semua sebagai manusia ciptaan-Nya yang harus terus berjuang untuk memenangkan kehidupan ini dan bertahan sampai seluruh rancangan Tuhan digenapi atas hidup kita.

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/08/dibalik-sebuah-kemenangan/

Kehidupan Anak- Anak Terang

Dalam Efesus 5:8-14, sekali lagi Tuhan menegaskan dan mengingatkan kita akan perbedaan yang terjadi atas diri kita yang berada di dalam Tuhan: dulu kamu adalah gelap dan sekarang kamu adalah terang. Paulus tidak mengatakan: dulu kamu berada di dalam gelap, sekarang kamu berada di dalam terang. Memang status kita sudah diubahkan dari seorang berdosa, sekarang menjadi seorang yang suci di hadirat Tuhan, tetapi dia langsung menyambung dengan kalimat, dulu kamu adalah gelap dan sekarang kamu adalah terang. Kamu adalah terang lebih penting daripada kamu berada di dalam terang, maka Alkitab mengatakan: Yesus adalah terang itu. Di dalam bahasa Yunaninya digunakan bentuk singular – karena Yesus adalah satu-satunya terang. Sebelum Yesus datang ke dunia, filsuf-filsuf berpikir bagaimana hidup di dalam terang dan apa artinya terang. Namun yang mereka pikirkan hanyalah bayang-bayang yang berada dalam imajinasi manusia, sampai ketika Tuhan Yesus datang ke dunia, hidup secara konkrit, memperkenalkan Tuhan Allah kepada manusia.

Dalam Daniel 2 tertulis, Allah hidup di dalam terang. Dia adalah terang yang sejati, Dia memancarkan terang dan Dia sendiri berada di dalam terang yang Dia pancarkan itu. Dia adalah sumber terang dan pengharapan bagi seluruh dunia, sumber terang bagi hidup manusia yang mirip dengan Tuhan, Penciptanya. Semua sifat ilahi berada di dalam terang. Di dalam terang itu juga kita melihat substansi hidup yang berbeda dengan kegelapan. Paulus berkata, dulu kamu adalah gelap dan sekarang kamu adalah terang. Soroasterisme yang kemudian berkembang menjadi Manichaenism mengajarkan, terang dan gelap bertarung tidak henti-hentinya di dalam sejarah, dan karenanya terang dan gelap sama-sama kekal. Mereka percaya pada dua dewa, yaitu dewa terang (Ahura Mazda), yang menguasai segala kebaikan dan dewa gelap (Anggra Mainyu), yang menguasai segala kejahatan. Kedua dewa itulah yang menguasai nasib dan hidup manusia. Orang Kristen tidak percaya adanya persamaan substansi dari kedua kekuatan itu, tidak percaya bahwa setan dan Tuhan mempunyai kekuatan yang sama. Karena kita percaya bahwa Allah adalah Allah yang dari kekal sampai kekal, Dia mengizinkan kebebasan menjadi dasar moral dari oknum-oknum yang dicipta, sehingga mereka boleh berbuat menurut kemauannya. Pada waktu kemauan diwujudkan dalam pemberontakan terhadap Allah yang sejati dan Esa, saat itulah kejahatan diizinkan terjadi. Itu berarti kejahatan tidak mempunyai substansi yang sama dengan Allah, dan eksistensinya juga bukan dari kekal sampai kekal. Inilah perbedaan terbesar antara Kristen dengan agama-agama yang menganut dualisme.

Pada waktu Agustinus berumur 20 tahun, dia mendengarkan khotbah yang disampaikan oleh pendeta dari agama Manichaenism tentang adanya pertarungan antara kebaikan dan kejahatan di dalam hati manusia. Itulah yang menyebabkan manusia berada di medan peperangan dan diperebutkan oleh dua dewa itu. Anak orang Kristen yang doktrinnya tidak kuat itu langsung tertarik dan menyetujuinya, bahkan memilih Manichaenism sebagai agamanya. Selama hampir 10 tahun Agustinus terjerumus di dalam agama yang tidak beres itu. Tetapi puji Tuhan yang menyelamatkan dia keluar dari ajaran yang tidak beres itu dan akhirnya menjadi seorang pejuang apologetika yang terbesar di sepanjang sejarah untuk melawan semua doktrin yang tidak benar. Tuhan dan kegelapan itu tidak sama. Di dalam kekekalan, semua kejahatan akan diadili oleh Tuhan yang baik, dan yang terang tinggal kekal sampai selama-lamanya.

Dengan pengertian yang konsisten seperti inilah iman kita tidak digoncangkan oleh keadaan, melainkan tetap bersandar kepada Tuhan. Untuk itu, Agustinus memberikan satu kesimpulan: kejahatan bukan sesuatu yang bersubstansi kekal, melainkan sesuatu yang kehilangan kebajikan. Bagian yang hilang itu menjadi bagian yang negatif. Pemikiran ini perlu dimengerti secara filosofis. Di sini terdapat selembar kertas yang utuh, yang mempunyai empat sudut: sudut kanan atas, sudut kiri atas, sudut kanan bawah, dan sudut kiri bawah. Keempat sudut inilah batasan dari kertas ini. Kertas ini merupakan kesempurnaan yang terbatas. Tetapi saat saya tidak memperhatikannya, seseorang merobek sebagian dari sudutnya. Sewaktu saya kembali, saya menemukan kertas itu sudah menjadi lima sudut. Itu berarti ada bagian yang terhilang. Kalau saya tanyakan, “Apakah ini?” Saudara akan menjawab, “kertas.” “Apakah sempurna?” “Ya.” Tetapi menurut saya kertas itu sudah tidak sempurna lagi. Mengapa? Karena saya melihat terlebih dahulu, maka saya tahu ada bagian dari kertas ini yang sudah hilang. Yang dimaksud dengan hilang adalah dulu kertas itu sempurna, tapi sekarang sudah tidak sempurna lagi. Sungguhkah ada bagian yang hilang? Ada. Yang mana? Bagian yang hilang adalah bagian yang tidak berada di sana lagi. Maka apa yang disebut dosa, jahat, gelap memang ada. Ada di mana? Di tempat di mana terang tidak bisa mencapainya, di bagian yang kurang, yang tidak ada lagi.

Paulus berkata: dulu kamu adalah gelap, sekarang kamu adalah terang. Jadi bukan Saudara berada di dalam terang-Nya saja, melainkan Saudara adalah terang – you are the light of the world. Allah memakai istilah-istilah dengan sangat teliti. Dia tidak mengatakan, Saudara adalah lampu dunia. Apa bedanya Saudara adalah lampu dunia dengan Saudara adalah terang dunia? Lampu terbagi dalam kelas yang berbeda-beda. Ada lampu yang harganya mencapai 50 juta, 100 juta, bahkan ada yang satu milyar rupiah per buah. Juga ada lampu tempel yang murah harganya. Alkitab mengatakan Saudara adalah terang dunia, tak peduli terang itu adalah terangnya lilin, terangnya lampu tempel, atau terangnya lampu Vienna, Venezia, pokoknya terang, karena di dalam terang tidak ada perbedaan kelas.

Tahukah Saudara, waktu Allah menciptakan segala sesuatu, Dia memulainya dengan menciptakan terang – let there be light? Kata Paulus, kamu bukan gelap lagi, kamu adalah terang. Paulus mengingatkan orang Kristen di Efesus agar mereka menyadari siapakah dirinya, our substance, our essence, our position – status kita, posisi kita, substansi kita adalah terang. Kalau kita mengerti kebenaran ini dengan tuntas, dengan sendirinya kita akan hidup sesuai dengan status kita sebagai terang. Jika ada hal yang takut diketahui oleh orang, berarti ada ketidakberesan. Itu adalah hal yang gelap. Gelap tidak pernah mempunyai mempunyai tempat di dalam Tuhan, karena Tuhan itu terang adanya. Tuhan mengutus terang untuk mengusir kegelapan dan menyinari mereka yang hidup di tengah kegelapan, yang berada di bawah bayang-bayang maut. Tuhan mengutus, memerintahkan orang keluar dari bayang-bayang maut untuk masuk ke dalam terang.

Waktu Joseph Haydn, diminta seseorang untuk menulis musik tentang Tuhan mencipta, the Creation; orang itu berpesan, gubahan musik yang ditulis harus berbeda dari musik George Fredric Handel. Kalimat: Allah berfirman, “jadilah terang, maka terang itu ada”; janganlah diulang, hanya satu kali saja. Haydn berpikir mati-matian, bagaimana caranya agar musik gubahannya tidak sama dengan gubahan Handel yang kaya dengan variasi, conterpunk dan model barok. Setelah dia selesai menulis, dia melatih orkestra dan oratorio. Pada waktu pementasannya, dia khusus datang untuk mendengarkan bagian itu.

Seorang muridnya yang kurang menghormati dia – Ludwig van Beethoven menyaksikan pementasan itu dengan pertanyaan: apakah yang masih ada pada guru saya yang tua ini, yang masih bisa saya pelajari? Waktu Haydn mendengar kalimat, “And God said, “Let there be light!” muncul, “And there was light.” seakan-akan pada saat itu terjadilah suatu perubahan besar dari kegelapan, kekosongan menjadi terang. Air matanya jatuh bercucuran. Serta merta dia berdiri dan berteriak, “Itu bukan dari saya! Itu bukan dari saya, melainkan dari Tuhan.” Lalu Haydn jatuh pingsan. Yang kemudian menolongnya adalah Beethoven yang akhirnya mengakui bahwa gurunya ternyata masih hebat. Yang ingin saya sampaikan di sini adalah Haydn mengerti kalimat: dari gelap terbitlah gelap. Apakah perbedaan terang dengan gelap? Kita adalah orang yang menamakan diri Kristen, jangan menyandang nama itu hanya karena kita dilahirkan di dalam keluarga Kristen atau karena kita pernah mendengar khotbah yang disampaikan oleh pendeta yang terkenal, melainkan karena kita pernah dibawa keluar oleh Tuhan dari status gelap kepada status terang. Kita pernah jahat dan egois, tetapi Tuhan mengubah kita menjadi orang yang menyangkal diri, memikul salib, mengenal Kristus dan hidup sebagai wakil Tuhan.

Kalau Saudara adalah terang, apa jadinya? Bacalah ayat 8: hiduplah sebagai anak-anak terang, sehingga orang lain menyaksikan perbedaannya: orang ini selalu bercahaya, jujur, benar, transparan. Mengapa rakyat menginginkan transparansi? Karena tuntutan manusia: terang lebih baik daripada gelap, transparan lebih baik daripada gelap-gelapan. Bacalah ayat 9: karena terang hanya membuahkan kebajikan, keadilan, dan kebenaran. Terjemahan bahasa Indonesia ini mungkin memberikan pengertian yang salah. Sepertinya terang hanya membuahkan tiga macam buah, padahal maksudnya adalah terang hanya mungkin membuahkan hal yang baik, tidak mungkin membuahkan yang jahat. Maka yang dimaksudkan dengan: hanya membuahkan … adalah jaminan kualitas: kebaikan – goodness, keadilan – righteousness dan kebenaran - truth.

Kebaikan, keadilan dan kebenaran akan keluar dari anak-anak terang. Jika kejujuran terdapat pada diri orang yang beragama lain, bukan karena mereka mengikuti teladan yang berasal dari hati mereka yang sudah mempunyai sumber hidup yang benar, melainkan karena mereka sudah mempelajari kebenaranyang seharusnya ada pada diri orang Kristen dari segi etika. Jujur, adil merupakan sesuatu yang penting. Apakah yang dipakai oleh orang Yunani untuk melukiskan dewa keadilan? Yaitu seorang dewa yang membawa timbangan yang sama beratnya, tidak memihak salah satu sisi. Tetapi dewa itu menutup matanya dengan kain, sehingga dia sendiri tidak melihat timbangan itu. Artinya dia tidak memihak siapa-siapa, semua orang boleh menilai apakah keputusan yang dia ambil itu adil.

Keadilan, kebenaran, kebajikan disebut sebagai buah terang. Adakah kita adil, jujur, baik di dalam kelakuan kita? Adakah motivasi yang tidak baik di dalam hati kita? Jika ada, kiranya Tuhan mengampuni kita. Gereja adalah milik Tuhan, contributed by all belongs to none. Everybody, every nation can come and kneel down and worship before God, but no one suppose to monopolize the church.

Jika kita menggunakan dua lampu sorot yang masing-masing menghasilkan cahaya besar, adakah batasan di antara kedua cahaya ini? Tidak ada, karena terang bisa membaur dengan begitu harmonis, hingga tidak dapat dipisah-pisahkan lagi. Karena Saudara adalah anak terang, maka hiduplah di dalam terang, hasilkan buah-buah terang, karena Tuhanmu adalah terang dan Saudara telah dijadikan terang. Saya kira tidak ada bagian lain dari seluruh tulisan Paulus yang membahas terang lebih jelas daripada bagian ini.

Kalimat dalam ayat 10 terdapat juga di Roma 12:2. Terjemahan lain, “Bolehlah saudara selidiki dan uji, sehingga mengerti apakah kehendak Allah yang baik, apa yang berkenan kepada Allah, apa yang kudus dan apa yang diperkenan Allah.” Artinya lakukanlah hal-hal yang berkenan kepada Tuhan, jangan segan-segan menolak hal yang tidak berkenan kepada-Nya. Kita harus mengerjakan segala sesuatu yang sesuai dengan tuntutan Tuhan, to think after God’s thinking, to act after God’s action, to feel after God’s feeling, to know after God’s knowledge, to work in accordancde with the World revealed by God.

Ayat 11: Jika ada orang mengajakmu untuk bersekongkol, berpartisipasi di dalam pikiran dan rencana yang gelap, Saudara harus menolak, bahkan harus berani menelanjangi. Menelanjangi kejahatan adalah satu satu tugas dan fungsi daripada terang Alkitab mengatakan: kamu adalah terang. Terang mempunyai satu fungsi yang luar biasa, mengusir kegelapan sekaligus menyatakan cacat cela yang ada. Waktu saya mengetahui terang (cahaya) mempunyai kecepatan tiga ratus ribu kilometer per detik, saya membayangkan, kalau saya berada di dalam satu ruang yang seratus persen tertutup, lalu saya menyalakan lampu, maka kegelapanpun hilang, artinya terang mengusir kegelapan. Tetapi ke mana larinya? Saya tidak bisa mengerti kecuali dengan satu kalimat di Alkitab, gelap ditelan oleh terang, mati ditelan oleh hidup. Maka kalau dikatakan Saudara adalah terang, artinya Saudara harus bisa menelan, menghapus, mengusir kegelapan. Kalau tidak diusir, ya dinyatakan saja. Di tempat yang gelap, semua yang berwarna hitam tetap hitam, yang berwarna putih juga hitam. Tetapi di tempat terang nyatalah dengan jelas, yang putih adalah putih, yang hitam adalah hitam.

Paulus menganjurkan orang Kristen yang hidup di dalam terang untuk bertindak dengan berani sekali, yaitu menelanjangi segala kejahatan, artinya melaporkan dengan sungguh apa yang telah terjadi. Yesus berkata, rahasia yang kau katakan di dalam kamar, tak lama kemudian akan dibongkar di atap rumah. Artinya semua perkara yang kita kira bisa kita rahasiakan akhirnya akan terbongkar. Karena kegelapan tidak mungkin menang atas terang, yang ada hanyalah terang mengalahkan kegelapan. Maka sebagai orang Kristen yang hidup di dalam sejarah, kita menyaksikan dua hal:
  1. Bagaimana kejahatan bersekongkol.
  2. Dalam jangka waktu yang panjang, bagaimana terang membongkar segala kejahatan.
Paulus mengajak orang Kristen menelanjangi segala siasat kejahatan. Bacalah ayat 12. Maksud ayat ini adalah: hanya menyebut apa yang mereka perbuat dengan sembunyi-sembunyi saja sudah malu, apalagi kalau ikut berpartisipasi dengan orang-orang yang merencanakan kejahatan di dalam kegelapan, itu adalah dosa besar. Saudara tidak boleh berbuat itu, karena Saudara adalah terang. Saudara harus jujur, adil, benar, baik, karena itulah buah-buah terang. Kamu (orang Kristen) adalah terang, hasilkan buah-buah terang.

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/08/kehidupan-anak-anak-terang/

Senin, 15 Oktober 2012

Jika Ini Pun Terlupakan

Di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran  diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan  kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa  pensiun dari perusahaan tersebut.

Karena waktu yang terbatas, kesempatan  tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan  kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan  di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang  office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.

Dia menulis  semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, “Yang terhormat Pak Direktur.  Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata “tolong” , setiap kali  Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terima kasih Pak  Direktur karena Bapak telah mengucapkan “maaf”, saat Bapak menegur,  mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat  karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.

Terima kasih Pak  Direktur karena Bapak selalu mengucapkan “terima kasih” kepada saya atas  hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak. Terima kasih Pak Direktur  atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap  bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan  dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima  kasih sekali lagi. Semoga Tuhan memberkati dimanapun Pak Direktur berada. ”

Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak  tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan  airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy  yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.

Pak  Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama  ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata  mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut. Terpilihnya  tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat  bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai  budaya di perusahaan itu.

“Terimakasih, Maaf, dan Tolong” adalah kata pendek yang sangat  sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa kata-kata itu  kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara tidak langsung telah  menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya.  Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.

Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan  kata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun,  dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang lain  minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.


Sumber : http://www.nusahati.com/2012/08/jika-ini-pun-terlupakan/

Doktrin Roh Kudus (Bagian 5 – Selesai)

Allah Tritunggal adalah Allah yang Mahaesa. Allah Tritunggal adalah Allah satu-satunya yang ber-Ada. Di luar Allah Maha Esa tidak ada Allah lain yang dikenal oleh orang Kristen. Orang Kristen mengenal Tuhan Allah di dalam diri Kristus yang membawa kita masuk ke dalam pengenalan terhadap Bapa-Nya. Yesus berkata bahwa tanpa Anak, tidak ada seorang pun datang kepada Bapa. Tanpa Anak yang mewahyukan Bapa, tidak ada seorang pun yang mengenal Bapa. Yang ada Anak, ada Bapa, yang tidak ada Anak, tidak ada Bapa. Sebagaimana Allah Bapa rela memperkenalkan Anak-Nya kepada manusia, maka sewaktu Anak-Nya dikirim ke dalam dunia, Dia rela memperkenalkan Bapa kepada umat-Nya. Melalui Anak, kita kembali kepada Bapa. Kristus sendiri berkata, “Aku datang dari Bapa dan masuk ke dalam dunia ini, dan Aku meninggalkan dunia ini kembali kepada Bapa.” Setelah Kristus kembali kepada Bapa, lalu Bapa dan Kristus mengirim Roh Kudus. Kristus lahir dari Bapa di dalam kekekalan, Roh Kudus keluar dari Bapa dan Anak juga di dalam kekekalan. Istilah-istilah ini tidak bisa diganti dan tidak ada persamaan antara Pribadi Kedua dengan Pribadi Ketiga. Kalau Pribadi Kedua disebut Anak Allah yang tunggal, berarti satu-satunya yang boleh disebut Anak adalah Yesus Kristus. Apakah Roh Kudus adalah anak kedua? Tidak bisa, karena jika demikian Yesus bukan Anak Tunggal Allah. Roh Kudus bukan anak, tetapi Roh Kudus keluar dari Bapa dan Anak. Yesus adalah satu-satunya yang dilahirkan oleh Allah Bapa, tetapi Roh Kudus juga adalah Allah karena kelahiran meneruskan genetika dan menjadi satu kesinambungan sifat hidup. Yesus adalah Anak Allah yang tunggal, berarti Allah hanya melahirkan yang tunggal dan yang dilahirkan bersifat sama dengan yang melahirkan. Itu sebabnya Allah Bapa dan Allah Anak mempunyai sifat ilahi yang sama.

Bagaimana kita dilahirkan oleh Allah Roh Kudus? Alkitab mencatat, “Jikalau engkau bukan diperanakkan pula oleh Roh Kudus, engkau tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Dilahirkan oleh Roh Kudus berbeda dari dilahirkan oleh Allah Bapa. Yesus bukan ciptaan, tetapi kita adalah ciptaan. Maka, ciptaan yang dilahirkan kembali tidak pernah dilahirkan sebelumnya oleh Allah Bapa maupun oleh Allah Roh Kudus. Dengan demikian, Yesus tetap adalah satu-satunya Anak Allah yang tunggal, yang dilahirkan oleh Bapa di dalam kekekalan. Manusia dilahirkan oleh manusia dan manusia melahirkan manusia. Maka, yang dilahirkan identik dengan yang melahirkan. Inilah artinya anak. Tikus melahirkan tikus, tidak mungkin kucing melahirkan tikus. Maka, yang dilahirkan dan yang melahirkan memiliki natur yang sama. Yesus lahir dari Bapa, maka Ia bersifat ilahi. Ketika kita dicipta oleh Allah, seluruh esensi dan substansi kita adalah ciptaan. Kita bukan pencipta. Ketika kita dilahirkan kembali, dilahirkan dari atas, berarti ada hidup yang surgawi yang dikaruniakan kepada kita. Kita dicipta dengan sifat kekekalan melalui kelahiran baru kita sehingga kita boleh hidup bersama Tuhan di dalam kekekalan. Jadi, kita adalah anak adopsi, berbeda dengan Yesus yang adalah Anak Allah. Maka, manusia secara status adalah ciptaan dan di dalam kerohanian, kita adalah orang-orang yang dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah. Dengan demikian, status kita sebagai anak-anak Allah tidak bisa dipersamakan dengan Yesus sebagai Anak Allah.

Seperti sebuah akta yang bisa ada fotocopy-nya. Fotocopy yang sudah dilegalisir bisa dianggap setara dan sama dengan akta aslinya. Secara fisik, kita melihatnya berbeda, tetapi secara isinya adalah sama. Isi fotocopy itu sama dengan yang asli, tetapi ia tetap berbeda karena bukan aslinya. Sekalipun manusia dicipta menurut peta dan teladan Allah, dan ada kesamaan sifat dengan Allah yang direfleksikan di dalam ciptaan, manusia tetap bukan Allah. Kita dipanggil oleh Tuhan, diberikan kelahiran baru dan diadopsi menjadi anak-anak Allah. Kita tidak ada di dalam kekekalan sebelum kita berada. Kita tidak bereksistensi sebelum kita dicipta. Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus mempunyai sifat kekekalan yang tidak perlu permulaan, sedangkan kita baru ada setelah kita dicipta. Seluruh ciptaan baru berada setelah diciptakan. Namun, manusia berbeda dari binatang dan tumbuh-tumbuhan. Ketika binatang dan tumbuhan mati, mereka menjadi tidak berada. Manusia setelah dicipta menjadi berada dan setelah itu ia dibubuhi kekekalan sehingga ia tidak bisa menjadi tidak berada lagi. Di situ manusia bersifat kekal. Kekekalan manusia ini berbeda dengan kekekalan Allah karena kekekalan Allah adalah kekekalan yang tidak pernah perlu dicipta dan tidak memerlukan permulaan. Kekekalan manusia adalah kekekalan yang dicipta dan kekekalan manusia mempunyai permulaan tetapi tidak ada akhir. Maka, secara kualitatif kita tidak boleh membandingkan sifat manusia dengan sifat ilahi Kristus yang keberadaan-Nya dari kekal sampai kekal pada diri-Nya dan dilahirkan di dalam kekekalan oleh Allah Bapa.

Banyak orang yang bukan saja tidak mengerti doktrin Allah Tritunggal, bahkan berusaha merusak kepercayaan Allah Tritunggal, seperti: Unitarianisme yang berasal dari New England, USA, di daerah Boston dan sekitarnya; Saksi Yehova yang tidak percaya kepada Allah Tritunggal; Pemahaman Theologi Liberal, yang dimulai semenjak Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher, Adolf von Harnack, Ferdinand Christian Bauer, Johann Wilhelm Herrmann. Sampai sekarang kaum Liberal tidak percaya doktrin Allah Tritunggal. Sebagai orang Reformed, meskipun dengan rasio yang terbatas kita tetap harus mau mengerti firman Tuhan dengan tuntas. Sampai akhirnya kita mendapatkan pengertian firman Tuhan yang lebih mendalam dari kemungkinan kita bisa mengerti. Dan itu membuat kita menyembah Dia serta berkata: “Kebenaran-Mu sungguh melampaui kemampuan pengertian kami. Kami menyembah-Mu. Engkau adalah Allah yang melampaui pengetahuan manusia.”

Allah Bapa ada dari kekal sampai kekal, demikian pula Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Yang sulit dimengerti adalah mengapa di dalam kekekalan Allah yang Esa bisa berpribadi Tiga. Allah Bapa melahirkan Anak di dalam kekekalan. Kalimat ini tidak mudah dijelaskan. Allah Anak adalah Anak Tunggal, maka Roh Kudus tidak boleh memakai istilah Anak Allah. Karena itu, Roh Kudus tidak bisa dikatakan dilahirkan dari Allah Bapa. Maka, di sini ada istilah yang khusus: Yesus Kristus dilahirkan dari Bapa, tetapi Roh Kudus keluar dari Bapa dan Anak. Penggunaan istilah ini dengan tegas sekali dibedakan dalam ajaran Athanasius. Ajaran ini merupakan suatu ajaran ortodoks yang dipercayai oleh gereja yang sungguh-sungguh sejak zaman Agustinus. Gereja Katholik percaya akan hal ini, demikian juga para Reformator. Tetapi gereja Orthodoks Timur tidak mau mempercayai ajaran ini sehingga terjadi Skisma (Perpisahan) Besar sejak tahun 1033. Pusat gereja di Barat adalah Roma (Roma Katholik) sementara pusat gereja di Timur ini adalah Konstantinopel (Gereja Orthodoks Timur), yang kemudian pada tahun 1453 direbut oleh tentara Islam dan semua gereja dijadikan mesjid. Akhirnya, orang Islam menguasai wilayah Turki di mana terdapat tujuh gereja yang dicatat dalam Kitab Wahyu.

Konstantinopel adalah pusat pemerintahan sejak Kaisar Konstantin Agung memerintah. Ia memindahkan pusat pemerintahan dari Roma ke Konstantinopel. Konstantinopel berasal dari kata “Konstantin” dan “Polis”. Polis berarti “kota” Konstantinopel berarti “kota dari Konstantin”. Kota itu dimulai sejak abad ke-4 dan bertahan selama 1.100 tahun sebelum jatuh ke tangan orang Islam. Kota ini jatuh karena dihancurkan oleh meriam terbesar sepanjang sejarah. Teknologi orang Islam sebenarnya jauh di belakang orang Kristen, tetapi mengapa mereka bisa memiliki meriam terbesar seperti itu? Jawabannya adalah karena meriam itu dipesan dari orang Kristen. Orang Kristen membuat meriam yang sangat besar untuk menghancurkan orang Kristen sendiri. Sejak tahun 1033, kerajaan Timur tidak merasa perlu untuk tunduk di bawah Barat. Gereja Barat tidak mau mengakui gereja Timur sehingga mereka menyebut diri mereka sebagai Gereja yang Am (Katholik) dan berpusat di Vatikan, Roma. Sebenarnya, arti dari gereja yang kudus dan am adalah semua gereja secara universal yang meliputi semua gereja, baik Katholik, Orthodoks, Injili, Karismatik, Methodist, Presbiterian, Lutheran, Baptis, Anglikan, dll. Tetapi masing-masing gereja ini memiliki banyak perbedaan sehingga perlu untuk dipersatukan. Sebenarnya, yang membawa seluruh kekristenan kembali kepada hati dan kesetiaan untuk taat kepada seluruh Kitab Suci adalah Theologi Reformed, yang sekarang ini justru mau dibuang oleh banyak gereja. Banyak gereja hanya mau mempertahankan ajaran mereka masing-masing, tidak mau sungguh-sungguh kembali taat secara komprehensif (menyeluruh) dengan segenap jiwa kembali kepada Alkitab.

Pada tahun 1033, terjadi perpecahan gereja karena doktrin Roh Kudus. Tepatnya mengenai pendapat Roh Kudus dari mana. Eastern Orthodox berkata, “Kami percaya Roh Kudus keluar dari Allah Bapa.” Roma Katholik tidak setuju. Mereka berkata, “Kami percaya Roh Kudus keluar dari Allah Bapa dan Allah Anak.” Masing-masing mempertahankan pendapatnya sehingga terjadi Skisma Besar. Gereja Barat mempertahankan bahwa Roh Kudus dari Allah Bapa dan Anak karena mereka mendapatkan pengajaran ini dari seorang Bapak gereja yang agung luar biasa, yaitu Augustinus. Di dalam doktrin yang ditulis oleh Agustinus, ada satu disertasi yang penting, yaitu On Trinity. Istilah Trinity (Tritunggal) tidak ada di dalam Kitab Suci. Istilah Trinitas pertama kali dipakai oleh seorang yang bernama Tertulianus. Tertulianus menyatakan Allah Tritunggal karena Allah Bapa adalah Allah, Anak juga adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Itulah alasan kita percaya bahwa Allah itu Tiga Pribadi dalam Satu Esensi. Ketiga Pribadi itu adalah Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Ketiga Pribadi yang berbeda itu adalah Satu Allah secara substansi. Agustinus menegaskan bahwa Roh Allah adalah Roh dari Anak. Roh Allah keluar dari Allah sendiri dan Roh Anak juga keluar dari Anak sendiri. Maka, Allah Bapa dan Allah Anak, kedua Pribadi ini merupakan sumber bagi Pribadi yang ketiga. Gereja Timur tidak menerima konsep ini sehingga perpecahan terjadi sampai sekarang. Memecahkan sesuatu itu mudah tapi mempersatukan tidak mudah. Ingat kalimat ini!

Pada abad ke-16, terjadi perpecahan lagi yang dikenal sebagai Reformasi. Reformasi keluar dari Katholik Roma. Ini adalah perpecahan kedua kali yang terbesar di dalam sejarah. Perbedaan dari kedua perpecahan ini adalah bahwa Martin Luther, Calvin, Theodore Beza, Bullinger, Melanchton, William Farel, John Hus, John Knox, dan John Wycliff melakukan reformasi karena gereja Roma Katholik pada saat itu semakin menyeleweng. Mereka bukan mau pecah melainkan mau kembali kepada ajaran asli Alkitab.

Sampai ke abad ke-20, secara tanpa sadar terjadi perpecahan yang lebih besar lagi. Pada permulaan abad ke-20, timbul aliran Pantekosta dan Karismatik. Kali ini tidak disebut perpecahan tetapi perbedaan yang begitu besar mengakibatkan penyelewengan yang sangat besar. Sayap-sayap Pantekosta semakin lama semakin menyeleweng dari firman Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak bisa dan tidak boleh melihat gejala lalu mengambil kesimpulan secara gegabah. Pandangan tentang Roh Kudus sekarang menjadi berbeda-beda. Perbedaan doktrin ini dimulai dari pandangan Allah Tritunggal disambung dengan doktrin Kristologi dan Pneumatologi. Gereja Advent, saksi Yehova, Mormon, dianggap bidat karena penyelewengan ajaran dalam hal Kristologi. Gereja Pantekosta dianggap ekstrim karena penyelewengan dalam doktrin (ajaran tentang) Roh Kudus.

Kita percaya bahwa Roh Kudus keluar hanya dari Allah Bapa dan Allah Anak. Istilah “dan Anak” dalam bahasa Latin adalah ‘filioque’. Pemberian terbesar Tuhan Allah kepada umat manusia adalah mengirim Kristus ke dunia. Orang-orang yang tidak sadar akan hidup kerohaniannya dan hanya hidup untuk mengejar materi, menganggap pemberian terbesar Tuhan adalah harta dan kekayaan sehingga menimbulkan Theologi Kemakmuran. Untuk mendapatkan materi, mereka memakai Tuhan sebagai media. Mereka memperalat Allah untuk mencapai sasaran materi. Padahal tujuan terakhir kita adalah bersatu dengan Allah dan materi hanyalah media. Jangan memperalat Tuhan Allah untuk mencapai materi yang jauh lebih rendah dari Tuhan. Kita selalu menganggap sasaran tertinggi adalah Tuhan Allah. Tujuan terakhir hidup manusia adalah memuliakan Allah (Soli Deo Gloria). Dunia ini hanya merupakan suatu media. Kalau saya mempunyai tubuh yang kuat, bukan minta kepada Tuhan agar saya bisa menikmatinya, tetapi sebaliknya minta kepada Tuhan agar diberikan kekuatan tubuh supaya boleh melayani Tuhan dengan baik. Kita tidak boleh memperalat Tuhan untuk kekayaan dengan berkata, “Tuhan, kalau Engkau memberikan kekayaan kepadaku, aku akan mengabdi pada-Mu.” Apapun yang engkau miliki, yang engkau minta, yang engkau kuasai haruslah untuk memuliakan Tuhan dan menggenapkan rencana-Nya. Tuhan mengontrol hidup kita karena Dia adalah Tuhan di atas segala sesuatu. Yang memiliki bakat apapun harus menyerahkannya kembali kepada Tuhan sehingga seluruh hidup tidak sia-sia.

Pemberian Allah paling besar kepada umat manusia adalah Kristus. Pemberian Allah paling besar kepada Gereja adalah Roh Kudus. Tetapi Roh Kudus tidak bisa dilihat. Kita perlu membedakan manusia yang ada Roh Kudus dengan manusia yang tidak ada Roh Kudus. Sama seperti kejujuran dan kesetiaan juga tidak bisa kita lihat. Namun yang tidak kelihatan bukan berarti tidak penting. Manusia bisa mulia, manusia bisa mempunyai nilai yang tinggi, sifat abadi yang kekal, jikalau ia mempunyai bagian yang tidak kelihatan, lebih daripada bagian yang kelihatan. Apa gunanya memiliki tubuh yang sehat jika digunakan untuk berzinah? Apa gunanya engkau cantik tapi menyeleweng? Bagi orang yang hidupnya dipimpin oleh Tuhan dan berjalan di jalan yang benar, yang tidak kelihatan jauh lebih penting daripada yang kelihatan. Yang tidak kelihatan dan yang terbesar itu adalah Allah sendiri. Allah yang tidak kelihatan turun dari surga, mendampingi manusia yang kelihatan dan membimbing seluruh hidup orang itu. Inilah Allah Roh Kudus. Ini adalah suatu pemberian yang paling penting untuk orang Kristen. Dengan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, kita sudah menerima berkat yang paling besar yang Tuhan karuniakan kepada dunia.

Dunia dipisahkan menjadi dua jenis orang, yaitu: yang menerima Kristus dan yang tidak menerima Kristus. Ini adalah pemisahan. Orang-orang yang menerima Kristus telah menerima suatu pemberian Allah paling besar kepada dunia, menjadi orang Kristen. Namun setelah menjadi Kristen, masih ada pemberian Tuhan Allah, yaitu Pribadi Ketiga (Roh Kudus). Yesus berkata, “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur (paraklētos – Roh Kudus) itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.” Berarti Roh Kudus tidak sama dengan Yesus.
Ada pendeta yang mengajarkan Allah Tritunggal adalah pada waktu Bapa meninggalkan tempat-Nya lalu masuk ke dalam dunia dan menjadi Anak. Inkarnasi adalah Bapa menjadi Anak. Ini adalah ajaran yang salah! Roh Kudus adalah Anak yang datang kembali menjadi Roh Kudus. Ini juga adalah ajaran yang salah! Karena dalam hal ini, bukan tiga pribadi melainkan satu pribadi dengan jubah yang berbeda. Di dalam sejarah, sudah ada theologi yang percaya bahwa Allah Tritunggal sebenarnya adalah satu pribadi dengan tiga macam peran, namanya Sabellianisme. Dimulai oleh Sabellius, seorang theolog bidat. Tuhan tidak pernah berubah, Allah Bapa selama-lamanya Allah Bapa, Allah Bapa tak pernah menjadi Allah Anak; Allah Anak selamanya Allah Anak, Allah Anak tidak pernah menjadi Roh Kudus. Aku akan mengirimkan Penghibur bagimu. Saya akan mengirimkan “Pendamping Lain” bagimu. Ini yang Tuhan Yesus katakan. Kalau Yesus adalah Allah Bapa yang menjelma menjadi manusia, lalu siapa yang mengutus Dia? Yang mengutus menjadi yang diutus? Ini bukan ajaran Alkitab. Allah Bapa mengutus Allah Anak ke dunia. Ketika Yesus berada di dunia, Allah Bapa berada di surga. Dan waktu Yesus mati, Allah Bapa tidak mati. Ada ajaran yang mengatakan bahwa Allah Bapa menjadi Allah Anak. Akhirnya ada satu istilah theologi yang menyindir kesalahan doktrin ini, yang disebut sebagai patripassionate, yang berarti Sang Bapa menderita. Ajaran ini mengatakan bahwa Allah Bapa yang digantung di atas kayu salib. Jika demikian, bagaimana kita dapat mengerti ketika Dia mengatakan, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku.” Siapa meninggalkan siapa, siapa yang diutus oleh siapa? Kalau yang diutus sama dengan yang mengutus, itu bukan ajaran Kristen.

Allah Bapa mempersiapkan keselamatan, lalu mengutus anak-Nya ke dunia untuk menggenapkan keselamatan. Setelah menggenapi keselamatan, Allah Anak kembali kepada Bapa dan bersama-sama dengan Bapa mengirim Roh Kudus untuk melaksanakan keselamatan. Bagaimana cara Roh Kudus melaksanakannya? Yaitu pada waktu pendeta dan penginjil betul-betul, sungguh-sungguh jujur dan setia memberitakan Injil Yesus Kristus, maka Roh Kudus akan menyertai dia. Dan ketika khotbah tentang Kristus disampaikan, Roh Kudus akan mengunjungi setiap pendengar, mengetuk pintu dan menanyakan, “Apakah engkau telah siap? Apakah engkau bersedia? Apakah engkau mau taat? Apakah hatimu tergerak? Bersedialah dan bukalah hatimu.” Tuhan mengirim manusia yang pernah diselamatkan untuk menjadi pemberita Injil. Pada saat seseorang sungguh-sungguh memberitakan Injil, tidak mungkin Roh Kudus tidak bekerja karena Roh Kudus dikirim  untuk melaksanakan keselamatan, untuk menyaksikan dan memuliakan Kristus. Roh Kudus langsung mengetuk pintu orang-orang yang mendengar Firman, membuat mereka menangis, sadar, sedih, tertusuk oleh Injil yang begitu berkuasa, lalu menyesali dosa mereka. Roh Kudus membuka pintu hati untuk menyambut Kristus masuk. Orang berdosa bisa bertobat karena pertolongan Roh Kudus. Roh Kudus turun ke dunia untuk meneruskan pekerjaan Anak. Roh Kudus turun ke dunia di hari Pantekosta. Yesus turun ke dunia selama 33,5 tahun dan setelah itu naik ke surga. Yesus berkata, “Kalau Aku sudah pergi, Roh Kebenaran akan turun, masuk ke dalam hatimu untuk berdiam di dalam dirimu sampai selama-lamanya.” Kita harus mencintai Roh Kudus karena Dia satu kali turun dari surga dan terus berada di dunia ini, mengetuk pintu, memberikan pencerahan, keberanian, pertolongan, menggerakkan manusia untuk bertobat dan mengenal Yesus.
Pada waktu Yesus datang kembali, Roh Kudus berkata, “Jika Engkau kembali, Aku sudah mempersiapkan mempelai perempuan bagimu untuk pernikahan yang kekal, yaitu Kristus dan Gereja akan bersatu untuk selama-lamanya.” Persatuan ini dimulai dengan pesta pernikahan yang disebut perayaan Anak Domba Allah. Yesus Kristus memecahkan roti dan berkata, “Inilah dagingku yang kupecahkan bagimu, Aku tidak akan makan bersama engkau lagi sampai hari itu di dalam pesta Anak Domba Allah.” Roh Kudus mempersiapkan orang suci menjadi mempelai Kristus dan menunggu sampai Yesus datang kembali. Roh Kudus akan memberikan kekuatan kepada kita untuk berjumpa dengan Kristus di angkasa, di situ ada perjamuan Domba Allah. Undangan ini diperpanjang waktunya bagi mereka yang telah dibayar lunas oleh darah Yesus Kristus. Mereka yang telah dibersihkan oleh darah Kristus, disucikan oleh kuasa Roh Kudus, dan telah dilahirkan kembali, dipersiapkan untuk menjadi mempelai Yesus Kristus. Hingga Ia datang, Gereja-Nya akan terus disertai oleh Roh Kudus sampai kepada kesudahan zaman, sampai di dalam kekekalan.
Paraklētos, dimana kata “para” berarti “di sisi atau di samping” sehingga kata “paraklētos berarti “Pendamping atau Penolong”. Parakletos berarti penolong yang mendampingi kita. Alkitab memakai lima istilah: terhadapmu, di sekelilingmu, di sekitar engkau, di depanmu atau yang memimpin engkau, dan yang menyertai engkau. Berbahagialah orang Kristen yang ditolong, didampingi, dihibur, dan dikuatkan oleh Roh Kudus; berbahagialah orang yang dipenuhi, diberikan pencerahan, pertolongan, teguran oleh Roh Kudus; berbahagialah orang yang diurapi, ditambah kekuatan dan diberi dukungan oleh Roh Kudus. Orang yang bahagia adalah orang yang diselamatkan oleh Tuhan, lepas dari binasa, kutukan, neraka dan hukuman yang kekal. Orang yang lebih bahagia adalah orang yang sudah diselamatkan lalu diberikan Roh Kudus untuk mendampingi, mengurapi, menguatkan, membimbing, menolong, memimpin, menjaga dia dari atas, pinggir, dan dari segala segi. Tuhan berkata Akulah perisaimu, Akulah pemimpinmu, Akulah Tuhanmu, Akulah penolongmu untuk selama-lamanya. Marilah kita yang sudah diajar dan dididik dengan doktrin Roh Kudus yang begitu tuntas, tidak gampang ditipu dan digoncangkan oleh berbagai angin ajaran yang salah sehingga akhirnya kita jatuh. Tetapi kita berdiri tegak dan kita membawa orang lain untuk mengerti doktrin Roh Kudus yang sehat dan yang benar. Amin.
Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/08/doktrin-roh-kudus-bagian-5-selesai/

Senin, 08 Oktober 2012

Keberhasilan?

Hati-hati  dengan kalimat ini : “Andai aku Lahir dengan BAKAT yang Lebih, Aku tidak harus Bekerja sekeras ini”

Mungkin kalimat tersebut bisa meyakinkan kita bahwa yang benar-benar membuat orang menjadi HEBAT adalah BAKAT…
Namun Profesor Michael Howe & Rekan kerjanya di Universitas Exeter meneliti Prestasi-prestasi TERBAIK di berbagai area & tidak bisa menemukan seorangpun yang bisa mencapai Level TERTINGGI tanpa ratusan jam Kerja & Latihan !

Kita tahu si anak ajaib, MOZART ? Semua orang mengatakan bhw anak tsb memiliki BAKAT, tetapi ia masih harus bekerja selama 12 jam sehari selama satu Dekade guna menghasilkan karya Master Piecenya yang pertama.

Michaelangelo mengatakan, “Jika orang-orang tahu betapa Keras aku Bekerja untuk mendapatkan Kemampuan ini, Semuanya tdk akan Menakjubkan lagi”

Michael Jordan, ketika ia mulai bermain basket utk Universitasnya, permainannya mengendur, sehingga pelatihnya mengeluarkannya dari Team, hal itu menyadarkannya bahwa ia tidak bisa bergantung pada BAKAT semata !

Kita terlalu memuja BAKAT & memandang rendah kerja keras, krn kita tdk melihat segala usaha di balik suatu kesuksesan.

Yg kita lihat adalah ketenaran & kesuksesan seseorang, misalkan ketenaran seorang penari berbakat yg tampil mempesona selama 15 menit, namun kita tak pernah menyadari usaha kerasnya selama 15 tahun yg menguras keringat & tetesan air matanya !

Einsten manusia geniuspun mengatakan, “Dunia memang telah memiliki percikan bakat utk memulai, tetapi kerja keraslah yg mengubah percikan tsb menjadi nyala api !”

Jadi entah kita memiliki karunia bakat alami atau tidak, Kita adalah satu-satunya makhluk yang dicipta dengan sifat rohani, kita  memiliki karunia yang lebih besar yg bisa kita manfaatkan, yaitu kemampuan utk  BEKERJA KERAS !

Hal yang pasti, setiap orang memiliki bakat, namun DOA dan KERJA KERAS adalah senjata sukses dalam hidup ini!

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/keberhasilan/

Doktrin Roh Kudus (Bagian 4)

Kisah Para Rasul 19
Di dalam seluruh Kisah Para Rasul, hanya empat kali dicatat bahwa Roh Kudus turun, dan di dalam Kisah Para Rasul 1:5-8, dicatat Yesus pertama kali menubuatkan turunnya Roh Kudus. Ini merupakan suatu penggenapan janji yang sudah dinubuatkan di dalam seluruh Perjanjian Lama dan diingatkan oleh Yohanes Pembaptis, lalu dikonfirmasikan oleh Yesus Kristus sendiri. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dicipta dengan sifat rohani. Rohani manusia kalau tidak terus dipimpin oleh Roh Allah sendiri pasti akan menyeleweng. Kalau majelis gereja tidak mau belajar Firman Tuhan tetapi ikut-ikutan menghalalkan segala cara untuk bisa menjadikan gereja kelihatan maju, bagaimana bisa bertanggung jawab di hadapan Tuhan? Banyak penyelewengan terjadi diawali karena adanya ketakutan kalau gereja kosong, maka semua program yang bisa meramaikan gereja langsung dibawa masuk. Kalau memang cara tersebut digunakan oleh orang-orang Kristen, maka Tuhan Yesus tidak perlu naik ke atas kayu salib. Waktu Yesus melakukan mujizat yang mengenyangkan lima ribu orang, yang datang mendengar khotbah adalah dua belas ribu orang. Kemudian Yesus mengatakan, daging-Ku boleh dimakan dan darah-Ku boleh diminum maka banyak orang yang telah makan roti dan ikan setelah mendengar kalimat Tuhan Yesus, pergi meninggalkan Dia. Hanya dua belas orang murid yang tetap mengikuti-Nya. Yesus Kristus tidak berkompromi, akhirnya banyak orang merasa sulit mengikuti khotbah-Nya, sulit menerima doktrin-Nya, lalu mereka pergi. Yesus akhirnya naik ke atas kayu salib. Dia tidak mau mengkompromikan kebenaran dan tidak mengadopsi prinsip market-oriented (berorientasi pada keinginan pasar). Seumur hidup saya tidak pernah menjalankan market-oriented ministry (pelayanan berorientasi pasar) dan tidak menjadi audience-pleaser(penyenang pendengar). Ini bukan sikap yang seharusnya kita tunjukkan di hadapan Tuhan. Gereja didirikan untuk mengajarkan kebenaran yang boleh diuji beribu-ribu tahun karena yang diajarkan adalah Firman Tuhan.

1. Roh Kudus di Yerusalem
Tuhan Yesus berkata, “Beberapa hari lagi, Roh akan turun kepadamu.”  Ini membuktikan engkau akan dibaptiskan dengan Roh Kudus atau oleh Roh Kudus. Bukan Roh Kudus yang membaptiskan, melainkan Tuhan Yesus yang membaptiskan memakai Roh Kudus. Makna baptisan yang paling utama adalah pembersihan. Dibaptiskan dengan air memberikan gambaran kepada kita bahwa melalui air yang mencuci, kita beroleh pembersihan. Dibersihkan oleh Roh Kudus berarti Roh Kudus membersihkan kita, mengubah status manusia dari orang berdosa menjadi orang yang disucikan, menjadikan kita kaum kudus, Gereja yang kudus dan am. Kudus berarti dibersihkan, am berarti bergabung dengan seluruh bangsa menjadi tubuh Kristus.

Kisah Para Rasul 10 mencatat bahwa Petrus pergi ke Kaisarea dan di sana Kornelius beserta semua kawan, sahabat, dan sanak saudaranya mendengarkan Firman Tuhan yang diberitakan oleh Petrus. Tuhan menggerakkan Petrus untuk pergi ke rumah Kornelius, meski pada awalnya Petrus tidak mau karena Kornelius adalah orang kafir. Akhirnya Tuhan mengatakan satu kalimat, “Apa yang Aku kuduskan, jangan kamu anggap najis.” Dalam hal ini, bukan Allah yang berubah, juga bukan Petrus yang berubah, tetapi Allah mengubah manusia dan manusia harus taat. Jangan menganggap bahwa Allah berubah karena Dia memerintahkan sesuatu yang berlawanan dengan Alkitab. Di dalam Alkitab diperintahkan tidak boleh makan dan sekarang Tuhan Allah mengatakan boleh makan, di situ bukan Allah  yang berubah, tetapi karena yang najis sudah dikuduskan maka Allah  mengizinkan. Jadi, orang Kristen harus belajar sungguh-sungguh. Banyak pendeta berkhotbah hanya copy bahan dari internet tanpa tahu apakah sumbernya benar atau tidak. Lalu, orang Kristen percaya saja apa yang dikhotbahkan pendetanya, akhirnya yang dikhotbahkan salah tapi didengar banyak orang. Itulah sebabnya didirikan Gereja Reformed Injili ini, supaya kita mengajar zaman ini bahwa kita harus kembali kepada Firman yang benar, kembali kepada ajaran yang ketat, kembali kepada kesetiaan tanpa kompromi. Ketika Petrus tiba di rumah Kornelius, banyak orang telah berkumpul dan haus akan Firman. Mereka begitu rendah hati dan mau mendengar Firman dengan sungguh. Petrus memberitakan Yesus yang mati disalib dan bangkit kembali.

2. Roh Kudus di Samaria
Peristiwa ini berbeda dari peristiwa Samaria karena sebelum Petrus tiba di Samaria, mereka sudah mendengar Injil dari Filipus. Setelah mendengar Injil mereka percaya lalu dibaptis oleh Filipus. Tetapi Filipus bukan rasul sehingga belum cukup. Orang-orang Karismatik melihat penumpangan tangan Petrus merupakan hal yang umum dan tidak melihat pentingnya posisi rasul yang mengkonfirmasi baptisan, sehingga mereka melihat bahwa baptisan saja belum cukup, perlu ada penumpangan tangan untuk menerima Roh Kudus. Padahal jika memang demikian, kita melihat sama sekali tidak ada penumpangan tangan di Kisah Para Rasul 10 maupun di Yerusalem (Kis. 2) namun Roh Kudus sama-sama turun. Bahkan para rasul juga tidak melalui baptisan dahulu, tetapi mereka sudah mengikuti Tuhan Yesus selama tiga tahun lebih dan menerima Roh Kudus. Maka, kita tidak bisa menggunakan satu cara di Kisah Para Rasul 8 sebagai cara yang harus ditiru dan dipakai untuk semua orang. Itu tidak benar. Demikian juga di Yerusalem, ada gejala angin kencang dan ada lidah-lidah api yang turun, tetapi tanda seperti ini tidak ada di kota-kota yang lain. Inilah hari pertama Gereja Kristen menjadi tubuh Kristus. Injil diberitakan ke segala bangsa yang tidak mengerti bahasa Ibrani. Berbahasa lidah pada hari itu adalah mereka bisa mengerti Injil di dalam berbagai bahasa mereka, tidak seperti sekarang di mana orang yang berbahasa lidah justru membuat orang lain makin tidak mengerti Injil.

3. Roh Kudus di rumah Kornelius (Yudea)
Peristiwa ketiga terjadi di rumah Kornelius. Kornelius bukan orang Kristen bahkan bukan berlatar belakang Yahudi. Kornelius adalah orang Yunani yang taat beribadah. Ia tidak puas dengan mitologi mereka dan akhirnya ia melihat orang Yahudi yang percaya kepada Allah yang satu-satunya. Mereka tidak percaya lagi kepada dewa-dewa mereka yang mempunyai moral yang rendah dan mereka mau kembali kepada Tuhan Allah yang satu. Mereka percaya kepada Allah lalu berbuat baik. Namun orang ini belum Kristen. Terkadang kita melihat ada orang belum Kristen yang bisa hidup lebih baik dari orang Kristen. Tuhan menerima dan berkenan pada orang yang bukan Kristen tetapi takut akan Allah, melakukan kebajikan dan begitu rela menolong orang miskin. Itu dinyatakan oleh Petrus, “Saya sekarang tahu, semua orang yang berbuat baik dan orang yang takut akan Tuhan diterima oleh Tuhan.” Lalu, apakah kita diterima Tuhan karena berbuat baik? Apakah seseorang diselamatkan karena dia berbuat baik? Tidak demikian. Allah suka orang berbuat baik, tetapi bukan berarti dia diselamatkan. Tuhan suka orang kafir yang berbuat baik. Jika memang berbuat baik bisa masuk surga maka Tuhan Yesus tidak perlu diutus ke dunia dan diselamatkan. Ada perbedaan mendasar antara mereka yang berbuat baik dan diterima oleh Tuhan dengan mereka yang akhirnya menerima Tuhan dan percaya kepada Yesus lalu diselamatkan. Bedanya adalah mereka perlu mengenal Injil. Alangkah sayangnya orang yang baik tetapi tidak mengenal Tuhan. Oleh karena itu, Injil perlu dikabarkan kepada mereka. Itulah sebabnya Petrus diutus untuk memberitakan Injil.

Ketika Petrus memberitakan Injil di rumah Kornelius, Roh Kudus turun ke atas mereka. Tidak ada penumpangan tangan, namun mereka menerima Roh Kudus. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa penumpangan tangan bukan syarat untuk seseorang menerima Roh Kudus.

4. Roh Kudus di Efesus
Peristiwa yang keempat tercatat di dalam Kisah Para Rasul 19. Kali ini kita melihat Apolos sedang berada di Korintus sementara Paulus sudah menjelajah banyak daerah dan tiba di Efesus. Di situ terdapat beberapa orang murid. Mereka sudah belajar dan mau menjadi orang Kristen. Mereka mendengarkan khotbah Apolos yang memberitakan tentang Yohanes Pembaptis yang meminta pertobatan. Mereka bertobat dan mau dibaptiskan dengan baptisan Yohanes Pembaptis. Apolos, seperti juga Filipus, bukanlah rasul, maka gereja yang didirikan pada saat itu belum sah. Menurut Efesus 2:20, Gereja harus didirikan di atas dasar para rasul dan para nabi. Nabi dari Perjanjian Lama dan rasul dari Perjanjian Baru. Setelah itu, Apolos pergi ke Korintus dan Paulus tiba di Efesus. Ketika orang-orang di Efesus ditanya apakah mereka sudah menerima Roh Kudus ketika percaya, mereka mengatakan bahwa mereka belum menerima Roh Kudus walaupun mereka sudah menjadi murid. Bahkan mereka sama sekali belum pernah mendengar tentang Roh Kudus. Bagi orang Karismatik, jika peristiwa seperti ini terjadi maka harus dilakukan penumpangan tangan. Tetapi kita melihat di sini, Paulus justru menanyakan kepada mereka dengan baptisan mana mereka dibaptis, dan mereka mengatakan bahwa mereka dibaptis dengan baptisan Yohanes Pembaptis. Baptisan Yohanes Pembaptis adalah baptisan pertobatan, tetapi bukan untuk orang yang percaya dan menerima Tuhan Yesus. Mereka harus datang kepada Dia yang datang sesudah Yohanes Pembaptis, yaitu Yesus Kristus. Memang mereka menjadi murid Yohanes Pembaptis, tetapi mereka belum mendengar tentang Roh Kudus. Maka, mereka kemudian dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan itu, Roh Kudus turun ke atas mereka, lalu mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Inilah peristiwa terakhir yang dicatat di dalam Alkitab tentang datangnya Roh Kudus ke dunia.

Landasan Gereja
Mengapa Gereja harus diletakkan di atas dasar para rasul dan para nabi? Bahkan mengapa tidak nabi dahulu baru rasul? Di dalam Efesus 4:11 dicatat, “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar”. Di sini kita melihat lima jabatan dituliskan. Ada dua yang utama diletakkan di depan, yaitu rasul dan nabi. Jika kita bandingkan dengan 1 Korintus 12:28a, ditulis: “Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar.” Dari ayat-ayat ini kita melihat bahwa rasul selalu muncul lebih dahulu baru nabi. Gereja tidak bisa disebut Gereja jika ia tidak percaya dan berdiri tegak di atas kebenaran Firman Tuhan. Kunci untuk menerima dan mengenal Perjanjian Lama (PL) haruslah melalui Perjanjian Baru (PB) karena PL adalah bayang-bayang dari PB. Perjanjian Lama memberikan nubuat tentang Yesus yang akan datang. Jadi kedatangan Yesus jauh lebih penting dari PL.

Kebanyakan orang Yahudi tidak berbagian dalam keselamatan karena mereka terus berpegang pada PL dan tidak mau menerima PB, sehingga mereka masih terus menunggu Yesus yang akan datang. Justru ketika Tuhan Yesus datang, mereka memakukan Dia di atas kayu salib. Mereka membuang Yesus karena mereka tidak melihat kemuliaan Yesus dan mereka tidak bisa menerima Anak Allah yang berdaging lahir di kandang binatang. Mereka tidak bisa menerima Juruselamat yang tidak berperang melawan penjajahan Romawi. Mereka melihat Yesus hanya secara lahiriah, tidak melihat fakta dan realitas bahwa Dia adalah Anak Allah. Mereka membenci Dia kecuali Nikodemus yang mengaku, “Kalau Allah tidak menyertai Engkau, tidak ada orang bisa melakukan mujizat seperti Engkau.” Dan Yesus berkata, “Jika engkau tidak dilahirkan kembali, engkau tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Yesus begitu sungguh-sungguh ingin agar orang Kristen sungguh mengenal Dia. Kita harus sadar bahwa mengenal PL harus melalui PB.

Gereja didirikan di atas rasul dan nabi, dan yang menjadi fondasi yang mengikat keduanya ini adalah Kristus sebagai batu penjuru. Rencana Allah yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama digenapkan di dalam Perjanjian Baru. Itu sebabnya, mengapa di Samaria sudah ada orang yang begitu hebat mengabarkan Injil, tetapi tidak cukup, Petrus harus diutus ke situ karena Filipus bukan rasul. Lalu Petrus pergi, tumpang tangan, dan mereka menerima Roh Kudus. Nabi sudah tidak ada lagi pada zaman itu. Tapi melalui rasul mengenal nabi, melalui Perjanjian Baru mengerti akan Perjanjian Lama. Di dalam Kisah Para Rasul 19, Apolos bukan rasul maka Paulus sebagai rasul harus pergi untuk mengesahkannya.

Gereja Masa Kini
Bagaimana dengan Gereja masa kini di mana sudah tidak ada rasul di tengah kita? Pada peristiwa keempat, tidak ada Petrus, padahal di ketiga peristiwa sebelumnya Petrus selalu ada. Jika Paulus adalah rasul orang kafir, mengapa ketika Roh Kudus pertama kali datang kepada orang kafir di rumah Kornelius, bukan Paulus tetapi Petrus? Jika Paulus diutus ke rumah Kornelius, berarti Petrus hanya untuk Yerusalem dan Samaria, sehingga Gereja pecah menjadi dua. Tetapi kita melihat Tuhan mengutus Petrus sehingga orang Yahudi dan Yunani menyetujui orang yang sama, yaitu Petrus. Dengan demikian, Gereja menjadi Gereja yang kudus dan am, tidak tergantung pada satu bangsa atau suku. Ini suatu pengaturan Tuhan.

Namun untuk yang keempat, Petrus tidak lagi diutus. Kini Paulus yang harus melakukan konfirmasi. Ketika fondasi sudah kuat, kini tugas boleh dilanjutkan oleh Paulus. Paulus menjadi rasul mengabarkan Injil ke Tesalonika, Filipi, Galatia, Kolose, Korintus; diutus sampai ke ujung bumi. Kembali menurut Kisah Para Rasul 1, Roh Kudus akan turun dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Menurut kenyataan adalah Yerusalem, Samaria, Yudea, lalu Efesus. Ini sengaja dibalik, antara urutan geografis dengan urutan suku. Alkitab begitu ketat, teliti, dan hati-hati. Kita harus teliti menemukan semua rahasia dan kita perlu bersabar. Di Efesus, Paulus melihat kalau mereka sudah percaya tetapi belum menerima Roh Kudus berarti ada pemisahan, ini tidak benar. Maka, Paulus mempertanyakan baptisan itu dan akhirnya terungkap bahwa baptisan itu masih baptisan Yohanes Pembaptis, bukan baptisan di dalam Kristus.

Gereja sekarang tetap sah walaupun tanpa rasul karena seluruh PL dan PB sudah tertulis lengkap, sehingga orang-orang bisa mengerti PL dan PB dengan lengkap, teliti, dan benar. Maka, kini tidak perlu ada penumpangan tangan dari orang-orang yang bukan rasul. Paulus menumpangkan tangan, berdoa untuk mereka, dan membaptis mereka dalam nama Yesus, karena tidak cukup dengan baptisan Yohanes Pembaptis. Baptisan Yohanes Pembaptis hanyalah bayang-bayang maka mereka harus dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Darah Kristus, Firman-Nya, dan Roh-Nya yang membersihkan, barulah dosa seseorang bisa diampuni. Yang bisa membersihkan dosa dan menebus dosa manusia bukanlah baptisan Yohanes Pembaptis, bukan juga air baptisan yang dengan nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Itu ajaran Gereja Katolik. Di dalam Kitab Suci, yang menguduskan manusia hanya tiga, yaitu Firman, darah Kristus, dan Roh Kudus. Allah Bapa memakai Allah Anak dengan kuasa Roh Kudus untuk membersihkan Gereja; barulah engkau yang tadinya berdosa menjadi orang suci dan masuk ke dalam Tubuh Kristus yang disebut Gereja yang kudus dan am.

Di dalam Kisah Para Rasul 8, tidak ada baptisan ulang, sedangkan di dalam Kisah Para Rasul 19 ada baptisan lagi. Jadi, kalau para penganut Anabaptis atau orang Pantekosta mengatakan bahwa dibaptis percik tidak cukup, harus diselam lagi, jangan dengarkan mereka. Mereka memakai ayat-ayat secara sembarangan. Orang di dalam Kisah Para Rasul 19 dibaptiskan lagi karena sebelumnya mereka dibaptiskan dalam baptisan Yohanes Pembaptis, maka tidak sah. Orang di Kisah Para Rasul 8 tidak dibaptiskan lagi karena mereka sudah dibaptiskan dalam nama Yesus, sehingga sudah sah. Saat itu, Roh Kudus belum turun kepada kelompok itu karena bukan rasul yang meneguhkan Gereja. Harap kiranya engkau sekarang mengerti makna Gereja sejati. Dengan demikian, engkau boleh lebih setia dan rajin melayani Tuhan. Banyak orang meskipun sudah bergereja bertahun-tahun, tidak mendapatkan Firman Tuhan yang benar sehingga hatinya kosong sekali. Banyak yang menjadi majelis gereja, tetapi tidak mempunyai pengertian tentang Firman Tuhan dengan benar. Banyak yang diangkat menjadi majelis hanya karena mempunyai kelebihan uang dari jemaat yang lain. Kiranya kita belajar dan betul-betul mengerti Firman lalu menjadi saksi Tuhan di dunia ini.

Bahasa Lidah
Di dalam Kisah Para Rasul 2, turunnya Roh Kudus disertai dengan orang berkata-kata dalam bahasa orang lain. Di dalam Kisah Para Rasul 8, setelah penumpangan tangan Roh Kudus turun dan orang tidak berkata-kata dalam bahasa asing. Di dalam Kisah Para Rasul 10, mereka berkata-kata dalam bahasa asing dan memuji serta memuliakan Allah. Di dalam Kisah Para Rasul 19, mereka berkata-kata dalam bahasa asing dan bernubuat. Istilah bernubuat dalam bahasa Inggris adalah prophecy. Dan istilah prophecy di seluruh Perjanjian Baru berarti berkhotbah (menyampaikan Firman Tuhan). Jadi, mereka berkata-kata dalam bahasa asing lalu berkhotbah. Orang-orang ini juga ditumpangi tangan dan dibaptiskan. Di dalam Kisah Para Rasul 8, ditumpangi tangan tanpa perlu dibaptis lagi. Di dalam Kisah Para Rasul 2, tidak ditumpang tangan dan juga tidak pernah dibaptis. Di dalam Kisah Para Rasul 10, tanpa tumpang tangan Roh Kudus sudah turun. Ini semua berbeda. Ada satu gejala yang kelihatannya hampir mirip yaitu berkarunia lidah (glossolalia). Maka, orang Pantekosta sering mengatakan bahwa ini buktinya. Tetapi jika kita memeriksa dengan teliti, ternyata di dalam Kisah Para Rasul 8 tidak ada. Jadi, tidak ada satu yang mutlak. Di dalam Kisah Para Rasul 8, tidak ada angin ribut yang lewat dan juga tidak ada lidah api yang hinggap di atas kepala mereka. Kisah Para Rasul 2 adalah fondasi yang paling besar dari janji Roh Kudus yang turun kepada manusia dan sampai sekarang belum kembali. Itu sekali untuk selamanya.

Perbedaan waktu antara Kisah Para Rasul 2 dan Kisah Para Rasul 19 adalah sekitar dua puluh delapan tahun. Berarti, dalam dua puluh delapan tahun terjadi empat kali Roh Kudus turun. Terakhir kali Paulus menyebut istilah baptisan Roh Kudus adalah di 1 Korintus 12 :13. Dan ini adalah satu-satunya ayat yang memberikan arti apa yang dimaksud dengan dibaptiskan dengan Roh Kudus. Mereka sudah dibaptiskan (dalam bahasa Yunani: past participle tense, yang artinya sekali untuk selamanya). Itu berarti bukan setiap hari orang dibaptiskan dengan Roh Kudus. Siapa yang membaptiskan? Yesus Kristus, dengan memakai Roh Kudus. Ketika engkau menerima Kristus, engkau dikuduskan, engkau dibaptiskan ke dalam satu Tubuh yaitu Tubuh Kristus. Terpujilah Tuhan. Amin.

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/doktrin-roh-kudus-bagian-4/

Surat Dari Grace

Ada seorang anak perempuan kecil yang bernama Grace Bedell, dan tinggal di New York. Saat berusia 11 tahun, dia menulis surat kepada seorang pria yang sangat terkenal. Surat itu berisi permintaan agar si pria tersebut memelihara jenggot. Grace menganggap wajah pria itu terlalu kurus, dan pria itu akan tampak lebih baik apabila berjenggot.

Suatu hari, ketika pria itu datang ke kota Grace, yaitu kota New York, dengan naik kereta api, dia minta untuk bertemu dengan Grace. Grace pun pergi menemuinya. Ketika pria itu melihat Grace, dia kemudian mencium Grace dan berkata. “Kamu lihat sendiri kan, aku membiarkan jenggot ini tumbuh untukmu, Grace.”

Siapakah pria ini? Anda mungkin sering melihat gambar atau photonya. Namanya tidaklah asing lagi, yaitu Abraham Lincoln, salah satu Presiden Amerika Serikat yang paling terkenal. Inilah isi Suratnya….

N Y
Westfield Chatauque Co
Oct 15. 1860
Hon A B Lincoln
Dear Sir
My father has just home from the fair and brought home your picture and Mr. Hamlin’s. I am a little girl only eleven years old, but want you should be President of the United States very much so I hope you wont think me very bold to write to such a great man as you are. Have you any little girls about as large as I am if so give them my love and tell her to write to me if you cannot answer this letter. I have got 4 brother’s and part of them will vote for you any way and if you will let your whiskers grow I will try and get the rest of them to vote for you   you would look a great deal better for your face is so thin. All the ladies like whiskers and they would tease their husband’s to vote for you and then you would be President. My father is a going to vote for you and if I was a man I would vote for you to but I will try and get every one to vote for you that I can   I think that rail fence around your picture makes it look very pretty   I have got a little baby sister she is nine weeks old and is just as cunning as can be. When you direct your letter dir[e]ct to Grace Bedell Westfield Chatauque County New York

I must not write any more   answer this letter right off
Good bye
Grace Bedell


Kita dapat membayangkan betapa gembiranya Grace, karena seorang presiden mau mendengarkannya. Bahwa surat seorang anak perempuan kecil seperti Grace, mampu mengubah sejarah.

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/surat-dari-grace/

Doktrin Roh Kudus (Bagian 3)

Kisah Para Rasul 10:23-48
Dalam Kisah Para Rasul 10 terlihat bahwa Petrus dan Kornelius adalah dua pihak yang tidak saling mengenal. Tetapi Tuhan mendengar doa Kornelius dan menghendaki agar Petrus pergi menemui Kornelius. Jadi, Tuhan yang mempersatukan kedua orang yang tidak saling mengenal itu. Tuhan menerima doa Kornelius lalu memberitahukan kepadanya untuk pergi mencari Petrus di kota Yope. Jika memang kehendak Tuhan, maka tidak mungkin hanya satu pihak yang digerakkan. Tuhan juga berkata kepada Petrus bahwa akan ada orang yang disuruh oleh Tuhan untuk datang kepadanya. Inilah cara Tuhan. Jika Roh Kudus bekerja, maka Ia akan mengerjakannya dari kedua belah pihak. Ini prinsip Alkitab.

Tetapi ketika Petrus diundang ke rumah Kornelius, Petrus tidak senang. Orang Yahudi tidak mau bergaul dengan orang kafir yang tidak bersunat. Oleh karena itu, Tuhan memberikan penglihatan dan perintah untuk memakan binatang-binatang yang tidak halal secara konsep orang Yahudi. Petrus menolak walaupun Tuhan meminta Petrus untuk memakannya hingga tiga kali. Lalu, Tuhan menjelaskan bahwa “yang disucikan oleh Tuhan, tidak boleh diharamkan oleh manusia”. Di sini kita mempelajari bahwa bukan Allah yang plin-plan dengan peraturan di dalam Perjanjian Lama, tetapi Tuhan bisa mengubah status dari yang haram menjadi tidak haram. Inilah konsep penebusan, pengampunan, dan pendamaian hidup baru yang Tuhan kerjakan. Terkadang manusia merasa sulit untuk menerima perubahan seperti ini. Kita harus belajar bahwa cara Tuhan sering kali sangat dinamis. Orang yang tidak bisa mengikuti dinamika pimpinan Roh Kudus akan meninggalkan Tuhan.

Mengapa Tuhan tidak lagi memakai bahasa Ibrani untuk mewahyukan Perjanjian Baru? Mengapakah penulisan Perjanjian Baru dipercayakan kepada orang-orang dari Galilea dan bukan dari Yerusalem? Karena orang-orang di Yerusalem sudah membentuk suatu kebudayaan yang kaku, yang membatasi dan membelenggu diri, namun mereka mengira mereka setia. Padahal  itulah  yang  membuat  mereka harus membunuh Yesus. Ketika Yesus menyembuhkan orang yang sakit selama 38 tahun (Yoh. 5) pada hari Sabat, orang Yahudi tidak bisa menerimanya. Bagi mereka hal itu tidak boleh dikerjakan pada hari Sabat. Konsep mereka adalah setia kepada Tuhan dengan memelihara hari Sabat. Konsep yang salah dipakai untuk mempersalahkan Kristus yang benar dan menyalibkan Dia. Kebudayaan seperti ini banyak terjadi di dalam gereja karena kita secara tidak sadar tidak melihat cara Tuhan berubah.

Kornelius adalah orang Yunani pertama yang menerima Roh Kudus. Tidak mudah untuk menemukan orang saleh seperti Kornelius di tengah-tengah orang Yahudi. Ia adalah seorang yang beribadah kepada Tuhan. Sekalipun ia adalah orang Yunani, ia tidak percaya kepada roh-roh atau mitos-mitos dewa mereka. Inilah orang pilihan Tuhan. Ada orang-orang Kristen yang hidupnya lebih bobrok daripada orang beragama lain. Mengapa ada orang beragama lain yang bisa hidup lebih baik? Karena ada anugerah umum yang membuat orang-orang bukan Kristen bisa lebih mau belajar daripada orang Kristen. Anugerah khusus diberikan bagi mereka yang sungguh-sungguh mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, sementara anugerah umum diberikan kepada setiap orang. Jika engkau mendapat kesempatan untuk percaya kepada Yesus Kristus, tetapi engkau mengabaikan tanggung jawabmu untuk merespons dengan benar, maka engkau akan menghilangkan anugerah umum yang engkau miliki. Itu suatu bahaya besar.

Anugerah bagi Semua Bangsa

Petrus diperintahkan untuk pergi ke rumah Kornelius. Ini berarti di luar orang Yahudi, ada bangsa-bangsa yang takut kepada Tuhan dan Allah mengasihi mereka.  Hal ini menghentikan bangsa Yahudi dari memonopoli anugerah Tuhan dan menghina orang kafir. Saya mengatakan hal ini karena saya telah melihat dengan jelas bahwa banyak orang Kristen yang menghina orang beragama lain. Padahal, mungkin saja masih banyak orang Kristen yang sedang indekos di luar dan juga mungkin saja ada anak-anak setan yang saat ini sedang indekos di dalam Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII). Kita harus mawas diri dan tidak boleh menghina orang lain. Kita harus menjadi orang Kristen yang takut kepada Tuhan dan adil kepada sesama manusia. Mungkin saja ketika Tuhan memanggil orang yang indekos di luar untuk menjadi orang Kristen, mereka akan jauh lebih berpotensi daripada mereka yang adalah keturunan majelis atau pendeta. 

Allah yang sanggup mengubah seluruh dunia juga sanggup mengubah orang berdosa menjadi orang Kristen. Kalimat-kalimat seperti ini sudah muncul dalam Alkitab. Waktu Yohanes Pembaptis melihat orang Farisi datang kepada dia, dia mengatakan, “Siapakah yang mengajarkan engkau untuk melarikan diri dari hukuman Allah? Hai, engkau keturunan ular beludak.” Tidak ada orang yang berkhotbah sekeras itu. Khotbah yang begitu keras seperti inilah – namun tetap harus dikhotbahkan – yang membuat ribuan orang datang. Khotbah yang menjunjung tinggi dan menerima orang-orang kaya saja justru membuat orang lari. Hanya beberapa orang kaya yang tetap di situ karena mereka senang disanjung. Orang yang sadar ketika ditegur dan mau berubah, itulah orang yang mencari kehendak Tuhan. Lalu Yohanes Pembaptis berkata, “Jika engkau tidak bertobat, tidak menyatakan buah pertobatanmu, seperti hatimu yang sudah bertobat, Tuhan akan membuang kamu seperti ke dalam api dan akan hangus. Jangan kira di dalam hatimu ada Abraham sebagai nenek moyangmu. Tuhan sanggup membangkitkan batu-batu ini menjadi anak-anak keturunan Abraham.” Yohanes Pembaptis melihat adanya bahaya pada orang Yahudi karena hati mereka yang sudah membatu. “Aku akan mengambil hatimu yang keras dan menggantinya dengan hati yang berdaging yang lembut, yang mengedarkan darah untuk menghidupkan dirimu” (Yeh. 36:26-27). Ayat ini mengandung arti diperanakkan pula. Yohanes Pembaptis begitu sungguh-sungguh dibakar oleh firman Tuhan, dengan api Roh Kudus dia berkhotbah dan menemukan apa yang menjadi kebahayaan bagi orang Yahudi yang akan dibuang oleh Tuhan.

Orang Kafir yang Tidak Kafir

Orang kafir pertama di seluruh dunia yang menerima Roh Kudus adalah Kornelius, yang disebut sebagai orang saleh. Dia bukan orang Israel dan bukan orang Yahudi, tetapi dia takut kepada Tuhan dan cinta kepada sesama manusia. Dia berdoa di hadapan Tuhan, dia beramal kepada orang miskin. Lalu ada malaikat yang datang dan berkata, “Hai Kornelius, semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau.” (Kis. 10:4). Jangan kita menyangka bahwa Tuhan tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh manusia. Tuhan menyelidiki sampai kepada kedalaman lubuk hati kita. Orang Yunani mengenal banyak dewa. Dewa tertinggi yang menguasai semua dewa disebut oleh orang Romawi sebagai Jupiter; orang Yunani menyebutnya Zeus. Dewi Aphrodite orang Yunani disebut Venus oleh orang Romawi. Orang Yunani memiliki dewa-dewa yang menguasai api, air, laut, dan lain-lain. Ketika dewa itu sampai ke Romawi, nama mereka berubah. Inilah yang disebut naturalisasi. Ada orang Yunani yang kemudian berpikir mengapa banyak dewa mereka tidak beres. Hercules yang begitu kuat mempunyai kelemahan di tumitnya. Jika tumitnya dipanah, maka ia akan mati. Mungkinkah dewa bisa mati? Selain itu, dewa-dewa Yunani sendiri amoral. Dewa paling tinggi kalau sudah melihat dewi yang cantik, langsung birahi seperti orang mencari pelacur. Mereka merampas istri orang lain sampai suaminya menjadi begitu sedih namun tidak mungkin melawan karena lawannya adalah kepala dewa. Maka, beberapa orang Yunani mulai melihat ketidakberesan dewa-dewa mereka dan mulai mempercayai Allah-nya orang Yahudi. Orang Yahudi percaya pada Allah Abraham yang Maha Esa, suci, adil, dan baik. Hukum Taurat yang diturunkan membuktikan Allah itu adil, suci, dan baik.

Kornelius adalah orang kafir yang hatinya kembali kepada Tuhan. Ada orang-orang yang belum mengenal Yesus Kristus tetapi sudah dipersiapkan Tuhan untuk meninggalkan ajaran yang salah dan yang mau kembali kepada ajaran yang benar. Inilah orang-orang yang disebut beribadah, saleh, dan takut akan Tuhan. Jika engkau bukan orang Kristen tetapi menuntut kebenaran dengan serius, pada akhirnya engkau bisa menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh meski engkau belum dibaptis. Banyak orang Yahudi berpikir secara sempit sehingga mereka tidak pergi menjalankan Amanat Agung. Kesempitan nasionalisme menyebabkan gereja tidak bisa bertumbuh secara global. Sebelum naik ke sorga, Yesus mengatakan, “Pergi, jadikanlah segala bangsa murid-Ku.” Banyak orang mengerti perintah ini hanya secara kognitif dan tidak mengabarkan Injil, khususnya kepada mereka yang dianggap kafir. Banyak orang tidak mau datang mendengar khotbah di Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) karena sudah diracuni kalimat, “Stephen Tong tidak ada Roh Kudus, karena tidak bisa bahasa Roh.” Mereka mengaitkan Roh Kudus hanya dengan bahasa lidah. Hal ini membuat banyak orang mengikat diri sehingga sulit untuk membuka diri. Ada banyak ikatan yang mematikan kerohanian kita sehingga kita tidak bisa bertumbuh.

Tuhan sanggup mengubah yang najis menjadi suci. Ketika Petrus mengerti hal ini, ia taat dan pergi. Di sini terdapat satu prinsip yang penting, yaitu: jika kedua pihak sama-sama mendapatkan pimpinan Roh Kudus, maka kedua pihak harus sinkron. Ini prinsip Alkitab.Ada seorang pendeta yang mengharuskan dua orang yang tidak saling mengenal untuk menikah. Setelah keduanya menikah, mereka ribut tidak ada habis-habisnya. Ini bukan menaati perintah Tuhan, tetapi menaati pendeta dengan bodoh. Pernah terjadi di sebuah sekolah theologi, mendadak ada 5 murid yang tidak mau masuk kelas. Sampai hari ketiga mereka tetap tidak masuk kelas. Ketika ditanya, mereka menjawab, “Roh kudus berkata hari ini kami tidak boleh masuk sekolah.” Di hari keenam mereka semua masuk dan dosen bertanya, “Mengapa hari ini masuk?” Mereka menjawab, “Karena Roh Kudus menyuruh kami masuk.” Lalu setelah mengadakan rapat, dosen mengatakan, “Sekarang Roh Kudus menyuruh kami untuk mengusir kalian semua keluar dari sekolah ini.” Tidak boleh seenaknya saja memakai Roh Kudus sebagai backing.

Saat itu Tuhan tidak memakai Paulus meskipun Paulus adalah rasul untuk orang kafir, karena untuk melakukan konfirmasi seperti ini, posisi Paulus masih sangat junior, sementara Petrus adalah kepala para rasul. Dalam Kisah Para Rasul 2, Roh Kudus turun dan Petrus ada di situ. Dalam Kisah Para Rasul 8, Filipus mengabarkan Injil, mereka percaya dan sudah dibaptiskan dalam nama Yesus; tetapi karena Filipus bukan rasul, maka Petrus dan Yohanes sebagai rasul tetap harus datang. Pada waktu itu, Petrus mewakili semua rasul yang paling bersifat otoritatif dan dia harus mewakili keabsahan Gereja tanpa kompromi. Tetapi setelah Kisah Para Rasul 10, peranan Petrus mulai mundur dan peranan Paulus mulai naik. Kisah Para Rasul pasal 1 hingga 11 diwakili oleh Petrus, sesudah itu sisanya diwakili oleh Paulus. Petrus mewakili pemberitaan Injil di Yerusalem, Samaria, dan Kornelius (Yudea); dan sesudah itu ke ujung bumi yang diwakili oleh Paulus. Ketika Alexander Agung berperang, dia akhirnya sampai ke ujung pantai Spanyol dan tidak melihat siapa pun lagi di seberang, maka ada pandangan bahwa Spanyol adalah ujung dunia. Tiga ratus delapan puluh tahun kemudian Paulus berkata bahwa ia memberitakan Injil sampai ke Spanyol untuk menggenapkan Amanat Agung Tuhan Yesus.

Mengapa Kaisarea?

Empat tempat di mana Roh Kudus turun yaitu Yerusalem, Samaria, Yudea, dan Efesus, yang mewakili Yerusalem, Yudea, Samaria, dan ujung bumi. Empat kali Roh Kudus turun, empat kali Roh Kudus membaptiskan orang. Ini mewakili empat tahap penginjilan di dalam seluruh sejarah dunia. Tahapan yang sedang kita bicarakan adalah tahap yang ketiga. Mengapa Samaria terlebih dahulu baru Yudea? Kaisarea sekalipun masih berada di dalam wilayah Yudea, tetapi yang menerima Injil adalah orang kafir; sementara Samaria sekalipun di luar Yudea, tetapi yang menerima Injil adalah orang Yahudi. Maka urutan kedua dan ketiga dibalik. Di sini kita melihat bahwa Injil tiba kepada orang Yahudi dahulu kemudian orang Yunani. Ini adalah rencana Allah yang tidak boleh diubah.

Waktu Petrus pergi, ia mulai berkhotbah dengan kalimat bahwa ia adalah orang Yahudi, dan orang Yahudi biasanya tidak masuk ke dalam rumah orang kafir; tetapi ia datang karena ia baru sadar bahwa Tuhan menerima setiap orang yang takut kepada-Nya dan beramal baik kepada sesamanya. Inilah pertama kalinya dalam seluruh Kitab Suci di mana seseorang yang merepresentasikan orang Yahudi harus mengaku bahwa Allah menerima orang kafir. Hal ini tidak mudah. Pengakuan pertama bahwa “Barangsiapa yang takut kepada Allah, barangsiapa yang melakukan amal kepada orang miskin, diperkenan oleh Tuhan” harus keluar dari mulut rasul yang paling senior, yaitu Petrus. Ini semua diatur begitu rupa. Tidak mudah bagi orang Yahudi saat itu untuk menerima orang kafir. Ketika terjadi revolusi di Iran, dan Shah Palevi diusir dari Iran, dia mempunyai sebidang tanah yang cukup besar di Beverly Hills, Los Angeles, tetapi Amerika menolak dia untuk tinggal di Amerika. Anwar Sadat, Presiden Mesir saat itu mengatakan satu kalimat yang mengejutkan saya, “Shah Palevi, jika tidak ada tempat bagimu, datanglah ke Mesir, karena kami sudah terkenal keramahannya sejak Yesus dalam kesulitan, ia melarikan diri ke Mesir.”

Jika kita melihat khotbah Petrus di dalam ayat yang kita renungkan, Petrus sama sekali tidak berbicara tentang Roh Kudus. Setelah Petrus berkhotbah, Roh Kudus turun. Sekarang banyak gereja yang terus berkhotbah tentang Roh Kudus, tetapi ini adalah suatu bahaya besar karena tidak mengetahui bahwa Roh Kudus hanya memenuhi seseorang jika orang itu meninggikan Kristus. Benny Hinn, Kenneth Copeland, dan banyak pendeta Karismatik lain yang terus berkhotbah tentang Roh Kudus namun mereka tidak menjunjung tinggi Kristus. Mereka beranggapan bahwa sekarang masanya sudah lewat, sekarang adalah masa menjunjung tinggi kemakmuran dan kekayaan. Sama seperti orang yang beli lotere. Janganlah kita menyangka bahwa di mana terdapat banyak orang maka di situ ada kebenaran. Saya tidak mengatakan bahwa kebenaran pasti tidak ada pada banyaknya orang. Saya mengatakan bahwa banyaknya orang tidak menentukan adanya kebenaran. Ada banyak orang yang beli lotere, tetapi yang dapat lotere sangat sedikit. Banyak orang tidak mendapatkan lotere, tetapi tetap banyak orang mau beli lotere. Mengapa? Karena itu lotere. Jadi, jika sekarang engkau membuka “Company of Lottery” pasti banyak orang akan datang. Kalau dikatakan, “percaya pasti akan disembuhkan, percaya akan diberkati, berdagang akan menang, akan kaya”, itu namanya gereja lotere. Gereja lotere pasti banyak yang datang, tetapi yang dapat lotere di gereja itu juga tidak banyak. Perhatikanlah, di seluruh bagian yang kita baca, Petrus tidak berkhotbah tentang Roh Kudus. Tetapi, setelah ia selesai berkhotbah, Roh Kudus turun atas orang-orang yang mendengar. Ini adalah karena ia meninggikan Kristus. Roh Kudus akan hadir hanya pada gereja yang meninggikan Kristus dan memberitakan salib. Gereja sejati adalah gereja yang memberitakan Injil yang sejati, yaitu Injil Kristus. Di gereja-gereja seperti ini Roh Kudus pasti akan bekerja. Kisah Para Rasul 5:32 mengatakan, “… kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.” Kalimat ini lebih jelas diterjemahkan sebagai berikut, “Kami yang bersaksi bagi hal-hal ini, disertai oleh Roh Kudus yang bersaksi bagi hal-hal ini kepada orang yang taat kepada Allah.” Kami bersaksi bagi Injil dan Roh Kudus juga akan bersaksi bagi Injil, karena Dia bersaksi bagi orang-orang yang akan taat kepada Tuhan. Ketika engkau tunduk kepada Allah, taat pada perintah-perintah-Nya, engkau akan menerima kesaksian dari Roh Kudus sebagaimana kita bersaksi tentang Kristus. Roh Kudus hanya mendampingi, mengurapi, dan bekerja sama dengan mereka yang sungguh-sungguh mengabarkan Injil.

Gereja Orang Kafir

Di dalam seluruh Kitab Suci, pertama kali Roh Kudus dicurahkan kepada orang kafir dicatat dalam Kisah Para Rasul 10. Ini adalah ketiga kalinya terjadi baptisan Roh Kudus, yaitu Yesus memakai Roh Kudus untuk membersihkan orang berdosa menjadi orang suci. Pertanyaan selanjutnya, “Waktu mereka menerima Roh Kudus turun kepada diri mereka, apakah mereka sudah dibaptis?” Belum! “Apakah sebelumnya sudah pernah mendengar Injil Yesus?” Belum! “Mereka sebelumnya beragama apa?” Agama yang percaya ada satu Allah di sorga, harus hidup dengan takut kepada-Nya dan harus berbuat baik kepada orang miskin. “Orang yang belum mendengar Injil mana bisa percaya Yesus? Orang yang belum percaya, mana bisa dibaptiskan?”  Mereka belum mendengar Injil, belum pernah tahu akan nama Yesus, belum pernah dibaptiskan, belum pernah menjadi orang Kristen, tetapi sekarang sudah dibentuk oleh Tuhan dengan persiapan yang luar biasa. Tuhan membentuk sekelompok orang di sana untuk dipersiapkan menjadi gereja dan Tuhan mempersiapkan hati Petrus supaya mau pergi ke situ, seperti minyak bertemu api dan terbakar. Ini adalah suatu persiapan dari dua pihak yang dikerjakan oleh satu Tuhan. Di satu pihak, Tuhan menggerakkan Kornelius untuk pergi ke rumah Simon dan meminta Petrus yang tinggal di situ untuk berkhotbah. Dan di pihak lain, Tuhan memerintahkan Petrus untuk pergi berkhotbah di situ. Herannya, Kornelius lebih cepat bereaksi daripada Petrus yang adalah rasul, sampai Tuhan berkata, “Yang Kukuduskan jangan engkau anggap najis,” baru Petrus pergi. Jadi, jangan mengira bahwa engkau lebih taat, banyak orang kafir yang lebih bersedia taat kepada Tuhan. Lalu Petrus pergi dan ia berkhotbah. Begitu Petrus berkhotbah sampai pada kalimat tentang Kristus yang mati dan bangkit, Roh Kudus turun dan mereka memuji Tuhan serta berbicara dalam bahasa asing. Lalu Petrus mengatakan, “Kalau begini, orang kafir dapat menerima Roh Kudus.” Itu berarti Tuhan tidak memandang bulu, Tuhan tidak membeda-bedakan. Kalau mereka yang kafir pun diberikan Roh Kudus, siapa yang bisa melarang mereka untuk dibaptis. Maka Petrus mengatakan, “Sekarang baptiskan mereka dalam nama Allah Tritunggal, Allah Bapa, Allah Anak yaitu Yesus Kristus, dan Allah Roh Kudus.” Sesudah itu mereka menjadi gereja pertama di dunia yang terbentuk dari orang kafir.

Di dalam Kisah Para Rasul 8, prosesnya adalah menerima Injil, percaya, dibaptis, baru menerima Roh Kudus. Sedangkan di Kisah Para Rasul 10, prosesnya adalah mendengar Injil, menerima Roh Kudus, percaya, lalu dibaptis. Gereja sejati harus mengikuti proses kedua yaitu seturut dengan pasal 10. Proses di pasal 8 terjadi karena saat itu tidak ada rasul di situ. Gereja tanpa rasul bukan gereja, gereja yang tidak disahkan oleh rasul saat itu adalah gereja liar. Hal ini terlihat dari cerita Simon si Penyihir (Kis. 8:9-25). Ia sudah dibaptis dan mendekati Filipus serta melayani bersama Filipus yang kurang mengenal siapa dia. Tetapi Petrus sebagai rasul tahu dan berkata, “Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang … sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan.” Baru Filipus sadar bahwa dia tidak mengenal Simon. Maka Petrus diperlukan untuk melihat. Dalam Efesus 2:20, gereja didirikan di atas rasul dan nabi. Kita berdiri di atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Pada saat itu, Alkitab belum lengkap ditulis sebagai Kitab Suci dan tidak ada seorang pun yang bisa menjadi pengabsahan dari suatu Gereja, kecuali Petrus yang harus diutus. Gereja-gereja di berbagai kota harus mengacu kepada empat tempat di mana Roh Kudus turun, yang mewakili gereja-gereja di seluruh dunia.  Amin.
Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : http://www.nusahati.com/2012/07/doktrin-roh-kudus-bagian-3/