Jumat, 24 Februari 2012

Panggilan Tugas

Seorang dokter memasuki rumah sakit dengan terburu-buru setelah ditelpon untuk menangani operasi darurat. Dia telah menanggapi telp itu secepat mungkin, bergegas ganti pakaian dan pergi menuju rumah sakit langsung ke blok ruang operasi. Ia mendapati ayahnya anak yang kecelakaan itu, yang sedang berjalan mondar mandir di gang depan ruang operasi menunggu dengan tak sabar kedatangan sang dokter.

Begitu sang ayah melihat kedatangan dokter, dia berteriak, “Mengapa anda sedemikian lama datang ke sini? Tidak tahukah nyawa anak saya sedang ada dalam bahaya? Apakah anda tidak punya rasa tanggung jawab?”

Dokter itu tersenyum dan berkata, “Maafkan saya, saya tadi tidak ada di rumah sakit dan saya telah berusaha sampai kesini secepat mungkin setelah saya terima panggilan telpon… Dan sekarang, saya harap bapak tenang saja sehingga saya dapat melaksanakan tugas saya.”

“Tenang? Bagaimana kalau anak lelaki anda ada di ruang operasi sekarang, apakah anda akan tenang? Bagaimana kalau anak lelaki anda mati sekarang, apakah anda akan tenang?” sahut sang ayah dengan marah.

Dokter itu tersenyum lagi dan menjawab, “Saya akan katakan apa yang Ayub katakan di dalam Kitab Suci ‘Dari tanah kita berasal dan kepada tanah kita akan kembali, terpujilah nama Tuhan’. Para dokter tidak dapat memperpanjang umur. Pergilah dan berdoalah bagi anak lelaki anda, kami para dokter akan melakukan apa yang terbaik dengan kasih karunia dari Tuhan.”

“Memberi nasihat sewaktu tidak ada urusan dengan kita itu memang gampang sekali.” gumam sang ayah.

Pembedahan terhadap anak itu perlu beberapa jam dan setelah itu sang dokter keluar ruang operasi dengan senang.

“Syukurlah! Anak anda telah selamat!” Dan tanpa menunggu jawaban sang ayah, dokter itu segera bergegas pergi sambil berkata, “Jika ada pertanyaan, tolong sampaikan kepada perawat!”

“Kenapa dokter itu demikian sombong? Kenapa dia tidak menunggu beberapa menit sehingga saya dapat menanyakan keadaan anak saya?” kata sang ayah kepada perawat segera setelah dokter berlalu.

Sang perawat menjawab seraya airmatanya mengalir di wajahnya, “Anaknya meninggal kemarin karena kecelakaan di jalan raya. Dokter itu sedang di rumah duka ketika kami menelponnya untuk mengoperasi anak anda. Dan sekarang dokter itu telah menyelamatkan anak anda, dia segera kembali untuk acara pemakaman.”

JANGAN PERNAH MENGHAKIMI siapapun karena kita tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi dalam kehidupan orang lain atau apa yang sedang dialami orang itu.


Sumber : http://www.nusahati.com/2012/02/jangan-menghakimi/

Tidak ada komentar: